Anda di halaman 1dari 20

2

GOLONGAN 1 (IA): LOGAM


ALKALI

1 18
Li
2 13 14 15 16 17
Na
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

s d
p K
Rb
f
Cs
Fr
Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari Bab II ini mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menyebutkan unsur-unsur golongan 1 atau logam-logam Alkali.
2. Mendeskripsikan sifat-sifat umum unsur-unsur logam Alkali.
3. Mendeskripsikan keberadaan dan kelimpahan unsur-unsur logam
Alkali.
4. Mendeskripsikan sintesis dan produksi unsur-unsur logam Alkali.
5. Mendeskripsikan reaksi pembentukan dan sifat-sifat senyawa-
senyawa logam Alkali.

Logam-logam pada umumnya dianggap sebagai yang tak-reaktif


dan rapat. Akan tetapi, kenyataannya logam-logam alkali berbalikan
dengan karakter ini dimana logam-logam ini menunjukan sifat QR Code 2.1 Logam-logam
Alkali
densitas yang rendah serta reaktifitas kimia yang sangat tinggi.
15
16 Kimia Anorganik II

Kalium (potassium) dan natrium (sodium) pertama kali diisolasi


dalam waktu yang berbeda hanya beberapa hari pada tahun 1807
oleh Humphry Davy sebagai produk elektrolisis leburan caustic
potash (KOH) dan caustic soda (NaOH), dimana nama-nama kimia
QR Code 2.2 Logam-
yang diberikan oleh Davy diambil dari sumber unsur-unsurnya. Pada
logam Alkali dalam Sistem tahun 1817 J.A. Arfvedson, seorang kimiawan muda yang bekerja
Periodik
dengan J.J. Berzelius, mendapati kemiripan solubilitas dari senyawa-
senyawa litium dengan kedua unsur kalium dan natrium. Arfvedson
memilih nama litium (Bah. Latin, litos, batu) untuk unsur barunya
ini. Tahun berikutnya, 1818, Davy mengisolasi logam ini dengan
mengelektrolisis leburan Li2O. Cesium dan rubidium ditemukan
oleh R.W. Bunsen dan G.R. Kirchhoff masing-masing pada tahun
1860 dan 1861 dengan bantuan spektroskop (yang ditemukan oleh
keduanya pada tahun 1859) dimana unsur-unsur ini dinamakan
sesuai dengan warna yang paling jelas dari garis emisi (Bah. Latin
caesius, biru langit, rubidius, merah darah). Fransium pertama kali
diidentifikasi pada tahun 1939 dari suatu hasil kerja radioaktif dari
Marguerite Perey yang memberi nama unsur ini untuk menghargai
nama negaranya.
Semua logam-logam alkali merupakan logam yang mengkilap
berwarna-perak (kecuali cesium yang mempunyai penampilan seperti
emas). Seperti halnya logam-logam lain, logam alkali mempunyai
konduktivitas termal dan listrik yang tinggi. Akan tetapi dilain hal,
logam-logam alkali sangat lunak dan menjadi lebih lunak dari atas
ke bawah dalam golongan. Sehingga litium dapat dipotong dengan
pisau sementara kalium dapat kopek seperti lunaknya mentega.
Kebanyakan logam-logam mempunyai titik lebur yang tinggi, akan
tetapi titik lebur logam-logam alkali sangat rendah dan menjadi
lebih rendah bilamana unsur-unsur dalam Golongan 1 ini menjadi
lebih berat, dimana cesium melebur hanya sedikit diatas temperatur
ruang.
Kebanyakan logam-logam mempunyai densitas diantara 5 hingga
15 g cm–3, akan tetapi logam-logam alkali lebih kecil dari itu.
Kenyataannya litium mempunyai densitas setengah dari densitas
QR Code 2.3 Struktur Elek- air. Logam-logam alkali biasanya disimpan pada minyak yang non-
tron Logam-logam Alkali
reaktif untuk mencegah oksidasi udara, sebab ketika logam-logam
Bab II - Logam Alkali 17

Tabel 2.1 Beberapa Sifat Logam-logam Alkali.

Titik lebur Titik didih ∆Hatomisasi Densitas Elektro- Energi Ionisasi Afinitas Elektron
Unsur
(oC) (oC) (kJ mol–1) (g cm–1) negatifitas (kJ mol–1) (kJ mol–1)
Li 180.5 1347 162 0,53 0.912 520 60
Na 97.8 881 80 0,97 0.869 496 53
K 63.2 766 90 0,86 0.734 419 48
Rb 39.0 688 82 1,53 0.706 403 47
Cs 28.5 705 78 1,87 0.659 376 46

ini bersentuhan dengan udara dengan cepat suatu lapisan tebal


hasil oksidasi menyelubungi permukaan yang berkilau dari setiap
logam. Sebagai contoh litium dioksidasi menjadi litium oksida yang
kemudian bereaksi dengan karbon dioksida menghasilkan litium
karbonat:
QR Code 2.4 Sifat Fisika
4 Li(s) + O2(g) → 2 Li2O(s) Logam-logam Alkali

Li2O(s) + CO2(g) → LiCO3(s)

Logam-logam alkali bereaksi dengan hampir semua unsur non-


logam. Contohnya, setiap leburan logam alkali bereaksi dengan gas
klorin mengeluarkan asap putih dari logam klorida. Reaksi natrium
dengan diklorin adalah sangat reaktif, suatu logam yang reaktif
bereaksi dengan gas-beracun menghasilkan suatu senyawa yang
esensial bagi kehidupan.

