Direktorat JenderalPelayananKesehatan
DirektoratPelayananKesehatan Rujukan
2019
Daftar Isi
KataPengantar …………………………………………………………………… ii
Sambutan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan…………………….. iii
Tim Penyusun……………………………………………………………………. iv
BAB I Pendahuluan…………………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang.………………………………………………………….. 1
B. Tujuan……………………………………………………………….. 2
C. Ruang Lingkup…..……………………………………………………. 3
D. Sasaran……………………….…………………………….………. 4
E. Dasar Hukum…………………………………………………….……….. 4
BAB II Pusat Pelayanan Keselamatan Terpadu/Public Safety Center 4
A. Maksud dan Tujuan………………………………………………….. 5
B. Fungsi ……………………………………………………………………
C. Prinsip Pelayanan……………………………………………………..
D. Panggilan Kegawatdaruratan……………………………………….
E. Penyelenggaraan……………………………………………………….
1. Tahapan Pembentukan……………………………………………
2. Ketenagaan…………………………………………………………..
3. Sarana dan Prasarana…………………………………………….
4. Peralatan Kesehatan ……………………………………………...
5. Pengorganisasian ………………………………………………….
6. Pembiayaan………………………………………………………….
7. Identitas ……………………………………………………………..
F. Registrasi ……………………………………………………………….
BAB III Pembinaan
A. Kementerian Kesehatan ………………………………………………..
B. Dinas Kesehatan Provinsi……………………………………………..
C. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota…………………………………..
BAB IV Monitoring dan Evaluasi .………………………………………......
A. Laporan Rutin
B. Laporan Tahunan
BAB V PENUTUP ……….……………………………………………………. 91
Lampiran …………………………………………………………………………. 92
Kata pengantar
Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Allah SWT berkat rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga Pedoman Penyelenggaraan PSC 119(PSC 119)
telah selesai disusun. Pedoman ini berisi tentang petunjuk teknis dalam
mengimplementasikan Layanan Kegawadaruratan Medis dari Pra Fasilitas
Pelayanan Kesehatan melalui PSC 119.
Dalam upaya mewujudkan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Terpadu119 telah dibentuk sistem yang terintegrasi yang di mulai dari pra
fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes), interfasyankes dan antar
fasyankes yaitu Layanan Emergensi Medik 119 melalui National Command
Center 119 dan Public Safety Center 119. Callcenter 119 bertujuan
mempermudah akses pelayanan pasien / korban gawat darurat. Dengan
adanya Call center 119, maka diharapkan akan memberikan kemudahan
kepada masyarakat mendapat pertolongan pada saat terjadi kasus kegawat
daruratan.
PSC 119 sebagai ujung tombak pelayanan kegawatdaruratan pra
rumah sakit di Kabupaten/Kota diharapkan dapat bersinergi dengan
seluruh jejaring fasilitas pelayanan kesehatan dan membangun jaringan
dengan seluruh pemangku kepentingan dalam menyelenggarakan
pelayanan kegawatdaruratan medis pra rumah sakit bagi masyarakat yang
membutuhkan.
Terimakasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah ikut dan
berkontribusi dalam penyusunan pedomanini. Semoga P e d o m a n ini dapat
bermanfaat bagi D inas Kesehatan Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.
Jakarta, 2019
A. Latar Belakang
Mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang terjangkau dan
berkualitas bagi masyarakat merupakan target yang harus dicapai.
Salah satu penguatan akses pelayanan kesehatan adalah dengan
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) yang
bertujuan memberikan pertolongan pertama pada kasus
kegawatdaruratan dibidang kesehatan.SPGDT berpedoman pada
respon cepat yang menekankan time saving is life and limb saving,
yang melibatkan pelayanan oleh masyarakat, tenaga
kesehatan,pelayanan ambulans gawatdarurat dan sistem komunikasi.
