Anda di halaman 1dari 6

MEKANISME EFEKTOR DIINISIASI IMUNOGLOBULIN E

Tugas Makalah Mata Kuliah Imunologi

Dosen Pengampu: Prof. Dr. drh. Retno D. Seojeodono, MS

Nama : Khurin’in

NRP : B253190071

PROGRAM STUDI MIKROBIOLOGI MEDIK

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2019/2020
- Imunoglobulin E (igE)

Imunoglobulin E memegang peranan penting pada reaksi anafilaksis terhadap makanan,


obat dan gigitan serangga. Pada orang normal yang tidak atopik konsentrasi serum IgE berkisar
antara 1 – 100 g/L, sedangkan pada individu atopik berkisar antara 10 – 1000 g/L. IgE
mempunyai berat molekul 190 kilodalton; IgE bebas pada serum memiliki waktu paruh 2-3 hari,
namun setelah terikat pada reseptor IgE dapat bertahan beberapa minggu. IgE tersusun dari lebih
kurang 110 asam amino dalam susunan beta dengan tiga atau empat rantai beta yang membentuk
seperti huruf C.

- Reseptor dan Binding site IgE

Molekul IgE terdiri dari dua fragmen yaitu Fab (antigen-binding fragment) dan Fc
(crystallizable fragment). Segmen Fab akan mengikat komponen spesifik atau epitop alergen
sedangkan segmen Fc mengikat reseptor FcRI yang terdapat pada permukaan sel mast atau basofil
di sirkulasi. Ada dua tipe reseptor IgE pada permukaan sel efektor yaitu reseptor afinitas tinggi
(FcRI) terutama terdapat pada permukaan sel mast, basofil dan APC, dan reseptor afinitas rendah
(FcRII juga dikenal dengan CD23) terutama terdapat pada beberapa jenis sel diantaranya sel
limfosit B, eosinofil, makrofag dan trombosit. Struktur IgE ditampilkan pada gambar 1 dimana
binding site untuk reseptor terletak pada domain CH3 atau C3.

(A) (B)

Gambar 1. (A) struktur molekul IgE terdiri dari segmen Fab dan Fc (B) struktur skematik IgE
dan lokasi binding site untuk reseptor IgE (C3)
- Mekanisme IgE

Gambar 2. Sintesis IgE

Alergen masuk ke dalam tubuh dapat melalui saluran pernapasan, kulit, pencernaan, dan
lain-lain, akan ditangkap oleh antigen presenting cells (APC). Setelah alergen diproses dalam APC
(sel dendritik), kemudian dipresentasikan kepada sel T helper 0 (Th0) melalui Major
Histocompatibility Complex (MHC) kelas II. Sel T helper 0 (Th0) akan berubah menjadi sel T
helper 2 (Th2) yang akan melepaskan interleukin 4 (IL-4), interleukin 5 (IL-5), dan interleukin 13
(IL-13). IL-4 menyebabkan proliferasi sel B menjadi sel plasma untuk memproduksi IgE antibody
(Gambar 2). IgE yang terbentuk akan segera diikat oleh sel mastosit. Proses ini disebut sensitisasi.
Bila terpapar kedua kali atau lebih dengan alergen yang sama, alergen yang masuk tubuh akan
diikat oleh IgE pada permukaan sel mastosit. Ikatan tersebut menimbulkan degranulasi sel mastosit
(Gambar 3), dan merangsang keluarnya mediator dalam granul-granul sitoplasma, yaitu histamin,
Eosinophil Chemotactic Factor-A (ECF-A), Neutrophil Chemotactic Factor (NCF), triptase, dan
kinin yang memunculkan gejala asma seperti sesak, mengi, dan bronkokonstriksi. Sel T helper 2
(Th2) juga menyebabkan terjadinya eosinofilia dengan IL-5. eosinofil yang aktif akan
mengeluarkan Transforming Growth Factor β (TGF- β), IL-13, dan Growth Factors (GF) yang
menyebabkan terjadinya remodelling pada jalur udara.

Gambar 3. Tahap degranulasi sel mast

Alergi, atau yang juga disebut hipersensitivitas, merupakan salah satu respon imun.
Menurut klasifikasi reaksi alergi yang dikembangkan oleh Philip Gell dan Robert Coombs, reaksi
alergi tipe I dimediasi oleh imunoglobulin E (IgE), tipe II oleh antibodi sitotoksik, tipe III dengan
pengikatan silang antibodi terhadap antigen terlarut, dan tipe IV oleh imun seluler. Alergi umum
seperti pollinosis dan dermatitis atopik adalah reaksi alergi tipe I. Sebagian besar reaksi kontak
hipersensitivitas adalah reaksi alergi tipe IV. Reaksi hipersensitivitas tipe II dan III adalah
mekanisme utama yang berkaitan dengan patogenesis penyakit autoimun.
Gambar 4. A. Proses pengikatan IgE pada reseptor FcεRI dengan afinitas tinggi pada sel-
sel efektor seperti sel mastosit dan basophil; B. Pelepasan mediator inflamasi akibat ikatan antara
IgE dan alergen. Tampak mediator yang dilepaskan dalam menit, jam, dan yang segera dilepaskan

Dari imunoglobulin yang telah diketahui, IgE ditemukan dalam jumlah terkecil dalam serum.
IgE diproduksi dalam jumlah tertentu di bawah pengaruh sel Th2. Reseptor yang berikatan dengan
IgE ditemukan dalam basofil dalam darah dan sel mast dalam jaringan. Antigen yang bertemu
dengan IgE yang terikat reseptor dapat memicu kejadian yang tidak diinginkan dalam fase
langsung (dalam beberapa menit) dan fase akhir (setelah beberapa jam) (Gambar 4B). Pertama,
granula yang ditemukan berlimpah di basofil dan sel mast akan dilepaskan. granula-granula ini
terutama mengandung proteoglikan dan histamin. Histamin meningkatkan permeabilitas
pembuluh darah (misal: kulit menjadi merah), dan menyebabkan sekresi lendir dari permukaan
luminal jalur udara dan peristaltik usus. Jika antigen telah menyebar ke seluruh tubuh, gejala parah
yang disebut syok anafilaksis yang disertai dengan penurunan tekanan darah yang cepat dapat
terjadi. Fase akhir merupakan masalah utama pada sel mast yang terlokalisasi dalam epitel trakea.
Selama fase ini, leukotrien dan sitokin tipe Th2 disekresikan, dapat memicu gejala karakteristik
asma, karena akumulasi neutrofil dan remodeling jaringan.

"Kecenderungan alergi" adalah kecenderungan untuk memulai respon imun yang disebabkan
oleh sel Th2, di mana IgE diproduksi. Berbagai jenis polimorfisme gen multipel yang terlibat
dalam respons yang dimediasi Th2 diduga bertanggung jawab atas kecenderungan alergi tersebut.
Gambar 4. Mekanisme alergi: interaksi antara alergen dan IgE

Referensi :

Aditya N. I. B. dan Ketut Suryana. 2016. Peranan Antibodi Anti-Imunoglobulin E dalam


Tatalaksana Asma Bronkial. CDK-243. vol. 43 no. 8.
Gould, H.J. dan Rebecca L.B. 1998. Encyclopedia of Immunology: IgE. The Randa Institute.
ISBN: 0-12-226765-6
Selvianti, Dwi Reno Pawarti. 2009. Anti Imunoglobulin E (Omalizumab) pada Terapi Rinitis
Alergi. Jurnal THT-KL.Vol.2,No.2: 95 – 105.
The University of Tokyo: Effector Mechanisms in Immune Responses pada http://csls-text3.c.u-
tokyo.ac.jp/inactive/21_04.html (diakses pada: 09 Desember 2019, Pkl. 15.00 WIB)

Anda mungkin juga menyukai