Anda di halaman 1dari 29

Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

AGENDA SETTING DALAM


PROSES PEMBENTUKAN
KABUPATEN BANDUNG BARAT

Maman
Dede Sri Kartini
Neneng Yani Yuningsih
Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Padjadjaran

Email:
maman.42mn@gmail.com
dedekartini@yahoo.com
nenengyany@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh terjadinya pemekaran di Kabupaten


Bandung yaitu lahirnya Kabupaten Bandung Barat melalui Undang-Undang nomor
12 tahun 2007 Tentang Pembentukan Kabupaten Bandung Barat, dimana proses
lahirnya Kabupaten Bandung Barat tak lepas dari proses politik dan juga isu
subjektif yang senantiasa mewarnai proses pemekaran. Isu subjektif berupa
kepentingan elit politik, pemilik modal dan juga birokrasi senantiasa menjadi isu
yang bergulir selama pemekaran ini terjadi dan lebih menarik dibanding isu objektif
pemekaran itu sendiri. Dalam proses pembentukan Kabupaten Bandung Barat
pada tahun 2007, terdapat agenda setting yang dilakukan oleh beberapa aktor yang
terlibat dalam proses pembentukannya. Aktor tersebut bukan hanya aktor
pemerintah saja, namun juga melibatkan aktor LSM, pengusaha, media dan juga
masyarakat pada umumnya yang memiliki kepentingan dalam pemekaran ini. Isu
subjektif seperti kepentingan kekuasaan dan juga birokrasi tentu ada dalam proses
pemekaran dan menambah dinamika dalam proses pemekaran

Kata Kunci: Agenda Setting, Pemekaran Daerah, Isu, Aktor, Kepentingan.

ABSTRACT

This research was motivated by the expansion of Bandung district, which


created the West Bandung District based on the Constitution number 12, year 2007

66 | CosmoGov, Vol. 2 No. 1, April 2016


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

about the Establishment of West Bandung district, which the expansion process
itself could not be separated from political process and also subjective issues that
always interfered along the way. The subjective issues such as political elite
interests, the owners of capital and the bureaucracy have always been a rolling
issues during the expansion process and became more interesting than the objective
issue of the expansion itself. In the creating process of West Bandung district in
2007, there was an agenda setting which conducted by some of the actors who
involved in the formation. The actors were not only from the government, but also
from the NGO (non-governmental organizations), businessmen, media and society
who had concerns in the expansion in general. The subjective issues, such as the
power interests and bureaucracy certainly existed in the expansion process and
added the dynamics in it.

Keywords: Agenda Setting, Regional Expansion, Issues, Actors, Interests.

PENDAHULUAN masyarakat di daerah. Salah satu


tuntutan yang banyak bergulir pasca
Format desentralisasi dalam Pe­ reformasi di Indonesia adalah adanya
me­rintahan Indonesia yang sekarang pemekaran wilayah, baik ditingkat
ini diterapkan memungkinkan peme­ provinsi maupun ditingkat daerah
rintah daerah lebih efektif dalam kabupaten atau kota.
memberikan pelayanan kepada masya­ Pemekaran daerah yang diaspi­
rakat. Hal ini karena pemerintah rasikan oleh masyarakat, pada kenya­
daerah memiliki peranan lebih besar taannya menjadi tuntutan yang
dan lebih strategis dalam melak­ rasional. Hal ini karena pada dasarnya
sanakan pembangunan, termasuk me­ bertujuan untuk memperkuat peran
nam­pung aspirasi masyarakat sebagai pemerintah dalam pelayanan dan juga
bahan dalam melaksanakan rencana pembangunan, termasuk pengelolaan
pembangunan di daerah. Dengan daerah, sehingga diharapkan dapat
diterapkannya sistem desentralisasi, tercapainya efisiensi, efektivitas
maka diharapkan akan meningkatkan dalam penyelenggaraan pemerintahan
efektifitas pemerintahan. serta kesejahteraan masyarakat di
Seiring dengan meningkatnya daerah. Namun pada kenyataannya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan pemekaran daerah tidak selalu men­
pemerintahan, serta desentralisasi jadikan pembangunan dan pelayanan
yang memberikan peluang lebar bagi di daerah tersebut berjalan dengan
masyarakat di daerah untuk meng­ efektif, tapi justru berjalan tersendat
aspirasikan suaranya, hal tersebut dan banyak melahirkan masalah.
melahirkan banyak tuntutan dari Bahkan disatu sisi, pemekaran daerah

CosmoGov, Vol. 2 No. 1, April 2016 | 67


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

hanyalah menjadi sebuah agenda dari Sementara itu ketika usulan


elit-elit pemerintahan untuk mem­ pembentukan Kabupaten Bandung
bentuk dan mempertahankan kekua­ Barat diterima, Pemerintah Kabu­
saan yang pada jangka panjang paten Bandung langsung membentuk
memung­ kinkan untuk terbentuknya tim untuk mengkaji kelayakan pem­
dinasti politik. ben­tukan tersebut dengan mengundang
konsorsium yang terdiri dari beberapa
Pemekaran daerah yang sejak
perguruan tinggi negeri dan swasta di
awal dilakukan untuk mengakomodir
Bandung. Tim konsorsium tersebut
aspirasi masyarakat akan tuntutan
terdiri dari Unpad, ITB, IPDN, UPI,
mereka untuk meningkatkan kesejah­
Unpas dan Unjani. Setelah itu,
teraan, pada kenyataannya tidak ber­
pemerintah juga membentuk tim
jalan sesuai dengan apa yang diingin­
teknis untuk penataan wilayah Kabu­
kan, bahkan pada beberapa kasus
paten Bandung Barat yang langsung
cenderung menimbulkan masalah
diketuai oleh Abu Bakar yang pada
tersendiri. Selain banyaknya daerah
saat itu menjabat sebagai Sekretaris
pemekaran yang memiliki kualitas
Daerah Kabupaten Bandung dan kini
buruk dalam pelayanan publik, peme­
menjadi Bupati Bandung Barat selama
karan daerah juga menimbulkan
dua periode jabatan. Setelah menjalani
konflik dan kekerasan di daerah yang
proses yang panjang, maka pada
akan dimekarkan.
akhirnya Kabupaten Bandung Barat
Salah satu daerah otonom di resmi terbentuk pada tahun 2007.
Provinsi Jawa Barat yang baru dime­
Dalam proses pembentukannya,
karkan adalah Kabupaten Bandung,
melibatkan banyak aktor diantaranya
yaitu dengan dibentuknya Kabupaten
keterlibatan LSM, media massa dan
Bandung Barat. Pembentukan Kabu­
juga adanya tim pelaksana teknis
paten Bandung Barat pada Tahun
lapangan dalam proses pembentukan
2007 memang dirasa wajar, mengingat
Daerah Otonom Kabupaten Bandung
Kabupaten Bandung yang memiliki
Barat yang langsung diambil alih oleh
luas sekitar 2.324.84 KM2, dengan
jajaran Pemerintah Kabupaten
penduduk sekitar 4,3 juta jiwa pada
Bandung, dan diketuai langsung oleh
tahun 2002 pada kenyataannya
Sekretaris Daerah. Maka, tidak
membuat pemerintah tidak efektif
dipungkiri bahwa ada agenda politik
dalam melaksanakan pelayanan dan
elit pemerintahan di Kabupaten
pembangunannya. Kondisi inilah yang
Bandung dalam proses pembentukan
melatarbelakangi adanya keinginan
daerah otonom Kabupaten Bandung
masyarakat Bandung Barat untuk
Barat.
melakukan pemekaran Kabupaten
Bandung. Salah satu kecenderungan adanya
agenda setting adalah ketika Abu

68 | CosmoGov, Vol. 2 No. 1, April 2016


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

Bakar yang pada saat proses mendatangi Bupati Bandung Obar


pembentukan Kabupaten Bandung Sobarna pada Januari 200442 dan juga
Barat menjadi Ketua Tim Teknis untuk rasa 5000 warga di Kantor
Penataan Wilayah Kabupaten Ban­ Pemkab Bandung untuk menuntut
dung Barat, sesudah terbentuknya Obar Sobarna menandatangani nota
Kabupaten Bandung Barat Abu Bakar pendirian Kabupaten Bandung Barat43
menjadi Bupati pertama di Kabupaten
Keterlibatan media massa dalam
Bandung Barat. Kemudian meme­
proses pembentukan Kabupaten
nangkan pemilihan Bupati kembali
Bandung Barat juga dinilai cukup
untuk periode yang kedua, sehingga ia
massif dan memiliki keberpihakan
memegang kekuasaan di Kabupaten
(Ade Atmaja 2006:10), hal ini bisa
Bandung Barat dari tahun 2008
kita lihat dari beberapa surat kabar
sampai tahun 2013 dan periode kedua
regional dimana ada banyak berita
dari tahun 2013 sampai dengan 2018.
yang dimuat yang kecenderungan
Hal ini tentunya menjadi prestasi
mendukung dilakukannya pemekaran
politik bagi Abu Bakar dan juga partai
dengan mengambil narasumber dari
politik pendukung yaitu PDIP di
aktor-aktor politik dan pemerintahan
daerah otonom yang masih baru
di Jawa Barat. Beberapa media massa
tersebut.
tersebut antara lain Pikiran Rakyat,
Selain itu adanya kepentingan Galamedia, Tribun Jabar dan Berita
dalam pembentukan wilayah dan Pasundan. Beberapa berita yang
pemerintahan Kabupaten Bandung diangkat antara lain adalah berita
Barat, juga bisa diamati dari tentang aksi unjukrasa dan juga
pergerakan yang dilakukan oleh pernyataan tokoh yang mendukung
KPKBB. KPKBB berhasil meng­ pemekaran. Melihat gambaran terse­
himpun semua elemen LSM di Kabu­ but, kajian ini akan melakukan pene­
paten Bandung untuk menyuarakan lusuran terhadap bagaimana agenda
aspirasi terkait pemekaran. Terjadinya setting dalam proses pembentukan
beberapa demonstrasi yang melibatkan Kabupaten Bandung Barat pada Tahun
massa dalam jumlah besar juga 2007.
berhasil diinisiasi oleh KPKBB,
Dari uraian diatas, maka
diantaranya adalah unjuk rasa yang
dilakukan identifikasi masalah sebagai
melibatkan 1000 warga dengan
berikut:

