Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang–undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional).

Guna mewujudkan fungsi dan tujuan tersebut layanan pendidkan harus memenuhi
standar nasional: Standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar pengelolaan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana prasarana, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan sebagaimana ditegaskan pada Peraturan Pemerintah Nomor 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Perndidikan.
Pemenuhan standar Pengelolaan di Sekolah, Kepala Sekolah memiliki peran yang
sangat penting. Sebagaimana amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun
2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah menegaskan bahwa seorang kepala
sekolah/madrasah harus memiliki lima dimensi kompetensi minimal yaitu: kompetensi
kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial.
Kompetensi Supervisi yang harus dimiliki Kepala Sekolah meliputi:
a. Merencanakan program supervisi dalam rangka peningkatan profesionalisme guru dan
peningkatan layanan pendidikan
b. Melaksanakan supervisi terhadap guru dan unit layanan pendidikan dengan pendekatan dan
teknik supervisi yang tepat.
c. Menindaklanjuti hasil supervisi terhadap guru dan unit layanan pendidikan dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru dan kualitas pengelolaan sekolah.
Agar pelaksanaan Supervisi berdayaguna dan berhasilguna sebagaimana tujuan yang
diharapkan perlu disusun program sebagai acuan pelaksanaan dan tindak lanjut Sepervisi
Sekolah.

1
B. Dasar
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
4. Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2017 tentang Guru
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
SMP/ MTs, SMPLB, SMA/MA, SMALB, dan SMK
6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan
Pendidikan
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebuadayaan nomor 53 tahun 2015 tentang Penilian
oleh Pendidik dan Tenaga Pendidikan
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 22 tahun 2016 tentang standar
proses
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 23 tahun 2016 tentang Standar
Penilaian

C. TUJUAN
Tujuan dari program pengawasan dan pengelolaan akademik adalah :
1. Memastikan berjalannya proses pembelajaran melalui pemantauan
2. Mengetahui kelemahan dan kelebihan mutu pembelajaran melalui pemantauan dan analisis
yang tepat
3. Mendapatkan informasi yang lengkap mengenai permasalahan proses pembelajaran melalui
pemantauan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian hasil belajar
4. Membantu para Guru mengatasi masalah dan meningkatkan mutu proses pembelajaran
5. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut yang sesuai dengan kebutuhan.

D. PRINSIP KEPENGAWASAN DAN PENGELOLAAN AKADEMIK


1. Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah.
2. Sistematis, artinya dikembangan sesuai perencanaan program supervisi yang matang dan
tujuan pembelajaran.
3. Objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen.

2
4. Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.
5. Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang mungkin akan terjadi.
6. Konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi guru dalam mengembangkan
proses pembelajaran.
7. Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara supervisor dan guru dalam
mengembangkan pembelajaran.
8. Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh dalam
mengembangkan pembelajaran.
9. Demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi akademik.
10. Aktif, artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi.
11. Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, terbuka,
jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor (Dodd, 1972).
12. Berkesinambungan (supervisi akademik dilakukan secara teratur berkelanjutan oleh Kepala
SMP/MTS).
13. Terpadu, artinya menyatu dengan dengan program pendidikan.
14. Komprehensif, artinya memenuhi ketiga komponen tujuan supervise.

3
BAB II
PEMANTAUAN / MONITORING

A. Proses Pemantauan
1. Tahap Perencanaan
Perencanaan pemantauan dimaksudkan agar proses pemantauan
berjalan secara terukur, terprogram dan sesuai tujuan. Perencanaan dilakukan
bukan hanya untuk pemantauan tapi juga dalam rangka supervise. Perencanaan
pemantauan dan supervise mencakup penyusunan jadwal, penyusunan program,
sosialisasi program kepada tim supervise dan semua guru.
Program monitoring disusun menggunakan instrument tentang
Program Pemantuan Proses Pembelajaran adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 PROGRAM PEMANTAUAN / MONITORING


PROSES PEMBELAJARAN SEMESTER 1 TAHUN 2019/2020

Fokus Masalah Teknik Monitoring

No Bulan Sasaran
Dokumentas
Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan

Wawancara
Pencatatan
Penilaian

FGD

1 AGUSTUS Semua Guru

2 SEPTEMBER Semua Guru

3 OKTOBER Semua Guru

4 NOVEMBER Semua Guru

4
Adapun format kegiatan pemantauan dilakukan secara kontinyu dan spontan
dengan form rekap pemantauannya disusun menggunakan tabel berikut :

