Anda di halaman 1dari 27

Tingkatan dalam Pembelajaran Tajwidul Huruf :

1. Tahsiinul Huruf wash Shaut (Perbaikan Huruf dan


Suara)
Berkaitan dengan tahsiinul huruuf wash-shaut, para pembaca Al-
Quran terbagi menjadi 4 golongan :
1) Orang yang mengamalkan kaidah-kaidah tajwid dan
membaguskan suara.
2) Orang yang mengamalkan kaidah-kaidah tajwid namun suaranya
biasa-biasa saja.
3) Orang yang suaranya merdu namun tidak mengamalkan kaidah-
kaidah tajwid.
4) Orang yang tidak mengamalkan kaidah-kaidah tajwid dan
suaranya biasa-biasa saja.
2. Marhaalatut Takmil (Penyempurnaan)
Pada tahapan ini, pelajar akan mempelajari beberapa sifat
penghias dan hukum-hukum tajwid. Tahap ini tidak akan
bisa diikuti dengan baik, kecuali bila tahap pertama telah
dikuasai, baik secara teori ataupun praktik.
3. Marhaalatul Itqaan (Pemantapan)

Semua tingkatan ini harus dilalui secara perlahan demi


kesempurnaa bacaan Al-Quran dan menghindarkan Qori
dari Lahn.
Imam Abu Muzahim Al-Khaqani r berkata dalam Manzhumahnya :
َۡ َ ۡ َّ ٌ َ ۡ َ َ ۡ ُ َ ۡ ۡ ‫َ َ َّ ُ ۡ ذ‬
‫ـرى‬ ِ ‫حف ِظهِ ومع‬
ِ ‫ـرفة بِاللـح‬
ِ ‫ـن فِيـهِ إِذا َي‬ ِ ‫فأول عِل ِم الِك ِر إِتقان‬
ۡ ُ ۡ َّ ُ ۡ َ َ َّ َ َ ُ َ ُ َ ۡ َ ۡ َّ ً َ ۡ ُ َ
ِ‫فكن َعرِفابِاللح ِن كيمات ِزيله ومال َِّلِى َل يع ِرف اللح ِن مِن عذر‬
“Yang pertama kali harus dipelajari dari ilmu Al-Qur’an adalah
menguatkan hafalannya, dan mengetahui kesalahan-kesalahan yang
keluar dari mulutmu,
Hendaklah engkau menjadi orang yang mengetahui kesalahan
dalam membaca Al-Qur’an agar engkau bisa menghilangkannya,
maka tidak ada udzur bagi orang yang tidak mengetahui
kesalahannya.”
ُ ۡ َّ
A. Definisi Al-Lahn (‫)اللحن‬
Menurut Bahasa : ‫اب‬‫و‬ َّ ‫الم ۡي ُل َعن‬
َ ‫الص‬ َ yang berarti menyimpang dari
• ِ ِ
kebenaran
• Menurut Istilah : Kesalahan yang terjadi dalam membaca Al-
Qur’an yang dapat merusak kaidah-kaidah tilawah (bacaan).
(Hilyatut Tilawah Fi Tajwidul Quran Hal. 152)

