Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TAFSIR AL-QUR’AN DAN HADIS

“QS.AL-FURQAN AYAT 72”

DOSEN PENGAMPU : Dr.MANSYUR.S.Ag.,M.Ag.

Disusun oleh :

Yarra Fitriatunnisa Arini (19103040099)


Ilmu Hukum – B

UNIVERSITAS ISLAN NEGERI SUNAN KALIJAGA


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
JURUSAN ILMU HUKUM
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak

akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu

berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan

pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah Tafsir Ayat dan Hadist Hukum dengan judul

“Tafsir Al-Qur’an dan Hadist Qs.Al-Furqon ayat 72”. Penulis tentu menyadari bahwa makalah

ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membimbing dalam

menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Yogyakarta,31 Oktober 2019

Penulis
PEMBAHASAN

A. Teks Ayat dan Terjemahan

Surat A-Furqan:

(720) ً‫روُّاَللكذيرن رل يرغشهرددوُّرن اَلرَزوُّرر روُّإكرذاَ رمرَروُّاَ كباًلللغغكو رمرَروُّاَ ككرراَمما‬

Artinya: “Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka

bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak

berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.”

B. Key words/ kata kunci

{ً‫}روُّإكرذاَ رمرَروُّاَ كباًلللغغكو رمرَروُّاَ ككرراَمما‬

dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-

perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.

(Al-Furqan: 72)
Yakni mereka tidak mau menghadiri perbuatan yang tidak berfaedah itu, dan apabila

secara kebetulan mereka bersua dengan orang-orang yang sedang melakukannya, maka

mereka lewati saja dan tidak mau mengotori dirinya dengan sesuatu pun dari perbuatan

yang berdosa itu

C. Ashbab al-Nuzul ayat/ Latar belakang turunnya ayat

bnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id Al-Asyaj, telah

menceritakan kepada kami Abul Hasan Al-Ajali, dari Muhammad ibnu Muslim, bahwa

Ibrahim ibnu Maisarah telah menceritakan kepadaku bahwa Ibnu Mas'ud pernah bersua

dengan orang-orang yang sedang melakukan perbuatan yang tidak berfaedah, maka dia

tidak berhenti. Lalu Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya Ibnu Mas’ud di pagi hari

dan petang harinya menjadi orang yang menjaga kehormatan dirinya.

Telah menceritakan pula kepada kami Al-Husain ibnu Muhammad ibnu Salamah An-

Nahwi, telah menceritakan kepada kami Hibban, telah menceritakan kepada kami

Abdullah, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Muslim, telah menceritakan

kepadaku Maisarah; telah sampai suatu berita kepadanya bahwa Ibnu Mas'ud pernah

bersua derigan orang-orang yang sedang melakukan perbuatan yang tidak berfaedah,

tetapi dia tidak berhenti. Maka Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya Ibnu Mas’ud di

pagi hari dan petang harinya menjadi orang yang menjaga kehormatan dirinya.

Kemudian Ibrahim ibnu Maisarah membaca firman-Nya: dan apabila mereka bertemu

dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah,

mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya. (Al-Furqan: 72)


D. Munasabah al-ayat / korelasinya dengan ayat ayat yang setema

Menurut pendapat yang lain, makna firman Allah Swt.: yang tidak memberikan

persaksian palsu. (Al-Furqan: 72) Yakni kesaksian palsu alias sengaja berdusta untuk

mencelakakan orang lain, seperti pengertian yang disebutkan di dalam kitab Sahihain,

melalui sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Bakrah, bahwa Rasulullah Saw. pernah

bersabda:

" ‫ "أررل‬:‫َ فررقاًرل‬،‫س‬


‫ روُّركاًرن دمتلككمئاً فررجلر ر‬."‫ق اَغلرواَلكردغيكن‬ ‫ك كباً ل ك‬
‫َ روُّدعدقو د‬،‫ل‬ ‫َ رياً رردسورل ل ك‬،َ‫ بررلى‬:ً‫َ قدغلرنا‬،ً‫أررل أدنربشئددكغم بأغكبر اَغلركرباًئككر" ثررلمثا‬
‫ "اَلششغر د‬:‫َ رقاًرل‬،‫ا‬

‫ لرغيترهد رسرك ر‬:ً‫َ رحلتىَ قدغلرنا‬،ً‫ فررماً رزاَرل يدركشردررها‬. ِ[‫َ أررل روُّرشرهاًردةد اَلرَزوُّكر ]أررل روُّقرغودل اَلرَزوُّكر روُّرشرهاًردةد اَلرَزوُّكر‬،‫روُّقرغودل اَلرَزوُّكر‬
‫ت‬

"Maukah aku ceritakan kepada kalian tentang dosa yang paling besar?”, sebanyak tiga

kali. Maka kami menjawab, "Wahai Rasulullah, kami mau.” Rasulullah Saw. bersabda,

"Mempersekutukan Allah dan menyakiti kedua orang tua.” Pada mulanya beliau

bersandar, lalu duduk tegak dan bersabda, "Ingatlah, ucapan dusta, ingatlah kesaksian

palsu!" Rasulullah Saw. mengulang-ulang sabda terakhirnya ini, sehingga kami berkata

(dalam hati) bahwa seandainya beliau diam.