Tabel 2.2 : Rekap Pelaksanaan Pemantauan Pembelajaran semester 1 tahun 2019/2020

No Hari/Tanggal Nama Guru Mata Pelajaran Kelas Jam ke Fokus Masalah

2. Tahap Pelaksanaan
a. Langkah I Pertemuan Pra-pengamatan.
Pertemuan awal dimaksudkan untuk membangun kesepahaman, saling
pengertian untuk kemudahan komunikasi, sehinga kunjungannya dapat
diterima dan tidak menakutkan. Pengamat dapat mendiskusikan dan
memutuskan hal di bawah ini dengan guru sebagaimana butir-butir yang akan
diamati, yaitu:
1) Metode pembelajaran.
2) Pengelolaan kelas.
3) Situasi belajar dan pembelajaran
4) Suasana kedisiplinan/disipliner kelas
5) Presentasi pelajaran.
6) Reaksi siswa.
7) Penilaian hasil belajar siswa
8) Penggunaan alat bantu audio visual dan alat bantu pembelajaran lainnya.

5
b. Langkah-II Pengamatan.
Setelah melakukan pertemuan sebelumnya serta berdiskusi dengan guru,
dilakukan pengamatan pembelajaran, misalnya:
1) Apakah guru secara konsisten mendominasi kelas sepanjang waktu?
2) Apakah ia melibatkan kelas dalam proses pembelajarannya?
3) Seberapa banyak ia menggunakan papan tulis?
4) Apakah metodenya efektif?
5) Apakah menggunakan media yang relevan?
6) Apakah tayangan dalam alat bantu audio visual dan alat bantu
pembelajaran lainnya relevan dengan materi ajar?
7) Apakah sudah melaksanakan penilaian otentik
8) Dan sebagainya sesuai indikator yang disusun dalam lembar
pengamatan.

c. Langkah-III Analisis hasil pengamatan


Kepala Sekolah mengorganisasi data pengamatan ke dalam bidang/mata
pelajaran yang jelas untuk umpan balik pada guru. Kepala Sekolah
kemudian membuat analisis yang menyeluruh/komprehensif berdasarkan
data yang ada untuk menafsirkan hasil pengamatannya, untuk menentukan
apakah dibutuhkan perubahan yang menyeluruh. Berdasarkan analisisnya,
maka Kepala Sekolah mengidentifikasi perilaku pembelajaran yang
positif, yang harus dipelihara dan perilaku negatif yang harus dirubah, agar
dapat menyelesaikan/menanggulangi masalah.

d. Langkah-IV Pertemuan setelah pengamatan


Data yang telah dianalisis ditunjukkan pada guru. Umpan balik diberikan
sedemikian sehingga guru dapat memahami temuan, mengubah perilaku
yang teridentifikasi dan mempraktekkan panduan yang diberikan.
Penerimaan dan internalisasi merupakan capaian terbaik. Hal ini terjadi
apabila hubungan antara guru dengan Kepala Sekolah dapat digolongkan

6
ke dalam sifat kooperatif dan kolegalitas yang tidak mengancam.
Hubungan yang bersahabat merupakan hubungan yang banyak
manfaatnya, karena keduanya akan banyak memperoleh manfaaat dengan
bekerja bersama. Hubungan mereka harus menunjukkan :
a. Kepercayaan timbal balik terhadap kemampuannya masing-masing.
b. Kepercayaan/ketergantungan satu sama lain sebagai bentuk
pertolongan/ bantuan konstruktif
c. Pendirian untuk saling bekerja sama menuju tujuan bersama.
Dari umpan balik Kepala Sekolah dan dukungan pada guru, maka
dapat ditentukan bersama:
a. Perilaku positif pembelajaran yang harus dipelihara.
b. Strategi-strategi alternatif untuk mencapai perubahan yang diinginkan.
c. Kelayakan/kepantasan dari menggunakan kembali metode yang pernah
dilakukan.
Asumsinya adalah apabila perilaku guru berubah, maka permasalahan
spesifik dalam bidang yang menjadi perhatian akan dapat diselesaikan.

