Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR
“Perpindahan Panas Pada Proses Destilasi”

OLEH:

NAMA : DITA OCKTASIA USMAN WD


NIM : Q1A117059
KELOMPOK : 7 (TUJUH)
KELAS : TPG A 2017
ASISTEN : LUSI

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Perpindahan panas adalah salah satu dari displin ilmu teknik termal yang

mempelajari cara menghasilkan panas, menggunakan panas, mengubah panas, dan

menukarkan panas di antara sistem fisik. Perpindahan panas diklasifikasikan

menjadi konduktivitas termal, konveksi termal, radiasi termal, dan perpindahan

panas melalui perubahan fasa.

Konduksi termal adalah pertukaran mikroskopis langsung dari energi kinetik

partikel melalui batas antara dua sistem. Ketika suatu objek memiliki temperatur

yang berbeda dari benda atau lingkungan di sekitarnya, panas mengalir sehingga

keduanya memiliki temperatur yang sama pada suatu titik kesetimbangan termal.

Perpindahan panas secara spontan terjadi dari tempat bertemperatur tinggi ke

tempat bertemperatur rendah, seperti yang dijelaskan oleh hukum kedua

termodinamika.

Konveksi terjadi ketika aliran bahan curah atau fluida (gas atau cairan)

membawa panas bersama dengan aliran materi. Aliran fluida dapat terjadi karena

proses eksternal, seperti gravitasi atau gaya apung akibat energi panas

mengembangkan volume fluida. Konveksi paksa terjadi ketika fluida dipaksa

mengalir menggunakan pompa, kipas, atau cara mekanis lainnya.

Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia

berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.

Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini
kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik

didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Jadi ada perbedaan komposisi

antara fase cair dan fase uap, dan hal ini merupakan syarat utama supaya

pemisahan dengan distilasi dapat dilakukan. Kalau komposisi fase uap sama

dengan komposisi fase cair, maka pemisahan dengan jalan distilasi tidak dapat

dilakukan. Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis

perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada

suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya.

Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton. Ini

adalah gambaran distilasi yang sangat sederhana ditemukan. Namun konsep

dasar destilasi seperti yang tersebut di atas hampir sama terhadap berbagai jenis

teknik jenis lainnya.

1.2. Tujuan

Tujuan dari praktikum kali ini yaitu:

1. Mempelajari proses pindah panas secara umum dalam unit destilasi.

2. Mempelajari dan menerapkan analisis pindah panas dalam pendinginan

uap.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Hal terpenting dalam proses destilasi adalah proses evaporasi dan kondensasi,

yang dipengaruhi oleh pemanasan air baku. Proses pemanasan air baku ini akan

dipengaruhi oleh massa dari air baku yang akan dipanaskan. Massa air baku yang

banyak akan menyebabkan proses pemanasan menjadi lama, sehingga dari hal itu

dilakukan pengujian dengan memvariasikan massa air baku dalam basin.Pengujian

dilakukan untuk mendapatkan data yang berupa temperatur dan massa air

kondensat yang tertampung dalam reservoa. Selanjutnya dari data tersebut

dilakukan perhitungan untuk mengetahui performansi alat destilasi yang berupa laju

destilasi, efisiensi produk, dan efisiensi sistem untuk masing – masing variasi.Dari

hasil perhitungan dan analisa data, dapat diketahui bahwa terjadi fluktuasi dari

efisiensi sitem dan laju destilasi (Catrawedarma, 2008).

