Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat
serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini,
dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah HUKUM ACARA PIDANA II selaku
dosen mata kuliah HUKUM ACARA PIDANA IIyang telah membimbing dan
mengarahkan sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan, tanda baca, bahasa, dan
lainnya. Saya berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
maupun pembaca sekaligus memberikan informasi mengenai “SABU-SABU
(Metamfetamin)”.
Saya yakin, masih terdapat banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini, dan
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya, dibutuhkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi sempurnanya penulisan makalah ini.
Akhir kata, Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para
pembaca untuk pada umumnya.
Wasalamu’alaikum Wr. Wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 3
BAB II ................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 5
A. Pengertian Metamfetamin atau Shabu ............................................................... 5
B. Sejarah Metamfetamin atau Shabu..................................................................... 5
C. Jenis Metamfetamin atau Shabu ......................................................................... 7
D. Cara Penggunaan dan Dampak/Efek Metamfetamin atau Shabu ................... 8
a. Cara Penggunaan ................................................................................................ 8
b. Dampak / Efek Samping ..................................................................................... 8
E. Pecandu dan Tempat Penggunaan Metamfetamin atau Shabu...................... 10
BAB III............................................................................................................................. 12
PENUTUP........................................................................................................................ 12
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 13
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
penyalahgunaan Zat-Zat Psikoaktif juga menyebabkan ketergantungan fisik
yang lazim disebut dengan ketagihan (Adiksi).
Seringkali Zat-Zat Psikoaktif tersebut juga menimbulkan kebiasaan
psikologis, yaitu orang akan mengalami kesukaran tanpa Zat-Zat
Psikoaktif tersebut dan jika dia mengkonsumsi Zat-Zat Psikoaktif biasanya
dosis yang diperlukan semakin lama semakin besar. Hal ini disebabkan
karena tubuh seseorang telah menjadi kebal terhadap Zat-Zat
Psikoaktif tersebut.
Penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja makin meningkat. Di
mana ada peningkatan sebesar 24 hingga 28 persen remaja yang
menggunakan narkotika. Hasil dari penelitian kita bahwa penyalahgunaan
itu beberapa tahun lalu, milenial atau generasi muda hanya sebesar 20
persen dan sekarang meningkat 24 -28 persen itu adalah kebanyakan
pengguna anak-anak dan remaja. World Drugs Reports 2018 yang
diterbitkan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC),
menyebutkan sebanyak 275 juta penduduk di dunia atau 5,6 % dari
penduduk dunia (usia 15-64 tahun) pernah mengonsumsi narkoba.
Sementara di Indonesia, BNN selaku focal point di bidang Pencegahan dan
Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)
mengantongi angka penyalahgunaan narkoba tahun 2017 sebanyak
3.376.115 orang pada rentang usia 10-59 tahun. Sedangkan angka
penyalahgunaan Narkoba di kalangan pelajar di tahun 2018 (dari 13 ibukota
provinsi di Indonesia) mencapai angka 2,29 juta orang. Salah satu kelompok
masyarakat yang rawan terpapar penyalahgunaan narkoba adalah mereka
yang berada pada rentang usia 15-35 tahun atau generasi milenial.
Penggunaan Zat-Zat Psikoaktif dalam dosis yang tinggi dapat
menyebabkan kerusakan pada otak dan tubuh serta dapat menimbulkan
kematian. Zat-Zat Psikoaktif Masuk kedalam tubuh melalui:
a. Mulut (merokok dengan pipa atau sigaret).
b. Hidung (menghisap zat dalam bentuk uap atau bubuk, misal :
kokain).
2
c. Kulit (menyuntiknya kedalam otot ataupun pembuluh darah)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan apa yang dikemukakan dalam latar belakang maka
menarik suatu rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Metamfetamin atau Shabu?
2. Bagaimana asal usul serta dimana Metamfetamin atau Shabu paling
banyak beredar?
3. Termasuk kedalam jenis apakah Metamfetamin atau Shabu?
3
4. Bagaimanakah cara menggunakan, dampak, serta efek samping dari
penggunaan Metamfetamin atau Shabu itu sendiri?
5. Apa saja yang dilakukan oleh pecandu dan dimana biasanya tempat
penggunaannya?
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Pada tahun 1919, seorang ahli kimia Jepang lainnya yang menuntut
ilmu di Berlin, Akira Ogata, berhasil menemukan proses yang lebih mudah
dan cepat untuk memproduksi kristal metamfetamin. Ogata menggunakan
resep efedrina dari Nagoyashi dan menambahkannya dengan fosfor merah
dan iodin. Resep tersebut kemudian dibeli oleh sebuah perusahaan farmasi
Inggris bernama, Burroughs Wellcome & Co dan mulai dipasarkan di Eropa
sebagai obat fisiatrik (gangguan kejiwaan). Pada tahun 1934, sebuah
perusahaan farmasi Jerman bernama Temmler memproduksi metamfetamin
untuk konsumsi publik dengan nama dagang Pervitin. Obat tersebut
dimaksudkan untuk meningkatkan konsentrasi dan tingkat kesadaran.
Shabu pertama kali disintesa di Jepang pada tahun 1893 dan mulai
dikembangkan untuk keperluan medis seperti untuk pengobatan asma,
narcolepsy, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) dan obesitas
dengan penggunaan terbatas.
Shabu atau yang juga dikenal metamfetamin ini mulai digunakan
saat Perang Dunia II. Saat itu pasukan mengonsumsinya agar tetap
terjaga selama perang. Pada awalnya shabu digunakan oleh para tentara
Jepang untuk melawan rasa lapar, kantuk dan rasa takut ketika di medan
perang. Pada 1950-an, metamfetamin mulai diresepkan sebagai ramuan
diet dan mengatasi depresi.
Seiring berjalannya waktu, penggunaan metamfetamin justru
disalahgunakan. Penyalahgunaan shabu pertama kali berkembang setelah
akhir perang dunia kedua (1945-1956) di Jepang. Pasca perang sekitar tahun
1970-an, shabu atau metamfetamin diproduksi secara ilegal dan
penyalagunaan menyebar ke Amerika Serikat, Asia, Australia dan belahan
dunia lainnya. Penggunaan secara ilegal tanpa resep dokter semakin
menyebar. Sebagian besar penggunanya saat itu adalah orang
pedesaan yang tidak bisa membeli kokain karena terlalu mahal.
Penyalahgunaan metamfetamin atau sabu itulah yang
membuatnya memberikan dampak buruk secara fisik dan mental
karena dikonsumsi terus-menerus. Penggunaan metamfetamin dalam
6
dosis yang tidak benar sangat memengaruhi otak dan tubuh
penggunanya. Efek samping ini bisa sangat terlihat pada pecandu
sabu. Karena metamfetamin mengubah perilaku dan cara berpikir
pecandu.
7
tubuh meningkat beserta tekanan darah dan detak jantung, hingga dapat
menyebabkan disfungsi otak yang berlanjut kepada struk.
8
Karena penggunaan narkoba ini dalam waktu lama
mengurangi rasa lapar alami, pengguna akan mengalami penurunan
berat badan yang luar biasa. Efek-efek negatif lainnya: pola tidur
yang kacau, hiperaktif, rasa mual, delusi kekuasaan, lebih agresif
dan sifat lekas marah.
9
7. Halusinasi, gembira yang berlebihan, sifat lekas marah
8. Panik dan psikosis
9. Dosis yang berlebihan dapat berakibat kejang-kejang dan
kematian
d) Efek-efek jangka panjang
1. Kerusakan permanen pada pembuluh darah di jantung dan di
otak, tekanan darah tinggi, berakibat serangan jantung, stroke
dan kematian
2. Kerusakan pada lever (hati), ginjal dan paru-paru
3. Kerusakan jaringan dalam hidung, bila dihirup
4. Masalah pernapasan bila dihisap seperti rokok
5. Penyakit-penyakit menular dan peradangan, bila disuntikkan
6. Kekurangan gizi, kehilangan berat badan
7. Kerusakan gigi yang parah
8. Disorientasi, apatis, kebingungan dan kelelahan
9. Ketergantungan psikologis yang besar
10. Psikosis
11. Depresi
12. Kerusakan otak mirip penyakit Alzheimer3, stroke dan epilepsi
10
mengerjakan pekerjaan tertentu (instrumental), dan memang sudah menjadi
kebutuhan (regular use).
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.alodokter.com/metamfetamin
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150122105713-255-
26455/berbagai-jenis-narkoba-dan-dampak-negatifnya/3
https://www.cosmobikers.com/online/cb-news/279-crystal-of-death-
methamphetamine-sabu-sabu.html
http://duniagalery.blogspot.com/2015/06/makalah-proses-aminasi-dalam-
sintesis.html
13