B. Urgensi Lahn
• Lahn atau kesalahan ketika membaca Al-Quran merupakan ‘aib
yang harus dihindari karena kemungkinan dapat mengubah arti.
Oleh karena itu, para ulama menyebutkan beberapa keterangan
pentingnya i’rab untuk menjauhi kesalahan ketika membaca
lafazh-lafazh Al-Quran.
Syaikh Asy-Syuway’ir r meriwayatkan bahwa Abu Bakr Ash-
Shiddiq h mengatakan :
ُ ُ ۡ َ ُ ُ ۡ َ ُ ۡ ُ ۡ َ ُّ َ
‫أيها ٱلمسلِمون أع ِربوٱلقرآن أع ِربوٱلقرآن‬
“Wahai kaum muslimin i’rabkanlah Al-Quran, i’rabkanlah Al-Quran.”
• Maksudnya adalah membaca Al-Qur’an dengan benar tanpa
mengubah makna. Maka menurut Syaikh Asy-Syuway’ir I’rab
itu ada ada dua :
• I’rab yang wajib :
• Mengeluarkan huruf dengan benar, dan
• Mengucapkan harakat dengan benar.
• I’rab yang Sunnah :
• Menyempurnakan sifat huruf dan hukum-hukumnya
Asy-Syaikh ‘Utsman bin Sulaiman Murad ‘Ali Agha r berkata dalam
As-Salsabil Asy-Syafi’i :
َ ۡ َ ۡ َ ٌ َ َ ُّ ُ َ َ ُّ َ َ ۡ ُ ۡ َّ َ
‫خَل ٍف ِِف ٱۡل ِف‬ ِ ‫ـِل وخ ِف ُك حرام مع‬ ِ ‫ان ج‬ ِ ‫وٱللحن ق ِسم‬
َ ‫عـ‬ ۡ ُّ َ َ َ َّ َ ۡ ٌ َ َ ۡ َ
‫ـن‬ ۡ ‫ـطأ ِِف ٱل َم ۡبـن خـل بِـهِ أ ۡو َلَيِـل ٱل َم‬
َ ‫ٱۡلـِل فخ‬ َ ‫أ َما‬
ِ ِ
“Dan lahn itu ada dua jenis; lahn jaliy dan lahn khafiy. Keduanya
haram, namun sebagian Ulama Qiraat berbeda pendapat mengenai
hukum lahn khafiy, apakah ia haram atau makruh.
Adapun lahn jaliy adalah kekeliruan dalam masalah tata bahasa, baik
mengubah ataupun tidak mengubah makna. Seperti mengubah,
menambah atau mengurangi huruf dan mengubah harakat”.
C. Pembagian Lahn

AL-LAHN

AL-LAHNUL KHAFIY AL-LAHNUL JALIY


1. Al-Lahnul Jaliy ( )
Al-Jaliy berarti terang atau jelas, yakni
kekeliruan yang terlihat dengan jelas baik
dikalangan awam maupun para ahli tajwid. Yakni
kesalahan yang terjadi pada lafazh-lafazh
sehingga dapat merusak kaidah tilawah dan
tatanan bahasa arab dalam Al-Qur’an baik
merancukan makna yang terkandung di
dalamnya atau tidak.
2. Keberadaan Al-Lahnul Jaliy

NO. AL-LAHNUL JALIY TERJADI PADA


Mengganti Huruf

A HURUF Mengurangi (Membuang) Huruf


Menambah Huruf
Mengganti Harakat
B HARAKAT Men-Sukunkan Huruf Berharakat
Memberi Harakat Huruf Sukun
a. Berkaitan dengan Huruf (Mengganti Satu Huruf dengan Huruf
yang lain dan Menambah atau Mengurangi Huruf)

َ‫ٱل ۡ َه ۡم ُد ِ َّّلِلِ َر ذب ٱ ۡۡلَل َمي‬


BACAAN BENAR BACAAN SALAH
ۡ
َ‫ٱۡل ۡم ُد ِ َّّلِلِ َر ذب ۡٱل َع ٰـلَمي‬
َ
ِ ِ ِ ِ
Segala Kehancuran Bagi allah Rabbnya Rasa
Segala Puji Bagi Allah Rabb Semesta Alam Sakit

‫ِين‬
‫ٱل‬‫ك يَ ۡو ِم ذ‬
ِ ِ ‫ل‬‫ـ‬ٰ ‫َم‬ ‫ِين‬
‫ٱل‬‫َم ٰـل ِيك يَ ۡو ِم ذ‬
ِ ِ
Pemilik Hari Pembalasan Milik Saya Hari Pembalasan
ُ‫اك ن َ ۡس َتعِي‬
َ َّ‫اك َن ۡع ُب ُد ِإَوي‬
َ َّ‫إي‬ ُ‫اك َن ۡع ُب ُد ِإَويَا َك ن َ ۡس َتعِي‬
َ َ‫إي‬
ِ ِ
Hanya Kepada Engkaulah Kami Menyembah Hanya Kepada Cahaya Matahari-Mu Kami
Dan Hanya Kepada Engkaulah Kami Memohon Menyembah Dan Kepada Cahaya Matahari-Mu
Pertolongan Kami Memohon Pertolongan
b. Berkaitan dengan Harakat;
Harakat (Menambah
mengubah harakat, fathah menjadi kasrah, kasrah
menjadi dhammah, atau selainnya.)

