Disusun oleh :
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah Tafsir Ayat dan Hadist Hukum dengan judul
“Tafsir Al-Qur’an dan Hadist Qs.Al-Furqon ayat 72”. Penulis tentu menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membimbing dalam
Penulis
PEMBAHASAN
Surat A-Furqan:
Artinya: “Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka
perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.
(Al-Furqan: 72)
Yakni mereka tidak mau menghadiri perbuatan yang tidak berfaedah itu, dan apabila
secara kebetulan mereka bersua dengan orang-orang yang sedang melakukannya, maka
mereka lewati saja dan tidak mau mengotori dirinya dengan sesuatu pun dari perbuatan
bnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id Al-Asyaj, telah
menceritakan kepada kami Abul Hasan Al-Ajali, dari Muhammad ibnu Muslim, bahwa
Ibrahim ibnu Maisarah telah menceritakan kepadaku bahwa Ibnu Mas'ud pernah bersua
dengan orang-orang yang sedang melakukan perbuatan yang tidak berfaedah, maka dia
tidak berhenti. Lalu Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya Ibnu Mas’ud di pagi hari
Telah menceritakan pula kepada kami Al-Husain ibnu Muhammad ibnu Salamah An-
Nahwi, telah menceritakan kepada kami Hibban, telah menceritakan kepada kami
Abdullah, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Muslim, telah menceritakan
kepadaku Maisarah; telah sampai suatu berita kepadanya bahwa Ibnu Mas'ud pernah
bersua derigan orang-orang yang sedang melakukan perbuatan yang tidak berfaedah,
tetapi dia tidak berhenti. Maka Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya Ibnu Mas’ud di
pagi hari dan petang harinya menjadi orang yang menjaga kehormatan dirinya.
Kemudian Ibrahim ibnu Maisarah membaca firman-Nya: dan apabila mereka bertemu
Menurut pendapat yang lain, makna firman Allah Swt.: yang tidak memberikan
persaksian palsu. (Al-Furqan: 72) Yakni kesaksian palsu alias sengaja berdusta untuk
mencelakakan orang lain, seperti pengertian yang disebutkan di dalam kitab Sahihain,
melalui sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Bakrah, bahwa Rasulullah Saw. pernah
bersabda:
لرغيترهد رسرك ر:ًَ رحلتىَ قدغلرنا،ً فررماً رزاَرل يدركشردررها. ِ[َ أررل روُّرشرهاًردةد اَلرَزوُّكر ]أررل روُّقرغودل اَلرَزوُّكر روُّرشرهاًردةد اَلرَزوُّكر،روُّقرغودل اَلرَزوُّكر
ت
"Maukah aku ceritakan kepada kalian tentang dosa yang paling besar?”, sebanyak tiga
kali. Maka kami menjawab, "Wahai Rasulullah, kami mau.” Rasulullah Saw. bersabda,
"Mempersekutukan Allah dan menyakiti kedua orang tua.” Pada mulanya beliau
bersandar, lalu duduk tegak dan bersabda, "Ingatlah, ucapan dusta, ingatlah kesaksian
palsu!" Rasulullah Saw. mengulang-ulang sabda terakhirnya ini, sehingga kami berkata
Akan tetapi, menurut makna lahiriah nas ayat ini menunjukkan bahwa makna yang
dimaksud ialah tidak menghadiri hal-hal yang berdosa. Karena itulah disebutkan dalam
firman selanjutnya:
perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.