SPGDT mulai dikenal sejak Deklarasi Makassar tahun 2000
yang bersamaan dengan puncak acara Hari Kesehatan Nasional ke-
36. Dimana salah satu poin yang terdapat di dalam Deklarasi
Makasar tersebut adalah memasyarakatkan SPGDT sehari-haridan
bencana secara efektif dan efisien.Tujuan utama dari pencanangan
Deklarasi Makasar tersebut adalah terciptanya Safe Community
yang berarti masyarakat yang sehat, aman dan sejahtera,melalui
terselenggaranya pelayanan kesehatan PraFasilitas Pelayanan
Kesehatan.
SPGDT diIndonesia atau yang di negara lain disebut
EMS(Emergency Medical Services) perlu terus ditingkatkan kualitas
baik akses dan mutu layanannya. Untuk itu Kementerian Kesehatan
membentuk Pusat Komando Nasional /National Command Center
(NCC 119) dan di Kabupaten/Kota dibentuk PSC 119/Public Safety
Center (PSC 119). PSC 119 merupakan bagian utama dari rangkaian
kegiatan SPGDT pra-fasyankes yang berfungsi melakukan pelayanan
kegawatdaruratan dengan menggunakan algoritma kegawatdaruratan
dan tindakan pertolongan pertama di lokasi kejadian yang
diharapkan dapat menjamin respon cepat dan tepat untuk
menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan sebelum dirujuk ke
Fasyankes terdekat.
Pedoman ini diharapkan berguna bagi Dinas Kesehatan
provinsi dan Kabupaten/Kota dalam menyelenggarakan pelayanan
gawat darurat medis sehari pra fasyankes diwilayahnya masing -
masing.
B. Tujuan
Tersedianya Pedoman bagi Pemerintah Daerah Provinsi dan
Kabupaten/Kota dalam pembentukan dan penyelenggaraan
pelayanan kegawatdaruratan melalui PSC 119
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari pedoman ini yaitu panduan bagi Dinas Kesehatan
Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan pembentukan dan
penyelenggaraan PSC 119 di daerah masing – masing.
D. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Inpres No. 4 Tahun 2013 Tentang Program Dekade Aksi
Keselamatan Jalan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 Tahun 2012 tentang
Sistem RujukanPelayanan Kesehatan Perorangan
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 tahun 2016 tentang
SistemPenanggulangan Gawat Darurat Terpadu
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 47 tahun 2018
tentangPelayanan Kegawatdaruratan
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 882 Tahun 2009
tentang Pedoman Evakuasi Medik
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 462 Tahun 2002 tentang
Safe Community
BAB II
PUBLIC SAFETY CENTER (PSC 119)
PUSAT PELAYANAN KESELAMATAN TERPADU
A. Tujuan
Tersedianya pedoman bagi pemerintah daerah Provinsi Kab/Kota
dalam pembentukan dan penyelenggaraan PSC 119
B. Fungsi
PSC 119 merupakan unit pelayanan kesehatan pra fasyankes bagi
masyarakat yang mengalami kegawatdaruratan yang berfungsi untuk:
1. Melaksanakan pelayanan yang cepat, cermat, dan tepat dalam
penanganan korban kegawatdaruratan Prafasyankes, baik medis
sehari-hari maupun dibutuhkan saat dalam keadaan bencana.
2. Melaksanakan proses evakuasi korban ke fasilitas kesehatan
terdekat.
C. Prinsip Pelayanan
Prinsip-prinsip yang digunakan dalam pelaksanaan pelayanan PSC
119 adalah:
1. Waktu respon yang cepat
2. Akses komunikasi yang mudah digunakan dengan waktu yang
seefisien dan seefektif mungkin
3. Rujukan cepat dan tepat pasien, waktu korban dengan tepat
dilokasi kejadian dan dirujuk ke Fasyankes yang tepat sesuai
dengan keadaan korban dengan sebaik mungkin
D. Panggilan Kegawatdaruratan
Layanan 119 merupakan kolaborasi nasional antara Pemerintah
Pusat dengan Pemerintah Daerah, dimana terjadi integrasi layanan
antara NCC 119 yang berada di Kantor Kementerian Kesehatan
dengan PSC 119 yang berada di tiap Kabupaten/Kota. Alur layanan
119 dimulai saat NCC 119 menerima panggilan dari masyarakat di
seluruh Indonesia selama 24 jam, dimana semua panggilan akan
diteruskan secara langsung/dispatch dari NCC 119 ke PSC 119
Kabupaten/Kota yang terintegrasi dan berada diwilayah terdekat
dengan korban atau pasien dan selanjutnya PSC 119 akan menangani
sekaligus menindaklanjuti laporan gawat darurat yang dibutuhkan.
