Anda di halaman 1dari 16

SOP PEMELIHARAAN ALAT

KESEHATAN

No. Dokumen :
S
Tanggal Terbit :
O
Kepala Bidang Pelayanan Kepala Dinas Kesehatan
Kesehatan Kab. Lombok Tengah
Kab. Lombok Tengah
P
Halaman : 1/2

JOHAN EFFENDY,S.Si.,MPH H. OMDAH, SKM., MM


NIP. 19730502199303 1 006
NIP. 19601231 198212 1 015
A. Tujuan Sebagai acuan untuk pemeliharaan alat medis dan keperawatan

B. Pengertian Melaksanakan pemeliharaan alat-alat keperawatan dan alat-alat


kedokteran dengan cara membersihkan, mendesinfekstan,
mensterilkan dan menyimpannya.
C. Peraturan dan 1. Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Kebijakan Tekait Perencanaan Pembangunan Nasional
Peraturan 2.Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 2014 tentang Perencanaan dan Penganggaran Bidang
Kesehatan
4.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28
Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan
Nasional
5.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional
Kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2015 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
D. Prosedur Pemeliharaan Peralatan dari Logam
1. Membersihkan dan disinfektan:
a. Peralatan :
• Alat kotor
• Larutan desinfektan, gelas pengukur
• Bak/ ember tempat merendam
• Air mengalir
b. Prosedur
• Memakai sarung tangan
• Membersihkan alat dari kotoran yang melekat di
bawah air kran mengalir
• Dikeringkan (setelah kering dimasukan ke
sterilisator)
2. Menyeterilkan dan Penyimpanan Alat Logam
a. Peralatan :
• Alat-alat Logam
• Sterilisator panas kering
• Kain pembungkus bila perlu
b. Prosedur :
• Memakai panas kering (sterilisator)
• Menyusun alat-alat ke dalam bak instrument dalam
keadaan bersih/ kering
• Membungkus bak instrument berisi alat dengan
kain
• Memasukkan alat ke dalam autoclave (sentral)
selama 30 menit untuk yang dibungkus, 20 menit
untuk yang tidak dibungkus
• Mengangkat alat dari sterilisator dan menyimpan
dalam tempatnya
Pemeliharaan Tensi Meter
1. Mengunci air raksa setelah pemakaian alat
2. Mengguung kain beserta manset dan disusun/ di masukkan
ke dalam bak tensimeter
3. Menutup tensimeter dan menyimpan pada tempatnya
4. Kain manset dicuci bila kotor atau satu kali seminggu
5. Perhatikan kaca pengukur harus tetap dalam keadaan
bersih dan mudah dibaca
SOP CALL CENTER PSC 119
BAJANG TASTURA LOMBOK
TENGAH
No. Dokumen :

Tanggal Terbit :

Halaman : 1/2
S
Kepala Bidang Pelayanan Kepala Dinas Kesehatan
Kesehatan
Kab. Lombok Tengah
o Kab. Lombok Tengah

Johan effendy,S.Si.,MPH
p
H. OMDAH, SKM., MM
NIP. 19730502199303 1006 NIP. 19601231 198212 1 015

A. Pengertian Telepon adalah sarana komunikasi di Pelayanan PSC (Public Safety


Center) 119 Bajang Tastura Kabupaten Lombk Tengah.

B. Tujuan 1. Menerima atau memberikan informasi ke bagian lain atau dari


pihak luar.
2. Standarisasi cara menerima telepon di PSC (Public Safety Center)
119 Bajang Tastura

C. Kebijakan Petugas harus siap melayani setiap panggilan telepon yang masuk
dengan baik, sopan dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di PSC
(Public Safety Center) 119 Bajang Tastura Kabupaten Lombk Tengah.

D. Prosedur 1. Petugas mengangkat telepon yang berdering dengan segera.


(maksimal 3 kali berdering)
2. Petugas mengucapkan salam, pagi/siang/sore/malam. “ PSC
(Public Safety Center) 119 Bajang Tastura “
3. Petugas Memperkenalkan Diri
4. Petugas menanyakan nama penelpon,
5. Petugas menanyakan lokasi kejadian.
6. penelpon alamat, serta konfirmasikan nomer telepon penelpon. (
catat panggilan penelpon tersebut )
7. Petugas menanyakan maksud atau tujuan penelepon.
8. Bila penelepon menyampaikan kejadian kegawatdarutan atau
kejadian luar biasa dan bencana maka tindak lanjuti dengan
menggunakan algoritma kegawatdarutan pada SPGDT
9. Petugas memberikan informasi dengan jelas perihal yang
ditanyakan oleh penelepon atau petugas dapat menyambungkan ke
unit lain yang bersangkutan dengan maksud dari penelepon.
10. Bila penelepon memerlukan informasi kesehatan atau perawatan
maka berikan saran medis yang sesuai bagi penelepon.
11. Petugas Mengkonfirmasi Akan Mengirimkan Bantuan Ambulance
Beserta Petugas ke lokasi tujuan.
12. Setelah selesai petugas memberikan ucapan terimakasih ataupun
salam penutup, selamat pagi/siang/sore/malam.
13. Petugas menutup gagang telepon dengan pelan.
SOP PEMELIHARAAN
AMBULAS PSC 119 BAJANG
TASTURA LOMBOK
TENGAH
No. Dokumen :
S Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

