Anda di halaman 1dari 5

Interpretasi Indeks Trombosit pada

Darah Lengkap
Trombosit merupakan salah satu parameter pemeriksaan darah lengkap (DL)
yang paling sering diperhatikan di berbagai kasus di Indonesia, terutama pada kasus
demam berdarah. Hanya seringkali fokus interpretasi hanya pada parameter jumlah
trombosit, padahal juga terdapat indeks trombosit yang juga memiliki makna klinis
pada berbagai kasus yang sudah otomatis tersedia tanpa adanya biaya tambahan.
Indeks trombosit ini berhubungan dengan morfologi trombosit dan kinetik
proliferasinya. Macam indeks trombosit yang dikeluarkan oleh alat otoanaliser DL
tidak semua sama tergantung dari metode yang digunakan, salah satunya adalah IPF
yang diperiksa dengan metode optik.

Indeks trombosit pada mesin 5 diff dengan metode impedan dan optik
Indeks trombosit pada mesin 3 diff dengan metode impedan saja

Macam indeks trombosit dan satuannya:

 Platelet Distribution Width (PDW ) – fL : parameter yang


menggambarkan variasi ukuran trombosit yg beredar di sirkulasi.
PDW merupakan tanda aktif pelepasan trombosit.
 Mean Platelet Volume (MPV) – fL: rerata ukuran trombosit yang ada
di sirkulasi. MPV >13 biasanya karena penghancuran trombosit yang
meningkat (hiperdestruksi), contohnya pada kasus demam berdarah
dengue dan ITP
 Platelet – Large Cell Ratio (P – LCR) – % : persentase trombosit
dengan ukuran yang lebih besar dari trombosit normal. P -LCR lebih
meningkat pada trombositopenia karena hiperdestruksi dibandingkan
karena hipoproliferasi (contoh: anemia aplastik. Cut off 33,6%
(sensitivitas 99,6% pada hiperdestruksi)
 Plateletcrit (PCT) – % : persentase volume yang ditempati oleh
trombosit di dalam darah.
 Immature Platelet Fraction (IPF) – % : fraksi jumlah trombosit muda
(reticulated platelet) dengan jumlah total trombosit. IPF membantu
membedakan trombositopenia akibat hiperdestruksi (IPF meningkat)
dengan hipoproliferasi (IPF normal atau turun). IPF juga dapat
digunakan sebagai indeks trombopoiesis sebagai indikator awal
regenerasi sumsum tulang, dimana pada beberapa RS digunakan
sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk memberikan transfusi
TC.

Histogram parameter trombosit pada hasil DL. Gambar di atas menunjukkan indeks
trombosit yang normal

Contoh pada kasus immune thrombocytopenia purpura (ITP) di


bawah. Gambar A tampak hasil DL dengan jumlah trombosit dan PCT rendah dengan
nilai PDW, MPV dan P-LCR di atas nilai normal menandakan penyebab
trombositopenia pada kasus ini adalah hiperdestruksi. Gambar B tampak giant
thrombocyte pada darah tepi menandakan adanya trombosit muda berukuran raksasa
yang dilepaskan ke sirkulasi. Gambar C tampak histogram trombosit dengan area P-
LCR yang luas, selaras dengan tingginya nilai P-LCR 50,3%. Gambar D tampak
peningkatan aktivitas pembentukan megakariosit menunjukkan respon sumsum tulang
terhadap trombositopenia.
Gambaran indeks trombosit pada kasus ITP

Contoh berikutnya pada kasus acquired amegakaryocytic thrombocytopenia


purpura (AATP) atau juga bisa dijumpai pada kasus anemia aplastik dimana terdapat
hipoproliferasi megakariosit yang menyebabkan penurunan jumlah trombosit di darah
tepi. Gambar A tampak hasil DL dengan jumlah trombosit dan PCT rendah dengan
nilai PDW, MPV dan P-LCR dalam batas normal, dan nilai IPF rendah menandakan
penyebab trombositopenia pada kasus ini adalah hipoproliferasi. Gambar B tampak
kesan jumlah trombosit turun dengan tidak ditemukan giant thrombocyte pada darah
tepi. Gambar C tampak scattergram PLT-F dengan area IPF yang sedikit selaras
dengan nilai IPF yang rendah. Gambar D tampak tidak ditemukannya megakariosit
pada sumsum tulang, menunjukkan penyebab trombositopenia pada kasus ini adalah
hipoproliferasi .
Gambaran indeks trombosit pada kasus AATP

Semoga bermanfaat

Sumber:

Budak YU, Polat M, and Huysal K. The use of platelet indices, plateletcrit, mean
platelet volume and platelet distribution width in emergency non-traumatic abdominal
surgery: a systematic review. Biochem Med (Zagreb). 2016 Jun 10; 26(2): 178–193

Anda mungkin juga menyukai