B. Teknik Pemantauan
1. Pencatatan
Teknik Pencatatan dilaksanakan untuk memantau ada tidaknya administrasi
pembelajaran yang telah disiapkan oleh guru. Teknik dilaksanakan pada awal
semester untuk memastikan bahwa guru yang bersangkutan telah memiliki
administrasi pembelajaran. Teknik pencatatan hanya memantau ada tidak
administrasi yang dibutuhkan, belum mengevaluasi kualitas. Instrumen yang
digunakan adalah intrumen sebagai berikut :

7
Tabel 2.3 : Instrumen Pemantauan Proses Pembelajaran
Teknik 1 : Pencatatan

ASPEK YANG DIAWASI

SILABUS
PROMES
NO NAMA

PRO-NIL
KALDIK

DAFNIL
PROTA
BUKU

KKM
RPP

2. Dokumentasi
Teknik dokumentasi dilaksanakan untuk memantau dan menelaah secara
kualitatif dan kuantitatif atas dokumen administrasi pembelajaran khususnya
Rencana Pelakasanaan Pembelajaran yang telah ada. Teknik ini memadukan
antara telaah kualitas dengan mengkonversi ke dalam angka sehingga hasilnya
dapat diukur secara kuantitatif, yang selanutnya akan menghasilkan predikat
secara kualitatif. Adapun instrumen yang dikgunakan adalah instrument sebagai
berikut :

8
Tabel 2.4 : Instrumen Pemantuan Proses Pembelajaran
teknik 2 : dokumentasi

Kelas/ Semester :........./..........

Hasil Penelaahan dan Skor Catatan


Komponen Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) 1 2 3
No
Tidak Kurang Sudah
A Identitas Mata Pelajaran
ada Lengkap Lengkap

Sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, materi pokok, dan


alokasi waktu.

B Perumusan Indikator
1. Kesesuaian dengan SKL,KI dan KD.

2. Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional


dengan kompetensi yang
diukur.
3. Kesesuaian dengan aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
C Perumusan Tujuan Pembelajaran
1. Kesesuaian dengan proses dan hasil belajar yang
diharapkan dapat dicapai.
2. Kesesuaian dengan kompetensi dasar.
3. Kesesuaian dengan indikator.

4. Kesesuaian dengan cakupan aspek audience (peserta


didik) dan behavior (kemampuan).

D Identifikasi Materi Pembelajaran

1. Adanya relevansi dengan tujuan pembelajaran.

2. Memuat fakta yang relevan, konsep, prinsip dan prosedur yang


relevan.

3. Mempertimbangkan karakteristik daerah.


4. memperhatikan tingkat perkembangan fisik, intelektual,
emosional, sosial, dan
spiritual peserta didik.
5. Memiliki manfaat bagi peserta didik.
6. Mempertimbangkan struktur keilmuan.
7. Mempertimbangkan aktualitas, kedalaman, dan
keluasan materi
pembelajaran.
8. Adanya relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan
tuntutan lingkungan.
9. Mempertimbangkan alokasi waktu.
E Metode Pembelajaran

1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran.

2. Kesesuaian dengan materi Pembelajaran.

9
3. Menggunakan pendekatan discovery learning, project based
learning, problem based learning, saintifik, kooperatif,
eklektik
F Pemilihan Media Belajar

1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran.

2. Kesesuaian dengan materi Pembelajaran.


3. Kesesuaian dengan pendekatan saintifik.
G Pemilihan Sumber Belajar
1. Kesesuaian dengan KI dan KD.

2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran.

3. Kesesuaian dengan pendekatan saintifik.

H Skenario Pembelajaran
1. Kegiatan pembelajaran dirancang membuat peserta
didik aktif belajar.
2. Menampilkan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup
dengan jelas.
3. Kegiatan pendahuluan telah mencakup:
a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk
mengikuti pembelajaran.
b. mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang
sudah dipelajari dan terkait dengan materi yang
akandipelajari.
c. menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan
dicapai.
d. menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari.

4. Kegiatan inti memuat rincian dari kegiatan mengamati,


menanya, mengumpulkan informasi (eksperimen),
mengolah informasi (mengasosiasikan ), dan
mengkomunikasikan.

5. Kegiatan penutup telah mencakup:


a. membuat rangkuman/simpulan pelajaran
b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan
yang sudah dilaksanakan
c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
belajar
d. merencanakan kegiatan tindak lanjut
(remedial, pengayaan, konseling, dan/atau tugas)

e. menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan


berikutnya
6. Kesesuaian penyajian dengan
sistematika
materi.
7. Kesesuaian alokasi waktu dengan cakupan
materi.
I Penilaian
1. Kesesuaian penilaian dengan indikator pencapaian
kompetensi.
2. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian
kompetensi dasar.

10
3. Penilaian menggunakan acuan kriteria.
4. Memungkinkan hasil penilaian dianalisis untuk
menentukan tindak lanjut.
5. Kesesuaian dengan jenis/teknik dengan bentuk
penilaian autentik.
6. Kesesuaian kunci jawaban dengan soal.

