Anda di halaman 1dari 14

http://rizkimartarozi.blogspot.com/2011/05/high-tension-separation.

html

High tension separation

dalam pengolahan bahan galian banyak alat yang digunakan. salah satunya
high tension separator. yaitu alat yang digunakan untuk memisahkan partikel
konduktor dan non konduktor. High tension separation atau electrostatic
separation adalah pemisahan mineral satu dengan lainnya berdasarkan
perbedaan electrical conductivity-nya. Mineral di alam ada yang electrical
conductivity-nya tinggi (mineral konduktor) dan ada yang rendah (mineral
non konduktor). Mineral konduktor mempunyai sifat mudah menerima ion
negative juga mudah melepaskannya. Berbeda dengan mineral non
konduktor yang sukar menerima maupun melepaskan ion negative.

A. Electrostatic Separator
Bagian-bagian alat ini antara lain :
1. Hopper, merupakan alat penampung umpan yang dilengkapi dengan
heater untuk memanaskan umpan agar dalam keadaan kering. Dalam
keadaan material basah maka proses pemisahan dengan electrostatic
separator tidak akan berhasil dengan baik.
2. Feeder (pengatur umpan), alat ini terletak pada hopper. Alat ini berguna
agar umpan yang masuk ke rotor hanya satu lapis, dengan harapan proses
dapat berjalan baik. Ujung dari hopper sebagai media keluarnya material
dari hopper dapat diatur, agar jatuhnya material merupakan garis singgung
dari rotor. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi lentingan material.
3. Rotor, adalah silinder yang berputar pada porosnya, dihubungkan dengan
bumi sehingga rotor bermuatan positif.
4. Electrode, terdiri dari electroda kawat dan focussing electrode, merupakan
sumber ion bombardement.
5. Splitter, sebagai penyekat pengatur produk (mideral konduktor, middling
dan non kinduktor).
6. Brush (sikat), berguna untuk menyikat produk non konduktor yang ikut
berputar dengan rotor.
7. Rectifier, sebagai alat untuk meningkatkan tegangan.

Konsentrasi Elektrostatik (Electrostatic Concentration)

Merupakan proses konsentrasi dengan memanfaatkan perbedaan sifat


konduktor (mudah menghantarkan arus listrik) dan non-konduktor (nir
konduktor) dari mineral.

Kendala proses konsentrasi ini adalah :


- Hanya sesuai untuk proses konsentrasi dengan jumlah umpan yang tidak
terlalu besar.
- Karena prosesnya harus kering, maka timbul masalah dengan debu yang
berterbangan.

Mineral-mineral yang bersifat konduktor antara lain adalah :


- Magnetit (Fe3 O4)
- Kasiterit (Sn O2)
- Ilmenit (Fe Ti O3)
- Molibdenit (Mo S2)
- Wolframit [(Fe, M) WO4]
- Galena (Pb S)
- Pirit (Fe S2)

Produk dari proses konsentrasi ini adalah :


- Mineral-mineral konduktor sebagai konsentrat.
- Mineral-mineral non-konduktor sebagai ampas (tailing).

Peralatan yang biasa dipakai adalah :


a. Electrodynamic separator (high tension separator).
b. Electrostatic separator yang terdiri dari :
- plate electrostatic separator
- screen electrostatic separator

Sedangkan mineral konduktor saat melewati medan korona, akan


saling tarik menarik dengan roll putar yang bermuatan positif. Karena
adanya muatan negatif yang berlebihan dan sifat dari mineral konduktor
yang mudah menghantarkan muatan, maka muatan negatifnya akan
dihantarkan melalui roll putar menuju bumi. Sehingga pada mineral
konduktor yang mengandung ion positif akan terjadi gaya tolak menolak
antara roll putar dengan mineral konduktor yang akhirnya jatuh ke bin.
Tegangan yang dipakai 30.000 volt.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Pemisahan


