Anda di halaman 1dari 10

SAP

(SATUAN ACARA PRAKTIK)

OLEH :

VINA ANGGRAINI

201310104210

PROGRAM PENDIDIKAN DIV BIDAN PENDIDIK

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

TAHUN 2013/2014

SAP PRAKTIK KLINIK


I. IDENTITAS MATA KULIAH

Mata Kuliah : Praktik Klinik kebidanan II

Program Studi : D III Kebidanan

Kode/Bobot SKS : MW 1112/4 SKS

Semester : 2 (dua)

Pokok Bahasan : Praktik Kebidanan

Sub pokok Bahasan : Pelaksanaan Pemeriksaan Leopold

Hari / tanggal : Sabtu, 24 maret 2014

Waktu : Pukul 08.00 WIB

II. KOMPETENSI DASAR

Setelah melakukan praktik klinik mahasiswa mampu memahami asuhan


kebidanan fisiologis pada kasus kehamilan dan melakukan praktik pemeriksaan
raba (palpasi) menurut leopold.dengan benar.

III. INDIKATOR KOMPETENSI

1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang asuhan kebidanan kehamilan.

2. Mahasiswa mampu melaksanakan praktik asuhan kebidanan kehamilan


pemeriksaan raba (palpasi) menurut leopold.
Kegiatan pembelajaran

Tahap Wak Uraian aktivitas Pengajar Uraian aktivitas Metode Media/


Kegiatan tu Mahasiswa alat

Pre a.Pembukaan (salam) a.Menjawab salam Ceramah


conference
b. Perkenalan Diri b.Mendengarkan
dan memperhatikan
c. Menjelaskan maksud dan
tujuan bimbingan praktik c. menjelaskan
klinik praktik klinik

d. Apersepsi tentang
patologi kebdidanan

Pelaksanaa Memperhatikan penjelasan Mampumenjelaska Ceramah, LCD,


n kegiatan Demonstrasi Phantom
dan tindakan yang n dan melkukan
Tanya jawab
dilakukan mahasiswa praktik secara baik
dan benar,
meliputi :

a. Apa itu
pemeriksaa
n raba
(palpasi)
menurut
leopold

b. Kapan di lakukan
nya.

Post a.Mengevaluasi penjelasan Mendengarkan Ceramah Phantom


Tanya jawab
Conference dan tindakan yang evaluasi dari dosen Demonstrasi
dilakukan mahasiswa .

b. Memberikan follow up

IV. Metode

a. Diskusi Kasus

b. Study kasus

c. Problem solving

d. Bed site teaching

V. Media : Instrumen / ceklis keterampilan

VI. Alat : Format asuhan kebidanan

VII.Evaluasi :

a. Lisan / responsi

b. Tulisan / laporan asuhan kebidanan

VIII.Lampiran

Cheklist
Materi

PR

CHEKLIST PALPASI MENURUT LEOPOLD

PENILAIAN

0 Gagal : Bila langkah klinik tidak dilakukan

1 Kurang : Langkah klinik dilakukan tetapi tidak mampu


mendemonstrasikan sesuai prosedur

2 Cukup : Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang terampil


atau kurang cekatan dalam mendemonstrasikan dan waktu
yang diperlukan relative lebih lama menyelesaikan tugas

3 Baik : Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang percaya


diri, kadang – kadang tampak cemas dan memerlukan waktu
yang dapat dipertanggung jawabkan

4 Sangat baik/mahir : Langkah klinik dilakukan dengan benar dan tepat sesuai
dengan tehnik prosedur dalam lingkup kebidanan dan waktu
efisien