7. Kesesuaian pedoman penskoran dengan soal.


JUMLAH

Sudah Lengkap : Semua Item Terpenuhi (Skor 3)


Kurang Lengkap : Sebagian Item Terpenuhi (Skor 2)
Tidak Ada : (Skor 1)

Skor maksimal : 45 x 3 = 135

Skor Perolehan
Nilai = X 100 = _____________ x 100 = ........................
Skor Maksimal

Umpan balik :

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

Jatisrono, Oktober 2019

Guru Yang di Supervisi Supervisor

........................ ....................
NIP................. NIP. .............

11
3.Pengamatan
Pengamatan dilakukan untuk memantau kekerlakasanaan sebagaian
administrasi dan pendukung pembelajaran yang telah disusun dalam bentuk
dokumen untuk diimplementasikan ke dalam pembelajaran. Pengamatan
juga untuk melihat sekilas keterlaksanaan sebagaian proses pembelajaran
dalam rentang waktu sepintas, dan pengamat tidak harus masuk ke kelas.
Pengamatan dilaksanakan secara insidentil dengan fokus masalah sesuai
kejadiannya. Instrumen yang digunakan adalah instrument 1.5/amat.focus :
instrument pemantauan proses pembelajaran teknik 3 : Pengamatan, sebagai
berikut .
Tabel 2.5 : Pemantauan Proses Pembelajaran Teknik 3 : Pengamatan
No Hari/tanggal Nama Guru Mapel/ Fokus Deskripsi hasil
Kelas Masalah pengamatan

4.Diskusi kelompok terfokus


Diskusi kelompok terfokus dilaksanakan dengan melibatkan beberapa
guru dalam satu rumpun mata pelajaran atau beda rumpun mata pelajaran tetapi
menghadapi masalah yang sama. Pembahasan yang dilaksanakan dalam diskusi
dibatasi pada focus masalah yang ditentukan berdasarkan hasil pemantauan teknik
ke-3 yaitu pengamatan. Datanya bersumber dari isntrumen 1.5/amat.focus.
Adapaun isntrumen untuk mencatat hasil diskusi kelompok terfokus
adalah sebagaimana tercantum dalam instrument 1.6/FGD.diskusi tetang
instrument Pemantauan Proses Pembelajaran teknik 4 : Diskusi Kelompok
Terfokus.

12
Tabel 2.6 : Instrumen Pemantauan Pembelajaran teknik 4 : Diskusi
Kelompok Terfokus
No Nama Peserta Mapel Permasalahan yang Solusi
Diskusi dibahas

5.Perekaman
Perekaman merupakan salah satu teknik pemantauan pembelajaran
yang dilakukan menggunakan teknologi perekaman dokumen bisa dalam bentuk
visual, audio atau audio visual. Teknik Perekaman ini dilakukan dalam rangka
mendapatkan bukti/atau fakta riil sebagai bahan pendukung diskusi, wawancara
atau supervise. Dengan teknik perekaman ini juga dapat mengatasi kendala
waktu jika supervisor berhalangan atau tidak di tempat dengan cara menugaskan
teknisi.
Hasil perekaman dimasukkan ke dalam instrumen 1.7/rekam.tek seperti
di bawah ini :
Tabel 2.7 : Instrumen Pemantauan Pembelajaran teknik 5 : Perekaman
No Nama Guru Mapel Fata yang Deskrispsi
direkam

13
6.Wawancara
Teknik wawancara dilakukan untuk mengevaluasi jalannya perencanaan,
proses pembelajaran maupun penilaian dalam rangka klarifikasi dan penajaman.
Teknik ini dapat dilakukan sebelum pengamatan maupun setelah pengamatan.
Wawancara dapat dilakukan kepada guru yang bersangkutan maupun kepada
siswa sebagai costumer layanan guru.
Pedoman wawancara sebagaimana tercantum dalam instrument 1.8 /wwcr.gr
dan isntrumen 1.8/wwcr.sis. Kedua instrument tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 2.8. Instrumen Pemantauan Proses Pembelajaran teknik 6 : Wawancara Guru
No Pertanyaan Jawaban Solusi
1 Bagaimana Perasaan Anda
terhadap apa yang telah alami
selama pembelajaran ?

2 Menurut Anda, masalah apa yang


paling menonjol dari sisi siswa ?

3 Menurut Anda, masalah apa yang


paling menonjol dari sisi Guru ?

4 Adakah kendala nonteknis untuk


menerapkan pembelajaran yang
telah Anda rancang ?

5 Adakah kendala teknis untuk


menerapkan pembelajaran yang
telah Anda rancang ?
6 Apa yang akan Anda lakukan
untuk perbaikan di masa
mendatang ?