PSC 119 yang menggunakan nomor lokal, aplikasi atau operator
tertentu akan menerima panggilan melalui NCC 119 dan daerah yang
belum ada PSC 119 maka panggilan akan diteruskan ke fasyankes
terdekat.
PSC 119 berjejaring dengan fasilitas pelayanan kesehatan terdekat
dengan lokasi kejadian untuk mobilisasi ataupun merujuk pasien
guna mendapatkan penanganan gawat darurat. PSC 119 dapat
dilaksanakan secara bersama-sama dengan jejaring seperti fasilitas
kesehatan terdekat (Klinik, Puskesmas, Rumah Sakit) maupun
jaringan seperti unit teknis lain seperti layanan antar jemput
ambulans, pemadam kebakaran, kepolisian, BPBD/ badan
penanggulangan bencana daerah, dan instansi terkait lainnya.
Mekanisme kerja:
B. Katagori Layanan
Semua panggilan masuk dibagi menjadi tiga kategori besar
utama yaitu emergensi, non-emergensi, non-kategori. Berdasarkan
fungsi dan tujuan awal dari pembentukan NCC-PSC 119 sebagai
layanan kegawatdaruratan medis, maka kategori yang menjadi
lingkup kerjanya dalah emergensi medis (trauma dan non-trauma).
Meskipun seperti itu, kategori di luar emergensi medis, memiliki
prosedur layanan yang tetap harus dijalankan oleh pengelola layanan
dalam hal ini petugas yang berjaga/agent.
E. Penyelenggaraan
Dalam penyelenggaraan pelayanan kegawatdaruratan pra rumah
sakit perlu dilakukan tahapan pembentukan PSC 119 di daerah. Untuk itu
diperlukan regulasi / kebijakan di Provinsi, Kabupaten/Kota bisa
berbentuk peraturan daerah, peraturan Gubernur/Bupati/Walikota atau
minimal SK
Ketenagaan
Ketenagaan yang diperlukan dalam PSC 119 antara lain:
Koordinator
Tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan) yang memiliki
keterampilan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat
Petugas Operator Call Center (tenaga kesehatan)
Petugas pendukung lainnya (seperti IT, administrasi dan
Pengemudi ambulans yang dibekali dengan keterampilan
Bantuan hidup Dasar serta safety driving)
Minimal BHD dan dapat dilengkapi dengan sertifikat safety driving
Ke semua unsur diatas bekerja dalam satu tim Pelayanan Gawat Darurat
Terpadu. Dengan demikian, pada satu PSC 119 dapat dibentuk beberapa
tim, yang disiapkan untuk melayani beberapa kasus kegawatdaruratan
yang terjadi secara bersamaan baik pada satu maupun beberapa tempat
kejadian.
Sarana dan Prasarana
Kelengkapan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk
mengoperasionalkan PSC 119 tergantung dari penetapan tempat untuk
Pusat Pelayanan Keselamatan Terpadu. Bilamana ditetapkan pada satu
atap atau satu area pelayanan, maka yang perlu dipersiapkan antara lain:
1. Pos/bangunan/tempat aktifitas.
2. Ambulan gawat darurat Jejaring sistem komunikasi dan
informasi.
