Anda di halaman 1dari 4

Urgensi Mempelajari Tajwid Dalam Membaca Al-Qur’an

Pengertian Al-Qur’an
Dalam bukunya yang berjudul At-Tajwid Al-Mushawwar, Dr. Aiman Rusydi Suwaid
menuliskan definisi Al-Qur’an yaitu, “Kalam Allah Ta’ala yang diturunkan ke dalam hati
Nabi Muhammad ‫ﷺ‬, membacanya bernilai ibadah, tertulis diantara dua sampul kitab,
diriwayatkan kepada kita secara mutawatir, (manusia dan jin) ditantang untuk membuat
surat paling pendek sepertinya”.
Maksud dari mutawatir adalah periwayatan suatu kabar secara luas, dari suatu
tingkatan ke tingkatan lain, dari awal hingga akhir rangkaian isnad, dimana mustahil
menurut akal jika seluruh perawi (pembawa berita) sepakat berdusta
Pengertian dan Tujuan Mempelajari Tajwid

ْ ُْ َ َ ْ ُ َ َ َْ ٰ َ ُ َْ ُ ‫ﱡ‬ َ َ َ ْ َ ٰ ْ ّ َ ُ ْ ْ َ َ ٗ ‫َﱠ‬
‫ﺎن‬ َ
ٍ ‫ِﺑ ِلﺴ‬
َ ْ
ۙ‫ﻗل ِﺒﻚ ِ كون ِمﻦ المﻨ ِﺬ ِريﻦ‬ ۙ ْ ‫الﺮ ْوح ا ِم‬ ‫ﻧ َﺰل ِﺑ ِﻪ‬ ۗ ‫واِ ﻧﻪ لت ِ يل ر ِب العل ِم‬
َ
(195-192 :26/‫) الﺸعﺮاۤء‬ ٍۗ ْ ‫ع َﺮ ِ ّ ﱡم ِﺒ‬
ٍ
Artinya: “Sesungguhnya ia (Al-Qur’an) benar-benar diturunkan Tuhan semesta alam. Ia
(Al-Qur’an) dibawa turun oleh Ruhulamin (Jibril). (Diturunkan) ke dalam hatimu (Nabi
Muhammad) agar engkau menjadi salah seorang pemberi peringatan. (Diturunkan)
dengan bahasa Arab yang jelas”. (Q.S. Asy-Syu'ara'/26:192-195)
Pada ayat diatas sangat jelas bahwa Al-Qur’an diturunkan dengan Bahasa Arab yang
jelas atau fasih. Untuk mencapai kefasihan tersebut maka ulama menetapkan ilmu yang
disebut ilmu tajwid yang bertujuan agar pelafalan Al-Qur’an terjaga dan sama persis
sebagaimana Al-Qur’an tersebut diturunkan.
ً ْ َ َ ٰ ُْ ّ ََ
(73:4/‫المﺰ ّمل‬
ّ ) ۗ ‫…ور ِﺗ ِل الﻘ ْﺮان ﺗ ْﺮ ِﺗي‬

Artinya: “… dan bacalah Al-Qur’an itu dengan tartil”. (Q.S. Al-Muzzammil/73:4)


Menurut ‘Ali bin Abi Thalib c, “Tartil adalah men-tajwid-kan huruf dan mengenal
waqaf”.
Tajwid menurut bahasa adalah memperbagus. Jawwada yujawwidu yang artinya
hassana yuhassinu (memperbagus).
Sedangkan menurut istilah ada beberapa pendapat diantaranya:
1. Menurut Dr. Aiman Rusydi Suwaid, “Tajwid adalah ilmu untuk mengetahui
pengucapan huruf-huruf Arab secara benar dengan mengetahui makhraj-makhraj-
nya, sifat-sifat lazimah dan ‘aridhah-nya serta hukum yang muncul darinya”.
2. Menurut Ustadz Efendi Anwar, “Tajwid adalah membaca Al-Qur’an dengan benar
sebagaimana bacaan Rasulullah ‫ ﷺ‬dan para sahabat c dengan cara mengeluarkan
huruf dari makhraj-nya, memenuhi sifatnya dan memperhatikan hukum bacaannya”.
Hukum membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar adalah fardhu ‘ain atau wajib bagi
tiap-tiap muslim sedangkan mempelajari teorinya adalah fardhu kifayah atau
kewajibannya akan gugur jika ada salah seorang dari suatu kaum/ kumpulan/
komunitas telah mempelajarinya.
Tujuan mempelajari tajwid adalah menjaga lisan agar tidak salah dalam membaca Al-
Qur’an.
Keutamaan Mempelajari Tajwid