Ada faktor yang mempengaruhi baik tidaknya pemisahan dengan
electrostatic separator, yaitu :
1. Kuat Tegangan
Kuat tegangan berfungsi untuk membentuk medan korona, kemudian
membombardemant partikel dengan muatan negatif. Apabila medan korona
sudah terbentuk, maka kuat tegangan yang diperlukan sudah cukup. Pada
tegangan yang tinggi akan mempengaruhi hasil pemisahan, karena partikel
akan mencapai muatan maksimum dalam waktu singkat (kurang dari 1/50
detik).
Suatu partikel yang sudah mencapai muatan maksimum tidak lagi menerima
muatan negatif, bahkan menolaknya. Muatan maksimum akan lebih besar
untuk partikel konduktor dibandingkan dengan mineral non konduktor.
2. Kecepatan Putar Rotor
Kecepatan putar rotor mempunyai hubungan erat dengan gaya sentrifugal.
Besar gaya sentrifugal kecepatan rotor, ukuran partikel, BJ dan diameter
rotor dirumuskan sebagai berikut.

dimana :
d = diameter partikel
w = kecepatan sudut
R = jari-jari rotor
= berat jenis partikel
Semakin besar ukuran partikel, berat jenis dan diameter rotor
sebaiknya menggunakan kecepatan putar rendah, agar didapat suatu gaya
sentrifugal yang tidak terlalu besar dan dapat mengimbangi gaya tarik listrik
yang semakin kecil pada ukuran butir yang kasar. Sehingga diharapkan
partikel non konduktor tidak terlepas dari permukaan rotor. Sebaliknya
apabila ukuran partikel halus, BJ kecil dan diameter rotor kecil, dapat
menggunakan kecepatan puter rotor tinggi, karena gaya listrik semakin
besar pada ukuran partikel kecil.
3. Laju Umpan (Feed Rate)
Laju umpan yang keluar dari hopper perlu diatur sedemikian rupa supaya
menyebar sepanjang permukaan rotor. Tebal umpan diusahakan supaya
terdiri dari satu lapis dan tidak berjejal-jejal.
4. Posisi Pembagi (Splitter)
Posisi pembagi tidak berpengaruh pada fenomena utama yang terjadi dalam
electrostatic separator, tetapi dapat mempengarhi kadar dan perolehan
produk. Posisi pembagi perlu pada setiap percobaan dan tergantung pada
kecepatan putar rotor, diameter rotor dan ukuran butir.
Apabila diinginkan mineral konduktor kadar tinggi, posisi pembagi supaya
diatur mendekati rotor, tetapi biasanya perolehan menjadi rendah.
Sebaliknya apabila diinginkan perolehan tinggi, maka posisi pembagi
dicondongkan menjauhi rotor, namum kadarnya rendah.
5. Pengaruh Kelembaban
Pengaruh kelembaban udara mempunyai hubungan erat dengan sifat
permukaan mineral. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa semakin tinggi
kelembaban relatif udara, maka partikel akan mempunyai sifat konduktivitas
yang tinggi. Dari hasil percobaan pemisahan antara hematit dengan kuarsa,
menunjukkan bahwa kelembaban relatif lebih rendah dari 35%, dapat
dipisahkan pada temperatur 20oC. Kelembaban relatif 60%, temperatur bijih
yang diperlukan 40oC dan kelembaban relatif 90% temperatur bijih yang
diperlukan 90oC.
Pengaruh kelembaban lebih jauh dituliskan oleh Kakovsky, digolongkan
menjadi :
a. Partikel yang mempunyai konduktivitas besar dalam kelembaban rendah
dan perbedaan konduktivitas kecil dalam kelembaban tinggi, dapat dilakukan
pemisahan dengan melakukan pemanasan pada temperatur 110oC – 115oC.
b. Partikel yang mempunyai perbedaan konduktivitas besar dengan
kelembaban tinggi maupun rendah, paling mudah untuk dipisahkan.
c. Partikel yang mempunyai perbedaan konduktivitas rendah dengan
kelambaban tinggi maupun rendah, paling sulit dipisahkan.
6. Keadaan Material.
a. Gaya Berat
Gaya berat berbanding lurus dengan BJ dan ukuran partikel> Menurut coppo
ukuran partikel yang dapat dikerjakan dengan pemisah tegangan tinggi
adala 60 – 200 mesh untuk material bulat. Untuk yang berbentuk kasar
masih dapat dipisahkan jika mempunyai perbedaan konduktivitas besar.
b. Derajat Liberasi
Mineral yang belum terliberasi sempurna akan mempunyai sifat fisik yang
berbeda, tergantung pada jenis pengotor. Sebagai contoh ; mineral senotim
bersifat konduktor, tetapi bila ada limonit yang menempel maka mineral
senotim tersebut akan mudah menghantarkan listrik sehingga dapat
dijumpai sebagai mineralkonduktor.

