Anda di halaman 1dari 3

Mega Mendung adalah salah satu motif batik khas Cirebon yang paling dikenal oleh

khalayak. Motif ini menggambarkan bentuk sekumpulan awan di langit. Konon menurut
sejarah Cirebon, motif ini terbentuk ketika seseorang melihat bentuk awan pada
genangan air setelah hujan dan cuaca saat itu sedang mendung. Sehingga seseorang
itu menuangkan idenya untuk menggambar awan yang telah di lihat melalui genangan
air tersebut dengan bentuk awan yang bergelombang.

Oleh sebab itu, terbentuklah motif Mega Mendung (Mega= Awan, Mendung=cuaca yang
sejuk/adem) dengan warna dasar merah dan awan yang berwarna biru dengan tujuh
gradasi warna sebagai warna orisinilnya yang terkenal dari Cirebon.

Arti dari motif Mega Mendung ialah awan yang muncul ketika cuaca sedang mendung.
Selain arti, motif Mega Mendung juga memiliki makna atau filosofi bahwa setiap
manusia harus mampu meredam amarah/emosinya dalam situasi dan kondisi apapun,
dengan kata lain, hati manusia diharapkan bisa tetap ‘adem’ meskipun dalam keadaan
marah, seperti halnya awan yang muncul saat cuaca mendung yang dapat menyejukkan
suasana di sekitarnya.

Kemudian makna dari warna batik Mega Mendung ini merupakan lambang dari seorang
pemimpin dan awan biru sebagai sifat seorang pemimpin yang harus bisa mengayomi
seluruh masyarakat yang dipimpinnya. Beralih kepada gradasi warna yang berada di
ornamen awannya, gradasi asli dari batik Mega Mendung ini adalah tujuh gradasi yang
maknanya diambil dari lapisan langit yang memiliki 7 lapis, begitupun bumi yang
tersusun atas 7 lapisan tanah, dan jumlah hari dalam seminggu sebanyak 7 hari.
Batik motif Mega Mendung memang nampak sederhana, akan tetapi motif ini dalam akan
makna/ filosofi yang dimilikinya.

Sebagai tambahan informasi agar tidak salah kaprah dengan makna gradasi warna,
bahwa sekarang gradasi warna batik Mega Mendung telah disesuaikan dengan kebutuhan
pasar. Sehingga, gradasinya dapat dikurangi atau diminimalkan menjadi 3-5 gradasi
sesuai pesanan. Bahkan sudah ada juga batik Mega Mendung yang sengaja tidak diberi
gradasi warna pada motif awannya karena tuntutan yang dibutuhkan oleh pasar.

Hasil Telusur
Hasil Terjemahan
Indonesia
Jawa
Mega Mendung adalah salah satu motif batik khas Cirebon yang paling dikenal oleh
khalayak. Motif ini menggambarkan bentuk sekumpulan awan di langit. Konon menurut
sejarah Cirebon, motif ini terbentuk ketika seseorang melihat bentuk awan pada
genangan air setelah hujan dan cuaca saat itu sedang mendung. Sehingga seseorang
itu menuangkan idenya untuk menggambar awan yang telah di lihat melalui genangan
air tersebut dengan bentuk awan yang bergelombang.

Oleh sebab itu, terbentuklah motif Mega Mendung (Mega= Awan, Mendung=cuaca yang
sejuk/adem) dengan warna dasar merah dan awan yang berwarna biru dengan tujuh
gradasi warna sebagai warna orisinilnya yang terkenal dari Cirebon.

Arti dari motif Mega Mendung ialah awan yang muncul ketika cuaca sedang mendung.
Selain arti, motif Mega Mendung juga memiliki makna atau filosofi bahwa setiap
manusia harus mampu meredam amarah/emosinya dalam situasi dan kondisi apapun,
dengan kata lain, hati manusia diharapkan bisa tetap ‘adem’ meskipun dalam keadaan
marah, seperti halnya awan yang muncul saat cuaca mendung yang dapat menyejukkan
suasana di sekitarnya.

