Anda di halaman 1dari 11

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

DINAS KESEHATAN
UPT PSC 119 SEPINTU SEDULANG
KABUPATEN BANGKA
SOP NO. 01/2017

(SOP) Atonia Uteri


DISETUJUI OLEH
DOKTER UPT PSC 119 SEPINTU SEDULANG
MENGETAHUI
KEPALA UPT PSC 119 SEPINTU SEDULANG
Standar KABUPATEN BANGKA KABUPATEN BANGKA
Operasional
Prosedur

Budi Gustiansyah, S.Kep


dr. Adithia Andieska
NIP. 19830803 200501 1 005
Asuhan yang diberikan pada saat terjadi perdarahan segera setalah plasenta lahir lebih dari
1 PENGERTIAN
500 cc karena tidak ada kontraksi.
Agar perdarahan berhenti dan kontraksi uterus keras dengan sedikit mungkin melakukan
2 TUJUAN
intervensi namun tetap menjaga keamanan proses penghentian perdarahan tersebut.
3 KEBIJAKAN Dokter konsulen,Bidan dan perawat terlatih
1. O2 dan regulator
2. Cairan infuse
3. Infus set/ blodd set
4. Spuit 5ml dan jarum suntik no 18
5. Kateter nelaton
6. Povidon iodien 10%
7. Kapas DTT
4 PERSIAPAN 8. Bengkok
9. Korentang dan tempatnya
10. Sarung tangan DTT panjang/ steril 2 pasang
11. Sarung tangan pendek / steril 2 pasang
12. Tensimeter
13. Stetoskop
14. Lampu sorot
15. Uterotonika (oksitosin 10 IU/ml dan ergometrin 0,20 mg/ml)
5 PROSES 1. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
2. Masase pundus uteri segera setelah lahirnya plasenta (maksimal 15 detik)
3. Bersihkan bekuan darah atau selaput ketuban dari vagina dan saluran servik
4. Pastikan bahwa kandung kemih kosong.jika penuh atau dapat di palpasi lakukan
katetertisasi
5. Lakukan kompresi bimanual internal (KBI) selama 5 menit.

Referensi ; Prosedur Tetap Kegawatdaruratan Medis –Depkes RI Page 1


6 UNIT TERKAIT Public Safety Center

Referensi ; Prosedur Tetap Kegawatdaruratan Medis –Depkes RI Page 2


PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA
DINAS KESEHATAN
UPT PSC 119 SEPINTU SEDULANG
KABUPATEN BANGKA
SOP NO. 02/2017

MANUAL PLASENTA
SOP) DISETUJUI OLEH
DOKTER UPT PSC 119 SEPINTU SEDULANG
KABUPATEN BANGKA
MENGETAHUI
KEPALA UPT PSC 119 SEPINTU SEDULANG
KABUPATEN BANGKA
Standar Operasional
Prosedur

Budi Gustiansyah, S.Kep


dr. Adithia Andieska
NIP. 19830803 200501 1 005
1 PENGERTIAN Suatu cara untuk melahirkan plasenta selain dengan cara PTT
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencegah malpresentasi pada waktu
2 TUJUAN
persalinan.
3 KEBIJAKAN Dokter konsulen, Bidan dan Perawat terlatih,
1. Kleam/kocher
2. Spuit 3 cc
3. Kateter karet
4. Infus set
5. Abbocath no 16-18
6. Handscoen panjang steril
7. Handscoen pendek stril
8. Set perlindungan dari infeksi
9. Handuk bersih
4 PERSIAPAN 10. Kom kecil dan kapas
11. Kom sedang dan kapas DTT
12. Medikamentosa ( antibiotik : ampisilin 2 gr, sefazolin 1 gr, metronidazol 500mg.),
( uterotonik : ergometri) dan ( cairan infus : Nacl 0,95%, RL )
13. Larutan anteseptik ( betadin )
14. Bengkok
15. Baskom dan larutan klorin 0,5%:2.
16. Underpad (alas bokong)
17. Tensimeter
18. stetoskop