Beri tanda ceklist ( √ ) pada kolom penilaian

PENILAIAN
NO LANGKAH
0 1 2 3 4
1. Menyiapkan alat-alat di dekat klien
Memberitahu klien mengenai prosedur pemeriksaan
2. Mencuci tangan dan mengeringkannya
Pencegahan infeksi sebelum melaksanakan tindakan
3. Mengatur posisi ibu hamil senyaman mungkin
Perhatikan dengan baik privacy ibu, tutupi bagian ekstremitas dan perut ibu dengan
selimut
4. Melakukan pemeriksaan Leopold I :
Menentukan bagian janin yang terdapat di bagian fundus serta mengukur tinggi
fundus
a. Anjurkan ibu agar berbaring dengan santai, kedua kaki ibu ditekuk, selimut di
kebawahkan sampai kira-kira berada di atas symphisis. Pemeriksaan menghadap ke
arah muka ibu, uterus diketengahkan terlenih dahulu, lalu raba bagian tubuh janin
yang berada di daerah fundus uteri
b. Masih dalam posisi yang sama, ambillah pita pengukur lalu raba daerah symphisis
letakkan pita pengukur pada pinggir atas symphisis kemudian bentangkan mengikuti
pembesaran perut ibu ke arah fundus uteri.
Pita pengukur hendaknya dipasang terbalik (angka dalam cm menghadap ke perut
ibu) dan membaca angka pada pita pengukur. Dengan tujuan agar hasil
pemeriksaan lebih akurat
5. Melakukan pemeriksaan Leopold II
Menentukan batas samping kanan dan kiri terhadap uterus ibu
Kedua tangan pemeriksa bergeser ke batas samping kanan dan kiri ibu, lalu rabalah
bagian janin yang terdapat pada sebelah kanan ibu, apakah terdapat tahanan yang
lurus, keras, panjang serta mendatar seperti papan (punggung janin) ataukah teraba
tonjolan-tonjolan kecil (ekstremitas janin)
6. Melakukan pemeriksaan Leopold III
Menentukan bagian terendah janin, serta apakah bagian terendah itu sudah
memasuki pintu atas panggul atau belum.
Tangan pemeriksa meraba bagian terendah janin yang terdapat di daerah pinggir
symphisis, lalu goyangkan sedikit, jika masih dapat digoyangkan maka bagian
terendah janin belum masuk pintu atas panggul. Jika tidak dapat digoyangkan maka
bagian terendah janin sudah memasuki pintu atas panggul.
7. Mencuci tangan dan mengeringkannya
8. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
9. Mencatat hasil pemeriksaan kepada ibu

MATERI

A. Palpasi
Maksudnya pemeriksaan raba ialah untuk menentukan :

1. Besarnya rahim dan dengan ini menententukan tuanya kehamilan.


2. Menentukan letaknya anak dalam rahim.
Selain dari pada itu selalu juga harus diraba apakah ada tumor-tumor lain dalam
rongga perut,cysta,myoma,limpa yang membesar.

B. Cara melakukan palpasii ialah menurut leopold yang terdiri atas 4 bagian :
1. Leopold I
- Kaki penderita di bengkokkan pada lutut dan lipat paha
- Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita, dan melihat kerah muka pasien
- Rahim dibawa ketengah.
- Tingginya fundus uteri di tentukan.
- Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus
a. Sifat kepala ialah keras, bundar, dan melenting.
b. Sifat bokong lunak, kurang bundar, dan kurang melenting.
c. Pada letak lintang fundus uteri kosong.
d. Pemeriksaan tuanya kehamilan dari tingginya fundus uteri.

Sebelum bulan keIII fundus uteri belum dapat di raba dari luar.

Akhir bulan ke III (12 minggu) fundus uteri 1-2 j.atas symphysis.

Akhir bulan ke IV ( 16 minggu) pertengahan antara symphysis.

Akhir bulan V (20 minggu ) 3jari bawah pusat

Akhir bulan VI ( 24 minggu ) setinggi pusat

Akhir bulan VII (28 minggu) 3 jari atas perut

Akhir bulan VIII (32 minggu ) pertengahan procimal xyphoideus pusat.

Akhir bulan IX (36 minggu) sampai arcus costarum atau tiga jari id bawah
proc.xyphoideus.

Akhir bulan X (40 minggu) pertengahan antara prc.xyphoideus pusat.

Jadi fundus uteri paling tinggi pada akhir bulan ke IX.

Setelah bulan ke IX fundus uteri pada primigravida turun lagi karena kepala
mulai turun ke dalam rongga panggul.

Pada seorang multi gravida yang berbaring fundus uteri tetap sehingga arcus
costarum dan malahan menonjol kedepan.

Jadi leopold I untuk menentukan tuanya kehamilan dan bagian apa terdapat
dalam fundus.

Untuk mengikuti pertumbuhan anak dengan cara mengikuti pertumbuhan rahim ,


maka sekarng sering ukuran rahim ditentukan dengan cm. Yang di ukur ialah
tingginya fundus uteri dan peri meter umbilical ( lingkaran perut setinggi pusat).
Sehubungan antara tinggi fundus uteri dan tuanya kehamilan kira-kira sbb:

Tinggi fundus uteridalam cm = tuanya kehamilan dalam bulan

3,5 cm

Tingginya Fundus Uteri Umur Kehamilan


( cm ) ( Bulan )
20 5
23 6
26 7
30 8
33 9
Di samping itu sering juga di ikuti pertumbuhan BB ibu.