42. Galamedia, terbit Rabu 7 Januari 2004.


43. Berita Pasundan, Nomor 24, Tahun ke IV, terbit 12-19 Januari 2004.

CosmoGov, Vol. 2 No. 1, April 2016 | 69


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

1. Bagaimana agenda setting dalam luruhan karena kemampuan mereka


proses pembentukan Kabupaten akan disesuaikan dengan luas wilayah
Bandung Barat tahun 2007? yang mereka kuasai. Siswanto Sunan­
2. Bagaimana peran aktor yang ro dalam bukunya yang berjudul
terlibat dalam agenda setting ‘Hukum Pemerintahan Daerah di
pembentukan Kabupaten Ban­ Indonesia’, menjelaskan sebagai
dung Barat tahun 2007? berikut:
“Secara filosofis bahwa tujuan
pemekaran ada dua kepentingan,
KERANGKA TEORETIS

yakni pendekatan pelayanan
umum pemerintahan kepada
Pemekaran daerah menurut masya­ rakat dan yang kedua
Undang-Undang No 23 Tahun 2014 adalah untuk peningkatan kese­
Tentang Pemerintahan Daerah44 ter­ jah­teraan masyarakat setem­pat.
diri dari dua poin yaitu sebagai Secara poli­tis, kehendak tersebut
berikut: ha­
rus didasarkan atas kemauan
a. Pemecahan daerah provinsi atau atau aspirasi masyarakat setem­
daerah kabupaten/kota untuk pat yang diajukan kepada
menjadi dua atau lebih daerah pemerin­ tahan daerah setempat
baru. yakni pemerintah daerah dan
b. Penggabungan bagian daerah dari DPRD.
daerah yang bersanding dalam
satu daerah provinsi menjadi satu Prof. Drs. HAW Widjaja
daerah baru. menjelaskan tentang tujuan
pemekaran daerah dengan tujuan
Pemekaran wilayah secara untuk meningkatkan kesejahteraan
esensial bertujuan untuk meningkatkan masyarakat, hal ini sebagaimana
kesejahteraan masyarakat di daerah. dijelaskan oleh Prof. Drs. HAW
Hal ini karena dengan adanya peme­ Widjaja yang menjelaskan sebagai
karan wilayah, maka diharapkan berikut
pelayanan dan juga program pem­ “Pembentukan daerah pada
bangunan akan terlaksana dengan dasar­
nya ditujukan untuk me­
lebih optimal, pemerintahan daerah ningkat­kan pelayanan pub­lik
akan lebih mampu dan optimal dalam guna mempercepat ter­wu­judnya
menyentuh masyarakat secara kese­ kesejahteraan masya­­rakat disam­

44. Undang-Undang No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, bab XI Tentang Penataan
Daerah Bagian Dua Tentang Pembentukan Wilayah Pada Paragraf 1 Pasal 33 Ayat 1 Dan Dua.

70 | CosmoGov, Vol. 2 No. 1, April 2016


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

ping sebagai sarana pendidikan dilihat dari beberapa segi salah


politik di tingkat lokal. Untuk itu satunya adalah infrastruktur yang
maka pembentukan daerah harus banyak mengalami kerusakan
mempertimbangkan berbagai dan tidak mendapatkan program
faktor seperti: kemampuan eko­ pembangunan yang memadai.”46
nomi, luas wilayah dengan
pertimbangan dari aspek sosial Dengan adanya faktor-faktor
budaya, sosial politik dan perta­ tersebut maka munculah inisiasi untuk
hanan serta keamanan”45. dilakukannya pembentukan Kabupa­
ten Bandung Barat. Ketika isu ini
Salah satu daerah yang telah muncul kembali pada tahun 1999,
dime­karkan adalah Kabupaten Ban­ maka sudah mulai dibentuk forum-
dung yaitu dibentuknya Kabupaten forum untuk membahas wacana
Bandung Barat. Ade Ratmaja pemekaran tersebut, namun sempat
menjelaskan dalam bukunya yang tertunda akibat dilakukannya pening­
berjudul ‘Perjalanan pembentukan katan status Kota Cimahi dari Kota
Kabupaten Bandung Barat’ menje­ Administratif menjadi Kota Cimahi.
laskan tentang latar belakang pem­ Pasca Kota Cimahi resmi menjadi
bentukan Kabupaten Bandung Barat. Kota, maka isu pembentukan wilayah
“Isu pemekaran ini pada awalnya Kabupaten Bandung Barat muncul
dilandasi oleh adanya ketidak­ kembali dengan berbagai agenda
optimalan pemerintahan Kabu­ setting yang terjadi dari beberapa
paten Bandung dalam menja­ elemen yang terlibat dan
lankan tugas dan fungsinya berkepentingan dalam pembentukan
seperti pelayanan publik, tim­ tersebut termasuk Pemerintahan
pangnya kesejahteraan masya­ Kabupaten Bandung.
rakat di Kabupaten Bandung
bagian Barat, serta timpangnya Joko Widodo dalam bukunya
pembangunan di wilayah yang berjudul ‘Analisis Kebijakan
Kabupaten Bandung bagian Publik’ (2009:53) menjelaskan bahwa
Barat pada saat itu, hal ini bisa “Agenda setting merupakan kegiatan

45. Prof. Dr. HAW. Widjaja. Otonomi Desa merupakan otonomi asli, bulat dan utuh.
PT.RajaGrafindo Persada, Jakarta. Tahun 2005, hal 135
46. Ade Ratmaja., dkk. Perjalanan Pembentukan Kabupaten Bandung Barat Menjadi Daerah
Otonom Di Provinsi Jawa Barat. Bandung Barat. Komite Pembentukan Kabupaten Bandung
Barat (KPKBB).. tahun 2006

CosmoGov, Vol. 2 No. 1, April 2016 | 71


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

membuat masalah publik menjadi termasuk memunculkan alternatif


masalah kebijakan”47. kebijakan dan menentukan kebijakan
yang diambil. Dalam setiap fase, aktor
Hal diatas sesuai dengan yang
pemilik kepentingan tentu melakukan
dikatakan oleh Jones bahwa “agenda
usaha-usaha untuk mempengaruhi
adalah suatu istilah yang pada
setiap kebijakan publik yang akan
umumnya digunakan untuk meng­
disusun. Setidaknya ada tiga hal yang
gambarkan suatu isu yang dinilai
dilakukan oleh aktor kepentingan
publik perlu diambil suatu tindakan”.
untuk melakukan agenda setting;
Penjelasan dari definisi diatas memp­
pertama membangun persepsi dika­
unyai makna yang sama dengan
langan stakeholders bahwa sebuah
agenda kebijakan dimana agenda
fenomena benar-benar dianggap seba­
kebijakan adalah kegiatan yang dila­
gai masalah, kedua membuat batasan
kukan untuk membuat suatu perma­
masalah, dan ketiga memobilisasi
salahan menjadi permasalahan publik
dukungan agar masalah tersebut
yang bertujuan untuk melahirkan
masuk dalam agenda pemerintah.
suatu kebijakan.
Sehingga dari berbagai usaha yang
Oleh sebab itu dapat dikatakan dilakukan sebagai bagian dari agenda
bahwa yang dimaksud dengan agenda setting aktor-aktor yang berke­ pen­
setting adalah bagaimana membentuk tingan mampu mempenga­ ruhi
opini publik terhadap suatu persoalan kebijakan publik.
sehingga persoalan tersebut dianggap
Proses penyusunan agenda
sebagai suatu permasalahan penting
kebijakan (policy agenda) menurut
bagi masyarakat luas termasuk bagi
Anderson, seperti di kutip Joko
pemerintah. Dengan terbentuknya
Widodo48 bahwa secara beruntun
opini publik maka hal ini akan
terdiri dari beberapa tahapan berikut
mendorong lahirnya kebijakan publik
antara lain: private problems, public
atau output yang diharapkan dari
problems, issues, systemic agenda dan
orang yang merancang setting
institutional agenda yang diuraikan
tersebut.
sebagai berikut:
Agenda setting atau agenda a. Privat problems, penyusunan
permasalahan ini kemudian akan agenda kebijakan diawali dari
berlanjut pada fase-fase selanjutnya suatu masalah yang muncul di