3. Sapras dan Alat Pendukung lainnya (lampiran, contoh : APD,
alat rescue)
Bilamana masih menggunakan tempat masing-masing pelaksana tugas,
perlu diatur/dijalin sistem komunikasi yang handal yang memungkinkan
adanya pergerakan yang sama bilamana ada kasus gawat darurat
dilapangan.
Peralatan Kesehatan
Peralatan kesehatan yang diperlukan antara lain:
1. Alat Medis
Alat untuk penanganan kegawatdaruratan Airway, Breathing,
Circulation dan Disability, baik tingkat dasar maupun
lanjutan.
Alat untuk penyelamatan (rescue), lengkap dengan collar neck
(alat fiksasi)
Emergency Kit
2. Alat penunjang lain
Pengorganisasian
Pengorganisasian Pusat Pelayanan Keselamatan Terpadu didasarkan pada
peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah (provinsi, kabupaten
maupun kota) sebagai legalitas adanya Pusat Pelayanan Keselamatan
Terpadu.
STRUKTUR ORGANISASI
PSC, sebagai pusat pelayanan yang menjamin kebutuhan
masyarakat dalam hal-hal yang berhubungan dengan
kegawatdaruratan di tingkat kabupaten/kota, dapat ditempatkan di
mana saja, antara lain :
─ melekat pada dinas kesehatan kabupaten/kota
─ Fasyankes
─ lokasi lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.
Struktur Organisasi
Struktur organisasi PSC di tiap daerah disesuaikan dengan
kemampuan dan kebutuhan dari masing-masing daerah tersebut.
Adapun struktur dasar dari organisasi PSCsekurang-kurangnya
terdiri dari :
KETUAPELAKSANA
HARIAN
BADAN
ASURANSI
SEKRETARIAT
LINTAS SEKTOR
Bangunan PSC
5 Pantry
A. Ambulans Transport
1. Penamaan Ambulans Transport adalah AMBULANS 119 (AT 119)
2. Ambulans Transportasi dapat dibedakan:
Ambulans transportasi darat
Ambulans transportasi Air
Ambulans transportasi udara
3. Tujuan penggunaan
Pengangkutan dan membawa penderita yang memerlukan transportasi
dari lokasi ke layanan kesehatan atau antar layanan kesehatan dan
diperkirakan tidak akan timbul kegawatdaruratan selama dalam
perjalanan (tingkat transport pasien level 0-1).
4. Spesifikasi Teknis
1) Peralatan Medik
Ambulans Transport minimal mempunyai peralatan brankar,
oksigen, tempat infus, dan alat komunikasi.
2) Jenis Kendaraan Ambulans
a) Kendaraan Ambulans Transport darat
• Kendaraan Ambulans transport dapat berupa roda 4
(empat) dan atau lebih, jenis apa saja.
• Jenis Kendaraan yang difungsikan sebagai Ambulans dapat
menyesuaikan kondisi daerah.
b) Kendaraan Ambulans Transport Air
Ambulans Transportasi air dapat berupa kapal (boat) dan
Kapal laut (ship) atau speedboat
c) Kendaraan Ambulans Transport Udara
Ambulans udara dapat berupa helikopter maupun pesawat
terbang.
B. Ambulans Gawat Darurat
1. Ambulans gawat darurat dapat digunakan dalam pelayanan
kegawatdaruratan medis prafasyankes maupun antar fasyankes
yang merupakan rangkaian pelayanan kegawatdaruratan.
2. Penamaan Ambulans Gawat Darurat adalah AMBULANS GAWAT
DARURAT 119 (AGD 119)
3. Berdasarkan jenis transportasinya, Ambulans gawat darurat
dibedakan menjadi:
Ambulans darat
Ambulans air
Ambulans udara
4. Berdasarkan tingkat kemampuan dalam layanan gawat darurat,
ambulans gawat darurat dibagi menjadi:
Ambulan Basic Life Support (BLS)
Ambulans Advanced Life Support (ALS)
5. Tujuan Penggunaan
a) Pertolongan Penderita Gawat Darurat Pra Fasyankes
b) Pengangkutan penderita gawat darurat yang sudah distabilkan
dari lokasi kejadian ke tempat tindakan defenitif dan transport
pasien dengan tingkat transport 2-3 antar fasyankes.