Referensi ; Prosedur Tetap Kegawatdaruratan Medis –Depkes RI Page 3


5 PROSES 1. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan
2. Siapkan kain alas bokong
3. Medikamentosa
4. Cuci tangan hingga siku
5. Keringkan dengan handuk DTT
6. Hasilnya dicatat pada buku
7. Pakai bajudan alas kaki kamar tindakan
8. Pakai sarung tangan
9. Pasien dengan posisi litotomi
10. Intruksikan asisten untuk memberikan sedative dan analgetik melalui karet infus
11. Dengan ibu jari dan telunjuk sisihkan labiyum mayus kiri dan kanan lateral sehingga
tampak muara uretra dengan bagian bawah ibu jari dan telunjuk tangan kanan masukan
kateter ke uretra hingga 0,5 cm, lepaskan labium mayus, pindahkan telunjuk kiri ke
dinding vagina kemudian dorong kateter hingga masuk kandung kemih.
12. Setelah kandung kemih kosong, masukkan ke dalam wadah tersedia dengan tangan kiri
jepit tali pusat dengan koher kemudian tegakkan tali pusat sejajar lantai
13. Secara obtetric tangan kanan dimasukan ke vagina dengan menelusuri tali pusat
14. Setelah tangan kanan mencapai pembukaan servik minta asisten untuk memegangi
koher kemudian tangan kiti penolong menahan fundus uteri
15. Sambil menahan fundus uteri dengan tangan kiri, tangan kanan masuk kedalam cavum
uteri hingga mencapai tempat implantasi plasenta
16. Buka tangan obtetric menjadi seperti memberi salam dengan ibu jari merapat kepangkal
jari telunjuk
17. Tentukan inplantasi plasenta dikorpus uteri bagian belakang dan bagian depan, temukan
tepi plasenta yang paling bawah
18. Bila berada di belakang tali pusat tetap disebelah atas, bila bagian depan pindahkan
19. Bila plasenta dibagian belakang di lepaskan plasenta dari tempat implantasinya dengan
jalan menyelipkan ujung jari di antara plasenta dan dinding uterus dengan punggung
tengah menghadap dinding uterus
20. Kemudian gerakkan tangan kanan kekiri dan kanan sambil bergeser ke kranial sehingga
semua permukaan maternal plasenta dapat di lepaskan
21. Sambil melakukan tindakan perhatikan keadaan ibu lakukan penanganan yang sesuai bila
terjadi penyulit
22. Sementara tangan kanan masih di dalam cavum uteri lakukan eksplorasi ulang untuk
memastikan tidak ada bagian plasenta yang masih melekat pada dinding uterus
23. Pindahkan tangan kiri ke supra simpisis untuk menahan uterus bagian bawah
24. Kemudian intruksikan kepada asisten untuk memegang koher untuk menarik tali pusat

Referensi ; Prosedur Tetap Kegawatdaruratan Medis –Depkes RI Page 4


sambil tangan kanan menarik plasenta kluar
25. Setelah plasenta lahir lengkap letakkan plasenta kedalam tempat yang telah di sediakan
26. Tangan kiri sedikit mendorong uterus ke dorsol carnial
27. Perhatikan kontraksi uterus dan jumpah perdarahan keluar
28. Sementara masih menggunakan sarung tangan, masukan bahan instrumen yang akan di
pergunakan lagi ke wadan yang mengandung larutan klorin 0,55
29. Buang bahan abis pakai
30. Bersihkan bagian-bagian yang tercemar darah atau cairan tubuh dengan larutan klorin
0,55 bersihkan sarung tangan dengan melepaskan secara terbalik dan rendam kedalam
31. Setelah di lepaskan cucitangan dengan sabun
32. Keringkan tangan dengan handuk bersih
33. Periksa kembali tanda vital pasien
34. dokumentasi

6 UNIT TERKAIT Public Safety Center

Referensi ; Prosedur Tetap Kegawatdaruratan Medis –Depkes RI Page 5


PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA
DINAS KESEHATAN
UPT PSC 119 SEPINTU SEDULANG
KABUPATEN BANGKA
SOP NO. 05/2017

(SOP) RETENSIO PLASENTA


DISETUJUI OLEH
DOKTER UPT PSC 119 SEPINTU SEDULANG
MENGETAHUI
KEPALA UPT PSC 119 SEPINTU SEDULANG
Standar KABUPATEN BANGKA KABUPATEN BANGKA
Operasional
Prosedur

Budi Gustiansyah, S.Kep


dr. Adithia Andieska
NIP. 19830803 200501 1 005

1 PENGERTIAN Retensio plasenta adalah bila plasenta tidak lepas/keluar lebih dari30 menit setelah
persalinan

2 TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencegah malpresentasi pada waktu
persalinan
3 KEBIJAKAN Dokter konsulen,Bidan terlatih dan perawat terlatih

1. infus dan cairan


2. oksitosin
3. tensimeter dan stetoskop
4. Handscoen panjang steril
5. Handscoen pendek stteril
6. APD lengkap ( masker,topi,celemek,kaca mata dan alas kaki)
4 PERSIAPAN 7. Tempat plasenta
8. Bak instrumen
9. Bengkok
10. Kateter
11. Klem tali pusat
12. Larutan klorin
13. Arloji (jam)

5 PROSES 1. Jelaskan prosedur tindakan kepada pasien


2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien
4. Melaksanakan pemeriksaan umum