Semua proses perpindahan panas menyangkut perpindahan dan pengubahan

energi. Karenanya prose-proses itu harus mengikuti hukum pertama maupun kedua

termodinamika.oleh sebab itu pada sekilas pandang pertama kita dapat cenderung

menganggap bahwa asas-asas perpindahan panas dapat diturunkan dari hukum-

hukum dasar termodinamika. Akan tetapi hal ini adalah kesimpulan yang bkeliru

karena karena termodinamika klasik terbatas terutama pada pembahasan keadaan-

keadaan keseimbangan mekanik dan kimiawi maupun termal, dan karenanya

termodinamika saja tidak banyak bermanfaat dalam menentukan secara kuantitatif

perubahan-perubahan yang terjadi karena ketiadaan keseimbangan dalam proses

teknik. Karena aliran panas adalah hasil dari ketidakseimbangan suhu, maka

penggarapan kuantitatifnya harus didasarkan pada cabang-cabang ilmu


pengetahuan lainnya. Penalaran yang sama berlaku untuk jenis-jenis proses

transport yang lain seperti perpindahan masa dan difusi (Iskandar, 2014).

Termometer gas adalah termometer yang menggunakan gas sebagai zat

pengisi serta mempunyai ketelitian lebih baik dan daerah kerja lebih luas

dibandingkan termometer raksa dan alcohol (Umar, 2008).

Terdapat tiga macam proses perpindahan energi kalor. Proses tersebut adalah

perpindahan energi secara konduksi, konveksi dan radiasi. Konduksi adalah proses

perpindahan kalor dari suatu bagian benda padat atau material ke bagian lainnya.

Pada perpindahan kalor secara konduksi tidak ada bahan dari logam yang

berpindah. Yang terjadi adalah molekul-molekul logam yang diletakkan di atas

nyala api membentur molekul-molekul yang berada di dekatnya dan memberikan

sebagian panasnya (Rokhimi et al, 2015).

Destilator berfungsi untuk memisahkan ethanol dari air dengan kemurnian

95%. Untuk mencapai kemurnian yang tinggi, maka destilasi harus dilakukan

secara bertingkat. Destilator memiliki beberapa bagian penting yaitu boiler, kolom

beer, kolom rectifier, preheater, dan kondensor. Boiler berfungsi untuk

menghasilkan uap panas bertekanan tinggi yang akan digunakan untuk mencuci

beer pada kolom destilasi. Kolom beer berfungsi untuk mencuci beer sehingga

menghasilkan ethanol dengan kemurnian rendah, sedangkan kolom rectifier

berfungsi untuk memurnikan ethanol sampai tingkat kemurnian diatas 95%

(Guritno, 2011).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Pangan, Fakultas

Teknologi Dan Industri Pertanian Universitas Halu Oleo. Pada hari sabtu 4

November 2017, pukul 11:00 – 15:00 WITA.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan dan Alat yang digunakan pada praktikum adalah labu destilasi,

thermometer, timbangan analitik, selang, kompor listrik, tiang statif,

baskom/ember, dan cawan.

3.3. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum kali ini yaitu:

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Praktikum dilakukan secara bersama-sama, namun dilakukan pembagian

tugas.

3. Memasang alat destilasi

4. Menimbang masa air yang akan dipanasi (diuapkan)sebanyak 50 gram.

5. Mengukur suhu awal air.

6. Memasukan air kedalam labu destilasi.

7. Memasangkan air kedalam labu destilasi.

8. Memasangkan termometer diatas labu destilasi.


9. Memasukan air pendingin kedalam baskom/ember.

10. Memasang selang pada pompa air kemudian masukan kedalam ember.

11. Mengukur diameter dan panjang pipa bagian dalam pipa destilasi.

12. Menghubungkan selang pompa air dengan alat destilasi dan selang destilasi

dengan penampung air pendingin.

13. Kompor listrik dihidupkan untuk memanasi air pada labu destilasi

14. Mengukur kenaikan suhu air dalam labu destilasi setiap 2 menit sehingga air

mendidih.

15. Bila air sudah mendidih, jalankan pompa air.

16. Mengukur suhu dan kondensat setiap selang 2 menit.

17. Menampung kondensat pada saat syhu thermometer menunjukan nilai

konstan.