D. Pengelompokan Mineral
Mineral non konduktor terdiri dari :
- Siderit - Apatit - Garnet
- Hornblende - Gypsum - Olivin
- Biotit - Corundum - Zircon
- Barit - Zenolit - Tormalin
- Anhydrit - Muscovit - Fluorit
Mineral konduktor terdiri dari :
Magnetit Ilmenit Wolframit
Hematit Tembaga Kromit
Emas Covelit Grafit
Galena Kassiterit Franklinit

http://erickalfonsus.blogspot.com/2012/01/high-tension-separator-hts.html

High Tension Separator (HTS)

HTS adalah alat pemisahan mineral berdasarkan sifat listrik (konduktifitas) yang dimiliki

mineral-mineral, hasil yang didapat dari mineral-mineral ini adalah konduktor, middling dan non

konduktor.

1. Bagian-bagian HTS

a. “Ionizer Electroda” adalah elektrode yang berbentuk kawat halus. Fungsinya menimbulkan ‘corona’

adalah pelepasan muatan listrik yang dapat memberikan muatan listrik yang dikehendaki pada

mineral yang akan dipisahkan. ‘Corona’ ini spesifik pada medan listrik yang sangat homogen.

Untuk menimbulkan medan listrik yang non homogen ini maka dibuat diameter “Ionizer

Electrode” jauh lebih kecil dari rotor.

b. “Deviason Electroda”, berbentuk silinder yang fungsinya untuk menimbulkan medan listrik statis.

Jarak antara “Deviason Electroda” dan “Ionizer Electroda” adalah tetap, dihubungkan dengan

suatu sambungan konduktor.

c. Rotor, berbentuk silinder yang berdiameter lebih besar dari “Deviason Electroda” dan dapat berputar.

Panjang dan diameter menentukan kapasitasnya. Rotor merupakan electrode positif karena dalam

operasinya dihubungkan dengan tanah.

d. Splitter, untuk memotong lintasan butiran mineral yang keluar dari medan listrik statis, sehingga

diperoleh hasil konduktor, middling dan non konduktor, pengukuran jarak splitter dilakukan

terhadap garis tengah yang dilalui rotor.


Hal-hal yang berpengaruh pada bagian-bagian HTS

a. Kecepatan putaran Rotor

Mempengaruhi gerakan mineral melalui gaya centrifugal yang dihasilkan pada putarannya,

dimana mineral dengan berat jenis lebih besar akan terlempar lebih jauh dari posisi rotor.

b. Ukuran diameter Elektrode

Ukuran diameter "ionizer electrode" terhadap "deviation electrode" berpengaruh pada intensitas

medan listrik. Medan listrik yang menimbulkan "lifting effect" dan "pinning effect", yang

berpengaruh pada perolehan mineral non konduktor, midling dan konduktor.

c. Kedudukan Splitter

Kedudukan splitter pertama dan kedua berpengaruh pada perolehan feed berkadar non

konduktor, middling, dan konduktor. Untuk mendapatkan kasiterit dan mineral konduktor

berharga lainnya dengan kadar tinggi, maka kedudukan splitter kedua harus dibuat lebih jauh

dari splitter pertama.

3. Mekanisme Pemisahan

Feed yang masih panas jatuh merata pada rotor yang berputar, lalu mineral memasuki

‘corona’ antara elektrode dan rotor dimana terjadi pemberian muatan listrik. Untuk mineral yang

bersifat konduktor muatan yang menempel pada permukaannya diteruskan pada rotor yang

ditanahkan, lalu cenderung jatuhnya menjauhi rotor (hasil konduktor). Sedangkan untuk mineral

yang bersifat non konduktor muatan yang diterimanya tidak diteruskan dan tetap melakat pada

rotor, jatuh ke hasil non konduktor. Hasil middling adalah mineral yang jatuhnya antara hasil

konduktor dan hasil non konduktor. Mekanisme pemisahan HTS pada gambar 2.
GAMBAR 2

MEKANISME PEMISAHAN PADA HTS

B. Perilaku butiran mineral di dalam medan listrik akibat keadaan electrode yang berbeda

1. Lifting Effect.

Keadaan ini terjadi akibat ukuran dari diameter "Ionizer Electrode" besar. "Lifting effect"

merupakan perbandingan gaya listrik dan gaya sentrifugal.

