Anda di halaman 1dari 20

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN DAN LAPORAN KEUANGAN


TERSENDIRI
PSAK 4 (revisi 2009):

PERBEDAAN DENGAN IFRSs


PSAK 4 (revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri
mengadopsi seluruh pengaturan dalam IAS 27 Consolidated and Separate Financial
Statements per 1 Januari 2009, kecuali:
1. IAS 27 paragraf 03 yang menjadi PSAK 4 paragraf 03 tentang ruang lingkup untuk entitas
yang menyajikan laporan keuangan tersendiri. IAS 27 mengizinkan investor dalam entitas
asosiasi, venturer dalam ventura bersama, dan entitas induk untuk menyajikan laporan
keuangan tersendiri. PSAK 4 hanya mengizinkan entitas induk yang dapat menyajikan
laporan keuangan tersendiri dan laporan keuangan tersendiri tersebut harus sebagai
lampiran dalam laporan keuangan konsolidasian. Hal ini disesuaikan dengan konteks di
Indonesia karena:
- Penyajian laporan keuangan tersendiri merupakan suatu pilihan, bukan suatu keharusan
bagi entitas pelapor.
- Suatu entitas sebagai investor dalam entitas asosiasi dan venturer dalam ventura bersama
dianggap tidak relevan untuk menyajikan laporan keuangan tersendiri.
- Regulasi yang berlaku hanya mensyaratkan entitas induk untuk menyajikan laporan
keuangan tersendiri untuk pelaporan keuangan bertujuan umum (general purpose fi nancial
reporting).
2. IAS 27 paragraf 04 yang menjadi PSAK 4 paragraf 04 tentang definisi laporan keuangan
tersendiri. IAS 27 mengatur laporan keuangan tersendiri dapat disajikan oleh investor dalam
entitas asosiasi, venturer dalam ventura bersama, dan entitas induk. PSAK 4 mengatur
laporan keuangan tersendiri hanya dapat disajikan oleh entitas induk. Lihat penjelasan di
angka 1 untuk pertimbangan yang digunakan.
3. IAS 27 paragraf 06 yang menjadi PSAK 4 paragraf 06 tentang penyajian laporan keuangan
tersendiri sebagai tambahan atau bukan tambahan dari laporan keuangan konsolidasian. IAS
27 mengatur laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai tambahan dari laporan
keuangan konsolidasian atau disajikan tersendiri. PSAK 4 mengatur laporan keuangan
tersendiri harus disajikan sebagai tambahan (lampiran) dari laporan keuangan
konsolidasian.
4. IAS 27 paragraf 07 mengenai penjelasan laporan keuangan tersendiri, tidak diadopsi. Hal
ini karena pengertian tentang laporan keuangan tersendiri dan perbedaannya dengan
laporan keuangan individual dan laporan keuangan konsolidasian sudah jelas. Penjelasan
dalam IAS 27 paragraf 07 dianggap akan membingungkan pengguna.
5. IAS 27 paragraf 08 tentang pengecualian bagi entitas induk untuk tidak menyajikan
laporan keuangan konsolidasian, tidak diadopsi, karena:
- Pengecualian bagi entitas induk untuk tidak menyajikan laporan keuangan konsolidasian
merupakan suatu pilihan, bukan keharusan.
- Pengecualian tersebut tidak relevan dengan konteks di Indonesia karena manfaatnya lebih
sedikit dibandingkan biayanya (cost and benefit consideration). Selain itu, penjelasan dalam
angka 1 dapat digunakan untuk memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif
mengenai tidak adanya pengecualian bagi entitas induk untuk tidak menyajikan laporan
keuangan konsolidasian.
6. IAS 27 paragraf 09 yang menjadi PSAK 4 paragraf 07 tentang entitas induk yang
menyajikan laporan keuangan konsolidasian. IAS 27 mengatur entitas induk, selain entitas
induk yang tidak memilih untuk tidak menyajikan laporan keuangan konsolidasian, harus
menyajikan laporan keuangan konsolidasian. PSAK 4 mengatur semua entitas induk harus
menyajikan laporan keuangan konsolidasian. Lihat penjelasan dalam angka 5 dan hal ini
merupakan dampak dari pengaturan PSAK 4 yang berbeda dengan IAS 27.
7. IAS 27 paragraf 10 tentang pengecualian bagi entitas induk untuk tidak menyajikan
laporan keuangan konsolidasian, tidak diadopsi. Lihat penjelasan dalam angka 5.
8. IAS 27 paragraf 11 yang menjadi PSAK 4 paragraf 08 tentang entitas induk yang
menyajikan laporan keuangan tersendiri. IAS 27 mengatur entitas induk, yang memilih
untuk tidak menyajikan laporan keuangan konsolidasian, menyajikan laporan keuangan
tersendiri sebagai laporan keuangan bertujuan umum. PSAK 4 mengatur entitas induk yang
menyajikan laporan keuangan tersendiri harus sebagai lampiran dari laporan keuangan
konsolidasian. Lihat penjelasan dalam angka 5 dan hal ini dampak dari pengaturan dalam
PSAK 4 yang berbeda dengan IAS 27.
9. IAS 27 paragraf 13(c) - (d) yang menjadi PSAK 4 paragraf 10(c) - (d) tentang organ
pengatur entitas. PSAK 4 menambahkan dewan komisaris, selain dewan direksi, sebagai
organ pengatur entitas, karena sistem hukum perseroan terbatas di Indonesia
menggunakan dua dewan, yaitu dewan direksi dan dewan komisaris.
10. IAS 27 paragraf 38 yang menjadi PSAK 4 paragraf 35 tentang penyajian laporan
keuangan tersendiri. PSAK 4 menambahkan penjelasan laporan keuangan tersendiri sebagai
informasi tambahan dari laporan keuangan konsolidasian. Lihat penjelasan dalam angka 5
dan hal ini dampak dari pengaturan dalam PSAK 4 yang berbeda dengan IAS 27.
11. IAS 27 paragraf 39 tentang entitas yang menyajikan laporan keuangan tersendiri yang
tersedia untuk pemakaian publik, tidak diadopsi. Hal ini dampak dari pengaturan dalam
PSAK 4 yang berbeda dengan IAS 27 sebagaimana dijelaskan di atas.
12. IAS 27 paragraf 42 tentang pengungkapan dalam laporan keuangan tersendiri yang
disajikan oleh entitas induk yang tidak menyajikan laporan keuangan konsolidasian, tidak
diadopsi. Hal ini dampak dari pengaturan dalam PSAK 4 yang berbeda dengan IAS 27
sebagaimana dijelaskan di atas.
13. IAS 27 paragraf 43 yang menjadi PSAK 4 paragraf 41 tentang pengungkapan dalam
laporan keuangan tersendiri. IAS 27 mengatur pengungkapan bagi entitas induk, venturer
dalam ventura bersama, dan investor dalam entitas asosiasi yang menyajikan laporan
keuangan tersendiri. PSAK 4 mengatur pengungkapan hanya bagi entitas induk yang
menyajikan laporan keuangan tersendiri. Hal ini dampak dari pengaturan dalam PSAK 4 yang
berbeda dengan IAS 27 sebagaimana dijelaskan di atas.
14. IAS 27 paragraf 44 yang menjadi PSAK 4 paragraf 42 tentang tanggal efektif.
15. IAS 27 paragraf 45 yang menjadi PSAK 4 paragraf 43 tentang ketentuan transisi. PSAK 4
menambahkan ketentuan transisi untuk:
- Transaksi hilangnya pengendalian atas entitas anak terkait dengan aset yang tersedia
untuk dijual sebagaimana diatur dalam PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang
Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan (paragraf 45(c)).
- Hak suara potensial dalam menentukan pengendalian, karena tidak praktis untuk
menerapkan pengaturan tersebut secara retrospektif (paragraf 45(d)).
- Entitas anak yang tidak dikonsolidasikan sebagaimana diatur dalam PSAK 4 versi
sebelumnya tetapi entitas anak tersebut harus dikonsolidasikan sesuai dengan PSAK 4 ini,
karena tidak praktis untuk menerapkan pengaturan tersebut secara retrospektif (paragraf
45(d)).
16. IAS 27 paragraf 45A, 45B dan 45C tentang ketentuan transisi, tidak diadopsi, karena
ketentuan transisi tersebut tidak relevan untuk diadopsi karena mengatur untuk bagian IAS
27 yang diamandemen yang belum diadopsi.
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 4
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN DAN LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 4 (revisi 2009):
Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan KeuanganTersendiri