6. Spesifikasi Teknis Ambulans Gawat Darurat
1) Peralatan Medik
a) Ambulans Gawat Darurat dilengkapi dengan peralatan yang
dapat menangani gangguan Airway, Breathing, Circulation, dan
Disability. (lihat lampiran 3)
b) Semua peralatan medik harus dapat terkoneksi sambungan
AC/DC dan memiliki back up baterai.
2) Jenis Kenderaan Ambulans Gawat Darurat
a) Kendaraan Ambulans Gawat Darurat Darat
• Kendaraan Ambulans Gawat Darurat dapat berupa kendaraan
roda 2 atau roda 4/lebih jenis apa saja.
• Jenis Kendaraan yang difungsikan sebagai Ambulans dapat
menyesuaikan kondisi daerah.
b) Kendaraan Ambulans Gawat darurat Air
• Kendaraan Ambulans Gawat darurat Air dapat menggunakan
Kapal Laut (Ship),
c) Kendaraan Ambulans Gawat darurat Udara
• Kendaraan Ambulans Gawat darurat Udara dapat berupa
helikopter maupun pesawat terbang
Syarat umum Kendaraan Ambulans
1. Ambulans darat roda 4 dan atau lebih:
a) Kendaraan dengan suspensi lunak
b) Warna kendaraan sebaiknya sebagian besar putih dengan
beberapa tanda pengenal khusus yang dapat dibaca dari jarak 60
meter yang memantulkan cahaya.
c) Tulisan Ambulans di depan mobil dengan bacaan huruf terbalik
dan dapat memantulkan cahaya
d) Tulisan Ambulans dan nama instansi pemilik Ambulans di
bagian belakang dan samping kiri-kanan serta logo “Layanan
Emergensi Medik 119” atau “Transport “ pada bagian depan,
samping belakang kanan dan kiri serta kaca belakang Ambulans
dengan ukuran proporsional dan terlihat dengan jelas. (logo
layanan emergensi Medik 119 terlihat pada lampiran peraturan)
e) Lambang Emergensi di samping kanan kiri belakang dengan
ukuran proporsional dan terlihat dengan jelas (lambang
emergensi terlihat pada lampiran peraturan)
f) Tulisan sponsor hanya boleh diletakkan di samping belakang
dengan ukuran maksimal 10 kali 50 cm.
g) Pintu belakang dapat dilalui brankar atau stretcher dan petugas.
h) Lampu rotator berwarna merah terletak di tengah depan atap
kendaraan dan dapat terlihat dari belakang
i) Kendaraan dilengkapi sirine serta klakson
j) List Warna sepanjang samping kiri-kanan bagian bawah dengan
lebar 25 cm sebagai penanda Ambulans, yang terdiri dari:
List Warna Merah untuk Ambulans Gawat Darurat
List Warna Kuning untuk Ambulans Transport
List warna Hijau untuk Puskesmas Keliling
List Warna HItam untuk Ambulans Jenazah
2. Persyaratan umum Ambulans gawat darurat roda dua:
a) Kendaraan bermotor, minimal Silinder 100 cc atau lebih
b) Warna kendaraan putih
c) Tulisan Ambulans di bagian depan kendaraan dengan bacaan
huruf terbalik dan dapat memantulkan cahaya
d) Tulisan Ambulans dan nama instansi pemilik Ambulans di
bagian samping kiri-kanan kotak alat emergensi serta logo
“Layanan Emergensi Medik 119” di bagian belakang kotak alat
emergensi dan dengan ukuran proporsional dan terlihat dengan
jelas.
e) Tempat duduk 2 (dua) orang
f) Lampu rotator berwarna merah dan terletak di belakang
kendaraan
g) Radio komunikasi atau radio genggam
h) Motor dilengkapi dengan sirine serta klakson
i) Helm, Jaket dengan identitas dibuat dari bahan pemancar
cahaya.