(Al-Furqan: 72)
Yakni mereka tidak mau menghadiri perbuatan yang tidak berfaedah itu, dan apabila
secara kebetulan mereka bersua dengan orang-orang yang sedang melakukannya, maka
mereka lewati saja dan tidak mau mengotori dirinya dengan sesuatu pun dari perbuatan
{ً}رمرَروُّاَ ككرراَمما
َ أرلن اَغبرن،َ أرغخبررركنيِ إكغبرراَكهيدم غبدن رمغيرسرة،َ رعغن دمرحلمكد غبكن دمغسلكمم،َِ رحلدثررناً أردبو اَغلدحرسغيكن اَغلكعغجلكرَي، رحلدثررناً أردبو رسكعيمد اَلرشجج:رقاًرل اَغبدن أركبيِ رحاًتكمم
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id Al-Asyaj, telah
menceritakan kepada kami Abul Hasan Al-Ajali, dari Muhammad ibnu Muslim, bahwa
Ibrahim ibnu Maisarah telah menceritakan kepadaku bahwa Ibnu Mas'ud pernah bersua
dengan orang-orang yang sedang melakukan perbuatan yang tidak berfaedah, maka dia
tidak berhenti. Lalu Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya Ibnu Mas’ud di pagi hari
برلررغكنيِ أرلن اَغبرن:َ أرغخبررركنيِ اَغبدن رمغيرسررةر رقاًرل،َ أناً دمرحلمدد غبدن دمغسلكمم،ا َرحلدثررناً اَغلرحرسدن غبدن دمرحلمكد غبكن رسلررمةر اَلنلغحكو ر
َ أناً رعغبدد ل ك،َ رحلدثررناً كحلباًدن،ي
Telah menceritakan pula kepada kami Al-Husain ibnu Muhammad ibnu Salamah An-
Nahwi, telah menceritakan kepada kami Hibban, telah menceritakan kepada kami
Abdullah, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Muslim, telah menceritakan
kepadaku Maisarah; telah sampai suatu berita kepadanya bahwa Ibnu Mas'ud pernah
bersua derigan orang-orang yang sedang melakukan perbuatan yang tidak berfaedah,
tetapi dia tidak berhenti. Maka Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya Ibnu Mas’ud di
pagi hari dan petang harinya menjadi orang yang menjaga kehormatan dirinya. Kemudian
Ibrahim ibnu Maisarah membaca firman-Nya: dan apabila mereka bertemu dengan
Apa yang telah disebutkan di atas merupakan sebagian dan sifat-sifat hamba-hamba
Tuhan Yang Maha Pemurah, yaitu bahwa mereka tidak pernah memberikan kesaksian
palsu. Menurut suatu pendapat, makna yang dimaksud adalah tidak pernah berbuat
kemusyrikan dan tidak pernah menyembah berhala. Menurut pendapat yang lainnya lagi
ialah tidak pernah berdusta, tidak pernah berbuat fasik, tidak pernah berbuat kekafiran,
tidak pernah melakukan perbuatan yang tidak ada faedahnya, dan tidak pernah berbuat
kebatilan. Menurut Muhammad ibnul Hanafiyah, makna yang dimaksud ialah perbuatan
yang tidak ada faedahnya dan bernyanyi. Abul 'Aliyah, Tawus, Ibnu Sirin, Ad-Dahhak,
dan Ar-Rabi' ibnu Anas serta lain-lainnya mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah
tidak pernah menghadiri hari-hari raya kaum musyrik. Menurut Umar ibnu Qais,
maknanya ialah tidak pernah menghadiri majelis yang di dalamnya dilakukan kejahatan
dan kefasikan.
Malik telah meriwayatkan dari Az-Zuhri, bahwa makna yang dimaksud ialah tidak pernah
minum khamr dan tidak pernah menghadiri tempatnya serta tidak pernah menyukainya,
Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, maka janganlah ia duduk di
Di zaman globalisasi, dimana sekat sekat sudah tidak ada, dunia serasa menyempit,
pengaruh dan budaya asing adalah hal yang niscaya dan mesti menerpa kita, sehingga
diperlukan prinsip agama yang kokoh dengan pendidikan keimanan yang benar dan lurus,
untuk menghadapi pengaruh pengaruh asing (yang kadang menyesatkan) tersebut. Dari
hal tersebut dapat ditarik kesimpulan, bahwa nilai-nilai pendidikan akhlak terpuji yang
tercakup dalam Surat Al-Furqan ayat 72 yaitu: tidak memberikan kesaksian palsu. Hal ini
Pasal 242 Ayat (1) berbunyi , "Barang siapa dalam hal-hal yang menurut undang-undang
menuntut sesuatu keterangan dengan sumpah atau jika keterangan itu membawa akibat
bagi hukum dengan sengaja memberi keterangan palsu, yang di atas sumpah, baik dengan
lisan maupun tulisan, maupun oleh dia sendiri atau kuasanya yang khusus untuk itu
dihukum penjara selama-lamanya tujuh tahun." Kemudian, Pasal 55 Ayat (2) berbunyi,
kekerasan, ancaman, tipu muslihat, atau dengan cara memberi kesempatan, sarana atau
informasi sengaja menganjurkan atau membujuk (dilakukannya) suatu tindak pidana akan
PENUTUP
Apa yang telah disebutkan dalam Qs. Al-furqan ayat 72 merupakan sebagian dan
sifat-sifat hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pemurah, yaitu bahwa mereka tidak pernah
Menurut pendapat yang lain, makna firman Allah Swt.: yang tidak memberikan
persaksian palsu. (Al-Furqan: 72) Yakni kesaksian palsu alias sengaja berdusta untuk
mencelakakan orang lain. Hal ini juga tertuang dalam Pasal 242 Ayat (1) dan Pasal 55
Ayat (2)