2. Leopold II
- Kedua tangan pindah kesamping
- Tentukan dimana punggung anak.
Punggung anak terdapat dipihak yang memberikan rintangan yang terbesar,
carilah bagian-bagian kecil, yang biasanya terletak bertentangan dengan fihak
yang memberirintangan yang terbesar.
- Kadang-kadang di samping terdapat kepala atau bokong ialah pada letak
lintang.
Leopold III terutama untuk menentukan dimana letaknya punggung anak dan
dimana letaknya bagian-bagian kecil.

3. Leopold III
- Di pergunakan satu tangan saja
- Bagian bawah ditentukan antara ibujari dan jari lainnya
- Cobalah apakah bagian bawah masih dapat digoyangkan.
Leopold III untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah
bagian bawah anak ini sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul.

4. Leopold IV
- Pemeriksa berubah sikapnya ialah melihat kearah kaki si pasien.
- Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian bawah.
- Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk kedalam pintu atas pangggul,
dan berapa masuknya bagian bawahke dalam rongga panggul.
- Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian terbawah dari
kepala yang masih teraba dari luar dan :
a. Kedua tangan itu convergent, hanya bagian kecil dari kepala turun ke
dalam rongga.
b. Jika kedua tangan itu sejajar, maka separuh dari kepala masuk ke dalam
rongga pangggul.
c. Jika kedua tangan divergent, maka bagian terbesar dari kepala masuk ke
dalam rongga panggul dan ukuran terbesar dari kepala sudah melewati
pintu atas panggul.
Kalau pada kepala yang telah masuk dalam p.a.p kita masukkan tangan
kedalam rongga panggul maka satu tangan akan lebih jauh masuk,
sedangkan tangan satunya tertahan oleh tonjolan kepala.
Tonjolan kepala pada fleksi disebabkan oleh daerah dahi,sedangkan pada
letakdefleksi oleh belakang kepala.
Kalau tonjolan kepala bertentangan dengan bagian kecil,maka anak
dalam letak defleksi.
Kalau tonjolan kepala sepihak dengan bagian kecil, maka anak dalam
letak fleksi.
Jadi leopold IV untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan berapa
masuknya bagian bawah kedalam rongga panggul.

Leopold IV tidak dilakukan , kalau kepala masih tinggi.

Palpasi secara Leopold yang lengkap ini, baru dapat dilakukan kalau janin sudah
cukup besar kira-kira dari bulan VI keatas.

- Sebelum bulan ke VI biasanya bagian-bagian anak belum jelas , jadi kepada


belum dapat ditentukan begitu pula punggung anak.
- Sebelum bulan ke VI cukuplah untuk menentukan apakah ada benda (janin) yang
melenting ke seluruhnya di dalam rahim (ballotement in toto).
Ballottement di dalam rahim boleh dianggap tanda kehamilan pasti.

- Sebelum bulan ke III uterus tak dapat diraba dari luar dan untuk mencari
perubahan dalam besarnya, bentuknya dan konsistensinya dilakukan toucher atau
pemeriksaan dalam.
- Perubahan yang dapat diketentukan pada kehamilan muda ialah :
a. Selaput lendir vulva dan vagina memmbiru (tanda chadwick)
b. Portio lunak
c. Corpus uteri membesar dan lunak
d. Kalau 2 jari dari tangan dalam diletakkan dalam formix posterior dan tangan
satunya pada dinding perut depan diatas symphysis, maka isthmus uteri
sedemikian lunaknya, seolalah-olah corpus uteri tidak berhubungan dengan
cervix
e. Pada waktu pemeriksaan maka kadang-kadang corpus uteri yang lunak itu
menjadi lebih keras. Hal tersebut disebabkan karena timbulnya kontraksi.
f. Kadang-kadang teraba bahwa fundus uteri tak rata karena uterus lebih
cepattumbuhnya didaerah implantasi telur.
g. Ballottement dari janin seluruhnya dapat dirasakan pada bulan 5 ke atas.
Selain dari pada palpasi secara leopold selalu harus diraba juga apakah pada
rahim atau di dalam rongga perut ada pembengkakan yang abnormal
( myoma, cyste, lien yang membesar dll).

SKENARIO

Ny. Y umur 25 tahun P2A0Ah1 datang ke Bidan Nany untuk memeriksakan kehamilannya.
Ibu mengatakan hamil 8 bulan (32 minggu) dan merasa posisi bayi dalam kandungannya
pindah-pindah. Ny. Y merasa khawatir mengingat usia kehamilannya mulai mendekati
proses persalinan kurang lebih 1 bulan lagi, Ny.Y khawatir akan posisi bayi dalam
kandungan tidak normal, karna Ny. Y mengharapkan agar bisa melahirkan secara normal.

Anda mungkin juga menyukai