14
Tabel 2.9. Instrumen Pemantauan Proses Pembelajaran teknik 7 : Wawancara siswa
No Pertanyaan Jawaban Solusi
1 Bagaimana Perasaan Anda
terhadap apa yang telah alami
selama pembelajaran ?

2 Menurut Anda, masalah apa yang


paling menonjol dalam mengikuti
pelajaran ?

3 Adakah kendala dalam


menyelesaikan tugas ?

4 Adakah kendala nonteknis untuk


menerapkan pembelajaran yang
telah Anda ikuti ?

5 Harapan apa yang ingin Anda


dapatkan di pembelajaran yang
akan datang ?

15
BAB III
SUPERVISI AKADEMIK

A. TEKNIK SUPERVISI AKADEMIK


1. Teknik Supervisi Individual
a. Kunjungan kelas
Supervisi individual teknik kunjungan kelas dimaksudkan untuk melihat
kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.
Untuk itu diperlukan instrument supervise kunjungan kelas untuk mendapatkan
gambaran yang riil dari proses pembelajaran. Instrumen ini memungkinkan
supervisor member data berupa angka atas kegiatan guru, yang selanjutnya data
tersebut dikonveris menjadi skor dengan pedoman penskoran yang ada.
Selanjutnya skor dikonversi menjadi nilai kuantitatif dan nilai kualitatif melalui
konversi pada pedoman penilaian. Kegiatan supervisi kunjungan kelas
merupakan kegiatan yang terjadwal, yang didahului dengan pertemua pra tatap
muka, kunjungan kelas dan diakhiri kegiatan paska tatp muka. Adapun
instrument yang digunakan adalah instrument 1.9/supak.kunkel (terlampir)

Tabel 3.1 Jadwal supervise individual kunjungan kelas, adalah sebagai


berikut :
Terlampir

16
Observasi kelas
Supervisi individual teknik obervasi kelas bertujuan untuk mendapatkan
gambaran sepintas tentang sebagian situasi pembelajaran, pada fase tertentu
sekaligus gambar keterlaksanaan program pembelajaran. Kegiatan ini tidak
terjadwal dan bersifat insidentil, sebagai bagian dari kepengawasan
pembelajaran. Instrumen yang digunakan adalah instrument 1.10/obs.kls tentang
supervise akademik individual teknik observasi kelas (terlampir).

b. Konsultasi

Supervisi akademik individual teknik konsultasi merupakan bagian tak


terpisahkan dari pemberian bantuan oleh supervisor kepada guru. Teknik ini
dapat dilakukan sebelum atau sesudah proses pembelajaran. Materi konsultasi
tergantung dari guru mata pelajaran. Tempat konsutasi bisa di mana saja dalam
batas-batas tidak mengganggu privasi dan dalam ranah kedinasan, meskipun
melalui suasana yang lebih santai. Adapun instrumen yang digunakan adalah
instrumen 1. Instrumen 1.11/konsul.supak
Tabel 3.2 Instrumen Supervisi Akademik Individual Teknik Konsultasi

No Nama Guru Materi Konsultasi Solusi

17
c. Pertemuan Individual

Pertemuan individual dilakukan setelah kunjungan kelas, untuk


membahas teknik penilaian yang telah dirancang dan dilaksanakan dalam
pembelajaran. Instrumen yang digunakan adalah instrument 1.12/temu.indiv
tentang supervisi akademik individual teknik pertemuan individual. (terlampir).

d. Menilai diri sendiri


Supervisi akademik individual teknik menilai diri sendiri dilakukan
sebagai salah satu upaya, memberikan kesempatan kepada guru untuk melakukan
refleksi dan mengevaluasi diri atas apa yang telah direncanakan dan dilaksanakan
baik tentang administrasi pembelajarannya, pelaksanaan pembelajaran maupun
penilaian proses dan hasil. Instrumen yang digunakan adalah instrumen
1.13/evadir.guru yang merupakan evaluasi diri guru, ( terlampir).
Teknik Menilai diri sendiri, dilakukan setiap akhir semester sebelumnya
atau awal semester berjalan. Hasil dari evaluasi diri ini, digunakan sebagai bahan
menentukan langkah kepengawasan dan pengelolaan akademik, bahan
penyusunan program PKB dan bahan awal pelaksanaan PKG formatif.