Akan tetapi, menurut makna lahiriah nas ayat ini menunjukkan bahwa makna yang

dimaksud ialah tidak menghadiri hal-hal yang berdosa. Karena itulah disebutkan dalam

firman selanjutnya:

{ً‫}روُّإكرذاَ رمرَروُّاَ كباًلللغغكو رمرَروُّاَ ككرراَمما‬

dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-

perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.

(Al-Furqan: 72)
Yakni mereka tidak mau menghadiri perbuatan yang tidak berfaedah itu, dan apabila

secara kebetulan mereka bersua dengan orang-orang yang sedang melakukannya, maka

mereka lewati saja dan tidak mau mengotori dirinya dengan sesuatu pun dari perbuatan

yang berdosa itu. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:

{ً‫}رمرَروُّاَ ككرراَمما‬

mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya. (Al-Furqan: 72)

‫َ أرلن اَغبرن‬،‫َ أرغخبررركنيِ إكغبرراَكهيدم غبدن رمغيرسرة‬،‫َ رعغن دمرحلمكد غبكن دمغسلكمم‬،ِ‫َ رحلدثررناً أردبو اَغلدحرسغيكن اَغلكعغجلكرَي‬،‫ رحلدثررناً أردبو رسكعيمد اَلرشجج‬:‫رقاًرل اَغبدن أركبيِ رحاًتكمم‬

ً‫َ روُّأرغمرسىَ رككريمما‬،‫صبررح اَغبدن رمغسدعومد‬


‫ "لرقرغد أر غ‬:‫اد رعلرغيكه روُّرسللرم‬
‫صللىَ ل‬
‫ضاً فررقاًرل اَلنلبكرَيِ ر‬
‫"رمغسدعومد رملر بكلرغهمو دمغعكر م‬

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id Al-Asyaj, telah

menceritakan kepada kami Abul Hasan Al-Ajali, dari Muhammad ibnu Muslim, bahwa

Ibrahim ibnu Maisarah telah menceritakan kepadaku bahwa Ibnu Mas'ud pernah bersua

dengan orang-orang yang sedang melakukan perbuatan yang tidak berfaedah, maka dia

tidak berhenti. Lalu Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya Ibnu Mas’ud di pagi hari

dan petang harinya menjadi orang yang menjaga kehormatan dirinya.

‫ برلررغكنيِ أرلن اَغبرن‬:‫َ أرغخبررركنيِ اَغبدن رمغيرسررةر رقاًرل‬،‫َ أناً دمرحلمدد غبدن دمغسلكمم‬،‫ا‬ َ‫رحلدثررناً اَغلرحرسدن غبدن دمرحلمكد غبكن رسلررمةر اَلنلغحكو ر‬
‫َ أناً رعغبدد ل ك‬،‫َ رحلدثررناً كحلباًدن‬،‫ي‬

‫ ثدلم تررل إكغبرراَكهيدم‬."ً‫صبررح اَغبدن رمغسدعومد روُّأرغمرسىَ رككريمما‬


‫ " لرقرغد أر غ‬:‫اد رعلرغيكه روُّرسللرم‬
‫صللىَ ل‬ ‫َ فررقاًرل رردسودل ل‬،‫ف‬
‫اك ر‬ ‫ضاً فرلرغم يرقك غ‬
‫رمغسدعومد رملر بكلرغهمو دمغعكر م‬

{ً‫ }روُّإكرذاَ رمرَروُّاَ كباًلللغغكو رمرَروُّاَ ككرراَمما‬:‫غبدن رمغيرسرررة‬

Telah menceritakan pula kepada kami Al-Husain ibnu Muhammad ibnu Salamah An-

Nahwi, telah menceritakan kepada kami Hibban, telah menceritakan kepada kami

Abdullah, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Muslim, telah menceritakan

kepadaku Maisarah; telah sampai suatu berita kepadanya bahwa Ibnu Mas'ud pernah
bersua derigan orang-orang yang sedang melakukan perbuatan yang tidak berfaedah,

tetapi dia tidak berhenti. Maka Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya Ibnu Mas’ud di

pagi hari dan petang harinya menjadi orang yang menjaga kehormatan dirinya. Kemudian

Ibrahim ibnu Maisarah membaca firman-Nya: dan apabila mereka bertemu dengan

(orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui

(saja) dengan menjaga kehormatan dirinya. (Al-Furqan: 72

‫روُّاَللكذيرن إكرذاَ دذشكدروُّاَ كبآِرياً ك‬


‫ت رربشكهغم لرغم يركخرَروُّاَ رعلرغيرهاً د‬
ً‫ص جمما‬

E. Tafsir al-ayat / penjelasan tafsir ayat berbagai hal

Apa yang telah disebutkan di atas merupakan sebagian dan sifat-sifat hamba-hamba

Tuhan Yang Maha Pemurah, yaitu bahwa mereka tidak pernah memberikan kesaksian

palsu. Menurut suatu pendapat, makna yang dimaksud adalah tidak pernah berbuat

kemusyrikan dan tidak pernah menyembah berhala. Menurut pendapat yang lainnya lagi

ialah tidak pernah berdusta, tidak pernah berbuat fasik, tidak pernah berbuat kekafiran,

tidak pernah melakukan perbuatan yang tidak ada faedahnya, dan tidak pernah berbuat

kebatilan. Menurut Muhammad ibnul Hanafiyah, makna yang dimaksud ialah perbuatan

yang tidak ada faedahnya dan bernyanyi. Abul 'Aliyah, Tawus, Ibnu Sirin, Ad-Dahhak,

dan Ar-Rabi' ibnu Anas serta lain-lainnya mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah

tidak pernah menghadiri hari-hari raya kaum musyrik. Menurut Umar ibnu Qais,

maknanya ialah tidak pernah menghadiri majelis yang di dalamnya dilakukan kejahatan

dan kefasikan.
Malik telah meriwayatkan dari Az-Zuhri, bahwa makna yang dimaksud ialah tidak pernah

minum khamr dan tidak pernah menghadiri tempatnya serta tidak pernah menyukainya,

seperti yang disebutkan di dalam sebuah hadis:

"‫س رعرلىَ رماًئكردمة يدرداَدر رعلرغيرهاً اَغلرخغمدر‬


‫"رمغن ركاًرن يدغؤكمدن كباًللك روُّاَغليرغوكم اَغلكخكر فررل يرغجلك غ‬

Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, maka janganlah ia duduk di

suatu hidangan yang digilirkan padanya minuman khamr.

F. Konteks ayat pada masa kini

Di zaman globalisasi, dimana sekat sekat sudah tidak ada, dunia serasa menyempit,

pengaruh dan budaya asing adalah hal yang niscaya dan mesti menerpa kita, sehingga

diperlukan prinsip agama yang kokoh dengan pendidikan keimanan yang benar dan lurus,

untuk menghadapi pengaruh pengaruh asing (yang kadang menyesatkan) tersebut. Dari

hal tersebut dapat ditarik kesimpulan, bahwa nilai-nilai pendidikan akhlak terpuji yang

tercakup dalam Surat Al-Furqan ayat 72 yaitu: tidak memberikan kesaksian palsu. Hal ini

juga tercantumkan dalam undang uandang sebagaimana berikut:

Pasal 242 Ayat (1) berbunyi , "Barang siapa dalam hal-hal yang menurut undang-undang

menuntut sesuatu keterangan dengan sumpah atau jika keterangan itu membawa akibat

bagi hukum dengan sengaja memberi keterangan palsu, yang di atas sumpah, baik dengan

lisan maupun tulisan, maupun oleh dia sendiri atau kuasanya yang khusus untuk itu

dihukum penjara selama-lamanya tujuh tahun." Kemudian, Pasal 55 Ayat (2) berbunyi,

"Barang siapa yang dengan, pemberian janji-janji, penyalahgunaan wewenang,

kekerasan, ancaman, tipu muslihat, atau dengan cara memberi kesempatan, sarana atau
informasi sengaja menganjurkan atau membujuk (dilakukannya) suatu tindak pidana akan

dipidana sebagai pelaku kejahatan."

PENUTUP

Apa yang telah disebutkan dalam Qs. Al-furqan ayat 72 merupakan sebagian dan

sifat-sifat hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pemurah, yaitu bahwa mereka tidak pernah

memberikan kesaksian palsu.

Menurut pendapat yang lain, makna firman Allah Swt.: yang tidak memberikan

persaksian palsu. (Al-Furqan: 72) Yakni kesaksian palsu alias sengaja berdusta untuk

mencelakakan orang lain. Hal ini juga tertuang dalam Pasal 242 Ayat (1) dan Pasal 55

Ayat (2)

Anda mungkin juga menyukai