AIRFOIL
Airfoil adalah bentuk penampang potongan sayap. Hal yang terpenting dalam pembuatan
pesawat model adalah pemilihan airfoil, sebab airfoil yang menentukan performa terbang
suatu pesawat. Sebenarnya jumlah bentuk airfoil yang ada sekarang ini banyak sekali .Bila
fasilitas internet bisa dijumpai maka bisa dilihat antara lain pada web site :
Atau “Search the Web” pada YAHOO ! dengan nama “Airfoil List”.
Untuk mengetahui bentuk airfoil yang dipakai pada pesawat terbang yang sebenarnya (full
scale), bisa dilihat di web site “The Incomplate Guide to Airfoil useage”.
Tetapi tidak semua airfoil bisa bagus dipakai untuk pesawat model sebab ada beberapa airfoil
yang bila dipakai pada Rn yang kecil seperti yang terjadi pada pesawat model, akan
menghasilkan hambatan profil (profil drag) yang besar sekali. Airfoil yang dipakai pada
pesawat model adalah airfoil yang bisa bekerja pada Reynold Number yang kecil antara
30000 sampai 200000 yang menghasilkan hambatan kecil. Tipe airfoil yang dipilih harus
mempunyai karakteristik sesuai dengan pesawat yang akan kita rancang, apakah pesawat kita
akan digunakan untuk terbang layang ,pesawat latih atau untuk terbang aerobatic dan lain
sebagainya.
Pada dasarnya ada 4 tipe airfoil menurut bentuknya yang sering digunakan pada pesawat
model antara lain :
Under camber
Semi-symetrical
Symetrical
Reflexed camber
Airfoil under camber adalah bentuk airfoil yang pada bagian bawahnya melengkung ke atas,
akan menghasilkan CL max yang tinggi dan sudah mulai menghasilkan gaya angkat pada
sudut serang negatif ,tapi juga mempunyai pitching moment negatif yang besar sekali.
Catatan : Pitching momen negatif adalah gerakan yang menyebabkan airfoil berputar
menukik ke bawah.
Pada airfoil Semi-symetrical, sebagian besar mempunyai “cusp” pada trailing edge nya yang
menyebabkan CL max dan pitching momennya bertambah atau sering disebut “aft loading”.
Gb. Semi-symetrical
Airfoil Reflexed camber pada trailing edge nya membengkok ke atas sehingga menghasilkan
pitching momen positif (nose up). Cocok digunakan untuk pesawat tailless (tanpa ekor), atau
flying wing .Menghasilkan CL max kecil.
Airfoil “Flat bottom” adalah salah satu kelompok dari airfoil “semi-symetrical yang mempunyai
permukaan bagian bawah rata. Airfoil ini banyak digunakan pada pesawat latih.
Gb. Flat-bottom
Setiap airfoil mempunyai sifat-sifat tersendiri sehingga kita bisa memilih airfoil sesuai misi
pesawat yang akan kita buat.
SIFAT AIRFOIL
AIRFOIL SIFAT
Bisa terbang pelan
Mudah terpengaruh dengan
Undercamber
angin
Tidak bisa terbang berbalik
Untuk kecepatan sedang
Semi- Lebih stabil bila terkena angin
symetrical Bisa untuk manouver
Sukar untuk terbang berbalik
Untuk kecepatan tinggi
Symetrical Bisa untuk terbang berbalik
Untuk aerobatik
Reflex Momen negatif yang timbul kecil
camber up Untuk pesawat tanpa ekor
KETEBALAN AIRFOIL
Ketebalan airfoil dihitung dari jarak antara parmukaan bawah sampai ke permukaan atasnya
yang terjauh. Airfoil yang tebal ,membuat konstruksi sayap lebih kuat ,tetapi biasanya profil
dragnya besar. Airfoil simetrical atau semy-simetrical yang tipis cocok untuk pesawat dengan
kecepatan tinggi. Hambatan udara dan pitching momen yang dimilikinya juga rendah tetapi CL
max nya juga rendah. Tapi itu semua tidak bisa dipakai sebagai pedoman baku. Untuk lebih
detailnya bisa dilihat dari grafik airfoil.
Airfoil yang sering digunakan untuk sport model salah satunya adalah Eppler 197 .Airfoil ini
mempunyai koefisien profil drag kecil ,Koefisien gaya angkat tinggi ,stall secara perlahan-
lahan ,tetapi agak mempunyai momen pitching negatif yang tinggi. Eppler 168 cocok untuk
digunakan sebagai Horizontal Stabilizer atau Vertical stabilizer. Bisa juga digunakan sebagai
sayap aerobatic yang memungkinkan pesawat terbang berbalik
Untuk menghasilkan gambar airfoil yang presisi bila data koordinat tersedia ,selain
menggunakan software dari komputer, kita bisa menggambar dengan cara konvensioal.
Contoh: Data koordinat airfoil NACA 2412 yang didapat dari sumbernya adalah sbb :
Kemudian kita membuat garis-garis horizontal dan vertical. Garis vertikal (“Station”) dibagi
menjadi 100 bagian (yang terlihat dalam gambar hanya 1,25 ; 2,5 ; 5 dst). Kemudian garis
horizontal (ordinate) dengan jarak panjang sama dengan garis vertikal digambar dari 0 ;1; 2; 3;
dan seterusnya keatas dan -1; -2; -3; ke bawah.Kemudian sesuia daftar di atas kita potongkan
antara garis station dan garis ordinat sehingga membentuk titik-titik. Titik-titik ini kita
sambungkan sehingga membentuk airfoil.
CONTOH AIRFOIL DAN KEGUNAANYA
Dibawah adalah contoh-contoh airfoil yang biasa digunakan pada pesawat model dengan tipe
pesawat masing-masing.
CONTOH AIRFOIL
Membandingkan antara Airfoil SD 7035 vs SD 7037 .SD 7035 bekerja pada speed range yang
lebih lebar jadi kelebihanya sewaktu pada lemparan. SD 7037 mempunyai L/D lebih kecil
,lebih bagus untuk kondisi thermal soaring. Sehingga bagus untuk pesawat terbang pelan.
Airfoil yang tipis harus diperhatikan tentang kekuatan konstruksinya. Beberapa yang bisa digunakan
pada pesawat model
Atau kombinasi untuk mendapatkan konstruksi yang kuat. HT 14 pada pangkal sayap, HT12 pada
ujung sayap.
HT 12, HT13 dan HT14 bagus untuk airfoil ekor glider RC bahkan pada ekor HLG.
HT08 Ekor All-moving glider kecil tails.
HT12 DLG dan light 2M tails. ᄉ
ᄃ HT13 ( HT12 ekor gliser berat 2M.
HT14 ( HT12 ekor glider 3M.
HT21 ekor Built-up.
HT22 ekor airfoil Cambered.
HT23 Cambered DLG ekor vertical.
PENGETAHUAN TAMBAHAN
Pada artikel lain, untuk sederhananya, pesawat skala sering menggunakan airfoil tersebut dibawah ini
untuk memenuhi kriteria pesawatnya.
Airfoil symetrical seperi Eppler 168 atau NACA 0009 digunakan pada ekor pesawat.
Airfoil symetrical dengan ketebalan 10% sampai 15% untuk pesawat aerobatik seperti Eppler
168 atau NACA 0012.
Untuk supaya menyerupai performa sesungguhnya, pesawat skala menggunakan airfoil semi-
symetrical yang mempunyai gaya angkat tinggi seperti Eppler 197 atau Selig 8036.
Gunakan airfoil yang tipis dan melengkung seperti Eppler 193 untuk pesawat yang terbang pelan
seperti glider.
Airfoil reflexed, sebagai contoh Eppler 184 digunakan pada pesawat Tailess seperti Flying wing
atau delta
Untuk pesawat yang menggunakan Canard wing, sayap depan harus stall terlebih dahulu
sebelum sayap utama stall. Olehkarena itu pilih airfoil yang mempunyai sifat tersebut untuk
pesawat canard wing.
Usahakan ukuran airfoil minimum yang digunakan mempunyai lebar (chord) lebih dari 5”
karena ukuran dibawah 5” akan terjadi hambatan yang besar dibanding dengan gaya angkat yang
dihasilkan.
Pada sayap dengan aspect ratio yang tinggi, kenaikan gaya angkat tiap perubahan derajat sudut
serangnya akan menghasilkan gaya angkat yang tinggi dibandingkan dengan sayap yang
mempunyai aspect ratio yang rendah.
Penggunaan alat penambah gaya angkat (high lift devices) harus dibuat seringan mungkin
sehingga penambahan gaya angkat bisa bermanfaat.