Ruang Lingkup
01. Pernyataan ini diterapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan
konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas
induk.
02. Pernyataan ini tidak berhubungan dengan metode akuntansi untuk kombinasi bisnis dan
dampaknya dalam konsolidasi, termasuk goodwill yang muncul dari kombinasi bisnis (lihat
PSAK 22).
03. Pernyataan ini juga diterapkan dalam akuntansi untuk investasi pada entitas anak,
pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika suatu entitas menyajikan laporan
keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan.
Definisi
04. Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini: Entitas anak
adalah suatu entitas, termasuk entitas bukan perseroan terbatas seperti persekutuan, yang
dikendalikan oleh entitas lain (dikenal sebagai entitas induk). Entitas induk adalah suatu
entitas yang mempunyai satu atau lebih entitas anak. Kepentingan nonpengendali adalah
ekuitas entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung atau tidak langsung
pada entitas induk. Kelompok usaha adalah suatu entitas induk dan seluruh entitas
anaknya. Laporan keuangan konsolidasian adalah laporan keuangan suatu kelompok usaha
yang disajikan sebagai suatu entitas ekonomi tunggal. Laporan keuangan tersendiri adalah
laporan keuangan yang disajikan oleh entitas induk yang mencatat investasi pada entitas
anak, entitas asosiasi, dan pengendalian bersama entitas berdasarkan kepemilikan ekuitas
langsung bukan berdasarkan pelaporan hasil dan aset neto investee
05. Entitas induk atau entitas anaknya mungkin menjadi investor dalam entitas asosiasi atau
venturer dalam pengendalian bersama entitas. Dalam hal tersebut, laporan keuangan
konsolidasian yang disusun dan disajikan sesuai dengan Pernyataan ini juga disusun sesuai
dengan PSAK 15 (revisi 2009): Investasi dalam Entitas Asosiasi dan PSAK 12 (revisi 2009):
Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama.
06. Laporan keuangan tersendiri hanya dapat disajikan sebagai informasi tambahan dalam
laporan konsolidasian. Entitas induk tidak boleh menyajikan laporan keuangan tersendiri
sebagai laporan keuangan bertujuan umum (general purposes financial statements).
Laporan keuangan tersendiri minimal terdiri dari laporan posisi keuangan (neraca), laporan
laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
07. Entitas induk menyajikan laporan keuangan konsolidasian yang mengonsolidasikan
investasinya dalam entitas anak sesuai Pernyataan ini.
08. Entitas induk yang menyajikan laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan
tunduk pada paragraf 35-41.

