Anda di halaman 1dari 9

PANDUAN

PENYUNTIKAN AMAN

PEMERINTAH KOTA SURABAYA


DINAS KESEHATAN
UPTD. PUSKESMAS SIDOTOPO WETAN
Jl. Randu No. 38 Surabaya
Telp. ( 031 ) 376 7737
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kepada tuhan yang maha esa yang telah memberikan
bimbingan dan petunjuk kepada kita sehingga panduan penyuntikan aman Puskesmas ini selesai
dibuat.
Salah Satu Program ppi adalah mengidentifikasi proses pelayanan yang berisiko infeksi.
Penyuntikan aman harus diterapkan/dilakukan di puskesmas, sebab sebuah puskesmas tidak
mungkin terhindar dari kegiatan-kegiatan yang berpotensi terjadinya risiko infeksi terhadap
pasien, petugas dan juga pengunjung.
Dengan dijalankannya program penyuntikan aman di puskesmas maka dampak dari
kegiatan yang bisa menjadi penyebab timbulnya hais dapat dicegah sehingga program ppi dapat
dijalankan secara efektif. Program penyuntikan aman harus dapat dilaksanakan oleh
semua staf yang berkompeten dalam proses renovasi dan pembangunan di rumah sakit
sehingga perlu adanya pemahaman yang benar.
Panduan penyuntikan aman puskesmas ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
meningkatkan pemahaman dalam melaksanakan tugas. Kami menyadari panduan ini masih
memerlukan perbaikan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan
panduan penyuntikan aman puskesmas.

Tim PPI
Lembar Pengesahan

Judul : Panduan Penyuntikan Aman UPTD Puskesmas Sidotopo Wetan


Disetujui Tanggal :

Mengetahui
Kepala Puskesmas Sidotopo Wetan
Ketua Tim PPI

dr. Evi Susanti drg. Nuri Siswanti


NIP.196903032002122005 NIP. 197603192019052001
BAB I
DEFINISI

A. Pengertian
Teknik penyuntikan yang dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang benar
sehingga aman untuk pasien dan petugas dari risiko terinfeksi. Penyuntikan digunakan
untuk mempercepat proses penyembuhan dalam pengobatan, petugas kesehatan dapat
membantu untuk mendorong penurunan penggunaan injeksi oleh pasien. Dengan cara
menjelaskan efek samping pemberian injeksi. Teknik penyuntikan yang aman digunakan
untuk mencegah kontaminasi pada peralatan inejeksi dan terapi, melindungi dokter,
perawat dan bidan dalam melakukan insersi agar tidak terjadi kecelakaan kerja dan
mencegah atau mengendalikan infeksi di rumah sakit dengan meningkatkan kewaspaan
standar
B. Tujuan
1. Mencegah cedera dan penyebaran penyakit infeksi pada pasien maupun petugas
kesehatan.
2. Menurunkan atau meminimalkan angka kejadian infeksi ( lokal atau Sistemik )
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Panduan ini diterapkan kepada semua pasien rawat inap dan pasien rawat jalan yang akan
melakukan injeksi.
B. Pelaksana panduan ini adalah para tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan dan analis)
yang akan melakukan tindakan injeksi kepada pasien yang berada di areal Puskesmas
seperti rawat inap dan rawat jalan.
BAB III
TATA LAKSANA

Pakai spuit dan jarum suntik steril sekali pakai untuk setiap suntikan,berlaku juga pada
penggunaan vial multidose untuk mencegah timbulnya kontaminasi mikroba saat obat dipakai
pada pasien lain. Jangan lupa membuang spuit dan jarum suntik bekas pakai ke tempatnya
dengan benar.

Hati-hati dengan pemakaian obat untuk perina dan anestesi karena berpotensi menimbulkan
Kejadian Luar Biasa (KLB).
1. Rekomendasi Penyuntikan Yang Aman
a. Menerapkan aseptic technique untuk mecegah kontaminasi alat-alat injeksi.
b. Tidak menggunakan semprit yang sama untuk penyuntikan lebih dari satu pasien
walaupun jarum suntiknya diganti
c. Semua alat suntik yang dipergunakan harus satu kali pakai untuk satu pasien dan
satu prosedur
d. Gunakan cairan pelarut/flushing hanya untuk satu kali (NaCl, WFI, dll)
e. Gunakan single dose untuk obat injeksi (bila memungkinkan)
f. Tidak memberikan obat-obat single dose kepada lebih dari satu pasien atau
mencampur obat-obat sisa dari vial/ampul untuk pemberian berikutnya
g. Bila harus menggunakan obat-obat multi dose, semua alat yang akan dipergunakan
harus steril
h. Simpan obat-obat multi dose sesuai dengan rekomendasi dari pabrik yang membuat
i. Tidak menggunakan cairan pelarut untuk lebih dari 1 pasien.
j. Gunakan sarung tangan bersih jika akan beresiko terpapar darah atau produk darah,
atau sarung tangan untuk satu pasien.
BAB IV
DOKUMENTASI

A. SOP dan daftar tilik penyuntikan yang aman.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Penyuntikan Aman dibuat setelah dilakukan analisa resiko berdasarka Indikator Resiko
Infeksi Yang Telah Dilakukan Grading Selama Enam Bulan
2. Dengan adanya panduan Penyuntikan Aman Diharapkan Agar Tim Manajemen
Puskesmas memnfaatkan informasi tersebut untuk menerapkan strategi pengendalian
infeksi di puskesmas.

B. Saran
Hasil pelaksanaan surveilans merupakan dasar untuk melakukan perencanaan lebih lanjut.
Jika terjadi peningkatan infeksi yang signifikan yang dapat dikategorikan kejadian luar
biasa, maka perlu diupayakan penangulangan kejadian luar biasa.
DAFTAR PUSTAKA

Permenkes No 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di


Fasyankes.
Pedoman Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama. Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan. Direktorat Jenderal Pelayanan
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI tahun 2020.

Anda mungkin juga menyukai