Kepala Bidang Pelayanan Kepala Dinas Kesehatan Kab.


Kesehatan O Lombok Tengah
Kab. Lombok Tengah

Johan effendy,S.Si.,MPH
H. OMDAH, SKM., MM
NIP. 19730502199303 1006
NIP. 19601231 198212 1 015

A. Pengertian  SOP pemeliharaan ambulan adalah pemeliharaan ambulan dalam


rangka menunjang operasional pelayanan di PSC 119 Bajang
Tastura Kabupaten Lombok Tengah.
B. Tujuan  Tercapainya pelayanan penderita gawat darurat secara
cepat,tepat,cermat dan profesional.
 Ambulan selalu siap digunakan
C. Kebijakan  Pemeliharaan ambulan adalah tanggung jawab bagian kasubag
TU.
 Peralatan penunjang medis dam obat obatan emergency adalah
tanggung jawab Kepala seksi rujukan.
 Sopir ambulan harus disertai perawat/bidan.
D. Referensi
E. Prosedur A. PERAWATAN MOBIL
a. Cuci mobil setiap dalam keadaan kotor
b. Panasi setiap mesin mobil setiap pagi selama 10 menit
c. Periksa bahan bakar setiap hari
B. PERAWATAN MESIN
a. Ganti oli mesin setiap 5000 km
b. Ganti oli gardan setiap 20000 km
c. Lakukan service ringan setiap 5000 km

C. PERAWATAN RODA
a. Cek tekanan ban 1 minggu sekali
b. Lakukan sporing dan balancing bila roda terasa tidak sesuai
c. Ganti ban bila bunga ban telah tampak tipis
D. PERAWATAN AC
a. Catat tanggal pengisian freon ac
b. Cek kedinginan ac setiap hari saat memanasi mobil
c. Service ac setiap 3 bulan sekali
E. PERAWATAN INSTRUMEN PENDUKUNG LAINNYA
a. Periksa lampu depan lampu belakang,kedipan lampu
hazard,lampu dim setiap hari.
b. Periksa lampu rotator sirine setiap hari
F. CEK ALAT-ALAT DAN KELENGKAPAN MEDIS AMBULAN
a. Lakukan pencatatan kelengkapan inventaris alat-alat di
ambulan setiap hari
b. Lakukan pencatatan kondisi dari peralatan ambulan
c. Apabila terdapat kerusakan atau tidak layak pakai segera lapor
ke penanggung jawab alkes unit pelayanan puskesmas
d. Catat kelengkapan obat-obatan bila kurang segera lapor
kepenanggung jawab obat unit pelayanan puskesmas
e. Cek ketersediaan oksigen pada tabung O2,bila habis
pengadaan di adakan langsung tanpa mengikuti prosedur
pengadaan barang
PENANGANAN PASIEN GAWAT
DARURAT
No.Dokumen :
S
Tanggal Terbit :
O
Halaman : 1/2
P
Kepala Bidang Pelayanan Kepala Dinas Kesehatan
Kesehatan Kab. Lombok Tengah
Kab. Lombok Tengah

Johan Effendy,S.Si.,MPH H. Omdah, SKM., MM


NIP. 19601231 198212 1 015
NIP. 19730502199303 1006

1. Pengertian Penanganan pasien gawat darurat adalah suatu pertolongan yang cepat
dan tepat pada pasien untuk mencegah kematian maupun kecacatan.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan pasien


gawat darurat.