47. Joko Widodo. Analisis Kebijakan Publik. Bayumedia: Malang. Tahun 2009: hal 53
48. Ibid; hal 53

72 | CosmoGov, Vol. 2 No. 1, April 2016


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

masyarakat, akan tetapi masalah dan isu tersebut memang berada


tersebut diartikan sebagai suatu dalam yurisdiksi kewenangan
masalah pribadi atau tidak pemerintah.
berdampak luas bagi masyarakat, e. Institutional agenda, didefinisi­
masalah pribadi sendiri didefi­ kan sebagai serangkaian masalah
nisikan sebagai suatu masalah yang secara tegas membutuhkan
yang mempunyai akibat yang pertimbangan-pertimbangan
terbatas atau hanya menyangkut yang aktif dan serius dari pembuat
satu atau sejumlah kecil orang keputusan yang sah/otoritas.
yang terlibat secara langsung.
Oleh sebab itu bisa disimpulkan
b. Public problems, ketika masalah
yang ada di masyarakat yang bahwa agenda setting pada intinya
pada mulanya hanya sebagai berusaha untuk memunculkan masalah
privat problems terus bergulir kepada publik sehingga publik
dan melibatkan banyak orang, menganggap penting terhadap suatu
maka tahap selanjutnya privat masalah yang sedang bergulir
problems tersebut berubah dimasyarakat dan dianggap sebagai
menjadi public problems. Public suatu permasalahan yang mem­
problems diartikan sebagai suatu butuhkan tindakan kebijakan publik.
masalah yang mempunyai akibat Untuk membuat suatu masalah
yang luas, termasuk akibat-akibat menjadi suatu masalah publik yang
yang mengenai orang-orang yang kemudian berakhir pada lahirnya
terlibat secara tidak langsung. kebijakan publik, tentu membutuhkan
c. Issues, ketika masalah yang ada agenda setting untuk membangun
dimasyarakat menjadi public opini dan menggerakan elemen-
problems, maka selanjutnya elemen masyarakat atau aktor-aktor
masuk pada tahap issues, issues yang berkepentingan sehingga lahir
diartikan sebagai problema kebijakan publik sebagai mana yang
publik yang saling bertentangan diharapkan.
satu sama lain, artinya sudah
terdapat suatu konflik. Issues Sementara itu, aktor dalam
dapat pula diartikan sebagai proses pembuatan kebijakan publik
perbedaan-perbedaan pendapat adalah orang yang mempunyai
yang ada dimasyarakat tentang wewenang yang sah untuk ikut serta
persepsi dan solusi terhadap dalam formulasi hingga penetapan
suatu masalah publik. kebijakan publik. Walaupun dalam
d. Systemic agenda, didefinisikan kenyataannya, beberapa aktor yang
sebagai semua isu yang pada mempunyai wewenang sah untuk
umumnya dirasakan oleh para bertindak dikendalikan oleh orang
anggota masyarakat politik yang lain seperti pimpinan parpol atau
patut mendapat perhatian publik kelompok penekan.

CosmoGov, Vol. 2 No. 1, April 2016 | 73


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

“Yang termasuk aktor dalam partai politik dan warga negara


pembuat kebijakan secara nor­ sebagai indivudu.”49
matif adalah lembaga legislatif,
lembaga eksekutif, administrator, Berdasarkan kerangka pemikiran
dan para hakim. Sementara itu yang telah disusun, maka untuk
juga terdapat kelompok atau memudahkan memahami peta konsep
aktor pembuat kebijakan yang penelitian, peneliti akan mencoba
ada diluar pemerintahan, bebe­ menjelaskan secara lebih sederhana
rapa kelompok aktor tersebut dalam model penelitian sebagai
yaitu kelompok kepentingan, berikut:

Permasalahan Di
Muncul Isu Pemekaran
Kabupaten Bandung
• Pembangunan Tidak Optimal • Efektifitas Pelayanan
• Pelayanan Tidak Optimal • Percepatan Pembangunan
• Jumlah Penduduk Terlalu • Peningkatan Kesejahteraan
Banyak Masyarakat
• Daerah Kewenangan Terlalu • Good Governance
Luas

AGENDA SETTING

Aktor-aktor Proses Agenda Setting


• Media Massa • Private Problems
• Pemda Kabupaten Bandung • Public Problems
• KPKBB • Issues
• Tim yang Tersisihkan • Systemic Agenda
• Masyarakat • Institutional Agenda
• Tim Konsorsium
• Tim Teknis Penataan

Terbentuknya Kabupaten
Gambar 1.1
Bandung Barat
Model Penelitian

49. Leo Agustino. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Alfabetas. Bandung. Tahun 2008: hal 39

74 | CosmoGov, Vol. 2 No. 1, April 2016


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

METODE PENELITIAN secara holistik (utuh). Jadi dalam


hal ini tidak boleh mengisolasikan
Metode kualitatif sebagai salah individu atau organisasi ke dalam
satu prosedur dalam penelitian yaitu variabel atau hipotesis, tetapi
proses yang dilakukan dengan perlu memandangnya sebagai
menghimpun data yang berasal dari bagian dari sesuatu keutuhan”.50
berbagai sumber bisa dari narasumber,
yaitu tokoh yang terlibat ataupun dari Alasan peneliti menggunakan
sumber lain seperti catatan yang pendekatan kualitatif ini karena pen­
menjelaskan objek yang kita teliti dan de­katan kualitatif mudah disesuaikan
kemudian diolah serta disajikan dalam dengan situasi yang akan peneliti
bentuk narasi. Narasi sebagai bentuk hadapi. Peneliti berperan sebagai
display data memberikan informasi instrumen terpenting dan harus
yang menyeluruh tentang objek yang berperan aktif dalam proses penelitian
kita teliti. Oleh sebab itu, latar dan di lapangan. Dalam penelitian ini
juga aktor yang terlibat dalam objek peneliti akan menggu­ nakan alat
penelitian harus diposisikan secara pengumpul data utama yang berupa
menyeluruh, dalam artian tidak boleh ucapan, tulisan, gambar-gambar dan
memisahkan aktor yang ada sehingga tidak menggunakan angka-angka.
informasi yang kita dapat tidak Tujuan penelitian kua­litatif adalah
komprehensif. Hal tersebut sesuai untuk memahami situasi tertentu dan
dengan apa yang dijelaskan oleh diarahkan pada kelompok masyarakat
Bogdan dan Taylor dalam buku yang maupun lembaga secara menyeluruh.
ditulis oleh Lexi Moleong dengan
Dalam proses pembentukan
judul Metodologi Penelitian Kualitatif,
Kabupaten Bandung Barat, beberapa
ia menjelaskan:
hal yang menarik muncul, seperti
“Metodologi kualitatif adalah
terlibatnya KPKBB yang begitu
prosedur penelitian yang
massif dari mulai menghimpun semua
menghasilkan data deskriptif
LSM di Kabupaten Bandung sampai
berupa kata-kata tertulis atau
dengan aksi besar-besaran. Selain itu
lisan dari orang-orang dan prilaku
fenomena dalam aspek politik dengan
yang dapat diamati. Menurut
mereka, pendekatan ini diarahkan terpilihnya Abu Bakar sebagai bupati
pada latar dan individu tersebut yang kemudian memenangkan kontes­

50. Lexi J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosda Karya, Bandung. Tahun
2007: hal 4

CosmoGov, Vol. 2 No. 1, April 2016 | 75


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

tasi dua kali masa jabatan. Sehingga pihak: peneliti dan subjek
dengan penelitian kualitatif ini di­ penelitian.”51
harap­kan dapat menafsirkan fenomena
yang terjadi dalam proses pem­ Ada beberapa teknik pengambilan
bentukan Kabupaten Bandung Barat. data yang dapat dilakukan dalam
melakukan penelitian kualitatif yaitu
Moleong sendiri dalam bukunya
sebagai berikut: Studi Kepustakaan,
menyebutkan bahwa :
Observasi dan Wawancara mendalam.
”Penelitian kualitatif itu berakar
pada penelitian alamiah sebagai Dengan teknik pengumpulan data
keutuhan, mengandalkan manusia tersebut diatas, diharapkan penelitian
sebagai alat penelitian, meman­ mengenai Agenda Setting Dalam
faatkan metode kualitatif, Proses Pembentukan Kabupaten
menga­dakan analisis data secara Bandung Barat Tahun 2007 menjadi
induktif, mengarahkan sasaran daerah otonom Kabupaten Bandung
penelitiannya pada usaha mene­ Barat akan mendapatkan data yang
mukan teori dari-dasar, bersifat lengkap meliputi data yang sudah
deskriptif, lebih mementingkan diarsipkan dalam berbagai bentuk
proses daripada hasil, membatasi termasuk data yang diambil dari
studi dengan fokus, memiliki aktor-aktor yang terlibat secara
sepe­rangkat kriteria untuk me­ langsung dan mengetahui seluk belum
me­riksa keabsahan data, dinamika proses pembentukan
rancangan penelitiannya bersifat Kabupaten Bandung Barat sebagai
sementara, dan hasil penelitiannya daerah otonom baru.
disepakati oleh kedua belah

Tabel 1.2 Daftar Informan

No Informan Jabatan Informasi yang Ingin di Dapatkan

1 Drs. H. Endang Ketua umum  Peran KPBB dalam pembentukan


Anwar KPKBB Kabupaten Bandung Barat
 Kepentingan KPKBB dalam
pembentukan Kabupaten Bandung
Barat
 Dinamika kepentingan dalam proses
pembentukan Kabupaten Bandung
Barat
 Komunikasi dari dan kepada
KPKBB dalam proses pembentukan
Kabupaten Bandung Barat

51. Ibid. hal 5

76 | CosmoGov, Vol. 2 No. 1, April 2016


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

2 Drs. H. Agus Yasmin Ketua DPRD  Peran DPRD Kabupaten Bandung


Kabupaten dalam proses pembentukan
Bandung periode Kabupaten Bandung Barat
2004 2009  Strategi yang dilakukan oleh DPRD
untuk merespon aspirasi masyarakat
terkait pemekaran.
 Isu subjektif yang berkembang
terkait pembentukan Kabupaten
Bandung Barat

3 H. Obar Sobarna Mantan Bupati  Peran H. Obar Sobarna S.Ip dalam


S.IP Bandung pemekaran H. Obar Sobarna S.Ip
 Dinamika kepentingan dalam proses
pemekaran H. Obar Sobarna S.Ip
 Bentuk intervensi atau desakan
kepentingan yang terjadi selama
proses pembentukan KBB.

4 Tokoh masyarakat Budi Buntaran  Peran masyarakat dalam proses


(Kepala Desa pembentukan Kabuaten Bandung
Cilangari pada Barat
tahun 2003-2007)  Landasan diinginkannya
pembentukan Kabuaten Bandung
Barat
 Bentuk intervensi elit kepada
masyarakat
 Proses pembentukan isu yang
dilakukan oleh tokoh masyarakat

5 Drs. H. Abu Bakar Ketua tim teknis  Peran Drs. H. Abu Bakar terkait
penataan Wilayah posisi sebagai Ketua tim teknis
Kabupaten penataan Wilayah Kabupaten
Bandung sekaligus Bandung
sebagai Bupati  Dinamika kepentingan yang terjadi
Bandung Barat selama proses pembentukan
 Dampak pemekaran terhadap
untuk dua kali masa
pembangunan di KBB
jabatan
6 H. Dede Mariana, Tim Konsorsium  Peran Tim Konsorsium dalam proses
Drs., M.Si Perguruan Tinggi pemekaran
Untuk Penataan  Dinamika yang terjadi selama
Wilayah Kabupaten penyusunan dan pengkajian
Bandung kelayakan pemekaran
 Evaluasi terhadap hasil pemekaran
pada saat sekarang

7 Ormas ormas yang LSM Pedang  Peran ormas dalam proses


terlibat di Kecamatan pembentukan Kabupaten Bandung
Lembang Barat
 Sikap yang diambil oleh ormas
secara umum
 Strategi yang dilakukan oleh ormas
dalam mendukung atau menolak
pemekaran
 Bentuk intervensi yang dilakukan
oleh elit kepentingan
 Dampak dari pemekaran
terhadap kualitas pelayanan dan
pembangunan pada saat ini

CosmoGov, Vol. 2 No. 1, April 2016 | 77


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

8 Masyarakat umum  Bentuk intervensi yang dilakukan


yang memahami oleh elit kepentingan
pembentukan  Dampak dari pemekaran
Kabupaten Bandung terhadap kualitas pelayanan dan
Barat pembangunan pada saat ini

9 Pihak yang tidak Forum 14 di  Alasan tidak setuju terhadap


menyetujui Kecamatan Cililin pemekaran
pemekaran

10 Donny Widiaman Tim Perencana  Mengetahui strategi dan tujuan


pemekaran

11 Tjatja Kuswara Mantan Penjabat  Untuk mengetahui kondisi


Bupati Kabupaten Kabupaten Bandung Barat pasca
Bandung Barat terbentuk serta langkah yang
dilakukan oleh pemerintah dalam
mengawali proses pemerintahan

Pada penelitian ini analisis data terhadap pemerintah dan menuntut


dilakukan melalui langkah-langkah untuk dicarikan solusi yang salah
sebagai berikut: reduksi data, display satunya adalah membentuk wilayah
data, pengambilan kesimpulan dan dan pemerintahan yang baru, dengan
verifikasi. harapan akan tercipta kesejahteraan
masyarakat karena peran pemerintah
dirasa akan lebih efektif dan efisien
HASIL DAN PEMBAHASAN
sehingga fungsi-fungsi pemerintah
Agenda Setting Dalam Proses seperti yang dijelaskan oleh Ryas
Pembentukan Kabupaten Bandung Rasyid seperti pelayanan, pembangun­
Barat Tahun 2007 an dan pemberdayaan bisa terlaksana
dengan baik,52.
Aspirasi pemekaran daerah Berbagai masalah yang ada
otonom terjadi karena adanya berbagai dimasyarakat Kabupaten Bandung
permasalahan di masyarakat luas yang yang memicu aspirasi pemekaran
memicu ketidakpuasan masyarakat Kabupaten Bandung Barat pada

52. Ryaas Rasyid. Makna Pemerintahan: Tinjauan Dari Segi Etika Dan Kepemimpinan. Mutiara
Sumber Widya. Jakarta:. Tahun 2000: hal 73.

78 | CosmoGov, Vol. 2 No. 1, April 2016


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

kenyataannya merupakan masalah Berbagai masalah tersebut


yang berkaitan dengan kebutuhan menjadi amunisi bagi aktor-aktor
dasar masyarakat seperti kurangnya yang terlibat aktif dalam mem­
pelayanan pemerintah terhadap kebu­ perjuangkan pembentukan daerah
tuhan masyarakat, pembangunan otonom baru untuk terus berusaha
tidak optimal terutama infrastruktur mencapai titik persetujuan bahwa
seperti jalan raya, fasilitas kesehatan suatu daerah harus dimekarkan dan
dan fasilitas pendidikan serta adanya dibentuk daerah baru, sehingga
kesenjangan pembangunan dan ke­ Kabupaten Bandung Barat secara
sem­patan masyarakat untuk meng­ resmi dibentuk pada tahun 2007.
akses fasilitas publik dan juga akses
Untuk membuat suatu masalah
terhadap kesempatan ekonomi, se­
dijadikan bahan pertimbangan oleh
hingga menciptakan kecemburuan
pemerintah dalam perumusan kebi­
sosial di masyarakat.
jakan publik termasuk kebijakan
Hal tersebut seperti yang pemekaran daerah, maka perlu disusun
diungkapkan oleh Dede Mariana53 agenda setting yaitu suatu rangkaian
yang menjelaskan sebagai berikut: proses yang dilakukan agar masalah
“Permasalahan yang ada di bisa diketahui oleh publik secara luas
Kabupaten Bandung yaitu dan mendapatkan perhatian dari
berkisar pada pelayanan dasar pemerintah.
sosial, seperti pendidikan dan
Seperti sudah dijelaskan bahwa
kesehatan yang tidak memenuhi
agenda setting sebagai salah satu
terutama bisa ditemukan di
langkah proses perumusan kebijakan
daerah-daerah yang masih minim
pembangunan, seperti rumah publik memiliki beberapa tahapan
sakit di wilayah Bandung Barat yang lebih detail yaitu individual
yang hanya ada di Cililin dan problems, public problems, issues,
baru mengalami perbaikan systemic agenda dan institutional
setelah dilakukan pemekaran agenda. Namun sebelum membahas
daerah otonom, oleh sebab itu kelima tahapan tersebut, terlebih
pemekaran menjadi salah satu dahulu dijelaskan keterkaitan antara
pintu solusi terbaik untuk individual problems, dan public
memperbaiki pelayanan publik” problems.

53. Wawancara dengan Dede Mariana yang merupakan Guru Besar Ilmu Pemerintahan. Pada saat
proses pemekaran, Dede Mariana menjadi Ketua Tim Konsorsium 6 Perguruan Tinggi.

CosmoGov, Vol. 2 No. 1, April 2016 | 79


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

Bahwa pengertian individual masing-masing individu adalah karena


problems adalah masalah yang dirasa­ adanya perbedaan sudut pandang tiap-
kan oleh seseorang atau sebagian ma­ tiap kelompok masyarakat dalam
sya­
rakat saja dan tidak berdampak memandang masalah-masalah publik
lang­
sung terhadap masyarakat luas. tersebut sehingga seolah terdapat
Sementara itu pengertian dari public berbagai varian masalah. Privat
problems adalah suatu masalah yang problems didefinisikan sebagai suatu
dirasakan oleh masyarakat banyak masalah yang mempunyai akibat yang
dan memberikan pengaruh kepada terbatas atau hanya menyangkut satu
ma­syarakat banyak baik yang terkait atau sejumlah kecil orang yang terlibat
secara langsung maupun tidak secara langsung, keberadaan masalah
langsung. dirasa tidak menyebabkan dampak
luas karena hanya dirasakan oleh
Akan tetapi pada dasarnya indi­
sebagian masyarakat saja.
vidual problems dan public problems
tidaklah jauh berbeda bahkan sama. Masalah lain terkait proses peme­
Misalnya individual problems terkait karan ini adalah permasalahan rentang
masalah pendidikan, sebagian masya­ kendali pemerintahan dan luas wilayah
rakat Bandung Barat merasa jarak yang menghambat pem­berian pelaya­
untuk mengakses pendidikan yang nan oleh pemerintah daerah, Kabu­
jauh, sebagian merasakan fasilitas paten Bandung memiliki daerah yang
yang kurang memadai, pun hal yang terlalu luas sehingga menyebabkan
sama dalam bidang kesehatan dan rendahnya rentang kendali pemerintah
bidang lainnya seperti perdagangan. daerah yang menye­babkan kebutuhan
Maka ketika dikonfirmasi terkait dasar masya­ rakat tidak berhasil
masalah publik atau public problems, dipenuhi pe­merintah.
masalah yang muncul ternyata sama,
Meskipun pemerintah sudah me­
yaitu masalah pendidikan, kesehatan
na­ngani masalah rentang kendali ini
dan lain sebagianya.
dengan cara melimpahkan beberapa
Jadi bisa disimpulkan, bahwa kewenangan kepada kecamatan dian­
masalah publik atau public problems taranya adalah urusan administrasi
yang ada dimasyarakat cenderung umum, informasi, pemerintahan, ke­
sama, namun yang menjadikan adanya tertiban, pemeliharaan sarana umum,
individual problems atau masalah bagi pemberdayaan dan pendapatan dae­
rah54, namun tetap saja kondisi yang

54. Keputusan Bupati Bandung Nomor 21 Tahun 2001 tentang Pelimpahan Kewenangan Kepada
Pemerintah Kecamatan yang berjumlah 8 poin.