RUANG LINGKUP LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN


09. Laporan keuangan konsolidasian meliputi seluruh entitas anak dari entitas induk.
10. Pengendalian dianggap ada ketika entitas induk memiliki secara langsung atau tidak
langsung melalui entitas anak lebih dari setengah kekuasaan suara suatu entitas, kecuali
dalam keadaan yang jarang dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan tersebut
tidak diikuti dengan pengendalian. Pengendalian juga ada ketika entitas induk memiliki
setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas jika terdapat:2 (a) kekuasaan yang
melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain; (b) kekuasaan untuk
mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran dasar atau
perjanjian; (c) kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar dewan direksi dan
dewan komisaris atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui dewan atau
organ tersebut; atau (d) kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat dewan
direksi dan komisaris atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui direksi
dan komisaris atau organ tersebut.
11. Entitas mungkin memiliki waran saham, opsi beli saham, instrumen utang atau
instrumen ekuitas yang dapat dikonversi menjadi saham biasa, atau instrumen sejenis
lainnya yang mempunyai potensi (jika dilaksanakan atau dikonversi) untuk menambah
kekuasaan suara kepada entitas atau mengurangi kekuasaan suara dari pihak lain atas
kebijakan keuangan dan operasional entitas lain (hak suara potensial).
12. Dalam menilai apakah hak suara potensial berkontribusi terhadap pengendalian, entitas
menguji semua fakta dan keadaan (termasuk syarat pelaksanaan hak suara potensial dan
perjanjian kontraktual lain baik yang dipertimbangkan secara individual maupun kombinasi)
yang mempengaruhi hak suara potensial, kecuali maksud manajemen dan kemampuan
keuangan untuk melaksanakan atau mengkonversi hak tersebut.
13. Suatu entitas anak tidak dikeluarkan dari konsolidasi hanya karena investor merupakan
organisasi modal ventura, reksa dana, unit perwalian, atau entitas sejenis.
14. Suatu entitas anak tidak dikeluarkan dari konsolidasi meskipun aktivitas usahanya tidak
sama dengan entitas lain dalam kelompok usaha. Informasi yang relevan disediakan dengan
mengonsolidasikan entitas anak tersebut dan mengungkapkan informasi tambahan dalam
laporan keuangan konsolidasian tentang perbedaan aktivitas usaha entitas anak.

PROSEDUR KONSOLIDASI
15. Dalam menyusun laporan keuangan konsolidasian, entitas menggabungkan laporan
keuangan entitas induk dan entitas anak satu per satu dengan menjumlahkan pos-pos
sejenis dari aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, dan beban. Agar laporan keuangan
konsolidasian dapat menyajikan informasi keuangan dari kelompok usaha tersebut sebagai
entitas ekonomi tunggal, dilakukan langkah-langkah berikut:
(a) jumlah tercatat investasi entitas induk pada setiap entitas anak dengan porsi entitas
induk atas ekuitas entitas anak dieliminasi (lihat PSAK 22 yang menjelaskan perlakuan
goodwill yang dihasilkan);
(b) kepentingan nonpengendali atas laba atau rugi entitas anak yang dikonsolidasikan
selama periode pelaporan diidentifi kasi;
(c) kepentingan nonpengendali dari bagian kepemilikan entitas induk atas aset neto entitas
anak yang dikonsolidasikan diidentifikasi secara terpisah. Kepentingan nonpengendali atas
aset neto terdiri dari:
(i) jumlah kepentingan nonpengendali pada tanggal kombinasi bisnis awal yang
dihitung sesuai PSAK 22; dan
(ii) bagian kepentingan nonpengendali atas perubahan ekuitas sejak tanggal
kombinasi tersebut.
16. Ketika ada hak suara potensial, proporsi atas laba atau rugi dan perubahan dalam
ekuitas yang dialokasikan pada entitas induk dan kepentingan nonpengendali ditentukan
berdasarkan bagian kepemilikan saat ini dan tidak mencerminkan kemungkinan pelaksanaan
atau konversi hak suara potensial.
17. Saldo, transaksi, penghasilan, dan beban intra kelompok usaha dieliminasi secara penuh.
18. Saldo dan transaksi intra kelompok usaha, termasuk penghasilan, beban dan dividen,
dieliminasi secara penuh.
19. Laporan keuangan entitas induk dan entitas anak yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan konsolidasian disusun dengan tanggal yang sama. Jika akhir periode
pelaporan entitas induk berbeda dengan entitas anak, maka entitas anak menyusun laporan
keuangan tambahan dengan tanggal yang sama dengan laporan keuangan entitas induk
untuk tujuan konsolidasi, kecuali tidak praktis.
20. Jika, sesuai dengan paragraf 19, laporan keuangan entitas anak yang digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan konsolidasian disusun dengan tanggal yang berbeda dengan
laporan keuangan entitas induk, maka penyesuaian dilakukan atas dampak transaksi atau
peristiwa signifikan yang terjadi antara tanggal laporan keuangan entitas anak dengan
tanggal laporan keuangan entitas induk.
21. Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi
yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang serupa.
22. Jika anggota kelompok usaha menggunakan kebijakan akuntansi yang berbeda dengan
yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasian untuk transaksi dan peristiwa dalam
keadaan yang serupa, maka penyesuaian dilakukan atas laporan keuangannya dalam
penyusunan laporan keuangan konsolidasian.
23. Penghasilan dan beban entitas anak dimasukkan dalam laporan keuangan konsolidasian
sejak tanggal akuisisi sebagaimana didefi nisikan dalam PSAK 22. Penghasilan dan beban
entitas anak didasarkan pada nilai aset dan liabilitas yang diakui dalam laporan keuangan
konsolidasian pada tanggal akuisisi. Misalnya, beban penyusutan yang diakui dalam laporan
laba rugi komprehensif konsolidasian setelah tanggal akuisisi didasarkan pada nilai wajar
aset tersusutkan yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian pada tanggal akuisisi.
24. Kepentingan nonpengendali disajikan di ekuitas dalam laporan posisi keuangan
konsolidasian, terpisah dari ekuitas pemilik entitas induk.
25. Laba atau rugi dan setiap komponen pendapatan komprehensif lain diatribusikan pada
pemilik entitas induk dan pada kepentingan nonpengendali. Seluruh laba rugi komprehensif
diatribusikan pada pemilik entitas induk dan pada kepentingan nonpengendali bahkan jika
hal ini mengakibatkan kepentingan nonpengendali mempunyai saldo defisit.
26. Jika entitas anak mempunyai saham preferen kumulatif beredar yang diklasifi kasikan
sebagai ekuitas dan dimiliki oleh kepentingan nonpengendali, maka entitas induk
menghitung bagiannya atas laba atau rugi setelah penyesuaian untuk dividen atas saham
tersebut, apakah ada atau tidak ada dividen yang telah diumumkan.
27. Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang tidak
mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas (dalam hal ini
transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik).
28. Dalam keadaan tersebut nilai tercatat kepentingan pengendali dan nonpengendali
disesuaikan untuk mencerminkan perubahan bagian relatifnya atas entitas anak.