Kemudian makna dari warna batik Mega Mendung ini merupakan lambang dari seorang
pemimpin dan awan biru sebagai sifat seorang pemimpin yang harus bisa mengayomi
seluruh masyarakat yang dipimpinnya. Beralih kepada gradasi warna yang berada di
ornamen awannya, gradasi asli dari batik Mega Mendung ini adalah tujuh gradasi yang
maknanya diambil dari lapisan langit yang memiliki 7 lapis, begitupun bumi yang
tersusun atas 7 lapisan tanah, dan jumlah hari dalam seminggu sebanyak 7 hari.
Batik motif Mega Mendung memang nampak sederhana, akan tetapi motif ini dalam akan
makna/ filosofi yang dimilikinya.

Sebagai tambahan informasi agar tidak salah kaprah dengan makna gradasi warna,
bahwa sekarang gradasi warna batik Mega Mendung telah disesuaikan dengan kebutuhan
pasar. Sehingga, gradasinya dapat dikurangi atau diminimalkan menjadi 3-5 gradasi
sesuai pesanan. Bahkan sudah ada juga batik Mega Mendung yang sengaja tidak diberi
gradasi warna pada motif awannya karena tuntutan yang dibutuhkan oleh pasar.
Pelajari pengucapannya
Mega Mendung minangka salah sawijining motif batik khas ing Cirebon sing paling
dikenal dening masyarakat. Motif iki nggambarake wujud koleksi awan ing langit.
Disebut, miturut sejarah Cirebon, motif iki dibentuk nalika ana sing ndeleng bentuk
awan ing kolam banyu sawise udan lan cuaca mendhung. Dadi ana wong sing nyisipake
dheweke kanggo nggambar mendhung sing wis katon liwat pola kakek sing mega-mega.

Mula, motif Mega Mendung (Mega = Mendhung, Mendhung = adhem) dibentuk kanthi warna
dhasar abang lan awan biru kanthi pitung warna minangka warna asli sing misuwur
saka Cirebon.

Teges motif Mega Mendung yaiku awan sing katon nalika cuaca mendhung. Kejaba
tegese, motif Mega Mendung uga nduweni arti utawa filsafat sing saben manungsa kudu
bisa nyuda nesu / emosi ing kahanan apa wae, kahanan liya, ati manungsa dipengini
tetep 'kelangan' sanajan ana kahanan sing murka, uga awan sing katon nalika cuaca
mendhung sing bisa nggawe swasana ing sekitare.

Banjur arti warna bathik Mega Mendung minangka simbol pimpinan lan awan biru
minangka sifat pimpinan sing kudu bisa nglindhungi kabeh masarakat sing dituntun.
Ngowahi warna warna sing ana ing ornamen awan, gradasi bathik Mega Mendung asli
yaiku pitu gradasi sing tegese dijupuk saka 7 lapisan langit, uga bumi sing dumadi
saka 7 lapisan lemah, lan jumlah dina ing minggu yaiku 7 dina. Motif bathik Mega
Mendung pancen katon ringkes, nanging motif kasebut ana ing arti / filsafat.

Minangka informasi tambahan supaya ora kliru karo arti gradasi warna, saiki gradasi
warna batik Mega Mendung wis disesuaikan karo kabutuhan pasar. Dadi, gradasi bisa
dikurangi utawa minimalake dadi 3-5 gradasi miturut urutan. Nyatane, uga ana bathik
Mega Mendung sing sengaja ora diwenehi gradasi warna kanthi motif awan kasebut
amarga panjaluk sing dibutuhake dening pasar.

Indonesia
Batik Parang merupakan salah satu motif batik yang paling tua di Indonesia. Parang
berasal dari kata Pereng yang berarti lereng. Perengan menggambarkan sebuah garis
menurun dari tinggi ke rendah secara diagonal. Susunan motif S jalin-menjalin tidak
terputus melambangkan kesinambungan. Bentuk dasar huruf S diambil dari ombak
samudra yang menggambarkan semangat yang tidak pernah padam. Batik ini merupakan
batik asli Indonesia yang sudah ada sejak zaman keraton Mataram Kartasura (Solo).

Batik Parang memiliki makna yang tinggi dan mempunyai nilai yang besar dalam
filosofinya. Batik motif dari Jawa ini adalah batik motif dasar yang paling tua.
Batik parang ini memiliki makna petuah untuk tidak pernah menyerah, ibarat ombak
laut yang tak pernah berhenti bergerak. Batik Parang juga menggambarkan jalinan
yang tidak pernah putus, baik dalam arti upaya untuk memperbaiki diri, upaya
memperjuangkan kesejahteraan, maupun bentuk pertalian keluarga.