Referensi ; Prosedur Tetap Kegawatdaruratan Medis –Depkes RI Page 6


5. Mengukur vital sing,suhu,nadi,tensi,pernafasan,
6. Melaksanakan pemeriksaan kebidanan ( inspeksi, palpasi, dan periksa dalam )
7. Memakai sarung tangan steril
8. Melakukan vulva hygiene
9. Mengamati adanya gejala dan tanda retensio plasenta
10. Bila plasenta tidak lahir dalam 30 menit sesudah bayi lahir, atau terjadi perdarahan
sementara plasenta belum lahir, maka berikan oxytocin 10IU IM. Pastikan kandung
kemuh kosong dan tunggu terjadi kontraksi, kemudian coba melahirkan plasenta
dengan menggunakan pereganga tali pusat terkendali
11. Bila dengan tindakan tersebut plasenta belum lahir dan terjadi perdarahan banyak,
maka plasenta harus di lahirkan secara manual
12. Berikan cairan infus NACL dan RL secara guyur untuk menggantikan cairan
13. Observasi pasien5 sampai 15 menit jika perdarahan tetap terjadi lakukan rujukan dan
pasang iksigen
6 UNIT TERKAIT Public Safety Center

2
3

Referensi ; Prosedur Tetap Kegawatdaruratan Medis –Depkes RI Page 7


PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA
DINAS KESEHATAN
UPT PSC 119 SEPINTU SEDULANG
KABUPATEN BANGKA
SOP NO. 56/2017

(SOP) PERSALINAN SUNGSANG

DISETUJUI OLEH MENGETAHUI


Standar DOKTER UPT PSC 119 SEPINTU SEDULANG KEPALA UPT PSC 119 SEPINTU SEDULANG
Operasional KABUPATEN BANGKA KABUPATEN BANGKA
Prosedur

Budi Gustiansyah, S.Kep


dr. Adithia Andieska
NIP. 19830803 200501 1 005
Persalinan sungsang adalah persalinan untuk melahirkan janin yang membujur dalam uterus
1 PENGERTIAN dengan bokong atau kaki pada bagian bahwa dimana bokong atau kaki akan dilahirkan
terlebih dahulu dari pada anggota badan lainnya.
Untuk tercapainya kelangsungan hidup dan kesehatan yang tinggi bagi ibu serta bayinya,
melalui upaya yang terintrgrasi dan lengkap namun menggunakan intervensi seminimal
2 TUJUAN
mungkin sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang
seoptimal mungkin.