KEHILANGAN PENGENDALIAN
29. Entitas induk dapat kehilangan pengendalian atas entitas anak dengan atau tanpa
perubahan absolut atau relatif tingkat kepemilikan. Hal ini terjadi, misalnya, ketika entitas
anak menjadi subyek pengendalian pemerintah, pengadilan, administrator, atau regulator.
Hal ini dapat terjadi pula sebagai akibat suatu perjanjian kontraktual.
30. Entitas induk mungkin kehilangan pengendalian dalam dua atau lebih perjanjian
(transaksi). Meskipun, terkadang beberapa keadaan mengindikasikan bahwa lebih dari
satu perjanjian seharusnya dicatat sebagai transaksi tunggal. Satu atau lebih hal berikut ini
mengindikasikan bahwa entitas induk mencatat lebih dari satu perjanjian sebagai transaksi
tunggal:
(a) Perjanjian tersebut disepakati pada waktu yang sama atau terkait satu dengan yang lain.
(b) Perjanjian tersebut membentuk suatu transaksi tunggal yang didesain untuk mencapai
suatu dampak komersial secara keseluruhan.
(c) Keterjadian satu perjanjian tergantung pada keterjadian perjanjian lain.
(d) Satu perjanjian yang berdiri sendiri tidak dapat dijustifi kasi secara ekonomi, tetapi
perjanjian tersebut dapat dijustifi kasi secara ekonomi jika bergabung dengan perjanjian
lain. Misalnya, ketika saham dijual di bawah harga pasar dan dikompensasikan dengan
penjualan berikutnya di atas harga pasar.
31. Jika entitas induk kehilangan pengendalian atas entitas anak, maka entitas induk:
(a) menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas entitas anak
pada nilai tercatatnya ketika pengendalian hilang;
(b) menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap kepentingan nonpengendali pada
entitas anak terdahulu pada tanggal hilangnya pengendalian (termasuk setiap komponen
pendapatan komprehensif lain yang diatribusikan pada kepentingan nonpengendali);
(c) mengakui:
(i) nilai wajar pembayaran yang diterima (jika ada) dari transaksi, peristiwa atau keadaan
yang mengakibatkan hilangnya pengendalian; dan
(ii) distribusi saham, jika transaksi yang mengakibatkan hilangnya pengendalian melibatkan
distribusi saham entitas anak ke pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik; (d) mengakui
setiap sisa investasi pada entitas anak terdahulu pada nilai wajarnya pada tanggal
hilangnya pengendalian;
(e) mereklasifikasi ke laporan laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba jika
disyaratkan oleh SAK lain, sejumlah yang diidentifi kasi dalam paragraf 32; dan
(f) mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam
laporan laba rugi yang dapat diatribusikan pada entitas induk.
32. Jika entitas induk kehilangan pengendalian atas entitas anak, maka entitas induk
mencatat semua jumlah yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain yang terkait
dengan entitas anak tersebut dengan dasar yang sama yang dipersyaratkan jika entitas
induk melepaskan secara langsung aset dan liabilitas terkait.
33. Pada saat kehilangan pengendalian atas entitas dan setiap jumlah terutang oleh atau
kepada entitas anak terdahulu dicatat sesuai dengan SAK lain sejak tanggal hilangnya
pengendalian.
34. Nilai wajar setiap sisa investasi pada entitas anak terdahulu pada tanggal hilangnya
pengendalian dianggap sebagai nilai wajar pada saat pengakuan awal aset keuangan sesuai
dengan PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, atau (jika
sesuai) biaya perolehan saat pengakuan awal investasi pada entitas asosiasi atau
pengendalian bersama entitas.