Batik Parang bahkan menggambarkan kain yang belum rusak, baik dalam arti
memperbaiki diri, kesejahteraan upaya mereka, serta bentuk hubungan dimana batik
parang pada masa lalu adalah hadiah yang mulia untuk anak-anaknya. Dalam konteks
ini, pola berisi dewan orang tua untuk melanjutkan perjuangan parang dilanjutkan.
Garis diagonal lurus melambangkan penghormatan dan cita-cita, serta kesetiaan
kepada nilai yang sebenarnya. Dinamika dalam pola parang ini juga disebut
ketangkasan, kewaspadaan, dan kontituinitas antara pekerja dengan pekerja lain.
Batik Parang biasanya digunakan untuk acara pembukaan. Misalnya: Senapati yang
ingin pergi berperang, agar pulang membawa kemenangan.

'"Parang berarti perang, para raja jawa dan kesatria jawa selalu memakai batik
parang yang berarti perang melawan hawa nafsu nya setiap hari, terus menerus. Hanya
para raja ksatria lah yang boleh pakai batik parang. itu sebagai agama nya, sebagai
maujud ageman nya setiap hari, ucap tekat laku lampah.''

"Batik artinya Bakti, Bekti, Dhama bakti, para raja ksatria jawa harus berbakti
kepada nusa bangsa keluarga dan agama nya. Ageman dari Batik menjadi agama nya,
ucap tekat laku lampah seorang menuju sampurna '" (syafril indra kusuma)

Jawa
Parang Batik minangka salah sawijining motif bathik paling tuwa ing Indonesia.
Parang asale saka tembung Pereng sing tegese slope. Perengan nggambar garis mudhun
saka dhuwur nganti kurang diagon. Pangaturan motif S intertwined unbroken simbol
kesinambungan. Bentuk dhasar huruf S dijupuk saka ombak samodra sing nggambarake
semangat sing ora bisa metu. Bathik iki minangka bathik asli Indonesia sing wis ana
wiwit jaman kraton Mataram Kartasura (Solo).

Parang Batik duweni arti sing luhur lan nduweni nilai filsafat sing gedhe. Motif
bathik iki saka Jawa minangka bathik dhasar paling tuwa. Batik Parang duwe arti
saran supaya ora bakal pasrah, kaya ombak segara sing ora mandheg obah. Parang
Batik uga nggambarake hubungan sing ora bakal nate rampung, loro-lorone upaya
kanggo nambah awake dhewe, upaya berjuang kanggo kemakmuran, uga wujud hubungan
kekeluargaan.

Batik Parang malah nggambarake kain sing ora rusak, loro kanggo nambah awake dhewe,
kesejahteraan upaya, uga wujud hubungan ing ngendi bathik batik ing jaman biyen
mujudake hadiah sing luhur kanggo anake. Ing konteks iki, pola sing ngemot dewan
parental kanggo terus perjuangan parang terus. Garis diagonal sing lurus
nglambangake rasa hormat lan gegayuhan, lan setya marang nilai-nilai sejati.
Dinamika ing pola macan iki uga diarani ketangkasan, waspada, lan konstituensi
antarane buruh lan pekerja liyane. Batik Parang biasane digunakake kanggo upacara
pembukaan. Contone: Senapati sing arep perang, bali mulih nggawa kamenangan.

"Parang tegese perang, raja Jawa lan ksatria Jawa tansah nganggo bathik, sing
tegese perang nglawan hawa nafsune saben dina, terus-terusan. Mung raja ksatria
sing dienggo nggunakake bathok parang. Yaiku agamane, minangka niat agemane. dina,
ngendika tumindak sing kepungkur. "

"Batik tegese Bakti, Bekti, Dhama Bakti, raja-raja ksatria Jawa kudu ngladeni
kulawarga lan agama bangsa. Ageman Batik dadi agamane, ujar prilaku sing
ditemtokake marang wong supaya sampurna '" (syafril sensra kusuma)

Anda mungkin juga menyukai