َ ‫ِين َأ ۡن َع ۡم‬ ُ ‫ِين َأ ۡن َع ۡم‬


BACAAN BENAR BACAAN SALAH
ۡ‫ت َعلَ ۡيهم‬ َ ‫ص َر ٰ َط َّٱل‬
ِ ۡ‫ت َعلَ ۡيهم‬ َ ‫ص َر ٰ َط َّٱل‬
ِ
ِ ِ
Jalan Orang-orang Yang Telah Engkau Jalan Orang-Orang Yang Telah Saya beri
Beri Nikmat Nikmat
ُ ُ َ َ َ ۡ ُ ۡ َ ‫ ذ‬ٞ ٓ َ َ َّ َّ َ
ُ‫وُلۥ‬ ُ َ َ َ ۡ ُ ۡ َ ‫ ذ‬ٞ ٓ َ َ َّ َّ َ
ِ ‫أن ٱّلِل ب ِريء مِن ٱلم‬
‫ۡشك ِي ورس‬ ‫ۡشك ِي ورسو ُِل‬
ِ ‫أن ٱّلِل ب ِريء مِن ٱلم‬
Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya
Sesungguhnya Allah berlepas diri dari
berlepas diri dari orang-orang musyrik
orang-orang musyrik dan Rasul-Nya
[QS. At-Taubah, 9: 3]
3. Hukum Lahn Jaliy
• Lahn jaliy hukumnya haram secara mutlak, karena ia
mengubah makna. Adapun orang yang awam (jahil), wajib
baginya belajar. Sedangkan orang yang tidak sanggup
belajar hendaknya membaca bacaan yang shalatnya sah
dengannya, tidak menjadi imam, dan tidak menjahr
bacaannya di majelis kaum muslimin. (Hilyatut Tilawah hal. 153)
• Syaikh Mahmud al-Hushari r berkata : “Lahn jaliy haram
menurut kesepakatan kaum muslimin, pelakunya mendapat
dosa apabila melakukannya dengan sengaja. Namun jika
dilakukan karena lupa atau tidak tahu, maka itu tidak
haram.” (Ahkamu Qiratil Qur’an hal. 35)
• Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah r berkata : “Tidak
sepatutnya bagi penuntuk ilmu untuk shalat
bermakmum di belakang orang yang tidak benar
dalam membaca Al-Fatihah, terjatuh dalam lahn
jaliy sehingga mengubah huruf atau harakatnya.
Adapun orang yang salah dalam lahn khafiy, dan
mungkin terkandung dalam qiraah dan memiliki
alasan dalam hal tersebut, maka shalatnya dan
shalat orang bermakmum kepadanya tidak batal.”
(Majmu’ul Fatawa XXII/433. XXIII/350)
4. Pembenahan Lahn Jaliy
• Cara untuk memperbaiki kesalahan dari lahn jaliy pada
Huruf, dilakukan dengan dua cara yaitu :
a. Mengenal Makharijul Huruf dan Sifhatnya
b. Talaqqi (belajar langsung dari guru)
• Cara untuk memperbaiki kesalahan dari lahn jaliy pada
Harakat, dilakukan dengan tiga cara yaitu :
a. Mengenal tata cara pengucapan Harakat dan Sukun
b. Mengenal kaidah-kaidah Bahasa arab
c. Talaqqi.
2. Al-Lahnul Khafiy ( ) menurut istilah :
“Sebuah kesalahan yang terjadi pada lafazh-lafazh
dengan tidak menunaikan kaidah-kaidah tajwid, namun
tidak merusak bahasa, tatanannya serta maknanya”
[Ahkam Qiro’atil Qur’anul Karim, Hal. 35]

Asy-Syaikh ‘Utsman Murad dalam As-Salsabil Asy-Syafi’i mengatakan :

ۡ ۡ َۡ َ َ ۡ َۡ ۡ ۡ ٌ َ َ َ ۡ َ
َ
‫ي إِخَل ٍل كَتكِ ٱلوص ِف‬
ِ ‫مِن غ‬ ‫أ َّما ٱۡل ِف فخ َطأ ِِف ٱل ُع ۡر ِف‬
“Adapun lahn khafiy adalah kekeliruan dalam ‘urf (tata cara
membaca Al-Quran yang telah disepakati ulama qiraat), dan
tidak mengubah makna kandungan Al-quran”.
Diantara Kesalahan – Kesalahan Lahn Khafiy :
• Mentakrirkan huruf ra’ secara berlebihan atau terlalu
menguranginya,
• Berlebihan dalam mengucapkan huruf lam,
• Mengurangi atau menambah kadar mad,
• Membaca sambil menggigil (secara dibuat-buat),
• Menipiskan huruf-huruf tebal,
• Memantulkan huruf-huruf yang bukan Qalqalah,
• Membaca sambil dipaksakan menangis (secara dibuat-buat),
• Berhenti (waqaf) dengan harakat yang sempurna,
• Menghilangkan kejelasan huruf awal dan akhir pada sebuah kalimat,
• Isyba’ harakat, yaitu menambah sedikit harakat sebelum sukun.
Bacaan Seharusnya Dibaca
َّ ُ ۡ َ ۡ
ِ‫ٱۡلمد ِّلِل‬ Alhamdu (tanpa
memantulkan Lam)
Alehamdu memantulkan
Lam)
َ َ‫إي‬
‫اك‬ ِ Iyya (dengan menekan Ya) Iiyaka (tanpa menekan Ya)
ۡ
‫َر َزق َنٰ ُه ۡم‬ Razaqanahum Razaqenaahum (qalqalah