AKUNTANSI INVESTASI PADA ENTITAS ANAK, PENGENDALIAN BERSAMA ENTITAS, DAN


ENTITAS ASOSIASI DALAM LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI
35. Jika entitas induk menyusun laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan,
maka entitas induk tersebut mencatat investasi pada entitas anak, pengendalian bersama
entitas, dan entitas asosiasi pada:
(a) biaya perolehan; atau
(b) sesuai PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran. Entitas menerapkan akuntansi yang sama untuk setiap
kategori investasi. Investasi yang dicatat pada biaya perolehan dicatat sesuai dengan PSAK
58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan ketika
investasi tersebut diklasifi kasikan sebagai dimiliki untuk dijual atau termasuk kelompok
lepasan yang diklasifi kasikan sebagai dimiliki untuk dijual) sesuai dengan PSAK 58 (revisi
2009).
36. Entitas induk mengakui dividen dari entitas anak, pengendalian bersama entitas, atau
entitas asosiasi pada laporan laba rugi dalam laporan keuangan tersendiri ketika
hak menerima dividen ditetapkan.
37. Ketika entitas induk mereorganisasi struktur kelompok usahanya dengan membentuk
suatu entitas baru sebagai entitas induk yang memenuhi kriteria berikut:
(a) entitas induk baru memiliki pengendalian atas entitas induk awal dengan menerbitkan
instrumen ekuitas yang ditukarkan dengan instrumen ekuitas entitas induk
awal;
(b) aset dan liabilitas kelompok usaha baru dan kelompok usaha awal adalah sama segera
sebelum dan setelah reorganisasi; dan
(c) pemilik entitas induk awal sebelum reorganisasi mempunyai bagian yang sama secara
absolut dan relatif atas aset neto kelompok usaha awal dan kelompok usaha baru segera
sebelum dan setelah reorganisasi; dan entitas induk baru mencatat investasinya dalam
entitas induk awal sesuai dengan paragraf 35 (a) dalam laporan keuangan tersendiri, maka
entitas induk baru mengukur biaya perolehan pada nilai tercatat atas bagiannya atas pos-
pos ekuitas dalam laporan keuangan tersendiri entitas induk awal pada tanggal akuisisi.
38. Serupa dengan hal tersebut, entitas yang bukan entitas induk mungkin mendirikan
entitas baru sebagai entitas induk yang memenuhi kriteria di paragraf 37. Persyaratan di
paragraf 37 diterapkan sama dengan reorganisasi tersebut. Dalam kasus tersebut, “entitas
induk awal” dan “kelompok usaha awal” merujuk pada “entitas awal”.
39. Investasi dalam pengendalian bersama entitas dan entitas asosiasi yang dicatat sesuai
dengan PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran dalam
laporan keuangan konsolidasian dicatat dengan cara yang sama dalam laporan keuangan
tersendiri investor.

PENGUNGKAPAN
40. Pengungkapan berikut dibuat dalam laporan keuangan konsolidasian:
(a) sifat hubungan antara entitas induk dan suatu entitas anak jika entitas induk tidak
memiliki (secara langsung maupun tidak langsung melalui entitas anak) lebih dari setengah
kekuasaan suara;
(b) alasan mengapa kepemilikan (secara langsung maupun tidak langsung melalui entitas
anak) lebih dari setengah kekuasaan suara atau kekuasaan suara potensial atas investee
tidak diikuti dengan pengendalian;
(c) akhir periode pelaporan dari laporan keuangan entitas anak jika laporan keuangan
tersebut digunakan untuk menyusun laporan keuangan konsolidasian dan tanggal atau
periode berbeda dari tanggal laporan keuangan entitas induk, dan alasan menggunakan
tanggal atau periode yang berbeda;
(d) sifat dan luas setiap restriksi signifi kan (misalnya akibat dari perjanjian pinjaman yang
diterima atau persyaratan regulator) dalam kemampuan entitas anak untuk mentransfer
dana ke entitas induk dalam bentuk deviden tunai, atau pembayaran kembali pinjaman atau
uang muka;
(e) suatu rincian yang menunjukan dampak setiap perubahan bagian kepemilikan entitas
induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian atas ekuitas
yang dapat diatribusikan pada pemilik entitas induk; dan
(f) jika pengendalian atas entitas anak hilang, maka entitas induk mengungkapkan
keuntungan atau kerugian (jika ada) yang diakui sesuai dengan paragraf 31, dan:
(i) porsi dari keuntungan atau kerugian yang dapat diatribusikan pada pengakuan
sisa investasi pada entitas anak terdahulu dengan nilai wajar pada tanggal
hilangnya pengendalian, dan
(ii) pos keuntungan atau kerugian yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif
(jika tidak disajikan secara terpisah dalam laporan laba rugi komprehensif).
41. Ketika entitas induk menyusun laporan keuangan tersendiri, maka laporan keuangan
tersendiri tersebut mengungkapkan:
(a) laporan keuangan tersebut adalah laporan keuangan tersendiri yang merupakan
informasi tambahan dalam laporan keuangan konsolidasian;
(b) daftar investasi yang signifi kan dalam entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan
entitas asosiasi, termasuk nama, negara atau tempat kedudukan, proporsi kepemilikan, dan
proporsi hak suara yang dimiliki (jika berbeda); dan
(c) penjelasan tentang metode yang digunakan untuk mencatat investasi yang terdaftar di
(b).

TANGGAL EFEKTIF
42. Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1
Januari 2011.

KETENTUAN TRANSISI
43. Pernyataan ini diterapkan secara retrospektif, kecuali untuk beberapa hal berikut
diterapkan prospektif:
(a) Persyaratan di paragraf 25 mengenai laba atau rugi komprehensif yang diatribusikan
pada pemilik entitas induk dan pada kepentingan nonpengendali bahkan jika hal ini
mengakibatkan kepentingan nonpengendali bersaldo defisit.
(b) Persyaratan di paragraf 27 dan 28 mengenai perubahan dalam bagian kepemilikan
entitas induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian.
(c) Persyaratan di paragraf 31-34 mengenai kehilangan pengendalian atas entitas anak, dan
persyaratan terkait dalam paragraf 11 PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki
untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan.
(d) Persyaratan di paragraf 11-12 mengenai hak suara potensial dalam menilai keberadaan
pengendalian.
(e) Jika entitas induk masih memiliki entitas anak yang diperoleh sebelum tanggal efektif
Pernyataan ini untuk tujuan dijual atau dialihkan dalam jangka pendek, dan entitas anak
yang dibatasi oleh restriksi jangka panjang sehingga mempengaruhi secara signifikan
kemampuannya dalam mentransfer dana kepada entitas induk, sebagaimana diatur dalam
PSAK 4 (1994): Laporan Keuangan Konsolidasi paragraf 06, maka entitas induk
mengonsolidasikan entitas anak tersebut sesuai dengan Pernyataan ini secara prospektif.