Sifat-sifat "lifting effect" adalah :

a. Tergantung dari mineral untuk menerima muatan listrik pada permukaannya.

b. Untuk mineral yang konduktifitasnya sama tetapi "afinitet" terthadap muatan listrik pada

permukaan berbeda.

c. Tingkat pemisahan rendah, 10%-20%.

d. Terpengaruh oleh temperature.


e. Interval voltase yang digunakan, 0-20000 volt.

GAMBAR 3

PERISTIWA LIFTING EFFECT PADA ALAT PEMISAHAN LISTRIK

2. Pinning effect

Keadaan ini terjadi akibat dari ukuran diameter "Ionizer Electroda" yang kecil. "Pinning Effect"

merupakan perbandingan gaya image dan gaya sentrifugal.

Sifat-sifat "pinning effect" adalah :

a. Muatan permukan dari konduktor yang lemah.

b. Pemisahan mineral berdasrkan perbedaan hantaran listrik.

c. Tingkat pemisahan tinggi, 80% - 95%. Banyaknya pengulangan proses 20%-40%.

d. Tidak dipengaruhi oleh temperature.

e. Interval voltase yang digunakan, 0 - 30000 volt.


GAMBAR 4

PERISTIWA PINNING EFECT PADA ALAT PEMISAHAN LISTRIK

3. Pengaruh "Pinning effect" yang sangat kuat pada HTS

Keadaan ini terjadi akibat dari "deviation elektrode " dan "Ionier Electroda" merupakan garis

lurus dengan titik tengah dari rotor. Maka pengaruh listrik sangat kuat.

GAMBAR 5

PERISTIWA PINNING EFEECT YANG SANGAT KUAT


Sifat-sifat "pinning effect" yang sangat kuat adalah :

a. Pengaruh listrik sangat kuat, bahkan akan menarik mineral konduktor dengan kuat bila tidak ada

pengontrolan.

b. Pemisahan hanya berdasarkan perbedaan hantaran listrik.

c. Tingkat pemisahan tinggi, 85% - 98%, pengulangan proses adalah 20 % - 40%.

d.Tidak dipengaruhi temperature.

e. Interval voltase yang digunakan, 0 - 50000 volt

a. Kecepatan putaran rotor

Kecepatan putaran rotor akan menimbulkan gaya centrifugal pada butiran mineral, untuk

butiran mineral yang sama ukurannya apabila tidak ada gaya listrik akan jatuh menurut susunan

berat jenisnya. Yang mempunyai berat jenis paling besar akan terlempar paling jauh dari rotor

dan mineral yang mempunyai berat jenis paling ringan akan terlempar paling dekat dari rotor.

Maka dengan demikian untuk mengolah butiran mineral yang mempunyai butiran kasar putaran

rotornya sebaiknya harus lebih lambat dibandingkan dengan ukuran butiran yang lebih halus.

b. Kuat tegangan listrik

Untuk melihat pengaruh kuat tegangan listrik dilakukan dengan cara, variabel lain yang

tetap dan jarak elektrode terhadap rotor juga tetap. Apabila dilakukan putaran rotor tanpa diberi

tegangan maka sebagain besar butiran mineral akan masuk ke dalam konsentrat (konduktor).

Pada pemberian arus listrik yang semakin tinggi maka akan terlihat pengaruh "pinning effect"

yang lebih dominan, akibatnya kadar konduktor akan naik.

c. Kedudukan splitter

Untuk mendapatkan konduktor dengan kadar tinggi maka splitter kedua harus dibuat lebih

jauh, sedangkan untuk mendapatkan non konduktor yang lebih bersih jarak splitter pertama lebih
dekat dari rotor. Pengaturan jarak splitter dibatasi hasil middling yang diusahakan serendah

mungkin.

d. Kedudukan Elektrode

Posisi elektrode relatif terhadap permukaan rotor, posisi ini merupakan faktor yang sangat

penting di dalam mengontrol intensitas medan listrik. Antara elektrode kawat dengan rotor

terdapat suatu jarak kritis, yaitu jarak terdekat. Di bawah jarak ini percobaaan tidak boleh

dilakukan karena timbul bunga api listrik, clan kawat dapat putus.