80 | CosmoGov, Vol. 2 No. 1, April 2016


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

ada dilapangan tidak tertangani termasuk akibat-akibat yang mengenai


dengan benar sehingga menyebabkan orang-orang yang terlibat secara tidak
ketimpangan pembangunan terutama langsung. Berdasarkan hasil pengka­
di daerah yang terpencil. jian terhadap sumber data yang ada
dilapangan baik data yang berasal dari
Dengan demikian bisa disimpul­
dokumen, pengamatan secara lang­
kan bahwa beberapa masalah yang
sung maupun wawancara terhadap
dirasakan oleh sebagian masyarakat
infor­
man, terdapat beberapa perma­
berkisar pada hal-hal fisik yang
salahan publik yang ada di Kabupaten
bermuara kepada rendahnya kualitas
Bandung yang secara umum di­
pembangunan dan pelayanan publik.
akibatkan oleh terlalu luasnya wilayah
Masalah-masalah tersebut antara lain
kewenangan yang tidak dibarengi
perjalanan yang terhambat karena
dengan kemampuan atau kapasitas
jalan raya yang rusak, jarak ke sekolah
Pemerintah Kabupaten Bandung.
yang jauh sehingga banyak anak-anak
enggan melanjutkan sekolah termasuk Issues, Muncul Isu Pembentukan
alasan biaya yang tinggi, serta sarana Kabupaten Bandung Barat
kesehatan yang jauh sehingga banyak
Issues diartikan sebagai per­
masyarakat merasa tidak mampu
bedaan-perbedaan pendapat yang ada
menjangkau sarana kesehatan, hal ini
dimasyarakat tentang persepsi dan
membuat masyarakat kurang menda­
solusi terhadap suatu masalah publik.
patkan perhatian dalam bidang kese­
Bisa dikatakan bahwa dalam tahap
hatan secara memadai.
ini, masyarakat sudah menget­ahui dan
Sementara itu bagi orang-orang merasakan semua perma­salahan yang
yang ada di lembaga pemerintahan, terjadi hanya saja masyarakat masih
masalah yang mereka rasakan adalah memilih-milih bentuk solusi yang
rentang kendali yang rendah dika­ seharusnya diambil. Perbedaan pan­
renakan terlalu luasnya wilayah serta dangan dan juga konflik menjadi dina­
jarak yang harus di­tempuh cukup jauh, mika tersendiri dalam fase ini
ditambah dengan kondisi sarana yang berkaitan dengan penyelesaian terbaik
meng­hambat seperti kerusakan jalan yang seharusnya dilakukan oleh peme­
dan lain sebagainya. Perma­salahan ini rintah.
mem­buat pelayanan dan pembangunan
Isu yang berkembang di masya­
tidak maksimal serta membuat biaya
rakat adalah isu pemekaran Kabupaten
penyelenggaraan pemerintahan men­
Bandung yaitu dibentuknya Kabu­
jadi mahal.
paten Bandung Barat. Persepsi
Public problems atau masalah masyarakat yang berkembang yaitu
publik, diartikan sebagai suatu masa­ bahwa daerah Kabupaten Bandung
lah yang mempunyai akibat yang luas, dinilai terlalu luas dan tidak sebanding

CosmoGov, Vol. 2 No. 1, April 2016 | 81


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

dengan kemampuan Pemerintah tidak optimal serta timpangnya


Kabu­paten Bandung. Akibatnya pembangunan di Kabupaten Bandung
penye­lenggaraan tugas dan fungsi bagian barat, sehingga menyebabkan
pemerintah menjadi tidak maksimal lahirnya kecemburuan sosial yang
sehingga baik pelayanan masyarakat, kemudian melahirkan inisiasi untuk
pembangunan dan juga pemberdayaan melakukan pembentukan daerah
tidak berjalan dengan baik. otonom baru yaitu Kabupaten
Bandung Barat.
Rentang kendali pemerintah yang
selama ini dinilai masih rendah, Ketika berbagai permasalahan di
menyebabkan tidak optimalnya tugas Kabupaten Bandung sudah menge­
dan fungsi pemerintah serta menye­ muka dan menjadi perhatian masya­
babkan beberapa permasalahan rakat, pro kontra pun muncul
lainnya seperti tidak terpenuhinya menambah dinamika yang ada baik di
kebutuhan dasar masyarakat dan juga level Pemerintah Kabupaten Bandung
menyebabkan ketimpangan pem­ maupun dikalangan masyarakat, pro
bangunan di beberapa daerah terutama kontra terhadap solusi yang harus
di Kabupaten Bandung bagian barat. diambil untuk menyelesaikan masalah
Maka menurut persepsi masyarakat, publik ini berbeda satu sama lainnya
untuk menyelesaikan masalah ini sehingga memakan waktu yang cukup
adalah dengan melakukan pemekaran lama. Hal ini tidak dipungkiri bahwa
daerah sehingga kapasitas pemerintah masing-masing pihak memiliki kepen­
disesuaikan dengan kondisi daerah tingan berbeda terkait pembentukan
kewenangan. Kabupaten Bandung Barat sehingga
setiap aktor berusaha untuk mengu­
Systemic Agenda, Menguatnya Isu
sahakan tercapainya kepentingan
Pembentukan Kabupaten Bandung
Barat mereka.

Systemic agenda, didefinisikan Kelompok yang menyetujui


sebagai semua isu yang pada umumnya pembentukan KBB adalah kalangan
dirasakan oleh anggota masyarakat LSM, partai politik, kalangan ulama
politik yang patut mendapat perhatian dan berbagai lapisan tokoh masyarakat
publik dan isu tersebut memang serta didukung oleh birokrat yang ada
berada dalam yurisdiksi kewenangan di wilayah Bandung Barat. Alasan
pemerintah. Seperti sudah dijelaskan mereka cukup jelas yaitu isu objektif
diatas bahwa masalah publik yang yang ada dilapangan seperti luas
mengemuka di Kabupaten Bandung, daerah, ketimpangan pembangunan
jika dikelompokan dalam kelompok dan pelayanan, serta berbagai alasan
besar diantaranya adalah rendahnya lain yang menjadi masalah publik
rentang kendali pemerintah, dimana kebutuhan dasar masyarakat
pembangunan dan pelayanan yang di sebagian daerah dinilai tidak

82 | CosmoGov, Vol. 2 No. 1, April 2016


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

mampu dipenuhi oleh Pemerintah masyarakat terkait upaya pemb­


Daerah Kabupaten Bandung.55 entukan Kabupaten Bandung Barat.

LSM dan kelompok masyarakat KPKBB yang dibentuk oleh LSM


lainnya di Kabupaten Bandung yang dan kelompok masyarakat yang
pada awalnya bergerak masing- mendukung pembentukan Kabupaten
masing seperti FORBES, FPBB dan Bandung Barat pada kenyataannya
berbagai LSM dilevel kecamatan, terbentuk karena kepentingan aktor
kemudian menyetujui dibentuknya yang mengendalikan mereka dibe­
komite yaitu KPKBB atau Komite lakang atau yang kita sebut dengan
Pembentukan Kabupaten Bandung Tim yang Tersisihkan. Oleh karena itu
Barat. Tujuan dibentuknya komite ini sudah dipastikan bahwa KPKBB ini
menurut Ade Ratmaja yang menjabat dalam geraknya disamping mem­
sebagai Sekretaris KPKBB, adalah perjuangkan pembentukan Kabupaten
untuk menyamakan visi misi men­ Bandung Barat, juga membawa ke­
dukung percepatan dibentuknya pentingan pribadi atau kelompok yang
KPKBB serta untuk menampung sudah tentu sejalan dengan keinginan
aspirasi semua kalangan masyarakat pengusaha dan birokrat yang ter­
dan menghimpun kekuatan untuk gabung dalam Tim yang Tersisihkan
mensukseskan pemekaran. tersebut.

Bisa disimpulkan bahwa KPKBB KPKBB dalam gerakannya


sebagai sebuah komite yang meng­ ternyata tidak bisa lepas dari
himpun semua elemen masya­ rakat kepentingan subjektif yang ingin
pendukung pembentukan Kabupaten dicapai oleh sebagian elit. Salah satu
Bandung Barat, melakukan berbagai kepentingannya adalah pada saat
upaya dalam mencapai terbentuknya Kabupaten Bandung Barat sudah
Kabupaten Bandung Barat, upaya resmi di bentuk, KPKBB kemudian
tersebut dilakukan dari mulai merekomendasikan Panji Tirtayasa
unjukrasa, deklarasi, rapat besama sebagai pjs Bupati Kabupaten
pemerintah dan DPRD, lobby dengan Bandung Barat. Padahal saat itu Panji
DPR-RI dan Pemerintah Pusat, hingga Tirtayasa sedang menjabat sebagai
melakukan sosialisasi kepada Kepala BAPPEDA Kota Serang,

55. Ade Ratmaja., dkk. Perjalanan Pembentukan Kabupaten Bandung Barat Menjadi Daerah
Otonom Di Provinsi Jawa Barat. Bandung Barat. Komite Pembentukan Kabupaten Bandung
Barat (KPKBB).. tahun 2006: hal 3.