2. Teknik Supervisi Kelompok


a. Kunjungan antarkelas

Kunjungan antarkelas adalah salah satu teknik supervise kelompok dengan


maksud untuk menungkatkan efektifitas sebuah proses pembelajaran. Mengingat
prinsip kunjungan antarkelas kolaborasi dengan teman sejawat, maka teknik
supervise kunjungan antarkelas ini menggunakan pendekatan lesson study. Secara
operasional lesson study adalah kegiatan pengkajian pembelajaran yang dilakukan oleh
sekelompok guru untuk guna mengetahui efektivitas dari suatu pembelajaran. Kegiatan
seperti diatas dilakukan secara terus untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan
peningkatan kompetensi guru, agar guru menjadi lebih profesional di dalam menjalankan
tugasnya. Di Indonesia, lesson study juga dapat diartikan sebagai suatu model pembinaan
profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan

18
berlandaskan prinsip kolegialitas dan mutual learning untuk membangun komunitas
belajar dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru serta meningkatkan kualitas
pembelajaran.

Kegiatan kunjungan antarkelas dibagi menjadi 3 tahap, yaitu perencanaan,


pelaksanaan dan pengamatan. Penyederhanaan menjadi tiga tahap saja dilakukan
dengan pertimbangan untuk memudahkan praktiknya dan menghilangkan kesan bahwa
lesson study sebagai suatu kegiatan yang rumit dan sulit dilakukan. Ketiga tahapan
tersebut dilakukan secara berulang dan terus-menerus (siklus). Kegiatan utama yang
dilakukan dalam masing-masing tahapan tersebut dapat dilihat pada Bagan 1 berikut ini.

Tahap perencanaan (Plan) bertujuan untuk menghasilkan rancangan pembelajaran


yang diyakini mampu membelajarkan peserta didik secara efektif serta membangkitkan
partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran. Perencanaan yang baik tidak dapat
dilakukan secara sendirian. Pada tahap ini beberapa pendidik dapat berkolaborasi untuk
memperkaya ide terkait dengan rancangan pembelajaran yang akan dihasilkan, baik dalam
aspek pengorganisasian bahan ajar, aspek pedagogis, maupun aspek penyiapan alat bantu
pembelajaran. Kegiatan penggalian akademik yang dimaksud adalah melakukan
kajian/analisis terhadap standar kompetensi, kompetensi dasar dan pemahaman guru-guru
terhadap konsep materi yang akan diajarkan. Sebelum ditetapkan sebagai hasil final,
semua komponen yang tertuang dalam rancangan pembelajaran dicobaterapkan (disimu-
lasikan). Pada tahap ini juga ditetapkan prosedur pengamatan termasuk instrumen yang
diperlukan.

Tahap pelaksanaan (Do) dimaksudkan untuk menerapkan rancangan pembelajaran


yang telah dirumuskan pada tahap sebelumnya. Salah satu anggota (guru) bertindak
sebagai ”guru model” sedangkan yang lain bertindak sebagai pengamat. Pengamat lainnya
(selain anggota kelompok perencana) juga dapat bertindak sebagai pengamat. Pengamatan
dilakukan dengan menggunakan instrument 1.15/LS.lo yaitu lembar observasi
pembelajaran pada kegiatan kunjungan antarkelas dan/atau pemberian contoh. Fokus
pengamatan diarahkan pada aktivitas belajar peserta didik dengan berpedoman pada
prosedur dan instrumen pengamatan yang telah disepakati pada tahap perencanaan, bukan
untuk mengevaluasi penampilan guru yang sedang bertugas mengajar. Selama pembelajar-
an berlangsung, pengamat tidak boleh mengganggu atau intervensi kegiatan pembelajaran.

19
Pengamat juga dapat melakukan perekaman kegiatan pembelajaran melalui video camera
atau foto digital untuk keperluan dokumentasi dan atau bahan diskusi pada tahap
berikutnya, atau bahkan untuk kegiatan penelitian. Kehadiran pengamat di dalam ruang
kelas di samping mengumpulkan informasi juga dimaksudkan untuk belajar dari
pembelajaran yang sedang berlangsung.

Tahap refleksi (See) dimaksudkan untuk menemukan kelebihan dan kekurangan


pelaksananaan pembelajaran. Guru atau dosen yang telah bertugas sebagai pengajar
mengawali diskusi dengan menyampaikan kesan-kesan dalam melaksanakan
pembelajaran. Kesempatan berikutnya diberikan kepada anggota kelompok perencana
yang dalam tahap do bertindak sebagai pengamat. Selanjutnya pengamat dari luar diminta
menyampaikan komentar dan lesson learned dari pembelajaran terutama berkenaan
dengan aktivitas peserta didik. Kritik dan saran disampaikan secara bijak tanpa
merendahkan atau menyakiti guru demi perbaikan. Sebaliknya, pihak yang dikritik harus
dapat menerima masukan dari pengamat untuk perbaikan pembelajaran berikutnya.
Berdasarkan masukan dari diskusi ini dapat dirancang kembali pembelajaran berikutnya
yang lebih baik. Hasil diskusi dituangkan ke dalam Instrument 1.17/LS.rekapdis.