َ ُۡ
(qalqalah/Tafkhim) tarqiq)

‫أن ِزل‬ Dibaca dengan Ikhfa’ tipis


(tarqiq)
Dibaca dengan Ikhfa’ tebal
(tafkhim)
َ ُ ُۡۡ ُ ُ Dibaca dengan
‫هم ٱلمفلِحون‬ mengalirkan nafas pada
Dibaca tanpa mengalirkan
nafas pada huruf FA

ً‫أَ ۡف َواجا‬
huruf FA
Afwaajaa dibaca Afwaajaaaa
dua harakat Dibaca lebih dua harakat
َ ‫َج‬
‫آء‬ Jaaaa-a dibaca minimal 4
Jaa-a Dibaca 2 harakat
harakat
3. Hukum Lahn Khafiy :
Sebagaimana bahasan tentang hukum beriltizam dengan tajwid
yang harus kita bedakan sesuai keadaan para qari Al-Quran adalah :
a) Apabila qiraahnya dalam rangka talaqqi dan musyafahah, maka wajib
untuk menjaga diri dari lahn khafiy dan tidak boleh sengaja
melakukannya walaupun tidak merusak makna. Karena maqamnya di
sini adalah maqam Riwayat dan lahn khafiy merupakan kedustaan
dalam Riwayat.
b) Apabila qiraahnya dalam rangka tilawah biasa, jika si qari’ orang yang
mutqin dan pandai tentang hukum-hukum, maka aib (tercela) bagi
dirinya membaca Al-Quran dengan tidak mengamalkan tajwid.
c) Apabila si qari’ orang awam, maka insya Allah tidak mengapa, karena
dia meninggalkan sifat-sifat tazyiniyyah tahsiniyyah (hiasan) yang
tidak mengeluarkan huruf dari tempatnya dan tidak merusak makna.
Al-Imam Ibnul Jazariy r dalam Thayyibah mengatakan :
ۡ َ ً َ ۡ ۡ َّ َ َ َ ۡ َّ َ ۡ َ َ َ َ َ ُّ ُ َ
‫وَكن ل ِلرس ِم ٱحتِماَل َيوِي‬ ِ‫فُك ما وافق وجه ٱنلحـو‬
ُ َ ۡ َ ۡ ُ َ َ َّ َ َ‫ف‬ ُ ُ ً
‫ـهـ ِذه ِ ٱثلـَلثـة ٱۡلرَكن‬ ‫ـح إِ ۡس َنـادا ُه َو ٱلق ۡرآن‬
َّ ‫َو َص‬

َِ‫ٱلس ۡبعة‬ ُ َّ‫ـذ ۡو َذهُ ل َ ۡو َأن‬


َّ ‫ـه ِف‬ ُ ُ
‫ش‬ ‫ت‬
ۡ َ ٌ ۡ ُ َّ َ ۡ َ َ ُ ۡ َ َ
ِ ِ ِ‫وحيثما َيتل ركن أثب‬
“Dan setiap yang sesuai dengan kaidah Nahwu, Juga sesuai
dengan rasm (Utsmani) walaupun dari satu sisinya,
Serta shahih (bersambung) sanadnya itulah Al-Quran, Maka inilah
tiga rukun (bacaan yang benar),
Kapan saja salah satunya tidak terpenuhi, Maka (bacaan tersebut)
syadz (salah) walaupun termasuk dalam Qira’ah Sab’ah.”
RUKUN QIRA’AH SHAHIHAH