CosmoGov, Vol. 2 No. 1, April 2016 | 83


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

namun kenyataannya KPKBB cukup sebagai tokoh atau penduduk Kabu­


kuat merekomendasikan Panji untuk paten Bandung Barat, diban­ dingkan
dijadikan pjs. Penunjukan Panji dengan mencalonkan orang yang
Tirtayasa dilandasi bahwa Panji sedang menjabat di daerah lain dengan
merupakan orang yang tepat karena tempat tinggal secara administatif
memiliki pengalaman yang luas serta bukan di Kabupaten Bandung Barat.
pengetahuan yang cukup terkait
Institutional Agenda, Dinamika
Kabupaten Bandung Barat terlebih ia
Pemerintah dan DPRD Terkait
adalah putra daerah asli KBB yang Pembentukan Kabupaten Bandung
lahir di Cipendeuy.56 Barat
Menjadi hal yang bertolak bela­
Institutional agenda, didefini­
kang ketika KPKBB mereko­
sikan sebagai serangkaian masalah
mendasikan Panji Tirtayasa sebagai
yang secara tegas membutuhkan
Pjs Bupati Bandung Barat dengan
pertimbangan-pertimbangan yang
alasan Panji memiliki pengalaman
aktif dan serius dari pembuat
yang luas dan pengetahuan yang
keputusan yang sah/otoritas. Pada
cukup terkait KBB, sementara di satu
tahap institutional agenda ini, isu
sisi bahwa ada beberapa hal yang
yang muncul sudah mengerucut dan
menyanggah argumentasi tersebut,
memberikan tekanan tertentu kepada
antara lain bahwa pada saat yang
pemerintah serta menjadi dinamika di
bersamaan Panji Tirtayasa sedang
kalangan otoritas yang berwenang,
menjadi pejabat di Kota Serang yaitu
hal ini karena aktor-aktor yang
sebagai kepala Bappeda Kota Serang
berperan sudah melakukan tuntutan
yang ditugaskan oleh Pemerintah
secara langsung kepada pemerintah
Provinsi Jawa Barat. Di sisi lain,
untuk merealisasikan aspirasi yang
Kepindahan tempat tinggal Panji di
dibawanya.
Kota Cimahi cukup menjelaskan
bahwa ia bukan lagi sebagai warga KPKBB menjadi aktor terdepan
Kabupaten Bandung Barat. dalam mensukseskan pembentukan
Kabupaten Bandung Barat dimana
Jadi berdasarkan fakta diatas
KPKBB menjadi himpunan semua
seharusnya KPKBB lebih mem­
aktor yang mendukung pemekaran,
prioritaskan orang lain yang memang
guna menekan pemerintah agar

56. Dikutip dari Koran Pikiran Rakyat dengan judul “KPKBB Usulkan Panji Pj Bupati Bandung
Barat” halaman 9 terbit pada selasa 3 Oktober 2006.

84 | CosmoGov, Vol. 2 No. 1, April 2016


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

menyetujui pemekaran ini secepatnya. dan juga DPRD, namun yang menarik
Sampai tahun 2004 tercatat beberapa adalah ada rasionalisasi atau kepen­
kali dilakukan demonstrasi di depan tingan yang melandasi penolakan
Kantor Pemerintah Kabupaten pembentukan Kabupaten Bandung
Bandung yang dipimpin oleh KPKBB Barat ini, baik di pihak Pemerintah
ini, dalam aksi tersebut massa maupun di pihak DPRD. Kepentingan
terbanyak berjumlah sekitar 5000 pribadi dan kepentingan kelompok
orang yang berasal dari 15 kecamatan adalah hal yang memang tidak
pendukung pemekaran57. terpisahkan dari sebuah keputusan
menolak atau menyetujui pemekaran
Besarnya tuntutan dari masya­
Kabupaten Bandung. Dalam tahap ini
rakat terutama di wilayah Bandung
di lakukan analisis terhadap kepen­
Barat, serta dukungan mayoritas
tingan masing-masing aktor peme­
DPRD Kabupaten Bandung, maka
rintah sebagai sebuah proses agenda
wacana pembentukan Kabu­ paten
setting dalam proses pembentukan
Bandung Barat menjadi salah satu
Kabupaten Bandung Barat.
masalah atau isu yang men­dapatkan
respon dari pemerintah. Tindakan
pertama yang dilakukan oleh Aktor dan Peran dalam
pemerintah dalam merespon aspirasi Pembentukan Kabupaten Bandung
pemekaran ini adalah dengan terbitnya Barat
Surat Keputusan Bupati No 135/
Kep.85-Binpenum/2004 tentang pem­ Sikap Dua Kaki Birokrat,
ben­tukan Tim Teknis Penataan Wila­ Menolak Namun Mendanai Proses
yah Kabupaten Bandung, dimana pemekaran
berdasarkan hasil kajian bahwa
pembentukan Kabupaten Bandung Birokrat merupakan salah satu
Barat layak untuk dilakukan. aktor yang berperan dalam proses
Dalam perjalanan pembahasan pembentukan Kabupaten Bandung
pembentukan Kabupaten Bandung Barat, tidak dipungkiri bahwa birokrat
Barat ini, terjadi dinamika yang cukup memiliki peranan yang cukup
dinamis baik di kalangan Legislatif signifikan melalui dukungan yang
maupun di kalangan Eksekutif. Terjadi diberikannya kepada KPKBB sebagai
pro dan kontra di kalangan pemerintah kelompok masyarakat yang mengas­

57. Koran Berita Pasundan, terbit pada tahun ke IV; 12-19 Januari 2004.

CosmoGov, Vol. 2 No. 1, April 2016 | 85


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

pirasikan pembentukan Kabupaten Sumber pendanaan KPKBB


Bandung Barat kepada pemerintah. selain berasal dari masyarakat, juga
Meskipun dipermukaan para birokrat berasal dari birokrat di lingkungan
menolak aspirasi pembentukan Pemerintah Kabupaten Bandung.
Kabupaten Bandung Barat karena Menurut Ade Ratmaja bahwa KPKBB
harus mengikuti arahan atau keinginan didukung oleh masyarakat termasuk
Bupati Bandung yang menolak keras dukungan dalam bentuk finansial,
pembentukan Kabupaten Bandung salah satu yang dijelaskan adalah
Barat ini, namun di sisi lain birokrat sumbangan dari setiap camat yang
juga menampilkan sisi mendukung mendukung “dari belakang” rencana
pemekaran. Hal tersebut jelas karena pemekaran ini. Adanya aliran dana ini
birokrat memiliki kepentingan yang cukup menjelaskan bahwa KPKBB
ingin dicapai. digunakan sebagai kendaraan bagi
sebagian aktor untuk kepentingan
Oleh sebab itu, melihat rangkaian
tertentu.
gerak birokrat dan diakhiri dengan
lobby atau intervensi kepada bupati Oleh sebab itu bisa disimpulkan
untuk mendapatkan jabatan, jelas bahwa ada keterkaitan antara per­
terdapat kepentingan dari birokrat di juangan KPKBB untuk mewujudkan
Kabupaten Bandung maupun di pembentukan Kabupaten Bandung
Kabupaten Bandung Barat untuk Barat, dengan dukungan birokrat yang
mendapatkan jabatan sebagai salah membentuk kepentingan jabatan.
satu tujuan mereka dalam pemben­ KPKBB mendapatkan suntikan
tukan Kabuaten Bandung Barat. “amunisi” berupa sumbangan dana
untuk kegiatan operasional mereka,
Beberapa kalangan birokrat di
sementara itu birokrat di Kabupaten
Kabupaten Bandung mendukung
Bandung mempunyai peluang untuk
pembentukan Kabupaten Bandung
mengakses jabatan yang lebih tinggi
Barat dimana salah satu bentuk
seiring dengan lahirnya Bandung
dukungannya adalah mendorong
Barat sebagai daerah otonom baru di
langkah KPKBB untuk mewujudkan
Provinsi Jawa Barat.
pembentukan Kabupaten Bandung
Barat. Dukungan mereka tidak
ditunjukan secara terbuka namun Kelompok Menolak Pembentukan
Kabupaten Bandung Barat
dengan dukungan dana yang mereka
gelontorkan kepada aktor yang Sementara itu masyarakat yang
menjadi kelompok kepentingan dan tidak setuju terhadap pemekaran
kelompok penekan pemerintah agar diantaranya adalah mereka yang
pembentukan Kabupaten Bandung mengatasnamakan diri mereka sebagai
Barat ini segera dilakukan. Forum 14 Kecamatan (F14), mereka
adalah kelompok yang mendekla­

86 | CosmoGov, Vol. 2 No. 1, April 2016


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

rasikan ketidaksetujuan mereka merupakan hal yang sangat terburu-


terhadap pembentukan Kabupaten buru dan mengabaikan dampak negatif
Bandung Barat. Sikap mereka yang akan diterima masyarakat59.
dilatarbelakangi oleh alasan bahwa Salah satu usulan dari Forum 14
pembentukan Kabupaten Bandung Kecamatan (F14) ini adalah menolak
Barat bukan merupakan solusi setiap usulan pemekaran yang
terhadap masalah yang saat itu ada di dilakukan oleh sebagian masyarakat
Kabupaten Bandung, masalah yang sebelum infrastruktur dan indikator
ada cukup diselesaikan dengan strategi sebagai prasyarat pemekaran bisa
selain pemekaran. terpenuhi terutama pelayanan dan
kesejahteraan masyarakat.60
Forum 14 Kecamatan (F14) ini
menjelaskan bahwa pemekaran belum Pemekaran sejatinya ditujukan
perlu dilakukan karena pelayanan karena melihat permasalahan di
yang diberikan pemerintah kepada masyarakat terutama kondisi pem­
masyarakat sudah tepat hanya yang bangunan dan kesejahteraan yang
belum terlaksana adalah optimalisasi tidak baik sehingga harus dilakukan
perannya saja, terlebih setelah adanya pemekaran dengan tujuan mening­
pelimpahan kewenangan oleh bupati katkan efektifitas dan efisiensi penye­
kepada camat berdasar Keputusan lenggaraan pemerintahan. Jika Forum
Bupati Nomor 21 Tahun 2001. 14 Kecamatan (F14) baru menyetujui
Pernyataan ini disampaikan secara pemekaran ketika kesejahteraan
tertulis oleh tokoh masyarakat dari masyarakat dan infrastruktur sudah
Kecamatan Cililin kepada Ketua bagus, maka sejatinya tidak perlu
DPRD dan Bupati Bandung pada dilakukan pemekaran.
tanggal 31 maret 2003.58
Forum 14 Kecamatan (F14)
Forum 14 Kecamatan (F14) menduga bahwa ada kepentingan
menyampaikan kepada bupati dengan politik dibalik arus kuat yang
mengirimkan surat pada tanggal 6 menuntut pemekaran Kabupaten
Mei tahun 2003 yang menyatakan Bandung ini, oleh sebab itu Forum 14
bahwa wacana pemekaran KBB Kecamatan (F14) ini dengan tegas