PENARIKAN
44. Pernyataan ini menggantikan PSAK 4 (1994): Laporan Keuangan Konsolidasi.
Perbedaan ED PSAK 7 (revisi 2009): Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai
Hubungan Istimewa dengan IAS24 (2009): Related Party Disclosures

ED PSAK 7 (revisi 2009): Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa


mengadopsi seluruh pengaturan dalam IAS 24 Related Party Disclosures per 4 November
2009, kecuali:
1. IAS 24 paragraf 03 yang menjadi ED PSAK 7 (revisi 2009) paragraf 03 mengenai ruang
lingkup dengan menghilangkan penerapan ED PSAK 7 (revisi 2009) atas laporan keuangan
tersendiri venturer dan investor. Hal ini untuk konsistensi pengaturan dengan PSAK 4
(revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri.

2. IAS 24 paragraf 13 yang menjadi ED PSAK 7 (revisi 2009) paragraf 13 mengenai entitas
induk yang tidak menyajikan laporan keuangan konsolidasian. Hal ini untuk konsistensi
pengaturan dengan PSAK 4 (revisi 2009) yang mengharuskan semua entitas induk untuk
menyajikan laporan keuangan konsolidasian, dimana hal ini berbeda dengan IAS 27
Consolidated and Separate Financial Statements.

3. IAS 24 paragraf 16 mengenai entitas induk mana yang menyajikan laporan keuangan
konsolidasian dalam suatu kelompok usaha tidak diadopsi. Hal ini untuk konsistensi
pengaturan dengan PSAK 4 (revisi 2009) sebagaimana dijelaskan di angka 2.

4. IAS 24 paragraf 28 yang menjadi ED PSAK 7 paragraf 27 mengenai tanggal efektif dengan
tidak mengijinkan penerapan dini, karena penerapan dini tersebut hanya akan dapat
dilakukan dengan tepat jika seluruh pengaturan dalam IFRS diadopsi secara bersamaan
menjadi SAK. Adopsi IFRS menjadi SAK di Indonesia dilakukan secara bertahap.
PSAK 7 Pengungkapan Pihak yang Memiliki Hubungan Istimewa
Tujuan
01. Tujuan dari Pernyataan ini adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan entitas
berisi pengungkapan yang diperlukan untuk dijadikan perhatian terhadap kemungkinan
bahwa laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi telah dipengaruhi oleh
keberadaan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan oleh transaksi dan
saldo (outstanding balances), termasuk komitmen dengan pihak-pihak tersebut.

Ruang Lingkup
02. Pernyataan ini akan diterapkan dalam:
(a) mengidentifikasi hubungan dan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa;
(b) mengidentifikasi saldo, termasuk komitmen antara entitas dengan pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa;
(c) mengidentifikasi keadaan pengungkapan butir (a) dan (b) diperlukan; dan
(d) menentukan pengungkapan yang harus dilakukan mengenai butir butir tersebut.

03. Pernyataan ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak
yang mempunyai hubungan instimewa, termasuk komitmen, dalam laporan
keuangan konsolidasian dan laporan keuangan tersendiri entitas induk, yang disajikan
sesuai PSAK 4 (revisi 2009): Laporan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri.
Pernyataan ini juga diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual.

04. Transaksi dan saldo pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan entitas
lain dalam satu kelompok usaha entitas diungkapkan dalam laporan keuangan entitas.
Transaksi dan saldo intra kelompok usaha dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa dieliminasi dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi kelompok entitas.
Tujuan Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

05. Hubungan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa merupakan suatu
karakteristik (feature) normal dari perdagangan dan bisnis. Misalnya, entitas sering
melaksanakan bagian dari kegiatan mereka melalui entitas anak, ventura bersama dan
entitas asosiasi. Dalam keadaan ini, entitas memiliki kemampuan untuk mempengaruhi
kebijakan keuangan dan operasi investee melalui adanya pengendalian, pengendalian
bersama atau pengaruh signifikan.

06. Suatu hubungan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dapat
berpengaruh terhadap laba atau rugi dan posisi keuangan entitas. Pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa dapat menyepakati transaksi di mana pihak-pihak yang
tidak mempunyai hubungan istimewa tidak dapat melakukannya.

07. Laba atau rugi dan posisi keuangan entitas dapat dipengaruhi oleh pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa bahkan jika transaksi dengan pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa tidak terjadi sekalipun. Hanya dengan keberadaan
hubungan istimewa itu saja, mungkin sudah cukup untuk mempengaruhi transaksi
entitas dengan pihak lain.

08. Karena alasan tersebut, pengetahuan mengenai transaksi entitas, saldo, termasuk
komitmen, dan hubungan antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
dapat mempengaruhi penilaian dari operasi entitas oleh pengguna laporan keuangan,
termasuk penilaian risiko dan kesempatan yang dihadapi entitas.

Definisi
09. Istilah berikut yang digunakan dalam Pernyataan ini:
Anggota keluarga dekat dari individu adalah anggota keluarga yang mungkin
mempengaruhi, atau dipengaruhi oleh, orang dalam hubungan mereka dengan entitas.
Mereka dapat termasuk:
(a) pasangan hidup dan anak dari individu;
(b) anak dari pasangan hidup individu; dan
(c) tanggungan dari individu atau pasangan hidup individu.
Entitas pemerintah yang mempunyai hubungan istimewa adalah entitas yang dikendalikan,
dikendalikan bersama, atau dipengaruhi secara signifikan oleh pemerintah.
Imbalan kerja adalah seluruh bentuk imbalan yang dibayar, terutang atau diberikan oleh
entitas, atau untuk kepentingan entitas, atas imbalan jasa yang diberikan kepada entitas.
Hal ini juga mencakup imbalan yang dibayarkan untuk kepentingan entitas induk terkait
dengan entitas. Kompensasi meliputi:
(a) imbalan kerja jangka pendek, seperti upah, gaji dan kontribusi jaminan sosial, cuti
tahunan dan cuti sakit yang dibayar, bagi hasil dan bonus (jika dibayarkan dalam waktu
dua belas bulan setelah akhir periode) dan imbalan nonkeuangan (seperti perawatan
kesehatan, perumahan, mobil dan barang atau jasa gratis atau disubsidi) bagi karyawan
saat ini;
(b) imbalan pasca-kerja seperti pensiun, manfaat pensiun lain, asuransi jiwa pasca-kerja dan
perawatan medis pasca-kerja;
(c) imbalan kerja jangka panjang lainnya, termasuk cuti masa kerja panjang (long-service
leave or sabbatical leave), jubilee (perayaan masa kerja panjang) atau imbalan masa
kerja panjang lainnya, imbalan cacat jangka panjang dan, jika tidak dibayar sepenuhnya
dalam waktu dua belas bulan setelah akhir periode, bagi hasil, bonus dan kompensasi
yang ditangguhkan;
(d) pesangon pemutusan kontrak kerja; dan
(e) pembayaran berbasis saham.

Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah orang atau entitas yang terkait
dengan entitas tertentu dalam menyiapkan laporan keuangannya (dalam Pernyataan ini
dirujuk sebagai “entitas pelapor”).
(a) Orang atau anggota keluarga terdekat terkait entitas pelopor jika orang tersebut:
(i) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;
(ii) memiliki pengaruh signifikan terhadap entitas pelapor; atau
(iii) personal manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor
(b) Suatu entitas terkait dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut;
(i) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya
entitas induk, entitas anak dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain.
(ii) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama bagi entitas lain (atau
entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok
usaha, dimana entitas lain tersebut adalah anggotanya.
(iii) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.

(iv) Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah
entitas asosiasi dari entitas ketiga.
(v) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari
salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika
entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, entitas
sponsor juga terkait dengan entitas pelapor.
(vi) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi
dalam butir (a).
(vii) Orang yang diidentifikasi dalam butir (a) (i) memiliki pengaruh signifikan terhadap
entitas atau anggota menejemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

10. Dalam mempertimbangkan setiap kemungkinan hubungan pihak yang mempunyai


hubungan istimewa, perhatian diarahkan pada substansi hubungan dan tidak hanya
dalam bentuk hukum.

11. Dalam Pernyataan ini, pihak-pihak berikut bukan sebgai pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa:
(a) dua entitas hanya karena mereka memiliki direktur atau anggota manajemen kunci
yang sama, atau karena anggota dari manejemen kunci dari satu entitas
mempunyai pengaruh signifikan terhadap entitas lain.
(b) dua venturer hanya karena mereka mengendalikan bersama atas ventura bersama.
(c) (i) penyandang dana,
(ii) serikat dagang,
(iii) entitas pelayanan publik, dan
(iv) departemen dan instansi pemerintah yang tidak mengendalikan,
mengendalikan bersama atau memiliki pengaruh signifikan terhadap entitas
pelapor,
semata-mata dalam pelaksanaan urusan normal dengan entitas pelapor
(meskipun pihak-pihak tersebut dapat membatasi kebebasan suatu entitas
atau ikut serta dalam proses pengambilan keputusan).
(d) pelanggan, pemasok, pemegang hak waralaba (franchise), distributor, atau
perwakilan/agen umum dengan siapa entitas mengadakan transaksi usaha
dengan volume signifikan, semata-mata karena ketergantungan ekonomis yang
diakibatkan oleh keadaan.

12. Dalam definisi pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, suatu entitas asosiasi
termasuk entitas anak dari entitas asosiasi tersebut dan suatu ventura bersama
termasuk entitas anak dari ventura bersama tersebut. Oleh karena itu, misalnya,
entitas anak dari entitas asosiasi dan investor yang memiliki pengaruh signifikan atas
entitas asosiasi tersebut mempunyai hubungan istimewa satu dengan yang lainnya.

Pengungkapan
Seluruh Entitas
13. Hubungan antara entitas induk dan entitas anak harus diungkapkan terlepas dari
apakah telah terjadi transaksi antara mereka. Jika entitas induk maupun pihak
pengendali paling akhir tidak melaporkan laporan keuangan konsolidasian yang
tersedia untuk keperluan umum, nama entitas induk berikutnya (next most senior
parent) yang paling pertama menghasilkan laporan keuangan diungkapkan.

14. Untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan memahami adanya dampak pihak
yang mempunyai hubungan istimewa pada suatu entitas, maka sangat tepat untuk
mengungkapkan pihak yang mempunyai hubungan istimewa ketika pengendalian itu
ada, terlepas dari apakah telah terjadi transaksi antara pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa.

15. Persyaratan pengungkapan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa antara


entitas induk dengan entitas anak adalah tambahan pengungkapan dalam PSAK 4
(revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri, PSAK
12 (revisi 2009): Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama dan PSAK 15 (revisi 2009):
Investasi pada Entitas Asosiasi.
16. Entitas mengungkapkan kompensasi anggota manajemen kunci secara total dan untuk
masing-masing kategori berikut:
(a) imbalan kerja jangka pendek;
(b) imbalan pasca-kerja;
(c) imbalan kerja jangka panjang lainnya;
(d) imbalan pemutusan hubungan kerja; dan
(e) pembayaran berbasis saham.

17. Jika entitas memiliki transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
selama periode yang dicakup dalam laporan keuangan, maka entitas mengungkapkan
sifat dari hubungan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa serta
informasi mengenai transaksi dan saldo, termasuk komitmen, yang diperlukan untuk
memahami potensi dampak hubungan tersebut dalam laporan keuangan. Persyaratan
pengungkapan ini adalah tambahan persyaratan dalam paragraf 16. Sekurang-
kurangnya, pengungkapan meliputi:
(a) nilai transaksi;
(b) jumlah saldo, termasuk komitmen dan:
(i) persyaratan dan ketentuan terkait, termasuk apakah terdapat jaminan, dan
sifat dari imbalan diberikan pada saat penyelesaian; dan
(ii) rincian jaminan yang diberikan atau diterima;
(c) penyisihan piutang ragu-ragu terkait dengan jumlah saldo tersebut; dan
(d) beban yang diakui selama periode dalam hal piutang ragu-ragu atau
penghapusan piutang dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

18. Pengungkapan yang disyaratkan oleh paragraf 17 dilakukan secara terpisah untuk
masing-masing kategori berikut:
(a) entitas induk;
(b) entitas dengan pengendalian bersama atau pengaruh signifikan terhadap
entitas;
(c) entitas anak;
(d) entitas asosiasi;
(e) ventura bersama dimana entitas merupakan venturer;
(f) anggota manajemen kunci dari entitas atau entitas induknya; dan
(g) pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa lainnya.