6. Pembiayaan
Pembiayaan untuk operasional PSC dapat bersumber dari :
1. APBN
2. APBD
3. Dana Alokasi Khusus (DAK)
4. Dana Dekonsentrasi
5. Pihak ketiga (sponsorship/CSR)
6. Sumber pendanaan lain yang sah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
3 cm
8,5cm
7 cm
7 cm
9 cm
24 cm
BAB III
PEMBINAAN
PENUTUP
7. AMBULANS
A. DARAT
1. RODA 2
2. RODA 4
3. RODA > 4
B. AIR
1. SPEED BOAT
2. KAPAL LAUT
C. UDARA
1. PESAWAT
2. HELIKOPTER
8. TENAGA PSC
A. KOORDINATOR
B. PETUGAS KESEHATAN
C. OPERATOR
D. PENDUKUNG LAINNYA
Petunjuk Pengisian Registrasi Online PSC 119
Nomor dan tanggal registrasi by sistem
1. NAMA PSC 119
Diisi dengan nama PSC 119 kabupaten/Kota sesuai Surat Keputusan
2. RODA 4
Mobil ambulans roda 4 dengan menyebutkan tahun
produksi/pengadaan serta jumlahnya
Pilihan :
ambulans transport
ambulans gawat darurat
3. RODA > 4
Mobil ambulans roda lebih dari 4 dengan menyebutkan tahun
produksi/ pengadaan serta jumlahnya
Pilihan :
ambulans transport
ambulans gawat darurat
b. AIR
1. SPEED BOAT
Sebutkan jumlah jika ada, jika tidak diisi dengan angka nol
2. Kapal Laut
Sebutkan jumlah jika ada, jika tidak diisi dengan angka nol
c. UDARA
1. PESAWAT
Sebutkan jumlah jika ada, jika tidak diisi dengan angka nol
2. HELIKOPTER
Sebutkan jumlah jika ada, jika tidak diisi dengan angka nol
8. TENAGA PSC
a. KOORDINATOR
disebutkan jumlahnya (orang)
b. PETUGAS KESEHATAN
diisi dengan :
jumlah dokter,
jumlah perawat,
jumlah bidan,
dan lain-lain jika ada misal SKM atau
c. Petuas Pendukung
(IT dan Operator atau pendukung lainnya)
disebutkan jumlahnya (orang)
d. Sopir ambulans
disebutkan jumlah orangnya
1. LAPORAN
3. JUMLAH PANGILAN YANG MASUK
4. JUMLAH PANGGILAN YANG JAWAB PETUGAS
5. JUMLAH PANGGILAN YANG PERLU TINDAKAN
6. JUMLAH PANGGILAN YANG PERLU RUJUKAN KE FASYANKES
R. Pimpinan
Aula/ R. Rapat
R. Operator
R. petugas
Toilet Pantry
Contoh Desain Bangunan PSC
Kriteria Penilain PSC terbaik Kabupaten Kota
Administratif
a. SK tentang SPGDT
Perda
SK Tim
b. Pembiayaan
Sarana Prasarana
a. Bangunan
Milik Sendiri
Menyewa
Bergabung dengan instansi lain
Ada ruangan lain untuk menunjang aktifitas
b. Ambulans gadar/transportasi
Roda 4
Roda 2
Lainnya
c. Sistem komunikasi
No. Local
Hp
HT
Radiomedik
Aplikasi
Integrasi dengan NCC
SDM
a. Koordinator
b. Tim dengan Pelatihan Kegawatdaruratan
c. Agen/operator
d. Diklat
Pelayanan
a. Jenis Layanan
b. Jejaring
c. Alur dan SPO
d. Inovasi Layanan
Program Sosialisasi
a. Promosi
b. Media Sosial
Monitoring dan Evaluasi
Penghargaan
a. Dalam Negeri
b. Luar Negeri