58. Op. Cit. hal 34


59. ibid
60. ibid

CosmoGov, Vol. 2 No. 1, April 2016 | 87


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

menolak pemekaran Kabupaten dalam sebuah proses pembangunan


Bandung, karena jika landasan aspirasi opini publik. Dengan bergeraknya
pemekaran adalah kepentingan poli­ suatu media tertentu, akan
tik, hal tersebut tidak akan menda­ memberikan pengaruh yang sangat
tangkan kebaikan untuk Kabupaten berarti kepada masyarakat luas,
Bandung termasuk untuk Bandung termasuk memiliki dampak yang
Barat. Pemekaran Kabupaten Ban­ sangat besar bagi pemerintah sebagai
dung hanya akan menguntungkan pihak yang berwenang mengambil
sebagian kecil kelompok saja sehingga kebijakan publik.
masyarakat umum terabaikan.
Peran media dalam proses
Kelompok yang tidak setuju pembentukan Kabupaten Bandung
terhadap pemekaran daerah selan­ Barat dinilai sangat signifikan dan
jutnya menjelaskan bahwa untuk memiliki kecenderungan mendukung
menyelesaikan masalah yang ada di proses pembentukan Kabupaten
Kabupaten Bandung seharusnya Bandung Barat, dengan cirinya adalah
bukan dengan pemekaran daerah, cenderung memuat berita yang
namun cukup dengan mendukung mendukung dilakukannya pemben­
program dan kebijakan Pemerintah tukan Kabupaten Bandung Barat serta
Kabupaten Bandung yang sedang banyak memuat argumentasi tokoh-
dilakukan saja, serta meningkatkan tokoh yang mendukung pembentukan
rentang kendali pemerintah terhadap Kabupaten Bandung Barat.
daerah kewenangannya.
Dilihat dari jumlah berita yang
Namun karena kuatnya arus beredar terkait proses pembentukan
aspirasi dari masyarakat terkait usulan Kabupaten Bandung Barat, setidaknya
pemekaran Kabupaten Bandung, ada 65 pemberitaan yang tersebar di
maka pada tahun 2006 pemekaran berbagai media massa dengan konten
Kabu­ paten Bandung berhasil dilak­ yang mendukung proses pembentukan
sanakan setelah melewati perjalanan Kabupaten Bandung Barat. Galamedia
yang cukup lama yaitu dari tahun dan Pikiran Rakyat menjadi media
1999, tepatnya ketika otonomi daerah massa yang sangat intens mem­
di Indonesia diberlakukan. beritakan terkait proses pembentukan
Kabupaten Bandung Barat. Selama
Media Massa dalam Pembangunan kurun waktu tahun 2004 sampai
Opini Publik dengan tahun 2006, Galamedia
setidaknya memuat sebanyak 24
Media memiliki peran yang berita. Sementara itu, Pikiran Rakyat
sangat signifikan dalam sebuah proses dalam kurun waktu tahun 2004 sampai
agenda setting, hal ini karena media dengan tahun 2006 juga memuat
memiliki kekuatan yang cukup besar sebanyak 24 berita dengan kecen­

88 | CosmoGov, Vol. 2 No. 1, April 2016


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

derungan mendukung proses pem­ dilakukan dari mulai unjuk rasa hingga
bentukan Kabupaten Bandung Barat.61 lobby politik kepada DPRD, sehingga
isu pembentukan Kabupaten Bandung
Oleh sebab itu bisa dikatakan
Barat ini disikapi oleh Pemerintah
bahwa media massa memiliki peran
Kabupaten Bandung dengan
yang signifikan dalam proses
menerbitkan Surat Keputusan No.
pembentukan Kabupaten Bandung
135/Kep.85-Binpenum/2004 tentang
Barat, hal tersebut karena media
pembentukan Tim Teknis Penataan
massa terutama Pikiran Rakyat dan
Wilayah Kabupaten Bandung.
Galamedia memiliki kecenderungan
mendukung proses pembentukan Respon pemerintah Kabupaten
Kabupaten Bandung Barat dengan Bandung ini mejadi titik selanjutnya
cara memuat berita-berita maupun dimana usulan pembentukan
opini yang menyatakan Kabupaten Kabupaten Bandung Barat memasuki
Bandung Barat memang seharusnya di tahap pembahasan di level pemerintah
bentuk. dimana hasil kajian akademis, proses
administrasi dan proses politik akan
menentukan apakah pembentukan
Respon Pemerintah Kabupaten
Kabupaten Bandung Barat akan di
Bandung
bahas dan dijadikan sebagai alternatif
kebijakan atau tidak.
Aspirasi pembentukan Kabupaten
Bandung Barat rupanya sangat keras Berikut adalah identifikasi
dilakukan oleh masyarakat yang terhadap aktor dan peranannya dalam
mendukung pembentukan Kabupaten proses pembentukan Kabupaten
Bandung Barat, berbagai upaya Bandung Barat:

61. Kliping berupa kumpulan berita di media massa terkait pembentukan Kabupaten Bandung
Barat, kliping disusun oleh KPKBB pada tahun 2006.

CosmoGov, Vol. 2 No. 1, April 2016 | 89


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

Tabel 2. Aktor dan Perannya dalam Pembentukan Kabupaten Bandung Barat

No Aktor Peran
1 Masyarakat Masyarakat dalam pemekaran ini sebagai individu-
individu yang bersama-sama mengaspirasikan
kehendaknya kepada pemerintah serta mendukung
upaya pemekaran Kabupaten Bandung. Peran
masyarakat terlihat seperti pada saat aksi demonstrasi,
forum dan lain sebagainya.

2 LSM LSM dalam pemekaran ini berperan sebagai


kelompok yang menjadi jembatan masyarakat kepada
pemerintah terkait dengan adanya permasalahan
yang ada di masyarakat dan juga menjadi kelompok
yang mewakili masyarakat untuk menyuarakan
aspirasinya terkait pemekaran Kabupaten Bandung.
LSM juga menjadi kelompok penekan kepada
pemerintah ketika upaya untuk melakukan pemekaran
ini tidak mendapatkan penolakan dari pemerintah
sebagai pemilik kewenangan.

3 KPKBB KPKBB dalam perjalanan pembentukan Kabupaten


Bandung Barat mempunyai peran yang cukup besar,
KPKBB yang menjadi pemersatu semua LSM di
Kabupaten Bandung dan juga unsur yang mendukung
pemekaran ini menjadi Komite yang mewakili semua
unsur masyarakat dalam berkomunikasi dengan
pemerintah, melakukan upaya upaya legal untuk
mengupayakan terbentuknya Kabupaten Bandung
Barat, Seperti melakukan audiensi, rapat hingga
memobilisasi masa untuk melakukan demonstrasi.
KPKBB dalam menjalankan fungsinya juga menjadi
tim yang mencari dan menyediakan data kondisi
Kabupaten Bandung bagian barat sehingga usulan
pemekaran ini menjadi layak untuk dilakukan karena
telah didukung dengan data dan fakta.

4 Pemerintah Pemerintah dalam pembentukan Kabupaten Bandung


Barat ini berperan sebagai pihak yang memfasilitasi
aspirasi masyarakat, melakukan penelitian, kajian
hingga membuat kebijakan pemekaran wilayah.
Dalam kenyataannya, pemerintah juga berperan
sebagai pihak yang tidak menyetujui pemekaran
daerah karena beberapa kepentingan yang ingin
dipertahankannya.

90 | CosmoGov, Vol. 2 No. 1, April 2016


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

5 DPRD DPRD Kabupaten Bandung berperan sebagai lembaga


yang mewadahi aspirasi masyarakat serta melakukan
pengkajian akan layak atau tidaknya dilakukan
pembentukan Kabupaten Bandung Barat. Melakukan
proses politik untuk mewujudkan pemekaran dan
membuat peraturan yang sah sehingga pembentukan
Kabupaten Bandung Barat dikatakan sah secara
hukum.

6 Tim Tim Konsorsium berfungsi sebagai lembaga akademis


Konsorsium yang mengkaji penataan wilayah. Tim Konsorsium
ini membahas kondisi Kabupaten Bandung dari
semua aspek, baik di wilayah timur, tengah maupun
barat. Sehingga melalui Tim Konsorsium ini bisa
didapatkan data dan fakta yang relevan sebagai bahan
bagi pemerintah untuk membuat kebijakan, termasuk
menerima atau menolak aspirasi pembentukan
Kabupaten Bandung Barat.
Tim Konsorsium juga menjadi lembaga yang
berfungsi memberikan rekomendasi terkait kebijakan
termasuk perencanaan pembangunan dan tata kelola
ruang pasca pemekaran dilakukan, baik penataan
wilayah di Kabupaten Bandung maupun penataan
wilayah di Kabupaten Bandung Barat.