b. Pemberian contoh
Teknik pemberian contoh juga merupakan salah satu teknik supervise
kelompok dengan maksud untuk menungkatkan efektifitas sebuah proses
pembelajaran. Pendekatan pemberian contoh, sama dengan kunjungan
antarkelas yaitu lesson study. Namun perbedaanya hanya pada guru model.
Dalam hal ini guru model adalah supervisor atau kepala sekolah atau pengawas
atau instruktur yang ditetapkan oleh kepala sekolah. Instrument yang
digunakan juga sama yaitu instrument 1.15/LS.lo dan Instrument
1.17/LS.rekapdis.

c. Diskusi
Teknik diskusi dilakukan dalam rangka memberikan bantuan kepada guru
untuk memberikan umpan balik dengan cara menggali kelebihan dan

20
kelemahannya. Diskusi dilakukan setelah dilakukan pemantauan dan /atau
supervisi individual. Diskusi ini juga merupakan bagian tak terpisahkan dari
refleksi hasil kunjungan kunjungan antarkelas dan pemberian contoh. Hasil
diskusi direkap dengan menggunakan instrument 1.18/dis.umbal. Instrumen
ini digunakan untuk mendapatkan kesepakatan prioritas pemecahan masalah
dan umpan balik/tindak lanjutnya.

d. Pelatihan
Pelatihan merupakan teknik supervise kelompok besar yang dilakukan oleh
supervisor, setelah mengetahui secara menyeluruh permasalahan utama dalam
perencanaan, pelaksanaan maupun penilaian pembelajaran. Pelatihan dapat
dilakukan di sekolah dalam bentuk kegiatan kolektif berupa inhouse training
atau workshop maupun pengiriman kegiatan ke instansi yang berwenang.
Jenis pelatihan yang dilaksanakan berdasarkan data pada
instrumen.1.18/dis.umbal, kolom rencana umpan balik. Dengan demikian
pelatihan yang dilaksanakan bisa dalam satu rangkaian, dengan berbagai materi
rekomendasi. Pelatihan kategori ini, pesertanya adalah seluruh guru. Pelatihan
yang kedua adalah pelatihan dengan satu tema khusus, dengan peserta yang
sama permasalahannya, sehingga jumlah peserta tidak sama.

B. Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan adalah semua guru SMP Negeri 4 Jatisrono tahun pelajaran 2019 -
2020.

C. Waktu Pelaksanaan
1. Waktu Pelaksanaan :
a. Kegiatan pemantauan : secara berkala, terus menerus dan berkelanjutan tidak
terjadwal.
b. Kegiatan supervisi individual pengaturan waktunya adalah sebagai berikut :

21
i. Teknik kunjungan kelas : terjadwal dilaksanakan di bulan Oktober tahun
2019, dengan jadwal terlampir.
ii. Teknik obervasi kelas : tidak terjadwal, bersifat kontiyu
iii. Teknik konsultasi : tidak terjadwal tergantung inisiatif
iv. Teknik pertemuan individual : sesuai dengan teknik kunjungan kelas
v. Teknik menilai diri sendiri : pada awal semester dilakukan di bulan
Agustus 2019

c. Kegiatan supervisi kelompok, dilaksanakan setelah tengah semester dengan


asumsi seluruh pemantauan dan supervisi individual telah selesai dilaksnakan.
Kegiatan ini juga bisa dilaksanakan pada awal semester berdasarkan hasil
kepengawasan semester sebelumnya atau pada tengah semester dan akhir
semester.

D. Instrumen supervisi: lembar observasi, pengamatan, pedoman wawancara, lembar


evaluasi diri , analisis dan evaluasi (TERLAMPIR)

E. Daftar Supervisor (TERLAMPIR : disajikan dalam Surat Tugas)

22
BAB IV
EVALUASI, PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT
A. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk memastikan bahwa program kepengawasan dan
pengelalolaan pembelajaran, berjalan sesuai rencana. Hal-hal yang dievaluasi meliputi
perencanaan, pelaksanaan, analisis dan bahan penyusunan laporan. Untuk melakukan
evaluasi, digunakan intrumen 1.19/ eva.hasil, tentang analisis dan evaluasi hasil
kepengawasan akademik. Evaluasi juga dilakukan untuk mengetahui realisasi dan
efektifitas tindak lanjut yang telah direncanakan.

B. Pelaporan
Semua hasil kepengawasan, baik pemantauan, supervise, maupun evaluasi
dilaporkan kepada pemangku kepentingan. Supervisor melaporkan kepada Kepala
Sekolah. Kepala Sekolah melaporkan kepada Pengawas, Komite Sekolah dan Kepala
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Sistematika pelaporan sekurang-kurangnya memuat
hal sebagai berikut :

JUDUL
PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Dasar
C. TUJUAN
D. PRINSIP KEPENGAWASAN DAN PENGELOLAAN AKADEMIK
BAB II PELAKSANAAN
A. Waktu Pelaksanaan
B. Sasaran
C. Teknik dan Proses Pemantauan
D. Proses Supervisi

23
BAB III HASIL KEPENGAWASAN
A. Hasil Pemantauan akademik
B. Hasil Suervisi akademik
C. Rencana Tindak Lanjut
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
C. Tindak Lanjut

C. TINDAK LANJUT SUPERVISI AKADEMIK


Untuk menentukan rencana tindak lanjut, dilakukan analisis individual dan klasikal.
Data hasil Supervisi dilakukan Analisis untuk kepentingan tindak lanjut. Analisis
dilakukan dengan 2 cara yaitu: Analisis Individual dan analisis Klasikal. Analisis
Individual untuk memberi tindak lanjut pengembangan masing-masing guru tentu
fokusnya berbeda-beda. Sedangkan analisis Klasikal untuk kepentingan tindak lanjut
pembinaan secara klasikal.
Hasil supervisi perlu ditindaklanjuti agar memberikan dampak yang nyata untuk
meningkatkan profesionalisme guru. Dampak nyata ini diharapkan dapat dirasakan
masyarakat maupun stakeholders.
Cara-cara melaksanakan tindak lanjut hasil supervisi akademik
1. Me-review rangkuman hasil penilaian.
2. Apabila ternyata tujuan supervisi akademik dan standar-standar pembelajaran
belum tercapai, maka sebaiknya dilakukan penilaian ulang terhadap pengetahuan,
keterampilan dan sikap guru yang menjadi tujuan pembinaan.
3. Apabila ternyata memang tujuannya belum tercapai maka mulailah merancang
kembali program supervisi akademik guru untuk masa berikutnya.
4. Membuat rencana aksi supervisi akademik berikutnya.
5. Mengimplementasikan rencana aksi tersebut pada masa berikutnya.
Berdasarkan permendikbud nomor 22 tahun 2016, tindak lanjut hasil supervise
dikategorikan menjadi 2 yaitu : penguatan / penghargaan dan mengikuti program PKB.

24
Penguatan dan penghargaan kepada guru yang menunjukkkan kinerja yang memenuhi
atau melampaui standar . Beberapa contoh membina atau memberikan penguatan guru
untuk meningkatkan proses pembelajaran:
1. Menggunakan buku teks secara efektif
2. Menggunakan praktek pembelajaran yang efektif yang dapat mereka pelajari
selama pelatihan profesional/inservice training
3. Mengembangkan teknik pembelajaran yang telah mereka miliki
4. Menggunakan metodologi yang luwes (fleksibel)
5. Merespon kebutuhan dan kemampuan individual siswa.
6. Menggunakan lingkungan sekitar sebagai alat bantu pembelajaran
7. Mengelompokan siswa secara lebih efektif.
8. Mengevaluasi siswa dengan lebih akurat/teliti/seksama
9. Berkooperasi dengan guru lain agar lebih berhasil.
10. Mengikutsertakan masyarakat dalam mengelola kelas.
11. Meraih moral dan motivasi mereka sendiri.
12. Memperkenalkan teknik pembelajaran modern untuk inovasi dan kreatifitas
layanan pembelajaran.
13. Membantu membuktikan siswa dalam meningkatkan ketrampilan berpikir kritis,
menyelesaikan masalah dan pengambilan keputusan.
14. Menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif

Pemberian kesempatan kepada guru untuk mengikuti program pengembangan


keprofesian berkelanjutan. Program PKB yang akan diikuti berdasarkan analisis dan
evaluasi secara individu atas kelebihan dan kekurangannya sehingga kegiatan PKB
yang dilakukan bisa tepat sasaran.

Berdasar hasil Catatan Khusus pada Analisis Individual dapat diketahui indikator atau
komponen yang dominan untuk mendapat tindaklanjut secara klasikal yang kegiatannya
dapat dilakukan di sekolah melalui kegiatan kolektif berupa inhouse training, dengan
format sebagai berikut :

25
JENIS
KOMPONEN YANG RENCANA
NO TINDAKLANJUT KETERANGAN
DITINDAKLANJUTI PELAKSANAAN
YANG DIPILIH
1

26

Anda mungkin juga menyukai