ّ َ َ ‫ﱠ ﱠ‬
‫ َمﻦ‬:‫هل ِم َﻦ ا ﺎس ﻗﺎلوا‬ِ ‫ﷲ‬
‫ا‬ ِ ِ ‫ﻪ وسلم ِان‬ ‫اﷲ‬ ‫ ﻗﺎل رسول اﷲ ص‬:‫اﷲ عﻨﻪ ﻗﺎل‬ ‫عﻦ ا ر‬
ُ ُ ‫َ ﱠ‬ ُ َ ُ ُ ُ َ َ
‫ اهل الﻘﺮآن هم اهل اﷲِ َو ﺎصتﻪ‬:‫هم َيﺎ َر ُسول اﷲ؟ ﻗﺎل‬

Artinya: “Dari Anas c, berkata bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda; “Sesungguhnya Allah


memiliki keluarga dari kalangan manusia.” Para sahabat bertanya, “Siapakah mereka
ya Rasulullah?” beliau menjawab, “Ahlul Qur’an, mereka adalah keluarga Allah dan
orang-orang istimewa-Nya.”” (HR Nasai, Ibnu Majah, Hakim, dan Ahmad).
Begitu istimewanya orang yang mempelajari Al-Qur’an dan tajwid adalah salah satu
bagiannya. Berdasarkan hadits di atas, barangkali dan tentu saja sangat berharap kita-
kita yang mempelajari Al-Qur’an ini bisa menjadi wasilah untuk masuk ke dalam
keluarga Allah.

َ َ ْ َ َ ْ َْ ‫ُ َ ْ َ ْ ٰ ﱠ‬
(35:32/‫) ﻓﺎﻃﺮ‬ …ۚ‫ﺛﱠم ا ْو َر ﺎ ا ِك َب ا ِ اصطف ﻨﺎ ِم ْﻦ ِع َﺒ ِﺎدﻧﺎ‬

Artinya: “Kemudian, Kitab Suci itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih
di antara hamba-hamba Kami…” (Q.S. Fathir/35:32)
Kesalahan-kesalahan Dalam Membaca Al-Qur’an
Kesalahan dalam membaca Al-Qur’an disebut dengan lahn. Kesalahan (lahn) dalam
membaca Al-Qur’an ada dua yaitu:
1. Lahn Jali (Kesalahan Yang Tampak)
Lahn jali adalah kesalahan yang terlihat jelas sehingga mengakibatkan perubahan
dalam bacaan, baik itu berubah makna ataupun tidak. Lahn jali meliputi perubahan
harakat dan perubahan huruf atau sifatnya.
Lahn jali hukumnya haram jika dilakukan dengan sengaja atau tidak ada niat untuk
memperbaiki kesalahan tersebut.
Contoh:

َ َٰ ّ َ ‫َ ُ ﱠ‬
Bacaan Benar Bacaan Salah
َ َ ٰ ّ َ ‫َ ُ ﱠ‬
‫ﷲ ر ِب ٱلۡعل ِم‬
ِ ِ ‫ٱ ۡ مۡد‬ ‫ﷲ ر ِب ٱ ل ِم‬
ِ ِ ‫ٱلۡﻬمۡد‬

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta Segala kehancuran bagi Allah
alam Tuhannya rasa sakit

ّ َ ‫ٰم‬ ّ َ ٰ
ِ ِ ‫ﻚ يوۡ ِم ٱ‬
ِ ِ ِ ِ ‫يو ِۡم ٱ‬ ِ ِ‫م‬

Pemilik hari pembalasan Milik saya hari pembalasan

ُ َ َ َ ُ َ َ ُ َ َ َ ُ َ َ
‫ِإﱠيﺎك ﻧع ُۡﺒد َو ِإﱠيﺎك ۡت ِع‬ ‫ِإ َيﺎك ﻧع ُۡﺒد َو ِإ َيﺎك ۡت ِع‬

Hanya kepada Engkau kami menyembah Kepada cahaya matahari-Mu kami


dan hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada cahaya
memohon pertolongan matahari-Mu kami memohon
pertolongan

ََ َ َ َ َ ‫َ ﱠ‬ ََ ُ َ َ َ ‫َ ﱠ‬
ۡ‫ِ َ اط ٱ ِ ۡ أﻧۡعمۡت لي ِۡﻬم‬ ۡ‫ِ َ اط ٱ ِ ۡ أﻧۡعمۡت لي ِۡﻬم‬

Jalan orang-orang yang telah Engkau Jalan orang-orang yang telah saya
beri nikmat beri nikmat

2. Lahn Khafi (Kesalahan Yang Tersembunyi)


Lahn khafi adalah kesalahan yang tersembunyi, bisa jadi mengakibatkan perubahan
lafaz namun tidak mengakibatkan perubahan makna. Contohnya kurang dalam
ghunnah, kelebihan atau kurang dalam kadar mad, dan semisalnya.
Lahn khafi menurut pendapat yg rajih (kuat) hukumnya terlarang atau tercela jika
dilakukan dengan sengaja.
Lahn khafi banyak sekali terjadi, diantaranya:
 Tidak menyempurnakan harakat sebagaimana seharusnya.
 Berlebihan dalam menebalkan huruf-huruf tafkhim dan tarqiq.
 Mengalirkan dengan sengaja suara huruf-huruf yang berharakat melalui
rongga hidung.
 Tidak konsisten dalam menentukan kadar panjang mad atau ghunnah.
 Memantulkan huruf-huruf yang bukan qalqalah dan tidak memantulkan
huruf-huruf qalqalah.
 Berlebihan dalam mengucapkan sebagian huruf hijaiyah.
 Berlebihan dalam sebagian sifat huruf.
 Dan lain sebagainya.

Hukum kesalahan (lahn) baik itu lahn jali ataupun lahn khafi dalam membaca Al-
Qur’an tidak berlaku bagi mereka yang tidak sengaja atau lupa ataupun masih dalam
proses belajar. Sesuai hadits berikut:

ُ ‫ﱠ‬ ُ ْ ‫ﱠ‬
ُ َ ََََْ َ ْ ُْ َ َْ َ َ َ َ َ َ َ ‫َ َ ﱠ‬ ٌ َ َ ُ َ َ ْ ُ َ ‫ا ِ ي َيﻘ‬
‫ وا ِ ي يﻘﺮأ الﻘﺮآن وي تعتع ِﻓ ِﻪ‬،‫ام ا ر ِة‬ ‫ﺮ‬
ِ ِ ‫ك‬ ‫ا‬ ‫ة‬
ِ ‫ﺮ‬ ‫ف‬ ‫الﺴ‬ ‫ع‬ ‫م‬ ‫ﻪ‬
ِ ‫ﺑ‬ ‫ﺮ‬
ِ ِ ‫ﺎه‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫و‬ ‫آن‬ ‫ﺮ‬‫الﻘ‬ ‫أ‬ ‫ﺮ‬

َ ‫أج‬ْ َُ ‫َ ُ َ ََْ َ ﱞ‬
‫ان‬ِ ‫ﺮ‬ ‫ِﻪ شﺎق‬ ‫وهو‬

Artinya : "Orang yang mahir membaca Al-Quran, dia berada bersama para malaikat
yang terhormat dan orang yang terbata-bata di dalam membaca Al-Quran serta
mengalami kesulitan, maka baginya dua pahala". (HR. Bukhari Muslim)
Tempo Bacaan Al-Qur’an
Tempo dalam membaca Al-Qur’an ada 3, yaitu:
1. Tahqiq, yaitu membaca dengan tempo sangat pelan namun tanpa mengurangi kadar
hak yang harus diberikan kepada setiap huruf. Biasanya digunakan dalam proses
belajar mengajar
2. Tadwir, yaitu membaca dengan tempo sedang. Biasanya digunakan saat tilawah
sendirian
3. Hadr, yaitu membaca dengan tempo cepat. Biasanya digunakan saat setoran
hafalan.
Yang perlu diperhatikan dalam tempo bacaan adalah tidak mengurangi atau menambah
kadar hak huruf serta hukum-hukumnya.

Anda mungkin juga menyukai