2 Na(l) + Cl2(g) → 2 NaCl(s)

Terdapat dan Kelimpahan


Litium merupakan unsur ke tigapuluh lima kelimpahannya dan
utamanya diperoleh sebagai mineral-mineral silikat, spodumene
LiAl(SiO3)2, dan lepidolite Li2Al2(SiO3)3(FOH)2. Natrium dan
kalium merupakan unsur-unsur yang menempati urutan ke tujuh
dan delapan paling limoah di kerak bumi. NaCl dan KCl terdapat
dalam jumlah yang besar di air laut. Sumber yang paling besar dari
natrium adalah garam batu (NaCl). Beragam garam termasuk NaCl,
Na2B4O7.10H2O (boraks), (Na2CO3.NaHCO3.2H2O) (trona),
18 Kimia Anorganik II

NaNO3 (saltpetre) dan Na2SO4 (mirabilite) diperoleh dari tumpukan


mineral yang terbentuk dari evaporasi laut-laut tua seperti Laut
Mati dan Great Salt Lake di Utah, USA. Kalium utamanya terdapat
sebagai tumpukan mineral KCl (sylvite), suatu campuran KCl dan
NaCl (sylvinite), dan garam rangkap KCl.MgCl2.6H2O (carnalite).
Garam kalium yang larut secara bersama disebut ‘potash’. Tidak ada
sumber yang tepat bagi rubidium dan hanya unsur cesium yang
diperoleh dari produk sampingan dari proses perolehan litium.

Ekstraksi
Logam-logam alkali sangat reaktif untuk dapat diperoleh dalam
keadaan bebasnya. Senyawa-senyawanya merupakan diantara
yang paling stabil terhadap panas, sehingga dekomposisi termal
tidak berdampak. Karena logam-logamnya adalah yang paling atas
terdapat pada seri elektrokimia, logam-logam ini bereaksi dengan air
sehingga menggantikan satu unsur dari larutan dengan unsur yang
lebih tinggi pada seri elektrokimia tidak akan berhasil. Logam-logam
ini merupakan reduktor kimia paling kuat yang dikenal dan tidak
dapat dibuat dengan mereduksi oksidanya. Elektrolisis terhadap
larutan akua untuk memperoleh logamnya juga tidak sukses kecuali
katoda merkuri yang digunakan, namun yang diperoleh adalah
amalgama dan untuk memisahkan logam murninya dari amalgama
merupakan suatu kesulitan.
Logam-logam ini dapat diisolasi dengan elektrolisis terhadap
leburan garamnya, biasanya leburan halida dan sering juga dengan
penambahan aditif untuk menurunkan titik leburnya.

Sifat-sifat Umum
Atom-atom logam alkali merupakan atom yang terbesar diantara
unsur-unsur lainnya dalam satu periode. Ketika elektron paling luar
(elektron valensi) dikeluarkan menghasilkan ion positif, ukurannya
menurun secara drastis. Terdapat dua alasan untuk hal ini:
a. Kulit terluar dari elektron dihilangkan secara sempurna.
QR Code 2.5 Penampilan
Logam-logam Alkali b. Setelah sebuah elektron dikeluarkan, muatan positif pada inti
Bab II - Logam Alkali 19

sekarang menjadi lebih besar daripada muatan elektron-elektron


yang sisa, sehingga setiap elektron yang tinggal direkat lebih
kuat kearah inti dan ini mereduksi ukurannya.
Ion-ion logam alkali selalu mempunyai bilangan oksidasi +1 dan
kebanyakan senyawanya bersifat stabil, padatan ionik. Senyawa-
senyawanya tidak berwarna kecuali jika mengandung anion
berwarna seperti kromat atau permanganat.
Karena kation-kation logam alkali (kecuali untuk litium) mempunyai
densitas muatan yang paling rendah, sehingga dapat menstabilisasi
Tabel 2.2 Mobilitas Ion dan Hidrasi.

Mobilitas Ion
Radius Ion Perkiraan Radius Perkiraan Entalpi Hidrasi
Ion pada pelarutan
(Å) Ion Terhidrasi (Å) Bilangan Hidrasi (kJ mol–1)
tak-terbatas
Li+ 0.76 3.40 33.5 25.3 519
Na +
1.02 2.76 43.5 16.6 406
K+ 1.38 2.32 64.5 10.5 322
Rb +
1.52 2.28 67.5 10.0 301
Cs +
1.67 2.28 68.5 9.9 276
Bilangan hidrasi merupakan jumlah rerata molekul air yang berasosiasi dengan ion logam. Nilainya tidak
perlu bilangan bulat dan diperoleh dengan pengukuran transferensi air dalam suatu sel konduktivitas.