7 Media Massa Media massa berfungsi sebagai aktor yang


mengangkat isu pemekaran ini ke ruang publik,
sehingga pemekaran ini bisa diketahui oleh
masyarakat luas. Selian itu media massa menjadi
sarana bagi berbagai pihak untuk menyuarakan
pendapatnya terkait pemekaran Kabupaten Bandung,
baik dari sisi kelayakan, kondisi wilayah hingga sisi
politis.
Media massa juga berfungsi sebagai sarana komunikasi
antara semua pihak, termasuk antara pemerintah dan
juga masyarakat Kabupaten Bandung.
8 Kelompok Kelompok kontra dalam hal ini memiliki fungsi
Kontra sebagai penyeimbang dari kelompok arus pro terhadap
pemekaran Kabupaten Bandung. Kelompok Kontra
dalam menjalankan perannya mampu menyajikan
argumentasi yang cukup kuat sehingga menambah
dinamika perjalanan pembentukan Kabupaten
Bandung Barat, baik melalui tulisan maupun melalui
forum resmi yang diadakan oleh mereka sebagai
kelompok kontra.

CosmoGov, Vol. 2 No. 1, April 2016 | 91


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

9 Tim yang Tim yang Tersisihkan merupakan aktor intelektual


Tersisihkan yang memiliki peran sebagai otak dari rencana
pembentukan Kabupaten Bandung Barat, sekaligus
sebagai sumber dana operasional bagi aktor lapangan
yang terlibat dalam proses pembentukan Kabupaten
Bandung Barat. Semua strategi yang dilakukan
dilapangan pada kenyataannya menjadi strategi yang
telah disusun oleh tim ini. Disebut sebagai tim yang
tersisihkan karena mereka adalah aktor utama namun
pasca Bandung Barat terbentuk mereka terkalahkan
oleh kekuatan politik lain dan tidak mendapatkan
keuntungan seperti yang mereka inginkan.

10 Tjatja Kuswara Orang yang berperan sebagai Penjabat Bupati


Kabupaten Bandung Barat, yang menjabat selama 1
tahun 3 bulan, dimana beliau direkomendasikan oleh
Gubernur Jawa Barat dan disetujui oleh Mendagri
atas nama presiden.

KESIMPULAN berlomba-lomba untuk menda­patkan


keuntungan bagi mereka masing-
Pembentukan Kabupaten Ban­ masing seperti jabatan dan juga
dung Barat secara resmi terbentuk penguasaan proyek-proyek pem­
pada tahun 2007 melalui Undang- bangunan. Adanya agenda kepentingan
Undang Nomor 12 tahun 2007 Tentang ini menjadikan pembentukan Kabu­
Pembentukan Kabupaten Bandung paten Bandung Barat sebagai lahan
Barat, adanya kebijakan ini memang politis dengan tujuan mereka yang
layak untuk dilakukan mengingat justru dapat mendistorsi esensi dari
kondisi kesejahteraan masyarakat, sebuah usaha pembentukan daerah
luas daerah dan juga kemampuan otonom baru, yaitu untuk mening­
pemerintahan Kabupaten Bandung katkan kesejahteraan masyarakat.
dalam menjalankan tugas dan fung­
sinya yang dirasa tidak maksimal. Pembentukan Kabupaten
Bandung Barat yang begitu politis
Namun dalam proses berjalannya membawa dampak signifikan bagi
pembentukan Kabupaten Bandung kondisi Kabupaten Bandung Barat
Barat tersebut, muncul berbagai pasca terbentuk termasuk dalam ranah
agenda dan kepentingan yang dibawa pemerintahan. Adanya keinginan
oleh masing-masing elit, baik itu elit mendapatkan jabatan di Kabupaten
birokrat, politisi, kelompok masya­ Bandung Barat bagi sebagian elit
rakat hingga pemilik modal. Mereka birokrat menjadi kenyataan yang

92 | CosmoGov, Vol. 2 No. 1, April 2016


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

harus dihadapi pemerintah, yang jika justru pembentukan daerah otonom


tidak disikapi dengan baik maka akan baru hanya permainan elit yang ingin
melahirkan korupsi, kolusi dan bentuk memenuhi ambisi mendapatkan
penyimpangan lainnya dalam bentuk kekuasaan dan kekayaan hingga
yang lebih massif. Selain itu, pemburu kesejahteraan masyarakat yang
rente atau rent seeker yang menyasar menjadi fokus utama terabaikan.
proyek-proyek pemerintah juga Nampaknya hal ini harus di kaji lebih
banyak terjadi dan melibatkan orang- lanjut dan menjadi sebuah hipotesis
orang yang mempunyai catatan keter­ yang menarik untuk dicari jawabannya
libatan dalam proses pembentukan melalui rangkaian penelitian lebih
Kabupaten Bandung Barat, ini lanjut.
menunjukan ada keuntungan ekonomi
yang diburu oleh mereka sebagaimana
SARAN
hal tersebut juga menjadi salah satu

alasan keterlibatan mereka dalam
pembentukan Kabupaten Bandung Pembentukan Kabupaten
Barat. Efek dari hal ini memang sangat Bandung Barat dilakukan dengan
besar, terjadi jual beli proyek dan juga penuh dinamika. Maka berdasarkan
penyelewengan yang merugikan hal tersebut ada beberapa saran terkait
pemerintah dan rakyat pada umumnya, pembentukan wilayah otonom baru.
oleh sebab itu dalam kurun waktu 9 Beberapa saran tersebut adalah
tahun sejak Kabupaten Bandung Barat sebagai berikut:
terbentuk ternyata menyisakan 1. Pemerintah Lebih
beberapa kasus penyelewengan yang Mengefektifkan Kinerjanya
sampai saat ini belum juga tuntas. Hingga Pelosok Daerah
2. Masyarakat harus lebih selektif
Patut kita kaji kembali sebuah
dalam menghadapi mobilisasi
proses pembentukan daerah otonom tertentu
baru terutama pasca terbentuknya,
3. Masyarakat Aktif Mendorong
baik dari sisi pemerintahan,
Kinerja dan Rencana Pemerintah
pembangunan hingga kesejahteraan
4. Aktor LSM Mampu Memberikan
masyarakat. Apakah ada korelasi
Pendidikan Kepada Masyarakat
pembentukan daerah otonom baru
terhadap peningkatan kesejahteraan
masyarakat secara signifikan sehingga 5. Pemerintah Menyiapkan Sejak
pembentukan daerah otonom baru Awal Urusan Pemerintahan dan
dikatakan sebagai solusi terbaik, atau Asset Daerah

CosmoGov, Vol. 2 No. 1, April 2016 | 93


Jurnal Ilmu Pemerintahan | ISSN 2442-5958

DAFTAR PUSTAKA Simarmata, Salvatore, 2014. Media


Dan Politik. Jakarta: Buku Obor
Ambardi, Kuskridho. 2009. Subarsono, Ag. 2009 Analisis
Mengungkap Politik Kartel Studi Kebijakan Publik. Yogyakarta:
Tentang Sistem Kepartaian Di Pustaka Pelajar
Indonesia Era Reformasi. Jakarta:
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Kepustakaan Populer Gramedia
Kuantitatif Kualitatif Dan R & D.
Arikunto,
Bandung: Alfabeta. Syafiie Inu
Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, Kencana, 2006. Ilmu Administrasi
Suatu Pendekatan Pendek. Publik. Rineka Cipta: Jakarta
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Widodo, Joko, 2009. Analisis
Kencana, Inu, 2011. Ilmu Administrasi Kebijakan Publik. Bayumedia:
Publik, Jakarta : Bandung. Malang
Kencana, Inu, 2011. Sistem Undang-Undang nomor 12 tahun 2007
Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Tentang Pembentukan Kabupaten
Rineka Cipta Kencana, Inu. 2003. Bandung Barat
Ilmu Pemerintahan. Bandung:
Keputusan Bupati No 21 tahun 2001
Mandar Maju Moleong,
tentang Pelimpahan Beberapa
Lexy, J. 2002. Metodologi Penelitian Kewenangan Pemerintah Daerah
Kualitatif. Bandung: Remaja kepada Pemerintah Kecamatan
Rosda Karya.
Surat Keputusan No. 135/Kep.85-
Nazir, Muhammad. 1998. Metode Binpenum/2004 tentang Pem­
Penelitian. Jakarta: Grafindo. bentukan Tim Teknis Penataan
Rasyid, M Ryaas. 2000. Makna Wilayah Kabupaten Bandung.
Pemerintahan: Tinjauan Dari Koran Berita Pasundan Nomor 24
Segi Etika Dan Kepemimpinan. tahun ke IV 12-19 Januari 2004
Jakarta: Mutiara Sumber Widya. dengan judul “5000 Rakyat
Ratmadja, Ade, Dkk. 2006. Perjalanan Bandung Tuntut “Merdeka”
Pembentukan Kabupaten Koran Galamedia, terbit pada hari
Bandung Barat Menjadi Daerah kamis 6 April 2006 dengan judul
Otonom Di Provinsi Jawa Barat. “Menggali Potensi yang Ter­
Bandung Barat: Komite pendam.
Pembentukan Kabupaten
Koran Pikiran Rakyat terbit pada se­
Bandung Barat (KPKBB).
lasa 3 Oktober 2006 dengan judul
Satori Djam’an Dan Komariah Aan, “KPKBB Usulkan Panji Pj Bu­
2009. Metode Penelitian pati Bandung Barat” halaman 9.
Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Pikiran Rakyat terbit 10 Juni 2004
Siagian, Sondang, P. 1996. Filsafat dengan judul “Pemekaran, Jangan
Administrasi. Jakarta: PT Menyengsarakan Rakyat.
Grasindo.

94 | CosmoGov, Vol. 2 No. 1, April 2016

Anda mungkin juga menyukai