3. Kebijakan
4. Referensi Basic Life Support, Basic Trauma Cardiac Life Support, Advanced
Cardiac Life Support.

5. Alat dan Bahan - APD (Handscoon, Masker, Alas kaki)


- Ambubag
- Oksigen
- Set infuse
- Set perawatan luka
6. Prosedur / 1. Petugas menerima telepon call center PSC 119
Langkah-langkah 2. Petugas mempersiapkan alat-alat sesuai permintaan call center 119
3. Petugas PSC 119 menuju lokasi kejadian
4. Petugas menggunakan alat pelindung diri (handscoon, masker, alas
kaki)
5. Jika pasien lebih dari satu, petugas mengidentifikasi pasien
berdasarkan prioritas penanganan (pasien gawat tidak darurat,
pasien darurat tidak gawat, pasien gawat darurat)
6. Petugas mengkondisikan pasien pada tempat yang aman dan
nyaman
7. Petugas mengidentifikasi masalah pasien
8. Petugas mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan sesuai dengan
kebutuhan pasien
9. Petugas menilai kesadaran pasien dengan GCS
10. Petugas mengecek airway dan melakukan tindakan bila terjadi
sumbatan jalan napas
11. Petugas memastikan bahwa pernapasan tidak terganggu, apabila
terjadi gangguan petugas memberikan bantuan napas
12. Petugas memperbaiki peredaran darah. Jika ada perdarahan, petugas
melakukan tindakan untuk meghentikan perdarahan
13. Petugas memasang IV line jika terdapat tanda-tanda kekurangan
cairan pada pasien
14. Petugas memberikan obat sesuai kebutuhan pasien
15. Petugas melakukan resusitasi jantung paru (RJP/ CPR) jika terjadi
henti jantung
16. Petugas memastikan bahwa pasien dalam kondisi stabil
17. Petugas melakukan rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan yang
lebih mampu apabila diperlukan.
(SOP) TINDAKAN KEPERAWATAN :
PEMASANGAN INFUS

S No.Dokumen :

O Tanggal Terbit :

P Halaman : 1/4

Kepala Bidang Pelayanan Kepala Dinas Kesehatan


Kesehatan Kab. Lombok Tengah
Kab. Lombok Tengah

Johan Effendy,S.Si.,MPH H. Omdah, SKM., MM


NIP.19730502199303 1006 NIP.19601231 98212 1 015

1 Pengertian Pemasangan infuse merupakan tindakan yang dilakukan pada pasien yang
memerlukan masukan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh
darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus
set (Potter, 2005).
2 Tujuan a. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh cairan elektrolit,
vitamin, protein, kalori dan nitrogen. Pada klien yang tidak mampu
mempertahankan masukan yang adekuat melalui mulut.
b. Memulihkan keseimbangan asam-asam.
c. Memulihkan volume darah dan,
d. Menyediakan saluran terbuka untuk pemberian obat-obatan
3 Indikasi a. Pasien Syok
b. Pasien yang mengalami pengeluaran cairan berlebih
c. Intoksikasi berat
d. Sebelum tranfusi darah.
e. Pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu.
4 Persiapan Alat Alat steril
1. Bak instrument berisi hand scon dan kasa steril
2. Infus set steril
3. Jarum / wingnedle / abocath dengan nomer yang sesuai
4. Korentang dan tempatnya
5. Kom tutup berisi kapas alcohol.
Alat tidak steril
1. Standart infus
2. Bidai dan pembalut jika perlu
3. Perlak dan alasnya
4. Pembendung (tourniquet)
5. Plester
6. Gunting verban
7. Bengkok
8. Sarung tangan bersih