anion-anion besar yang bermuatan-rendah. Contohnya, ion-ion


natrium hingga cesium merupakan ion-ion yang membentuk
padatan garam hidrogen karbonat.
Semua ion-ion terhidrasi saat dilarutkan dalam air. Akan tetapi hal
ini tidak selalu berlaku dalam fasa padatan. Hidrasi dalam padatan
kristal bergantung pada kesetimbangan energi kisi dan energi hidrasi.
Energi kisi dihasilkan dari atraksi elektrostatik antara kation-kation
dan anion-anion: makin tinggi densitas muatan ion-ion, makin besar
energi kisinya. Jadi istilah energi kisi lebih cenderung kehilangan
suatu lingkar hidrasi ion pada kristalisasi menghasilkan ion hidrasi
yang kecil (densitas muatan yang lebih tinggi). Akan tetapi energi
hidrasi bergantung pada atraksi antara ion dan molekul air polar di
sekeliling. Faktor utama yang mengkontribusi pada kekuatan atraksi
ion-dipol adalah densitas muatan dari ion-ion. Densitas muatan
yang tinggi cenderung menyukai retensi semua atau sebagian
20 Kimia Anorganik II

lingkar hidrasi pada fasa padatan sedangkan garam-garam dengan


ion muatan-rendah cenderung berupa anhidrat.
Seperti yang dibicarakan sebelumnya, logam-logam alkali
mempunyai densitas muatan yang sangat rendah dibanding dengan
logam-logam lainnya. Sehingga diharapkan bahwa kebanyakan
padatan garam-garam logam alkali berupa anhidrat. Densitas muatan
ion-ion litium dan natrium cukup tinggi untuk pembentukan
beberapa garam-garam hidrat. Contohnya adalah litium hidroksida
yang membentuk suatu oktahidrat, LiOH.8H2O.
Densitas muatan yang rendah ditunjukan pada kecenderungan dari
entalpi hidrasi diantara logam-logam alkali (Tabel 2.2). Nilai-nilai
ini sangat rendah (dibanding misalnya Mg2+ sebesar 1920 kJ mol–1)
dan juga nilainya menurun seturut dengan menurunnya radius dari
atas ke bawah dalam golongan.
Hampir semua senyawa-senyawa logam alkali larut dalam air,
walaupun dengan kelarutannya yang berbeda. Contohnya, larutan
litium klorida pekat mempunyai konsentrasi 14 molL–1, sedangkan
larutan litium karbonat pekat mempunyai konsentrasi hanya 0.18
molL–1.
Kelarutan garam-garam sederhana dalam air akan menghasilkan
ion-ion dan karenanya larutan tersebut dapat menghantar listrik
(mengkonduksi listrik). Oleh karena ion-ion Li+ kecil, diharapkan
bahwa larutan garam-garam litium akan mengkonduksi listrik lebih
baik dibanding larutan-larutan garam natrium, kalium, rubidium
atau cesium dengan konsentrasi yang sama, dengan memperhatikan
bahwa ion-ion kecil akan bergerak lebih cepat ke arah katoda sehingga
mengkonduksi lebih baik dibandingkan ion-ion besar. Akan tetapi
pengukuran mobilitas dan konduktivitas ion dalam larutan akua
(Tabel 2.2) menghasilkan urutan yang berlawanan Cs+ > Rb+ > K+
> Na+ > Li+.
Alasan untuk anomali ini adalah bahwa ion-ion terhidrasi dalam
larutan. Karena ion Li+ sangat kecil sehingga sangat terhidrasi (lebih
banyak dikelilingi molekul air) dan ini menjadikan radius ion hidrasi
menjadi besar sehingga pergerakannya menjadi lambat. Sebaliknya,
ion Cs+ kurang terhidrasi (dikelilingi molekul air lebih sedikit) dan
radius ion hidrasi Cs+ lebih kecil daripada radius Li+ terhidrasi, dan
Bab II - Logam Alkali 21

karenanya Cs+ terhidrasi bergerak lebih cepat dan mengkonduksi


listrik lebih baik.
Beberapa molekul air menyentuh ion-ion logam dan berikatan
dengannya membentuk suatu kompleks. Molekul-molekul air ini
yang menyumbang kulit primer air. Dengan demikian Li+ secara
tetrahedral dikelilingi oleh empat molekul air. Hal ini dapat
dijelaskan oleh empat atom oksigen dari molekul air menggunakan

1s 2s 2p

{
pasangan elektron bebas membentuk ikatan koordinat dengan ion
logam. Dengan empat pasangan elektron bebas dalam kulit valensi
teori VSEPR memprediksi struktur tetrahedral. Alternatifnya,
menggunakan teori ikatan valensi, orbital 2s dan tiga orbital 2p
membentuk empat orbital hibrida sp3 yang diisi oleh pasangan
elektron bebas dari atom-atom oksigen.

Dengan ion-ion yang lebih berat, seperti Rb+ dan Cs+, jumlah
H H
H H
O : O:
H
:
H

H H
: :
:O

O
O:

lapisan primer
H

:
:

H
H

M+
:
: :

O
O

H
H

O:
H

O :
:O

:
:
:

H H lapisan sekunder
H
H

O: :O
:
:

H H
H H
Gambar 2.1 Lingkar hidrasi primer dan sekunder dari kation logam.
22 Kimia Anorganik II

molekul air meningkat menjadi enam. Teori VSEPR memprediksi


suatu struktur oktahedral. Teori ikatan valensi juga mengindikasikan
tatanan oktahedral menggunakan sebuah orbital s, tiga orbital p dan
dua orbital d untuk berikatan. Suatu lapisan sekunder molekul air

{
lebih lanjut menghidrasi ion-ion, walaupun molekul-molekul ini
direkat oleh gaya atraktif ion-dipol yang lemah. Kekuatan gaya
tersebut berbanding terbalik dengan jarak, yaitu ukuran dari ion
logam. Sehingga hidrasi sekunder menurun dari litium sampai
cesium dengan memperhatikan Li+ sebagai yang paling terhidrasi.

Ukuran ion terhidrasi merupakan faktor penting yang mempengaruhi


penyusupan ion-ion ini melalui dinding sel. Faktor ini juga yang
menjelaskan sifatnya pada kolom penukar-ion, dimana ion Li+
terhidrasi terekat kurang kuat sehingga merupakan yang pertama
terelusi.
Penurunan dalam hidrasi dari Li+ hingga Cs+ juga ditunjukan dalam
garam kristal, yaitu hampir semua garam-garam litium merupakan
hidrat dan umumnya terdapat sebagai trihidrat. Dalam hidrat-
hidrat garam litium ini, ion litium terkoordinasi pada 6H2O dan
oktahedranya mensaham muka membentuk rantai.
Garam-garam yang sederhana semuanya larut dalam air sehingga
dalam analisis kualitatif unsur-unsur ini membutuhkan pengendapan
sebagai garam-garam yang kurang umum. Jadi Na+ diendapkan
dengan penambahan larutan zink (atau tembaga) uranyl asetat. K+
diendapkan dengan penambahan suatu larutan natrium kobalnitrit
yang kemudian mengendapkan kalium kobalnitrit K3[Co(NO2)6]
Bab II - Logam Alkali 23

atau dengan penambahan asam perklorat akan mengendapkan


kalium perklorat KClO4.
Solubilitas (kelarutan) kebanyakan garam-garam unsur-unsur logam
alkali dalam air menurun seturut dengan penurunan unsur dalam
golongan. Untuk menjelaskan solubilitas ini, perlu memperhatikan
siklus energi yang terlibat dalam pembentukan suatu larutan dari
padatan. Solubilitas suatu senyawa bergantung pada perubahan
entalpi (energi kisi dan entalpi hidrasi dari kation dan anion)
bersama dengan perubahan entropinya. Agar suatu senyawa dapat
larut, energy bebasnya, ∆Go, harus negatif, dimana:

∆Go = ∆Ho – T∆So

Dengan kata lain, secara praktisnya untuk supaya senyawa alkali


dapat larut energi yang dikeluarkan ketika ion terhidrasi (energi
hidrasi) harus lebih besar dari pada energi yang diperlukan untuk
memisahkan kisi kristal (energi kisi). Sebaliknya, jika padatannya
M+(g) + X–(g) M+(g) + X–(g)

energi energi energi energi


kisi hidrasi kisi hidrasi

M+X–(s) M+(aq) + X–(aq)

M+(aq) + X–(aq) M+X–(s)

Gambar 2.2 (a) padatan melarut (b) padatan tak-larut

tidak larut, berarti energi hidrasinya lebih kecil dari pada energi
kisinya. Dalam prakteknya terdapat kesulitan-kesulitan dalam
memprediksi solubilitas karena nilai-nilai untuk beberapa data tidak
diketahui secara akurat dan hasilnya bergantung pada perbedaan
yang kecil antara dua nilai yang besar.

Alasan mengapa solubilitas kebanyakan logam alkali menurun dalam


golongan yaitu bahwa energi kisi hanya berubah agak sedikit tetapi
24 Kimia Anorganik II

Tabel 2.3 Warna nyala dan panjanggelombang

Panjanggelombang Bilangangelombang
Warna
(nm) (cm–1)
Litium merah tua 670.8 14 908
QR Code 2.6 Reaksi Nyala Natrium kuning 589.2 16 972
Logam-logam Alkali
Kalium ungu muda 766.5 13 046
Rubidium merah-jingga 780.0 12 821
Cesium biru 455.5 21 954

energi bebas hidrasi berubah lebih besar. Contohnya, perbedaan


energi kisi antara NaCl dan KCl adalah 67 kJ mol–1 dengan begitu
perubahan dalam energi bebas hidrasi untuk Na+ dan K+ adalah 76
kJ mol–1. Jadi KCl kurang larut dibandingkan NaCl.
Senyawa-senyawa fluorida dan karbonat dari logam-logam alkali
merupakan pengecualian karena solubilitasnya meningkat dengan
cepat dari atas ke bawah dalam golongan. Alasan untuk hal ini
adalah bahwa perubahan energi kisinya lebih besar dari pada energi
hidrasinya dari atas ke bawah dalam satu golongan. Energi kisi
bergantung pada atraksi elektrostatik antara ion-ion dan berbanding
terbalik terhadap jarak diantara ion-ion, yaitu 1/(r+ + r–). Karena
itu dapat dipelajari bahwa energi kisi akan sangat bervariasi ketika
r– kecil yaitu F–, dan akan kecil variasinya ketika r+ besar (dengan I–).
Karena energi ionisasinya yang rendah sehingga ketika unsur-
unsur logam alkali ini diradiasi dengan cahaya, energi cahaya yang
diabsorpsi cukup untuk membuat sebuah atom melepaskan sebuah
elektron. Elektron-elektron yang diemisi dengan cara ini disebut
fotoelektron dan hal inilah yang menjelaskan penggunaan cesium
dan kalium sebagai katoda dalam sel fotoelektrik.
Elektron-elektron kemungkinan juga secara mudah tereksitasi ke
tingkat energi yang lebih tinggi, seperti dalam uji nyala. Untuk
melakukan uji ini, suatu sampel logam klorida atau garam alkali
apa saja dibasahi dengan HCl pekat, dipanaskan pada suatu kawat
platina atau nikelkrom pada nyala api pembakar Bunsen. Panas yang
dari pembakar mengeksitasi elektron-elektron orbital ke tingkat
energi yang lebih tinggi. Ketika elektron-elektron yang tereksitasi
kembali lagi ke tingkat energi asalnya elektron-elektron ini akan
Bab II - Logam Alkali 25

mengeluarkan energi ekstra yang diperolehnya. Untuk logam-logam


alkali, energi yang diemisi ditunjukan sebagai cahaya tampak,
sehingga memberikan karakter pewarnaan nyala. Setiap logam
alkali mengalami keunikan masing-masing transisi elektronnya.
Contohnya, warna kuning dari natrium merupakan hasil dari
energi (foton) yang diemisi ketika sebuah elektron turun dari orbital
3p1 ke orbital 3s1 dari suatu atom natrium netral dimana ion ini
mendapatkan elektron valensinya dari reaksi pembakaran pada
nyala api.
Karakter-karakter pewarnaan nyala dari spektra emisi ini digunakan
untuk analisis penentuan unsur-unsur ini dengan fotometri nyala.
Cara lainnya adalah spektroskopi absorpsi atom yang dapat digunakan
untuk mengestimasi logam-logam alkali.

Unsur-unsur Penting
Litium
Dengan densitas yang kira-kira setengah dari air, litium merupakan
unsur yang paling kecil densitasnya dari semua unsur-unsur padatan
pada temperatur dan tekanan ruang. Karena densitasnya yang sangat
rendah, litium digunakan dalam alloy pesawat terbang. Contohnya
alloy LA 141 yang terdiri atas 14 persen litium, 1 persen aluminium
QR Code 2.7 Produksi
dan 85 persen magnesium, hanya mempunyai densitas 1,35 g cm–1, Logam Litium

hampir tepat setengah dari densitas aluminium, merupakan yang


paling banyak digunakan sebagai logam densitas-rendah.
Logam litium mempunyai tampilan seperti perak bercahaya, namun
ketika permukaannya terkena udara lembab, maka cengan cepat akan
berubah menjadi hitam. Seperti logam alkali lainnya, litium bereaksi
dengan dioksigen di udara. Dari semua logam alkali hanya litium
yang bereaksi dengan dinitrogen. Untuk merusak ikatan ganda-tiga
dalam molekul dinitrogen membutuhkan suatu input energi 945 kJ
mol–1. Untuk mengimbangkan kebutuhan energi ini, energi kisi dari
produk harus sangat tinggi. Dan hanya ion litium yang mempunyai
densitas muatan yang paling tinggi dari segolongannya, sehingga
membentuk nitrida dengan energi kisi yang cukup tinggi:

6 Li(s) + N2(g) → 2 Li3N(s)


26 Kimia Anorganik II

Nitrida ini bersifat reaktif, dan akan membentuk ammonia ketika


bereaksi dengan air.

2 Li3N(s) + 3H2O(l) → 6 LiOH(aq) + NH3(g)

Litium cair merupakan material paling korosif yang dikenal.


Contohnya, jika suatu sampel litium dilelehkan dalam kontainer
gelas, sampel ini akan bereaksi secara spontan dengan gelas tersebut
menghasilkan lubang dalam kontainer, reaksi ini diikuti dengan
emisi cahaya putih kehijauan.
Penggunaan industri yang paling besar dari litium adalah dalam
pelumas litium - fakta menunjukan bahwa 60 persen dari semua
pelumas kendaraan bermotor mengandung litium. Senyawa yang
digunakan adalah litium stearat, C17H35COOLi, yang dicampur
dengan oli menghasilkan resistansi-air, material seperti pelumas
yang tidak mengeras pada temperatur dingin dan yang stabil pada
temperatur tinggi.

Natrium
Natrium merupakan logam alkali yang secara industri paling tinggi
kebutuhannya. Seperti logam alkali lainnya, unsur murninya tidak
terdapat di alam sebab reaktifitasnya yang sangat tinggi. Logam ini
dibuat dengan cara proses Downs dimana natrium klorida (titik leleh
801 oC) dalam keadaan leburan di elektrolisis. Elektrolisis dilakukan
dalam sebuah sel berbentuk silinder dengan suatu pusat anoda grafit
dan katoda baja yang mengelilinginya. Campuran kalsium klorida
dan natrium klorida digunakan untuk mengurangi titik leburnya
sehingga menurunkan temperatur dari sel yang dibutuhkan untuk
beroperasi. Walapun kalsium klorida itu sendiri mempunyai titik
lebur 772 oC, suatu campuran natrium klorida 33% dan kalsium
klorida 67% mempunyai titik lebur sekitar 580 oC. Ini merupakan
titik lebur yang paling rendah dan campuran ini yang menjadikan
proses tersebut dapat terjangkau secara komersial. Kedua elektroda
tersebut dipisahkan oleh suatu diafragma baja berbentuk silinder,
sehingga leburan natrium yang mengapung pada bagian atas ruang
Bab II - Logam Alkali 27

katoda akan dijauhkan dari gas klorin yang terbentuk pada anoda.
Logam natrium yang dihasilkan mengandung sekitar 0,2 persen
Padatan NaCl Gas klorin
masuk keluar

QR Code 2.8 Produksi


Logam Natrium

leburan natrium
keluar

Katoda
(–)

Anoda
(+)

Gambar 2.3 Sel Downs untuk produksi natrium.

logam kalsium. Pendinginan campuran logam tersebut pada 110 oC


akan memadatkan pengotor kalsium (t.l. 842 oC) dan selanjutnya
mengendap ke dalam leburan. Natrium yang murni (t.l. 98 oC)
tetap sebagai leburan dan dapat dipompa menjadi seperti adonan
dingin dan kemudian menjadi padatan.

Logam natrium dibutuhkan untuk mensintesis sejumlah besar


senyawa natrium, tetapi ada dua penggunaan utamanya, dan salah
satunya adalah ekstraksi logam-logam lain. Cara yang paling mudah
untuk memperoleh logam-logam jarang seperti torium, zirkonium,
tantalum dan titanium adalah dengan cara mereduksi senyawanya
dengan natrium. Contohnya, titanium dapat diperoleh dengan cara
mereduksi titanium(IV) klorida dengan logam natrium:

TiCl4(l) + 4 Na(s) → Ti(s) + 4 NaCl(s)

Natrium klorida kemudian dapat dikeluarkan dari logam titanium


murni. Pemanfaatan kedua yang utama dari logam natrium adalah
28 Kimia Anorganik II

dalam produksi aditif dari bensin tetraetillead (TEL). Walapun TEL


sekarang ini dilarang (Amerika Utara) terdapat dalam bensin karena
sifat toksisnya dan polusi timbal yang diakibatkan dari penggunaanya,
sampai saat ini di sebagian besar dunia masih digunakan untuk
meningkatkan tingkat oktan terhadap bensin murah. Sintesis TEL
menggunakan reaksi antara alloy natrium-timbal dan etil klorida:

4 NaPb(s) + 4 C2H5Cl(g) → (C2H5)4Pb(l) + 3Pb(s) + 4 NaCl(s)

Kalium
Kalium yang ditemukan di lingkungan alamiah agak sedikit radioaktif
karena mengandung sekitar 0,012 persen isotop radioaktof kalium-
40
19 K → 40
20 K + 0
–1 e
40
19 K + 0
–1 e → 40
18 Ca

40. Pada kenyataannya, proporsi yang paling besar dari radiasi yang
dihasilkan dalam tubuh kita adalah berasal dari isotop ini, yang
mempunyai waktu paruh 1,3 × 109 tahun. Kira-kira 89 persen
atom-atom kalium meluruh dengan mengemisi sebuah elektron
sedangkan 11 persen lainnya meluruh dengan cara menangkap
sebuah elektron:

Ekstraksi industri dari logam kalium dilakukan dengan cara kimiawi.


Ekstraksi dalam suatu sel elektrolisis akan membahayakan karena
reaksi yang sangat hebat dari logamnya. proses kimia melibatkan
reaksi logam natrium dengan leburan kalium klorida pada 850 oC:

Na(l) + KCl(l) → K(g) + NaCl(l)

Walaupun kesetimbangannya terletak pada sebelah kiri, pada


temperatur ini kalium berada dalam fasa gas (t.d. 766 oC, titik
didih untuk natrium 890 oC). Sehingga prinsip Le Châtelier dapat
digunakan untuk mengarahkan reaksinya ke sebelah kanan dengan
cara memompa gas hijau kalium dari campuran, ketika gas ini
Bab II - Logam Alkali 29

terbentuk.
Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa garam-garam
logam alkali terdapat dengan berbagai variasi kelarutan. Khususnya,
garam-garam yang kurang larut adalah garam-garam yang terbentuk
oleh ion-ion yang ukurannya hampir mirip. Jadi anion-anion yang
sangat besar akan membentuk garam-garam yang kurang larut
dengan kation-kation Golongan 1 yang lebih besar. Konsep ini yang
diterapkan pada anion heksanitritokobaltat(III), [Co(NO2)6]3–,
yang sangat besar. Garamnya dengan litium dan natrium melarut,
sedangkan dengan kalium, rubidium dan cesium tidak melarut.
Jadi jika suatu larutan yang diyakini mengandung ion natrium
dan ion kalium, proses panambahan ion heksanitritokobaltat(III)
dapat digunakan sebagai pengujian. Endapan kuning jernih
mengindikasikan adanya ion kalium:

3 K+(aq) + [Co(NO2)6]3–(aq) → K3[Co(NO2)6](s)

Anion yang sangat besar lainnya yang dapat digunakan dalam


pengujian endapan dengan logam-logam alkali yang lebih besar
adalah ion tetrafenilborat, [B(C6H5)4]–:

K+(aq) + [B(C6H5)4]–(aq) → K[B(C6H5)4](s)

Senyawa-senyawa Logam Alkali


Oksida dan Hidroksida
Semua logam-logam alkali bereaksi dengan udara membentuk
oksida, walaupun produknya bervariasi bergantung pada logamnya.
Hanya litium yang membentuk normal oksida (monoksida) ketika
bereaksi dengan oksigen, Li2O (dan beberapa peroksida Li2O2),
natrium membentuk natrium dioksida(2–), Na2O2 (lebih sering
QR Code 2.9 Reaksi Logam
dikenal sebagai peroksida; dan beberapa monoksida Na2O) . Tanda Natrium dengan Udara

“2–” hanya mengindikasikan muatan pada ionnya, suatu metode


yang direkomendasikan oleh ACS (American Chemical Society)
untuk penggunaan bilamana terdapat lebih dari satu muatan ion.
Natrium dioksida(2–) bersifat diamagnetik dan panjang ikatan
30 Kimia Anorganik II

oksigen-oksigennya adalah sekitar 149 pm, lebih panjang dari ikatan


yang terdapat pada molekul dioksigen (121 pm).
Ketiga logam alkali lainnya bereaksi dengan dioksigen berlebih
membentuk dioksida(1–) (yang nama konvensionalnya superoksida),
mengandung ion dioksida(1–), O2– paramagnetik. Panjang ikatan
oksigen-oksigen dalam ion-ion ini (133 pm) lebih pendek dari yang
terdapat dalam dioksida(2–) tetapi agak besar sedikit dari yang
terdapat dalam dioksigen itu sendiri.
Kesemua lima logam alkali dapat dibuat membentuk oksida normal,
peroksida atau superoksida dengan cara melarutkan logamnya
ke dalam cairan amonia dan membuihkan dalam oksigen yang
secukupnya. dan yang lainnya membentuk superoksida dengan tipe
MO2
Monoksida-monoksida bersifat ionik, contohnya 2Li+ dan O2–.
Li2O dan Na2O seperti yang diharapkan adalah padatan putih, akan
tetapi K2O berwarna kuning pucat, Rb2O kuning terang dan Cs2O
berwarna oranye. Oksida logam biasanya bersifat basa. Oksida yang
khas M2O merupakan oksida basa yang kuat dan bereaksi dengan
QR Code 2.10 Reaksi Logam
Alakli dengan Udara air membentuk basa yang kuat.

Li2O + H2O → 2LiOH


Na2O + H2O → 2NaOH
K2O + H2O → 2KOH

Struktur kristal dari Li2O, Na2O, K2O dan Rb2O adalah struktur
anti-fluorit. Struktur anti-fluorit seperti struktur CaF2, kecuali posisi
ion-ion positif dan negatifnya saling bergantian. Jadi Li+ mengisi
posisi yang ditempati oleh F–, dan O2– mengisi posisi yang ditempati
oleh Ca2+. Cs2O mempunyai struktur lapisan anti-CdCl2.
Kalium dioksida(1–) digunakan pada ruang kapsul, kapal selam dan
beberapa tipe alat pernafasan sendiri karena dapat mengabsorpsi
karbondioksida yang dihembus (dan uap air) dan melepaskan gas
dioksigen:

4 KO2(s) + 2 CO2(g) → 2 K2CO3(s) + 3 O2(g)


QR Code 2.11 Reaksi Logam
Kalium dengan Udara K2CO3(s) + CO2(g) + H2O(g) → 2 KHCO3(s)
Bab II - Logam Alkali 31

Tabel 2.4 Beberapa reaksi logam-logam Golongan 1.

Reaksi Keterangan
M + H2O → MOH + H2 Hidroksidanya merupakan basa paling kuat yang dikenal

dengan oksigen berlebih


Li + O2 → Li2O Monoksida terbentuk dengan Li dan sedikit dengan Na
Na + O2 → Na2O2 Peroksida yang terbentuk dengan Na dan sedikit dengan Li
K + O2 → KO2 Superoksida terbentuk dengan K, Rb, Cs
M + H2 → MH Hidrida ionik, “seperti-garam”
Li + N2 → Li3N Nitrida terbentuk hanya dengan Li
M + P → M 3P Semua logamnya membentuk posfida
M + As → M3As Semua logamnya membentuk arsenida
M + S → M 2S Semua logamnya membentuk sulfida
M + Se → M2Se Semua logamnya membentuk selenida
M + Te → M2Te Semua logamnya membentuk tellurida
M + F2 → MF Semua logamnya membentuk fluorida
M +Cl2 → MCl Semua logamnya membentuk klorida
M + Br2 → MBr Semua logamnya membentuk bromida
M + I2 → MI Semua logamnya membentuk iodida
M + NH3 → MNH2 Semua logamnya membentuk amida

Natrium hidroksida, NaOH sering disebut caustic soda, dan


kalium hidroksida disebut caustic potash, karena sifat korosifnya
(contohnya pada gelas dan pada kulit). Alkali caustic ini merupakan
basa paling kuat yang dikenal dalam larutan air. Hidroksida Na, K,
Rb dan Cs sangat larut dalam air, tetapi LiOH sangat kurang larut.
QR Code 2.12 Reaksi Logam
Pada temperatur 25 oC larutan pekat NaOH kira-kira 27 molar, Natrium dengan Nitrogen
dan Azida
sedangkan larutan pekat LiOH hanya kira-kira 5 molar.
basa-basa ini bereaksi dengan asam mebentuk garam dan air, dan
digunakan untuk berbagai penetralan.

NaOH + HCl → NaCl + H2O

Basa-basa ini juga bereaksi dengan CO2, walaupun dalam jumlah


32 Kimia Anorganik II

kecil di udara, membentuk karbonat. LiOH digunakan untuk


mengabsorpsi karbondioksida dalam lingkungan tertutup seperti
ruang kapsul.

2NaOH + CO2 → Na2CO3 + H2O

Basa-basa ini juga bereaksi dengan oksida amfoterik, Al2O3


membentuk aluminat, SiO2 (atau gelas) membentuk silikat,
SnO2 membentuk stannat, PbO2 membentuk plumbat dan ZnO
membentuk zinkat.
Pada reaksi dengan garam ammonium dan kompleks koordinasi
dimana ammonia terrekat pada suatu ion logam transisi (kompleks-
kompleks ammina) basa-basa ini melepaskan ammonia.

NaOH + NH4Cl → NH3 + NaCl + H2O


6NaOH + 2[Co(NH3)6]Cl3 → 12NH3 + Co2O3 + 3NaCl + 3H2O

NaOH dapat bereaksi dengan H2S membentuk sulfida S2– dan


hidrogen sulfida SH– dan digunakan untuk mengeluarkan mercaptan
dari produk minyak bumi.

NaOH + H2S → NaSH → Na2S

KOH menyerupai NaOH dalam hal reaksinya, tetapi KOH lebih


mahal sehingga penggunaanya lebih jarang. Akan tetapi KOH lebih
mudah larut dalam alkohol menghasilkan ion OC2H5– dengan
kesetimbangan:

C2H5OH + OH– → OC2H5– + H2O

Hidroksida-hidroksida Golongan 1 secara termal stabil dan pada


pemanasan banyak hidroksidanya mendekomposisi, kehilangan air
dan membentuk oksida.

Karbonat
Bab II - Logam Alkali 33

Hanya logam-logam alkali (dan ion ammonium) yang membentuk


karbonat yang dapat melarut. Natrium karbonat, karbonat logam
alkali yang paling penting terdapat dalam keadaan hidrat (soda ash),
sebagai monohidrat Na2CO3.H2O dan yang paling utama sebagai
dekahidrat, Na2CO3.10H2O (soda pencuci).
kebanyakan natrium karbonat digunakan dalam produksi gelas.
Dalam prosesnya natrium karbonat direaksikan dengan silikon
dioksida (pasir) dan komponen lainnya pada temperatur sekitar
1500 oC. Formula sebenarnya dari produk yang dihasilkan
bergantung pada rasio stoikiometri dari reaktan. reaksi kuncinya
adalah pembentukan natrium silikat dan karbondioksida:

Na2CO3(l) + xSiO2(s) → Na2O.xSiO2(l) + CO2(g)

natrium karbonat juga digunakan untuk memisahkan ion-ion logam


alkali tanah dari air minum dengan cara mengkonversinya menjadi
karbonat yang tak larut, suatu proses yang disebut “pelunakan”
air. Ion yang paling umum yang perlu untuk dikeluarkan adalah
kalsium. Konsentrasi yang sangat tinggi dari ion ini ditemukan pada
air minum yang datang dari batu kapur atau pembentukan kapur
secara geologi:

CO32–(aq) + Ca2+(aq) → CaCO3(s)

Logam-logam alkali (kecuali litium) yang hanya dapat membentuk


padatan hidrogen karbonat (sering disebut bikarbonat). Natrium
hidrogen karbonat agak kurang larut dibandingkan natrium karbonat.
Jadi senyawa ini dapat diperoleh dengan menggelembungkan karbon
dioksida melalui larutan pekat karbonat:

Na2CO3(aq) + CO2(g) + H2O(l) → 2 NaHCO3(s)

Pemanasan natrium hidrogen karbonat menyebabkannya


mendekomposisi kembali menjadi natrium karbonat:
34 Kimia Anorganik II

Soal-Soal Latihan

2.1. Mengapa unsur-unsur golongan alkali:


a. pereduksi (reduktor) yang kuat
b. mempunyai energi ionisasi pertama yang paling rendah
Soal No. 1 c. mempunyai ukuran ion yang agak besar

2.2. Mengapa logam-logam alkali:


a. lunak
b. mempunyai titik leleh yang rendah
Soal No. 2 c. mempunyai densitas yang rendah

2.3. Berikan alasan mengapa natrium hidroksida (NaOH) lebih mudah larut

dalam air dibandingkan natrium klorida (NaCl).

2.4. Unsur-unsur golongan alkali mumumnya larut dalam air. berikan


Soal No. 3 beberapa senyawa yang tal-larut air:

2.5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan:


a. delikuesen
b. interkalasi

Soal No. 4

Soal No. 5

Anda mungkin juga menyukai