3 KEBIJAKAN Dokter, Bidan dan perawat

4 PERSIAPAN 1. Partuset ( 2 pasang sarunga tangan DTT,2 klem kocher,1/2 kocher 1 , kasa steril
minimal 4 buah, gunting tali pusat, gunting episiotomi, benang tali pusat dan kateter
neolaton)
2. Kapas DTT
3. Uterotenika ( oksitosin 2 ampul dan metergin)
4. Spuit 3 cc
5. Penghisap lendir
6. Bengkok
7. Funandoskop
8. Celemek, handuk, alas bokong, ganti untuk bayi/ kain yang hangat, pakaian ganti ibu
dan waslap (bahan-bahan yang di susun secara urut).
9. Tempat sampah (tempat sampah medis dan tempat sampah non medis)
10. Tempat pakaian pakaian ibu
11. Air DTT 0,5%
12. Peralatan cuci tangan
13. Tempat plasenta
Referensi ; Prosedur Tetap Kegawatdaruratan Medis –Depkes RI Page 8
14. Partograf dan alat pencatat
15. Alat pelindung (alas kaki,kaca mata dan masker)
16. Jam
17. Tensimeter dan stetoskop
18. Perlengkapan resusitasi
19. Infuset dan cairan RL
20. Bak instrumen ( nald voeder,pingset anatomi dan pingset sirugi, jarum jahit )
21. Spuit 5 cc
22. Benang jahit
23. Lampu untuk penerang
24. Lidocain (analgetik).
PROSES 1. Lakukan periksa dalam untuk menilai besarnya pembukaan, selaput
ketuban dan penurunan bokong serta mungkin adanya penyulit
2. Intruksikan pasien agar mengedan dengan benar ketika ada his
3. Pimpin berulang kali hingga bokong turun ke dasar panggul, lakukan
episiotomi saat bokong membuka vulva dan sudah tipis
4. Melahirkan bayi
A. (cara bracht)
- Segera setelah bokong lahir, bokong di cekam secara bracht (kedua tangan ibu
jari penolong sejajar dengan panjang jari-jari yang lain memegang daerah
panggung)
- Sementarab langkah ini dilakukan, seorang asisten perasat wigand m. Wingke.
(jangan melakukan intervensi, ikuti saja proses kluarnya janin)
B. Bila terjadi hambatan pada tahapan lahir setinggi scapula, bahu atau kepala
maka segera lanjut ke metode manual
- Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian data
- Lakukan hiperlordosis janin pada saat angulus skapula inferior * tampak di
bawah simfisis (dengan mengikuti gerakan rotasi anterior yaitu punggung janin
di dekatkan kearah perut ibu tanpa tarikan) di sesuaikan dengan lahirnya badan
bayi
5. Melahirkan bayi cara klasik
A. Pengeluaran bahu dan tangan secara klasik dilakukan jika dengan cara Bracht
bahu dan tangan tidak bisa lahir.
- ( segera setelah bokong lahir, bokong di cekam dan di lahirkan sehingga bokong
dan kaki lahir
- Tali pusat di kendorkan
- Pegang kaki dan pergelangan kaki dengan satu tangan dan tarik ke atas
- Masukan dua jari tangan kanan/kiri (sesuai letak bahu belakang ) sejajar dengan
Referensi ; Prosedur Tetap Kegawatdaruratan Medis –Depkes RI Page 9
lengan bayi, untuk melahirkan lengan belakang bayi
- Setelah bahu dan lengan belakang hahir kedua kaki di tarik kebawah kontra
laterasi dari langkah sebelumnya untuk melahirkan bahu dan lengan bayi depan
dengan cara yang sama
6. Melahirkan bayi dengan vara muller
A. Pengeluaran bahu dan tangan secara muller dilakukan jika dengan cara Bracht
bahu dan tangan tidak bisa lahir
- Melahirkan bahu depan terlebih dahulu dengan menarik kedua kaki dengan cara
yang sama seperti klasik, ke arah belakang kontra lateral dari letak bahu depan.
- Setelah bahu dan lengan lahir dilanjutkan langkah yang sama untuk melakukan
bahu dan lengan belakang
7. Melahirkan bayi dengan cara lovset (dilakukan bila ada lengan bayi yang terjangkit
di belakang kepala
- Setelah bokong dan kaki bayi lahir memegang bagi dengan kedua tangan
- Memutar bayi 180 derajat dengan lengan bayi yang terjungkit kearah penunjuk
jari tangn yang nuchal
- Memutar kembali 180 derajat kearah yang berlawanan kekiri/kekanan.
Beberapa kali hingga kedua bahau dan lengan dilahirkan secara klasik/muller
8. Melahirkan dengan cara ekstraksi kaki (dilakukan bila kala II tak maju atau tampak
gejala gawat ibi-bayi
- Tangan kanan masuk secara obsetrik melusuri bokong, pangkal paha sampai
lutut, kemudian melakukan abduksi dan fleksi pada paha janin hingga kaki
bawah menjadi fleksi, tangan yang lain mendorong fundus kebawah,setelah kaki
fleksi pergelangan kaki dipegang dengan dua jari dan di tuntun keluar dari
vagina sampai batas lutut.
- Kedua tangan penolong memegang betis janin,yaitu kedua ibu jari di letakan di
belakang betis sejajar sumbu panjang paha dan jari-jari lain di depan betis, kaki
di tarik curam kebawah sampai pangkal paha lahir
- Pegangan di pindah ke pangkal pahan setinggi mugkin dengan kedua ibu jari di
letakkan dibelakang paha, sejajar sumbu panjang paha dan jari lain di depan
paha
- Pangkal [paha di tarik curam kebawah sampai trokhanter depan lahir. Kemudian
pangkal pahan dengan pegang yang samam di elevasi ke atas hingga trokhanter
belakang lahir. Bila trokhanter lahir berarti bokong lahir.
9. Melahirkan dengan cara tekhnik ekstraksi bokong (dikerjakan jika presentasi bokong
murni dan bokong sudah turun di dasar panggul, bila kala II tidak maju atau tampak
keadaan janin/ibu yang mengharuskan bayi segera dilahirkan

Referensi ; Prosedur Tetap Kegawatdaruratan Medis –Depkes RI Page 10


- Jari telunjk penolong yang searah dengan bagian kecil janjin, di masukan ke
dalam jalan lahir dan di letakan di lipatan pahabagian depan.dengan jari ini lipat
paha/krista illaka dikait dan di tarik curam ke bawah. Untuk memperkuat
tenaga-tenaga tarikan ini, maka tangan penolong yang lain mencengkam
pergelangan tadi dan turut menarik curam ke bawah.
- Bila dengan tarikan ini trokhanter depan mulai tampak di bawah simfisis, maka
jari telunjuk penolong yang lain mengkait lipatan pahan di tarik curam ke bawah
sampai bokong lahir.

Public Safety Center


6 UNIT TERKAIT

Referensi ; Prosedur Tetap Kegawatdaruratan Medis –Depkes RI Page 11

Anda mungkin juga menyukai