Metode granulasi banyak dipilih dengan tujuan memperbaiki sifat alir dan kompresibilitas
massa tablet. Berikut ini dilakukan penelitian untuk mengevaluasi sifat dan kompresibilitas granul
dengan bahan aktif simvastatin dan bahan pengikat carnauba wax yang diformulasi dengan laktosa
sebagai bahan pengisi. Carnauba wax berbentuk padat pada suhu kamar dan berjarak lebur 80–850C
(Neil, et.al., 2001). Kibbe (2000) menyatakan bahwa carnauba wax digunakan dalam pembuatan
sediaan sustained release pada kadar 10 – 50%. Simvastatin praktis tidak larut dalam air. Diamati
pengaruh konsentrasi carnauba wax terhadap karakteristik granul dan tablet simvastatin dengan
harapan dapat menjadi informasi bagi pengembangan pembuatan tablet melalui tahapan proses
granulasi.
ALAT
Timbangan digital analitik, penangas air, mortir dan alu, pengayak mesh 16, seperangkat pengayak
untuk penentuan distribusi ukuran granul/partikel, sieve shaker machine (BBS Product BCL-601,
Japan), corong uji sifat alir, stopwatch, bulk density tester (USP 315-2E, USA), mesin cetak tablet 8
lubang (Rimek, India), jangka sorong, alat penentu kekerasan tablet, alat uji kerapuhan tablet (Omron
H3BA), alat disolusi keranjang 6 tabung (Erweka DT60, Germany),spektrofotometer sinarlembayung-
sinar tampak (Shimadzu –1601, Japan), pH meter (Metrohm type 620), peralatan-peralatan gelas
untuk analisis.
EVALUASI GRANUL
Parameter yang diamati adalah :uji homogenitas, uji sifat alir, uji kompresibilitas granul, dan uji
distribusi ukuran granul.
Timbang 100 g granul dari simvastatin, masukkan ke dalam gelas ukur dan dicatat
volumenya, kemudian granul dimampatkan sebanyak 500 kali ketukan dengan alat uji, catat
volume uji sebelum dimampatkan (Vo) dan volume setelah dimampatkan dengan pengetukan
500 kali (V).
Perhitungan :
I = V0 –V x 100% V0
Keterangan :
I = indeks kompresibilitas(%);
f) Uji Kompaktibilitas
Untuk mengetahui kemampuan granul untuk saling melekat menjadi massa yang
kompak, digunakan mesin tablet single punch dengan berbagai tekanan. Kompaktibilitas
digambarkan oleh kekerasan tablet yang dihasilkan.
EVALUASI TABLET
1) Keseragaman Bobot
Untuk mengetahui apakah seluruh tablet memiliki skala yang telah ditetapkan. Keseragaman
bobot dipengaruhi oleh waktu alir.
3) Keseragaman Ukuran
Dilakukan pengukuran terhadap 20 tablet : diameter dan tebal tablet menggunakan jangka
sorong.
Syarat penetapan kadar menurut FI edisi IV, 1995 : tidak kurang dari 98 % dan tidak lebih dari
101,5 % dari jumlah yang tertera pada etiket.
Sudut Istirahat (_) : Arc Tangen _ = Tinggi puncak granul Jari-jari lingkaran
Sudut Istirahat (_) Sifat Aliran
< 25 Sangat baik
25 – 30 Baik
30 – 40 Cukup
> 40 Sangat sukar
Beberapa bagian massa cetak ditimbang (pada pengujian kali ini dilakukan terhadap dua puluh lima
gram massa cetak), kemudian dimasukkan ke dalam gelas ukur seratus mililiter.Volume awal granul
dicatat. Kerapatan nyata adalah berat serbuk dibagi dengan volume awal granul.
Kerapatan Mampat
Beberapa bagian massa cetak ditimbang (pada pengujian kali ini dilakukan terhadap dua puluh lima
gram massa cetak), kemudian dimasukkan ke dalam gelas ukur seratus mililiter.Setelah dilakukan
penentuan kerapatan nyata di atas kemudian ketuk-ketukan gelas ukur tersebut dengan
menggunakan alat uji kompresibilitas hingga volume granul konstan. Kerapatan mampat adalah berat
granul dibagi dengan volume granul konstan.
Kompresibilitas
Penentuan kompresibilitas digunakan untuk menghasilkan tablet yang baik. Kompresibilitas dapat
dilihat dari harga indeks Carr yang sangat bergantung pada kerapatan nyata maupun kerapatan
mampat dari granul yaitu dengan cara kerapatan mampat dikurangi kerapatan nyata, lalu dibagi
dengan kerapatan mampat. Kompresibilitas granul dinyatakan dalam persen
Kerapatan mampat
Ditimbang dua puluh tablet, dihitung berat rata-rata tiap tablet, kemudian tablet- tablet
tersebut ditimbang satu persatu. Tidak boleh lebih dari dua tablet yang masing-masing beratnya
menyimpang dari berat rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan pada kolom A dan tidak
boleh satu tabletpun yang beratnya menyimpang dari berat rata-ratanya lebih dari harga yang
ditetapkan pada kolom B pada Tabel 3.5 (FI III, 1979).
Diameter dan tebal tablet diukur masing-masing (pada pengujian kali ini dilakukan terhadap dua
puluh tablet) dengan menggunakan alat pengukur ketebalan dan diameter atau yang biasa disebut
mikrometer (Mitutoyo). Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak
kurang dari empat per tiga tebal tablet (FI IV, 1995).
Dihitung kekerasan tablet satu per satu (pada pengujian kali ini dilakukan terhadap dua puluh tablet)
dengan menggunakan alat penguji kekerasan (Hardness Tester), kemudian dihitung rataratanya.
Tablet ditimbang sebanyak kurang lebih enam koma lima gram, kemudian dimasukkan ke dalam alat
penguji keregasan tablet. Alat dijalankan selama empat menit dengan kecepatan putaran dua puluh
lima putaran per menit. Tablet yang masih utuh ditimbang, kemudian dihitung kehilangan bobotnya.
Kehilangan bobot yang masih diperbolehkan tidak lebih dari 0,8%.
W1 = Berat awal
W2 = Berat akhir
(USP XXVII, 2004)
Uji Kesukaan
Untuk mengetahui formula mana yang paling disukai, maka dilakukan uji kesukaan dengan
menyebarkan kuesioner kepada 30 panelis yang dilakukan secara acak. Uji kesukaanpada dasarnya
merupakan pengujian dimana panelisnya mengemukakan responnya berupa senang tidaknya
terhadap sediaan yang diuji dalam bentuk skala numerik.