Anda di halaman 1dari 5

BAB I

KASUS KESALAHAN PENYUNTIKKAN

A. DEFINISI PENYUNTIKKAN

Injeksi/Penyuntikkan adalah salah satu prosedur perawatan kesehatan yang cukup


umum. Sebagian besar injeksi dilakukan dalam rangka perawatan kuratif, sedangkan
sebagian kecilnya untuk imunisasi, atau tujuan lain seperti transfusi darah. Dalam
beberapa kasus istilah injeksi digunakan secara sinonim dengan inokulasi bahkan oleh
pekerja yang berbeda di rumah sakit yang sama.

Injeksi yang sering disebut sebagai ‘shot’ atau ‘jab’ dalam bahasa Inggris, adalah
proses memasukkan cairan ke tubuh menggunakan jarum. Dalam praktik medis, cairan
yang kerap dimasukkan ke tubuh melalui injeksi adalah obat dan vitamin. Adapun
jarum yang digunakan dalam proses injeksi adalah jarum hipodermik dan jarum suntik.
Dalam dunia medis pula, injeksi kerap dikenal sebagai teknik pemberian obat melalui
parenteral, yaitu pemberian melalui rute selain saluran pencernaan. Injeksi parenteral
meliputi injeksi subkutan, intramuskular, intravena, intraperitoneal, intrakardiak,
intraartikular, dan intrakavernosa.

B. KESALAHAN PENYUNTIKKAN

Kesalahan penyuntikan/injeksi obat dapat menyebabkan resiko terjadinya reaksi alergi


ataupun efektifitas obat yang berkurang atau bahkan tidak menimbulkan efek sama
sekali. Kejadian kesalahan pemberian obat itu dapat berakibat fatal apabila terjadi pada
kondisi gawat darurat yang membutuhkan penanganan segera. Maka dari itu, sebelum
menyuntikkan obat sebaiknya diperiksa kembali nama obat, jenis, dan cara
penyuntikannya dengan baik. Jika kurang jelas, segera konsultasikanlah dengan dokter
mengenai cara pemberian obat yang paling tepat bagi pasien.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. FAKTOR PENYEBAB KESALAHAN PENYUNTIKKAN

Perawat yang kurang berpengalaman/kurang teliti dalam menyuntik atau


mahasiswa yang baru lulus dari sekolah keperawatan yang bekerja dirumah sakit.

B. SEBAB DAN AKIBAT KESALAHAN PENYUNTIKKAN

a. Jarum suntik tidak steril. Setiap jarum suntik yang akan dipakai harus
steril. Karena jika pasien memakai jarum bekas akan menyebabkan infeksi abses
lokal dan darah pasien akan tercemar dengan bekas darah pasien lain yang bisa
menyebabkan penyakit.

b. Kesalahan pencampuran obat/vaksin. Saat akan memakai vaksin yang


akan disuntikkan harus tepat pencampurannya. Jika tidak akan menyebabkan
vaksin tidak efektif, abses lokal, dan kematian.

c. Suntikan ditempat yang salah. Saat menyuntik perawat harus menyuntik


ditempat yang tepat jika tidak akan menyebabkan reaksi lokal atau abses dan
kerusakan syaraf statik pada pasien.

C. CARA MENCEGAH KESALAHAN PENYUNTIKAN

a. Jarum suntik memakai jarum yang masih steril.

b. Vaksin sebelum dipakai harus disimpan ditempat yang aman.

c. Tangan perawat tidak boleh menyentuh pinggiran jarum suntik agar

jarum tetap steril.

d. Perawat harus teliti dalam mencampurkan obat atau vaksin.

e. Dosis vaksin/obat yang diberikan perawat harus tepat agar pasien tidak

overdosis.

2
D. CONTOH KASUS

Rumah Sakit (RS) Siloam Karawaci, Tangerang, Banten mengakui ada dua pasien
meninggal lantaran menggunakan obat yang diduga tertukar kemasannya. Obat
tersebut yaitu obat anestesi Buvanest Spinal dan produk injeksi Asam Tranexamat
Generik. Gatal dan kejang-kejang terhadap pasien diketahui terjadi setelah disuntikan
Bunavest Spinal 0,5 persen heavy. Obat Bunavest tersebut diduga berisi obat lain
yaitu Asam Tranexamat.

E. ANALISIS
Dalam kasus ini terlihat jelas bahwa kelalaian perawat dapat menyebabkan kematian
pasien. Seharusnya sebelum obat itu di suntikkan ke pasien, perawat harus teliti dulu
dalam mengambil obat agar tidak tertukar. Jika tertukar bisa mengakibatkan gatal-
gatal, bengkak, dan yang lebih parah lagi pasien bisa meninggal. Dengan ini pihak
rumah sakit harus lebih teliti dalam memberikan obat tertentu kepada pasien agar
tidak tertukar lagi. Agar kejadian sebelumnya dirumah sakit siloam karawaci tidak
terjadi lagi.

3
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Jadi sebagai seorang perawat kita harus teliti dalam menyuntikkan vaksin/obat
kepasien yang sakit agar vaksin/obat itu tidak tertukar agar pasien yang sakit bias
sembuh. Dan juga cara menyuntiknya juga harus benar agar suntikannya masuk
tepat kedalam pembuluh darah. Jika pasien meninggal saat/setelah disuntik
perawat bias diskors atau dipenjara. Agar hal tersebut tidak terjadi perawat harus
memiliki pengetahuan yang baik tentang penyuntikkan dan tidak gugup saat
penyuntikkan berlangsung.

4
DAFTAR PUSTAKA

https://www.halodoc.com/kesehatan/injeksi

https://www.slideshare.net/alunand350/prosedur-penyuntikan-imunisasi

https://www.scribd.com/presentation/285112017/5-Penyuntikan-Yang-Aman

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20150217141204-20-32774/rs-siloam-akui-
dua-pasien-meninggal-diduga-salah-injeksi-obat

Anda mungkin juga menyukai