18. Mengganti penampung kondsat pada saat suhu meningkat.

19. Menghitung banyaknya air digunakan proses pendinginan.

20. Mencatat hasil pengamatan.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Hasil dari pengamatan praktikum ini adalah sebagai berikut:

NO. Waktu ke (menit) Suhu (oC) Volume kondensat (mL)

1. 0 TC in :- -

TC out :-

2. 2 TC in :17oC 2.472 mL

TC out :18oC

3. 4 TC in :19oC 2.944 mL

TC out :19oC

4. 6 TC in :19oC 7.416 mL

TC out :21oC

5. 8 TC in :21oC 9.888 mL

TC out :22oC

Analisis Data
4.2. Pembahasan

Destilasi adalah pemisahan campuran cairan-cairan berdasarkan titik didih.

Apabila titik didih dari suatu campuran yang akan dipisahkan rendah maka

campuran itu akan mudah didistilasi. Dalam praktikum yang telah di lakukan faktor

yang mempengaruhi destilasi itu tidak hanya sifat campurannya tapi juga kecepatan

alir dari uap naik nya.

Percobaan ini menggunakan destilasi sederhana. Destilasi sederhana adalah

salah satu cara pemurnian zat cair yang tercemar oleh zat padat/zat cair lain dengan

perbedaan titik didih cukup besar, sehingga zat pencemar/pengotor akan tertinggal

sebagai residu. Destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran cair. Biasanya

destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan zat cair yang titik didih nya

rendah, atau memisahkan zat cair dengan zat padat atau miniyak. Proses ini

dilakukan dengan mengalirkan uap zat cair tersebut melalui kondensor lalu hasilnya

ditampung dalam suatu wadah, namun hasilnya tidak benar-benar murni atau bias

dikatakan tidak murni karena hanya bersifat memisahkan zat cair yang titik didih

rendah atau zat cair dengan zat padat atau minyak.

Pada prinsipnya pemisahan dalam suatu proses destilasi terjadi karena

penguapan salah satu komponen dari campuran, artinya dengan cara mengubah

bagian-bagian yang sama dari keadaan cair menjadi berbentuk uap. Dengan

demikian persyarannya adalah kemudahan menguap( volatilitas ) dari komponen

yang akan dipisahkan berbeda satu dengan yang lainnya. Pada campuran bahan

padat dalam cairan, persyaratan tersebut praktis selalu terpenuhi. Sebaliknya, pada

larutan cairan dalam cairan biasanya tidak mungkin dicapai sempurna, karena
semua komponen pada titik didih campuran akan mempunyai tekanan uap yang

besar. Destilat yang murni praktis hanya dapat diperoleh jika cairan yang sukar

menguap mempunyai tekanan uap yang kecil sekali sehingga dapat diabaikan.
V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat kita ambil dari praktikum ini adalah kita dapat

mengetahui perpindahan panas pada proses destilasi dan kita mampu menerapkan

analisis pindah panas dalam pendinginan uap yang dimana ilmu ini dapat berguna

bagi kehidupan kita.

5.2. Saran

Saran saya pada praktikum-praktikum selanjutnya yaitu sebaiknya kursi yang

berada dilaboratorium dapat ditambah, agar praktikan dapat nyamat mengikuti

praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Catrawedarma. 2008. Pengaruh Massa Air Baku Terhadap Performansi Sistem


Destilasi. Jurnal Ilmiah Teknik 2(2).

Guritno, dkk. 2011. Desain Unit Pengolahan Bioetanol Untuk Petani Di Desa
Ngajum Kecamatan Sumber Pucung Kabupaten malang. Jurnal
Rekayasa Mesin 2(1).

Iskandar, Soetyono. 2014. Perpindahan panas. CV Budi Utama: Yogyakarta.

Rokhimi I N, Pujayanto. 2015. Alat Peraga Pembelajaran Laju Hantaran Kalor


Konduksi. Jurnal Prosiding Seminar Nasional Fisika 6(1).

Umar, dr Efrizon. 2008. Buku Pintar Fisika. Media Posindo: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai