Anda di halaman 1dari 7

METODE PENELITIAN HUKUM ADAT

Mata Kuliah : Hukum Adat

Dosen Pengajar: Kunthi Tridewiyanti S.H., M.H

DISUSUN OLEH:

Resy Dimay 3017210243

William Septian 3017210304

Ningtyas Azzahra 3018210035

Muhammad Farhan 3018210250

Insyirah Umar 3018210333

Talisa S. Eddelia 3018210296


UNIVERSITAS PANCASILA

FAKULTAS HUKUM

2019

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hukum adat merupakan salah satu hukum yang masih berlaku di dalam
masyarakat di Indonesia. Keberlakuan hukum adat dibuktikan dengan adanya
peradilan-peradilan adat serta perangkat-perangkat hukum adat yang masih
dipertahankan oleh masyarakat hukum adat di Indonesia untuk menyelesaikan
berbagai sengketa dan delik yang tidak dapat ditangani oleh lembaga kepolisian,
pengadilan, serta lembaga pemasyarakatan. Hukum adat tetap dipertahankan hingga
saat ini oleh masyarakat hukum adat sebab mereka percaya bahwa putusan yang
dikeluarkan melalui peradilan adat terhadap suatu delik yang diadili melaluinya dapat
memberikan kepuasan akan rasa keadilan, serta kembalinya keseimbangan dalam
kehidupan masyarakat adat atas kegoncangan spiritual yang terjadi atas berlakunya
delik adat tersebut.

UUD 1945 dengan tegas mengakui keberadaan masyarakat hukum adat beserta
hak-hak tradisionalnya sebagaimana disebutkan pada Pasal 18B ayat (2) UUD 1945
yang berbunyi: “Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat
hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang
diatur dalam Undang-Undang.” Undang-Undang Republik Indonesia nomor 39 tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia sebagai sumber hukum juga mengakui eksistensi
hukum adat sebagai salah satu bentuk hukum yang berlaku dalam kehidupan
bermasyarakat, yaitu dalam pasal 6 ayat (1) Undang-Undang tersebut yang
menentukan: “Dalam rangka penegakan hak asasi manusia, perbedaan dan kebutuhan
dalam Masyarakat Hukum Adat harus diperhatikan dan dilindungi oleh hukum,
masyarakat dan pemerintah.”

B. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui metode penelitian di bidang hukum adat

BAB II

PEMBAHASAN

A. KEGUNAAN PENELITIAN HUKUM ADAT

Pertama, untuk kepentingan ilmu pengetahuan hukum adat itu sendiri. Karena
pesatnya perkembangan, perubahan masyarakat dan kemajuan ilmu dan teknologi,
maka terjdadi perubahan-perubahan hukum adat yang berlaku dalam masyarakat. Di
zaman Hindia Belanda penelitian hukum adat dilakukan untuk kepentingan
pemerintahan kolonial, maka sekarang penelitian dilakukan untuk kepentingan
pemerintahan nasional.

Kedua, untuk kepentingan pembangunan hukum nasional, karena hukum adat


adalah salah satu sumber yang penting untuk memperoleh bahan-bahan hukum rakyat
bagi pembangunan, pembinaan dan penegakan serta pembangunan hukum nasional.
Ketiga, untuk kepentingan masyarakat pada umumnya dalam pergaulan hidup
antarsuku, agama, ras, dan antar golongan yang berbeda-beda adat istiadat, budaya
dan agamanya.

B. METODE PENELITIAN

Menurut Soerjono Soekanto, metode adalah cara kerja, tata kerja, untuk dapat
memahami objek yang menjadi sasaran dari ilmu pengetahuan yang bersangkutan,
sedangkan teknik adalah alat-alatnya termasuk cara bagaimana alat-alat tersebut
dipergunakan di dalam penelitian.

a. Judul dan Masalah

Judul (atau title, topik) adalah refleksi dari masalah, yang merupakan gambaran
singkat (abstraksi) dari masalah pokok yang diteliti. Sedangkan masalah, adalah
persoalan yang akan diteliti (dilaporkan, dibicarakan) dan dianalisis (dibahas,
dijelaskan), sehingga dapat dimengerti. Contoh judul:

“Kedudukan Ayah dalam Rumah Tangga Minangkabau di Bandar Lampung”.

Maka yang menjadi masalah pokok dari judul tersebut adalah:

“Bagaimana kedudukan ayah dalam rumah tangga Minangkabau di Bandar


Lampung?”

b. Ruang Lingkup Masalah

Ruang lingkup masalah yang dimaksud batas bidang yang akan diteliti, agar yang
menjadi objek (sasaran) penelitian itu tidak simpang siur. Batas ruang lingkup
masalah misalkan batas teori, yaitu batas dari pengertian yang telah membuka dalam
ilmu pengetahuan yang akan digunakan dalam penelitian.

Kemudian perlu juga dibatasi kerangka konsepsi operasional-nya, yaitu gagasan


pengertian yang akan digunakan dalam uraian lebih lanjut, yang merupakan
penemuan sendiri atas pengertian orang lain yang belum merupakan teori. Selanjutnya
juga perlu dibatasi lokasi penelitian.

c. Kerangka Teori dan Konsepsi

Teori adalah suatu pengertian atau gagasan dari para pakar ilmiah yang telah
membaku dan didapat dari bahan kepustakaan. Sedangkan konsepsi adalah
gagasan-gagasan yang ditemukan sendiri atau berasal dari orang lain yang
dirumuskan pengertiannya.

d. Metode dan Teknik

Dalam penelitian hukum adat dapat digunakan dengan mempelajari kepustakaan


dan dokumentasi, metode pengamatan (observasi), wawancara (interview) dan metode
analisis. Dengan catatan penelitian hukum adat harus lebih banyak “terjun lapangan”.

e. Metode Pengamatan

Pengamatan atau observasi ialah metode penelitian lapangan untuk mendapatkan


data primer (data dari tangan pertama). Teknik pelaksanaannya ialah melihat dan
memperhatikan fakta-fakta yang nyata, ikut serta dalam kegiatan tertentu, dan
mencatat semua hal yang dialaminya di lokasi penelitian.

f. Metode Wawancara

Metode wawancara (interview) adalah metode di mana si peneliti menggunakan


teknik bertatap muka dan melakukan tanya jawab kepada para informan (responden)
yang telah ditentukan. Teknik wawancara dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
 Wawancara bebas: Tanya jawab yang dilakukan seperti berbicara biasa atau
berbincang-bincang mengenai sesuatu masalah dengan santai.

 Wawancara tidak berpatokan: Tanya jawab yang dilakukan hanya ditentukan


fokusnya pada masalah tertentu dan dibuatkan pokok-pokok pertanyaan sebagai
pegangan saja.

 Wawancara berpatokan: Mengadakan tanya jawab dengan menggunakan daftar


pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu, terarah dan tersusun menurut
pokok-pokok permasalahannya.

g. Metode Analisis

Analisis adalah suatu cara pemeriksaan terhadap bidang-bidang masalah dengan


tujuan menemukan hubungan antara unsur yang satu dengan unsur yang lain yang
berkaitan, sehingga dapat diketahui susunan dan keterkaitan maknanya.

Analisis dapat dilakukan dengan cara kualitatif dan kuantitatif. Cara kualitatif
adalah penjelasan atau penafsiran menurut keadaan yang diteliti. Cara ini digunakan
untuk penelitian yang sederhana di dalam batas ruang lingkup teori dan lokasi yang
kecil. Sedangkan untuk penelitian yang ruang lingkup lokasinya luas dengan populasi
yang banyak sehingga responden yang diwawancara dalam jumlah yang banyak,
maka analisis yang digunakan adalah secara kualitatif dan kuantitatif.
DAFTAR PUSTAKA

Prof. H. Hilman Hadikusuma, S.H. Pengantar Ilmu Hukum Adat Indonesia.


Bandung: CV Mandar Maju, 2014

Anda mungkin juga menyukai