Sesuai dengan salah Sesuai dengan Rasm Bacaan dengan sanad


satu sisi kaidah Bahasa ‘Utsmani (tulisan dalam yang shahih tersambung
Arab, walaupun Lemah Mushaf Utsmani) hingga Nabi g secara
walaupun secara ihtimal mutawatir
Al-Imam Ibnul Jazariy r dalam Thayyibah mengatakan:
ۡ‫َح ۡدر َوتَ ۡدوير َو ُ ٌُّك ُم َّت َبع‬ ۡ ‫اتل‬
ۡ‫ـح ِقـيق َمـع‬ ُ ۡ ُۡ َُ َُۡ
َّ ‫آن ب‬
ٍ ِ ٍ ِ ِ ‫ويقـرأ القر‬
َ ۡ ً َّ َ ُ ً َّ َ ُ َ َ ُ ُ ۡ ‫َم ۡع ُح ۡسن َص‬
َ
‫مرتَل ُمـودا بِـالـعر ِِب‬ ‫ب‬ِ ‫ر‬ ‫الع‬ ‫ون‬
ِ ‫ح‬ ‫ل‬ِ ٍ‫ب‬ ‫ت‬‫و‬ ِ
“Dan Al-Qur`an dibaca dengan tahqiq, dan
Hadr, dan tadwir dan semuanya ber-ittiba’.”
Dengan suara yang bagus, dengan dialek Arab
Dengan tartil dan tajwid dengan bahasa Arab
• Membaca Al-Quran dari segi bacaan lambat dan
cepatnya, sebagian ulama menjadi tiga tingkatan,
yaitu :

َ ۡ ُ ََ
ِ ‫مرات ِب ٱلقِراة‬

ُ‫ٱتل ۡحقيق‬
َّ ُ‫ٱ َّتل ۡدوير‬ َۡ
ُ‫ۡل ۡدر‬
ِ ِ ‫ٱ‬
(Tahqiq) (Tadwir) (Hadr)
1. Tahqiq adalah membaca Al-Qur`an dengan tempo yang
lambat dan suara yang jelas sambil benar-benar
menyempurnakan serta menjaga hak dan mustahak huruf.
Membaca dengan tahqiq afdhal dalam proses kegiatan
belajar-mengajar. Bacaan tahqiq memiliki karakter
tersendiri, diantaranya yaitu :
َّ ‫ۡ َ ُ ُذ‬
Menunaikan setiap huruf sesuai dengan haknya ‫ُك َح ۡر ٍف َحق ُه‬ ِ ‫إِعطاء‬
ُ ُ ۡ ُ َۡ
Menguraikan pengucapan huruf dengan baik dan
‫وف‬
ِ ‫تفكِيك ٱۡلر‬
benar sesuai dengan makhrajnya
ُ ‫ََتۡق‬
َ ‫يق ٱل ۡ َه‬
ِ ‫مزة‬
Membaca hamzah (dengan benar) ِ
َّ ُ ۡ ُ َ
Menyempurnakan bacaan ghunnah ‫ات‬ِ ‫ت ۡوف َِية ٱلغن‬
َ َۡ ُ َ ۡ
Menyempurnakan pengucapan harakat ِ ‫ٱۡل ُرَك‬
‫ت‬ ‫إِتمام‬
2. Tadwir adalah membaca Al-Qur`an dengan
tempo sedang, yakni berada di antara tahqiq
dan hadr, dengan menjaga hukum-hukum tajwid.
3. Hadr adalah membaca Al-Qur`an dengan tempo
cepat sambil tetap menjaga hukum-hukum
tajwid dengan sempurna. Hendaklah berhati-
hati dari mengurangi hak dan mustahak huruf,
meninggalkan ghunnah, tidak
memanjangkan/memotong mad, atau merusak
harakat (isyba’ & Ikhtilas).
• Adapun tartil bukanlah termasuk tingkatan tempo
membaca Al-Qur`an, melainkan sifat yang mesti
dijaga bersamaan dengan ketiga tingkatan yang
telah diuraikan. Jadi, dengan tempo apapun kita
membaca Al-Qur`an, wajib menyertakan tartil di
dalamnya.
• Membaca dengan tartil yaitu membaca dengan
pemahaman dan tadabbur, sambil menyempurnakan
hak dan mustahak huruf dari makhraj dan sifat-
sifatnya. Karena Al-Qur`an diturunkan untuk
dipahami, ditadabburi, dan diamalkan.

Anda mungkin juga menyukai