Pengaruh keadaan Feed

a. Pengaruh temperature

Temperatur ini berhubungan dengan kelembaban udara, mineral non konduktor dapat

bersifat konduktor karena dilapisi uap air. Dalam keadaan lembab butiran mineral akan bersifat

konduktor iebih besar. Pemanasan dilakukan terhadap butiran mineral dengan temperature ±

150°C.

b. Ukuran butir

Butiran mineral kasar pengaruh gaya gravitasi dan gaya sentrifugal lebih dominan, butiran

mineral halus gaya listrik yang lebih dominan.

c. Kecepatan feed

Apabila variabel-variabel tetap, dengan kecepatan feed yang makin besar akan diperoleh

konduktor dengan recovery dan kadar yang rendah.

d. Kadar feed

Apabila variabel-variabel lain tetap, dengan kadar feed yang makin besar akan dihasilkan

kadar dan recovery yang besar pula.

Karakteristik Butiran Mineral


Untuk melihat bagaimana karakteristik dari butiran mineral terutama sifat listriknya pada

alat HTS, maka di sini diambil contoh butiran mineral yang mempunyai muatan negative (-q),

dalam kondisi di antara dua kutub.

Butiran mineral akan jatuh menurut lintasan y' yang menyimpang dari lintasan gravitasi y,

oleh karena adanya gaya tarik listrik. Jika butiran mineral tersebut adalah sebuah konduktor,

akan mengalami induksi listrik. Muatan -q akan bertambah, tetapi bersamaan dengan itu di ujung

lainnya dari butiran mineral akan timbul muatan positif (+q) sebesar pertambahan muatan

negative y'. Jadi dalam hal ini, konduktor atau non konduktor dengan muatan yang sama akan

melalui lintasan yang sama dengan penyimpangan sebesar ∆x.

GAMBAR 6

BUTIRAN MINERAL BERMUATAN NEGATIF JATUH ANTARA DUA KUTUB

Keberhasilan pemisahan menggunakan HTS ini harus memperhatikan beberapa faktor yang

mempengaruhi, yaitu :

1. Gaya-gaya yang bekerja dan berpengaruh


a. Gaya Listrik

Mempengaruhi gerakan mineral bermuatan menuju electrode.

b. Gaya Image

Mempengaruhi gerakan mineral bermuatan menuju rotor.

c. Gaya Centrifugal

Mempengaruhi gerakan mineral berukuran tertentu (20-40 mesh) mendekati atau menjauhi rotor.

d. Gaya Gravitasi

Mempengaruhi gerakan mineral dengan berat jenis tertentu menuju media penampung.

2. Keadaan Feed

a. Pengaruh Temperatur

Berhubungan dengan kelembapan udara, jika butiran mineral dalam keadaan lembab, maka

mineral tersebut akan cenderung bersifat konduktor dan akan mempengaruhi kualitas perolehan

mineral yang dinginkan.

b. Ukuran Butir

Ukuran butiran mineral berpengaruh pada efek gaya yang terj adi, butiran kasar gaya gravitasi

dan centrifugalnya lebih dominant sedangkan butiran lebih halus gaya listrik lebih dominan

mempengaruhinya.

c. Kadar Feed

Pengaruhnya jika variable yang lainnya tetap, dengan masukan kadar feed yang makin besar,

maka akan dihasilkan kadasr dan recovery yang besar.

Dengan mengetahui karakteristik dari butiran mineral dan karakteristik peralatan yang

mempengaruhi pemisahan pada HTS, maka hal ini akan sangat membantu dalam keberhasilan

proses pemisahan menggunakan HTS. Dalam keadaan pengaturan vartiabel yang tepat seperti
diuraikan sebelumnya, mineral bersifat konduktor akan terpisah dengan baik dengan mineral

yang bersifat non konduktor. Pada praktek penggunaan HTS akan dihasilkan middling. Midling

merupakan hasil dari HTS yang jatuh antara hasil konduktor dan hasil non konduktor, middling

dibagi atas :

1. "Gravitational Midling", terdiri dari butiran mineral yang belum sempat dipengaruhi "corona"

atau dipengaruhi medan listrik static.

2. "Ionicall Charge Midling", terdiri dari butiran mineral yang sudah dipengaruhi "corona", tetapi

belurn sempat dipengaruhi oleh medan listrik static dengan sempurna.

Anda mungkin juga menyukai