Obat-obatan
1. Alcohol 70%
2. Cairan sesuai advis dokter, misal NaCl 0,9%, Dextrose 5% dll.
Pelaksanaan Persiapan Pasien :
1. Memperkenalkan diri
2. Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan
3. Meminta kesediaan pasien untuk di rawat
4. Atur posisi yang nyaman bagi klien
Persiapan Lingkungan :
4. Ciptakan lingkungan yang tenang dan aman
5. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur
6. Membawa alat ke dekat pasien
Pelaksanaan :
7. Mencuci tangan
8. Memakai sarung tangan
9. Membuka daerah yang akan dipasang infus
10. Memasang alas dibawah anggota badan yang akan dipasang infus
11. Membuka set infus dan meletakkannya pada bak instrumen steril
12. Menusukkan jarum set infus ke dalam botol infus kemudian
mengalirkan cairan ke selang infus berakhir di bengkok untuk
mengeluarkan udara dan mengisi selang infus
13. Isi tempat tetesan infus kurang lebih separuhnya
14. Pastikan roller selang infus dalam keadaan menutup (ke arah
bawah)
15. Menggantungkan selang infus pada standar infus
16. Buka abocath dari bungkusnya
17. Potong 3 lembar plester
18. Pilih pembuluh darah yang akan dipasang infus, dengan syarat :
pembuluh darah berukuran besar, pembuluh darah tidak
bercabang, pembuluh darah tidak di area persendian
19. Bendung bagian proksimal/atas dari pembuluh darah yang akan
dipasang infus dengan torniquet
20. Minta pasien menggenggamkan tangan, dengn ibu jari pasien di
dalam genggaman
21. Mendesinfeksi daerah yang akan dipasang infus
22. Menusukkan jarum infus ke vena dengan lubang jarum
menghadap keatas. Pastikan darah mengaliri jarum dan abocath.
Jika belum teraliri oleh darah, temukan pembuluh darah sampai
darah mengaliri jarum dan abocath
23. Tourniket dilepas bila darah sudah masuk
24. Lepas jarum sambil meninggalkan abocath di dalam pembuluh
darah
25. Tekan pangkal abocath untuk mencegah darah keluar dan
masukkan ujung sela infus set ke abocath
26. Fixasi secara menyilang menggunakan plester abocath yang sudah
terpasang
27. Alirkan cairan dari botol ke pembuluh darah dengan membuka
roller. Bila tetesan lancar, jarum masuk di pembuluh darah yang
benar
28. Fixasi dengan cara kupu-kupu. Meletakkan plester dengan cara
terbalik di bawah selang infus, kemudian disilangkan
29. Menutup jarum dan tempat tusukan dengan kassa steril dan
diplester
30. Mengatur/menghitung jumlah tetesan
31. Mengatur posisi pada anggota tubuh yang diinfus bila perlu diberi
spalk
32. Menuliskan tanggal pemasangan infus pada plester terakhir
33. Merapikan alat dan pasien
34. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
Evaluasi 1. Aliran dan tetesan infus lancar
2. Tidak terjadi hematom
3. Sterilitas terjaga
4. Infus terpasang rapi
5. Pasien nyaman
6. Lingkungan bersih
Unit terkait Unit Stroke dan Ruang Rawat Inap
6 Referensi Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
PENILAIAN PENGENDALIAN OBAT,
PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN OBAT

No.Dokumen :
S
Tanggal Terbit :
O
p Halaman :

Kepala Bidang Pelayanan Kepala Dinas Kesehatan


Kesehatan Kab. Lombok Tengah
Kab. Lombok Tengah

Johan Effendy,S.Si.,MPH H. Omdah, SKM., MM


NIP.19730502199303 1006 NIP.19601231 98212 1 015
1. Pengertian Pengendalian adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran
yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan
sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan obat di unit
pelayanan

2. Tujuan Sebagai acuan dalam penilaian pengendalian obat, penyediaan dan


penggunaan obat.

3. Kebijakan

4. Referensi Buku Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di


Puskesmas, Dirjen Kefarmasian dan Alkes.

5. Alat Dan Bahan ATK

6. Prosedur 1. Petugas farmasi memperkirakan/menghitung pemakaian rata-rata per


bulan di Puskesmas untuk menentukan stok kerja.
2. Petugas farmasi Menentukan stok optimum yaitu jumlah stok obat yang
diserahkan kepada unit pelayanan agar tidak mengalami
kekurangan/kekosongan.
3. Petugas farmasi menentukan stok pengaman yaitu jumlah stok yang
disediakan untuk mencegah terjadinya sesuatu hal yang tidak terduga.
4. Petugas farmasi menghitung waktu tunggu yaitu waktu yang diperlukan
dari mulai pemesanan sampai obat diterima.
Obat yang dipesan menggunakan rumus:
SO = SK + WK + WT + SP
Kebutuhan = SO – SS
Keterangan :
SO = Stok optimum
SK = Stok Kerja (Stok pada periode berjalan)
WK = Waktu kekosongan obat
WT = Waktu tunggu ( Lead Time )
SP = Stok penyangga
SS = Sisa Stok
5. Petugas farmasi melakukan penanganan obat hilang, obat rusak dan
kedaluwarsa.
6. Petugas farmasi mengawasi penggunaan obat di sub unit dengan
pengawasan LPLPO.
7. Petugas farmasi menerapkan pemakaian obat rasional.
8. Petugas farmasi mencatat obat – obatan yang kosong.
9. Petugas farmasi mengajukan pengebonan obat tambahan apabila terjadi
kekosongan.
10. Petugas farmasi melengkapi obat – obatan yang dibutuhkan.
7. Bagan Alir

Petugas farmasi

Menentukan stok
Menghitung rata-rata obat
optimal

Menghitung waktu tunggu Menentukan stok


pengaman

Penanganan obat hilang,


Pengawasan obat
rusak /kedaluwarsa

Pencatatan obat kosong Pemakaian obat rasional

Pengebonan obat ada


Melengkapi obat-
kekosongan obat
obatan

8. Hal – Hal Yang


Perlu Di -

Perhatikan
9. Unit Terkait
-

10. Dokumen Terkait 1. Resep


2. Kartu stok
3. LPLPO
11.Rekaman Historis
Perubahan No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai