BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pengertian Ras Melanesoid ....................................................................................................... 2
B. Sejarah Ras Melanesoid ............................................................................................................ 2
C. Ciri-ciri Ras Melanesoid ............................................................................................................ 3
D. Budaya Ras Melanesoid ............................................................................................................ 4
E. Contoh Keturunan Ras Melanesoid di Indonesia ...................................................................... 6
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas. Jumlah pulau di Indonesia
menurut data Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia tahun 2004 adalah sebanyak
17.504 buah. 7.870 diantaranya telah mempunyai nama, sedangkan 9.634 belum memiliki
nama. Oleh karena banyaknya pulau dan luasnya bentang barat sampai timur Indonesia,
menyebabkan keanekaragaman suku, ras dan budaya. Misalnya, ras Melanesoid dengan ciri
warna kulit gelap, rambut ikal, badan besar dan tegap, mendominasi di Nusa Tenggara,
Maluku, dan Papua. Wilayah tropis suhu pada saat musim kemarau sangat meningkat.
Pigmen kulit yang dimiliki ras ini paling banyak dibandingkan ras lain. Mereka awalnya
hidup dengan berburu hewan dan mengumpulkan makanan juga mengenal sistem
perladangan. Keberagaman ras di Indonesia jadi salah satu kekayaan bangsa dan harus di
sikapi dengan sikap toleran,karena perbedaan ras yang jadi benih-benih timbulnya konflik.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memperluas wawasan kita tentang hal-
hal yang dikaji dalam makalah ini. Di mana dalam makalah ini telah dikaji tentang
salah satu ras, yaitu ras Melanesoid. Serta beberapa contoh suku ras Melanesoid yang ada
di Indonesia dan budaya-budayanya.
D. Manfaat
1
BAB 2
PEMBAHASAN
Nama ras melanesoid berasal dari 2 suku kata Yunani yaitu melano yang artinya
hitam atau gelap, dan soid yang artinya penampilan. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa, ras melanesoid adalah ras manusia yang memiliki kulit gelap dan tersebar di
wilayah-wilayah Indonesia. Ras ini merupakan bagian dari keberagaman suku dan budaya
yang sangat tinggi di Indonesia. Hal ini menjadi kekayaan nasional tersendiri yang penting
untuk dijaga dan dilestarikan. Secara umum, ciri fisik suatu ras dibedakan dengan melihat
tampilan fisiknya seperti bentuk dan warna rambut, warna mata, warna kulit, bentuk mata,
dan juga bentuk tubuh.
Ras melanesoid ini datang ke daerah Papua sekitar 70.000 tahun sebelum masehi.
Kedatangan ras melanesoid ini berlangsung pada akhir zaman es, dimana saat itu suhu
berangsur menurun di titik terdingin, sehingga lautan membeku. Permukaan air laut saat itu
lebih rendah sekitar 100 meter, dibandingkan dengan permukaan laut yang sekarang. Air
yang lebih rendah ini menyingkap adanya jalur darat yaitu dangkalan Sahul dan dangkalan
Sunda di Indonesia. Karena itulah pada saat itu, perpindahan manusia dan migrasi antar
pulau mungkin untuk terjadi. Sekarang permukaan air laut menjadi lebih tinggi karena
adanya pemanasan global yang menyebabkan mencairnya es di kutub. Inilah yang kemudian
menjadi penyebab kaburnya tanda bahwa perjalanan antar pulau mungkin untuk terjadi.
Sekarang, dangkalan sahul dan dangkalan sunda sudah terbenam didalam laut lagi. Pada
zaman dahulu kala, bangsa ini melakukan migrasi dari wilayah Asia ke Oseania, kemudian
menuju Papua. Setelah menuju Papua, beberapa melanjutkan lagi migrasinya ke Benua
Australia. Di era tersebut, Papua dan Benua Australia masih menjadi satu wilayah, sehingga
proses migrasi dapat dilakukan tanpa perlu menyeberangi lautan. Selain di Indonesia,
penyebaran suku dan ras melanesoid juga ada di Kepulauan Solomon, Fiji, dan Nugini.
Pulau-pulau yang berdekatan dengan benua Australia-Oseania yang melingkupi Australia
dan Selandia Baru.
2
Populasi ras ini di Indonesia cukup tinggi, yakni sekitar 70 persen untuk wilayah Papua, dan
30 persen sisanya menetap di sekitar Papua dan Papua Nugini.
Untuk membedakan dan mengidentifikasi manusia yang termasuk kedalam ras melanesoid,
setidaknya terdapat beberapa ciri-ciri yang bisa ditemukan pada ras ini, diantaranya adalah
Secara umum, manusia yang tergolong kedalam ras melanesoid memiliki kulit yang
berwarna hitam dan rambut keriting yang berwarna hitam pula. Selain itu, postur tubuh
mereka juga tegap dengan tinggi badan antara 160 hingga 170 cm.
Ras melanesoid juga memiliki ukuran bibir yang relatif tebal dan bentuk hidung yang
melebar dan relatif pesek.
Selain ciri tubuh, terdapat pula ciri budaya yang bisa ditemukan dalam ras melanesoid, yakni
penggunaan kapak genggam dan kapak perimbas, yang sering digunakan dalam aktivitas
harian.
Ras melanesoid juga memiliki budaya yang sangat kaya seperti ras-ras lain pada umumnya.
Terdapat beberapa budaya yang masih bisa ditemukan sampai sekarang, diantaranya adalah
Agar kalian lebih mudah memahami budaya-budaya diatas, kita akan membahas secara
lebih dalam budaya-budaya dari ras melanesoid dibawah ini.
Untuk penduduk dari ras ini yang tinggal di daerah pantai, umumnya mereka tinggal di
rumah panggung ataupun rumah tiang (stilts) yang berada di atas air laut/sungai.
Mata pencaharian mereka juga tidak jauh dari menokok sagu, yang menjadi makanan pokok
mereka serta menjadi nelayan tangkap ikan yang melaut ataupun mendapatkan tangkapan
dari sungai.
4
Umumnya pesta adat milik ras melanesoid dilakukan antar dua desa atau kampung yang
saling berdekatan atau tergolong tetangga.
Waktunya bisa kapan saja dan tidak terbatas di satu tempat, sebab pesta cari jodoh ini
ditemukan hampir di semua tempat yang ditinggali oleh suku-suku ras melanesoid.
Hal ini terjadi karena keberadaan air sangat penting untuk menunjang keberlanjutan hidup
manusia dan di daerah pedalaman, terkadang air susah untuk didapatkan.
Mata pencaharian yang mereka miliki adalah berburu hewan, serta mengumpulkan hasil
hutan berupa umbi dan buah-buahan.
Penduduk Daerah Pegunungan
Terdapat ras melanesoid yang juga tinggal di daerah pegunungan Papua, mereka tinggal di
gunung yang berhutan lebat dan biasanya hidup dalam suku-suku.
Umumnya mata pencaharian yang mereka lakukan adalah beternak dan berkebun dengan
cara yang masih sederhana. Mereka belum banyak memanfaatkan teknologi canggih dalam
berkebun dan bertani seperti terasering.
Pesta Adat Yuwo
Selain pesta cari jodoh, terdapat pesta adat lain yang juga sering dilakukan oleh ras ini,
yakni pesta adat Yuwo. Pesta adat ini dilakukan oleh orang yang dianggap kaya secara sosial
dan bertujuan untuk memamerkan kekayaan yang dimiliki.
Pesta adat yang dilakukan tidak jauh dari makan besar, seperti memotong babi atau ekina.
Beberapa suku memiliki cara yang lebih ekstrim dengan membakar atau membuang harta
yang dimiliki untuk membuktikan bahwa dirinya mampu dan kaya
5
Umumnya pesta adat ini dilakukan hanya untuk keluarga dekat, atau keluarga besar jika
mereka tinggal dalam lingkup yang berdekatan. Pesta adat ini dilakukan di rumah sendiri
atau di rumah adat yang dimiliki ras melanesoidsecara komunal.
Di Indonesia, ras melanesoid ini terbagi dalam beberapa suku, yang tinggal dalam daerah
atau pulau tertentu, diantaranya adalah suku
Suku Huli
Suku Muyu
Suku Korowai
Suku Dani
Suku Asmat
Suku Amungme
Dibawah ini kita akan membahas satu per satu suku-suku yang termasuk kedalam ras
melanesoid ini.
Suku Huli
Suku ini merupakan suku yang terkenal karena memiliki kebudayaan untuk mengecat wajah.
Warna yang sering digunakan adalah warna alam yang dibuat dari bahan alami, yakni
merah, putih, dan juga kuning. Suku ini juga menggunakan rambut palsu yang berfungsi
untuk merubah penampilan.
6
Suku Muyu
Suku Muyu kebanyakan mendiami Kabupaten Boven Digoel, yang mendapatkan namanya
karena mereka tinggal di dekat Sungai Muyu. Lokasi sungai tersebut berada di sebelah timur
laut Merauke, dan sampai sekarang beberapa anggota suku ini masih bisa ditemukan disana.
Suku Korowai
Suku yang berasal dari ras melanesoid selanjutnya adalah adalah suku Korowai, yang
tinggal di daerah dataran rendah.
Suku Dani
Di Kabupaten Jayawijaya juga terdapat suku yang juga memiliki asal-usul dari ras
melanesoid, yakni suku Dani.
Mereka tinggal di lembah Baliem, dan terkenal karena ciri khas mereka untuk memakai
koteka, yang digunakan untuk menutupi kemaluan para pria dewasa disana.
Suku Asmat
Suku yang sekarang banyak mendiami dataran Papua adalah suku Asmat, yang terkenal
karena memiliki seni ukur yang artistik.
Seni ukir ini menjadi ciri khas suku Asmat, sampai sekarang seni ukir mereka masih bisa
ditemukan di beberapa tempat, terutama dalam perkakas rumah tangga.
Suku Amungme
Suku Amungme adalah salah satu suku Papua yang masih hidup secara nomaden dan
berpindah-pindah tempat tinggalnya.
Suku ini masih memiliki pola hidup layaknya manusia-manusia purba pada umumnya yaitu
berburu dan meramu. Selain itu, mereka juga kerap berpindah-pindah tempat tinggal,
mengikuti ketersediaan hewan buruan dan buah-buahan yang dapat dipetik.
Itulah penjelasan singkat mengenai ras melanesoid, dari sejarah, ciri fisik, budaya, hingga
suku-suku yang menjadi sub-ras.
BAB 3
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
3. Adapun nenek moyang dari ras ini berasal dari Afrika yang melakukan migrasi
kedaratan Asia dan Australia. Meskipun begitu, ras melanesoid merupakan ras yang
unik karena memiliki ciri fisik tersendiri serta kebudayaan yang semakin
memperkaya etnik bangsa Indonesia.
B. Saran
2. meningkatkan rasa ingin dan minat baca agar memiliki wawasan yang luas.
8
DAFTAR PUSAKA
Suhaimi dkk, 2008. Pengantar Studi Tamadun Melayu. Pekanbaru: UNRI Press.
Wardaya. Cakrawala Sejarah 1: Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2009.
https://insanpelajar.com/ras-melanesoid/
9