19. Klasifikasi jumlah yang terutang dari, dan tagihan kepada, pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa dalam berbagai kategori seperti yang disyaratkan dalam paragraf
18 merupakan perluasan dari persyaratan pengungkapan dalam PSAK 1 (revisi 2009):
Penyajian Laporan Keuangan untuk informasi yang akan disajikan baik dalam laporan
posisi keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan. Kategori tersebut diperluas
untuk menyediakan analisa yang lebih komprehensif atas saldo dari pihak yang
mempunyai hubungan istimewa dan berlaku untuk transaksi dengan pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa.
20. Berikut ini adalah contoh transaksi yang diungkapkan jika pihak tersebut adalah pihak
yang mempunyai hubungan istimewa:

(a) pembelian atau penjualan barang (barang jadi atau setengah jadi);
(b) pembelian atau penjualan properti dan aset lainnya;
(c) menyediakan atau menerima jasa;
(d) sewa;
(e) pengalihan penelitian dan pengembangan;
(f) pengalihan di bawah perjanjian lisensi;
(g) pengalihan di bawah perjanjian pembiayaan (termasuk pinjaman dan
kontribusi ekuitas dalam bentuk tunai atau dalam bentuk natura);
(h) provisi atas jaminan atau agunan; dan
(i) komitmen untuk berbuat sesuatu jika peristiwa khusus terjadi atau tidak
terjadi dimasa depan, termasuk kontrak eksekutori* (diakui atau tidak
diakui); dan
(j) penyelesaian liabilitas atas nama entitas atau pihak yang mempunyai
hubungan istimewa.
21. Partisipasi oleh entitas induk atau entitas anak dalam program pensiun imbalan pasti
yang membagi risiko antar entitas dalam kelompok usaha adalah suatu transaksi antara
pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lihat PSAK 24 (revisi 2004): Imbalan
Kerja).

22. Pengungkapan bahwa transaksi pihak hubungan istimewa dilakukan dengan ketentuan
yang setara dengan yang berlaku dalam transaksi yang wajar dapat dilakukan hanya jika
hal tersebut dapat dibuktikan.

23. Pos yang memiliki sifat yang serupa dapat diungkapkan secara agregat kecuali ketika
pengungkapan terpisah diperlukan untuk memahami pengaruh transaksi pihak-pihak
yang mempunyai hubungan istimewa pada laporan keuangan entitas.
*PSAK 57: Provisi, Liabilitas Kontinjensi, Aset Kontinjensi mendefinisikan kontrak
eksekutori sebagai kontrak dimana kedua belah pihak terkaitnya belum
melaksanakan kewajiban kontrak atau telah melaksanakan sebagian kewajiban
mereka dengan proporsi yang sama.

Entitas yang Mempunyai Hubungan Istimewa dengan Pemerintah


24. Entitas pelapor dikecualikan dari persyaratan pengungkapan dalam paragraf 17 atas
transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan saldo, termasuk
komitmen dengan:
(a) pemerintah yang memiliki pengendalian, pengendalian bersama atau pengaruh
signifikan atas entitas pelapor; dan
(b) entitas lain yang memiliki hubungan istimewa karena sama-sama dikendalikan oleh
pemerintah, pengendalian bersama atau pengaruh signifikan atas entitas pelapor
dan entitas lain.
25. Jika entitas pelapor menerapkan pengecualian dalam paragraf 24, maka entitas
mengungkapkan mengenai transaksi-transaksi dan saldo terkait yang dirujuk paragraf
24, yaitu:
(a) nama departemen atau instansi pemerintah dan sifat hubungannya dengan entitas
pelapor (misalnya; pengendalian, pengendalian bersama atau pengaruh signifikan);
(b) informasi berikut dengan rincian yang cukup yang memungkinkan pengguna
laporan keuangan memahami dampak transaksi dengan pihak-pihak yang memiliki
hubungan istimewa dalam laporan keuangan:
(i) sifat dan jumlah setiap transaksi yang secara individual signifikan; dan
(ii) untuk transaksi lain yang secara kolektif (bukan individual) signifikan, yang
diindikasikan kualititif atau kuantitatif. Jenis transaksi tersebut termasuk
yang dijelaskan dalam paragraf 20.

26. Dalam menggunakan pertimbangan untuk menentukan seberapa rinci pengungkapan


yang disyaratkan sesuai paragraf 25(b), entitas pelapor mempertimbangkan kedekatan
pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan faktor lain yang relevan dalam
menentukan tingkat signifikansi suatu transaksi, misalnya:
(a) ukuran signifikan;
(b) dilakukan di luar kondisi pasar (carried out on non-market terms);
(c) di luar bisnis yang normal, misalnya sebagai pembelian dan penjualan suatu
bisnis usaha;
(d) diungkapkan oleh regulator atau otoritas regulator;
(e) dilaporkan oleh manajemen senior;
(f) tergantung kepada persetujuan pemegang saham.

Tanggal Efektif
27. Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau
setelah 1 Januari 2011.
Penarikan
28. Pernyataan ini menggantikan PSAK 7 (1994): Pengungkapan Pihak-pihak yang
Mempunyai Hubungan Istimewa.

Anda mungkin juga menyukai