Anda di halaman 1dari 13

PERPINDAHAN KALOR KE FLUIDA

DENGAN DISERTAI PERUBAHAN


FASE
• Proses perpindahan panas yang disertai
perubahan fase menyebabkan penambahan
atau pengurangan energi panas yang cukup
banyak.
• Laju perubahan fase ditentukan oleh laju
pembentukan inti (nukleasi) gelembung, tetes
atau kristal serta perilaku fase yang terbentuk
contoh pembentukan film
• Akan dibahas Pendidihan (Boiling) dan
pengembunan (kondensasi)
BOILING
• Perpindahan panas ke cairan mendidih contoh pada proses
evaporasi dan distilasi
• Cairan mendidih biasanya dalam tangki yang dilengkapi
pemanas baik dalam bentuk tube-tube maupun plate
vertikal atau horizontal.
• Pemanasan dilakukan baik dengan listrik atau dengan fluida
panas yang mengalir dibagian lain dari permukaan yang
dipanasi.
• Pada proses pendidihan, cairan berada di titik didih cairan
tersebut pada tekanan di dalam alat tersebut
• Temperatur Permukaan pemanas tentunya lebih tinggi dari
titik didih cairan. Gelembung uap akan muncul pada
permukaan dan nailk melewati cairan diatasnya.
• Contoh sebuah tube horizontal panas yang tercelup didalam
tangki yang berisi air mendidih pada 373,2K, maka terdapat
flux panas q/A W/m2, T =Tw-373,2 K, dimana Tw adalah
temperatur dinding tube, h merupakan koefisien pindah
panas, W/m2.K, proses pendidihan dimulai dari T yang kecil
dan T akan meningkat serta hubungan T terhadap q/A
selama boiling diperlihatkan gambar berikut :
• Pada bagian A saat penurunan temperatur masih rendah , perpindahan panas yang
terjadi adalah konveksi alami dan mulai terbentuk beberapa gelembung yang
kemudian naik dan tidak mengganggu konveksi alamiah, nilai h berkorelasi dengan
T0,25.
• Pada bagian B, T berkisar 5-25K, terjadi peningkatan pembentukan gelembung
sehingga terjadi peningkatan kecepatan sikrulasi cairan. nilai h merupakan fungsi
T2 hingga T3
• Pada saat C , transisi pendidihan, banyak terbentuk gelembung yang terjadi dengan
cepat yang membentuk lapisan. Peningkatan T meningkatkan ketebalan lapisan
dan fluks panas dan h menurun denan meningkatnya T
• Pada bagian D terbentuk film didih. Gelembung saling bergabung dan bergerak
naik
• Kurva hubungan h terhadap T juga sama seperti kurva q/A terhadap T.
• Persamaan empirik untuk mengestimasi koefisien pindah panas untuk
pendidihan air pada bagian luar dari permukaan yang tercelup pada kondisi
1 atm abs sbb :
• Untuk Permukaan Horizontal :

• Untuk Permukaan Vertikal :

• Persamaan 4.8.1 dan 4.8.3 berlaku di wilayah konveksi alamiah (Wilayah


kurva A-B-C)
Lanjutan
• Untuk konveksi alamiah dan tekanan lebih dari 1 atm persamaan 4.8.1 dan
4.8.3 dikalikan dengan p0,4.
• Untuk konveksi paksa pendidihan didalam fluida berlaku :

• Untuk wilayah film pendidihan (Bagian D), koefisien transfer panas


diprediksi dengan rumus berikut :

• Dimana kv = konduktifitas termal uap, W/m.K, v = densitas uap dalam


kg/m3, l = densitas cairan dalam kg/m3, hfg = panas laten penguapan J/kg,
T=Tw-Tsat, dimanaTsat = temperatur uap jenuh dalam K, D= diameter luar
tube dalam m, v = viskositas uap dalam Pa.s, g = percepatan grafitasi
dalam m/s2. Sifat fisik uap dievaluasi pada temperatur film yaitu pada Tf =
(Tw+Tsat)/2.
CONTOH SOAL
• Air dididihkan pada 1 atm abs dalam tangki berjaket dimana
uap terkodensasi dalam jaket pada 115,60C. Diameter dalam
tangki 0,656m dan tinggi tangki 0,984m. Dasar tangki
diasumsikan datar. Bagian dasar dan samping tangki diberi
jaket dengan ketinggian 0,656m. Permukaan tangki terkait
perpindahan panas memiliki ketebalan 3,2mm terbuat dari
stainessteel dengan k = 16,27 W/m.K. Koefisien kondensasi
uap hi, di bagian dalam jaket diestimasi 10.200W/m2.K.
Perkirakan koefisien transfer panas pendidihan, ho untuk
bagian dasar tangki.
KONDENSASI

• Kondensasi uap ke cair dan penguapan cairan menjadi uap, keduanya


melibatkan perubahan fase fluida dengan koefisien pindah panas yang
besar.
• Kondensasi terjadi ketika uap jenuh seperti uap air kontak dengan
permukaan padatan yang memiliki temperatur dibawah temperatur jenuh.
• Ketika uap terkondensasi pada permukaan vertikal atau horizontal dari tube
atau permukaan lainnya, maka pada permukaan akan terbentuk film
kondensat dan akan mengalir dengan gaya grafitasi. Film cairan yang
terbentuk antara permukaan dan uap merupakan Tahanan Utama dari
proses perpindaan panas. Dan ini disebut dengan Kondensasi Tipe Film.
• Kondensasi tipe dropwise, terjadi dimana tetesan kecil terbentuk pada
permukaan. Tetesan ini jumlahnya meningkat dan bergabung satu sama lain
sehingga terbentuk aliran cairan pada permukaan. Besarnya koefisien
pindah panas tipe dropwise 5-10 kali dari koefisien pindah panas tipe film.
• Kondensasi dropwise biasanya terjadi pada permukaan yang terkontaminasi
dan adanya kotoran.
• Untuk perancangan diasumsikan terjadi pada tipe film.
A. KOEFISIEN KONDENSASI FILM UNTUK PERMUKAAN
VERTIKAL (DINDING & TUBE)

• Untuk aliran laminer berlaku :

• Dengan bilangan reynold dihitung dengan :


• Untuk Bilangan reynold > 1800 atau turbulen berlaku

• Penghitungan nilai koefisien pindah panas, h, dilakukan dengan trial


& eror dengan mengasumsikan Nilai reynol number terlebih dahulu
• Untuk persamaan 4.8.20 dan 4.8.23 :

• Untuk persamaan 4.8.21 dan 4.8.22 :


LATIHAN SOAL
B. KOEFISIEN KONDENSASI FILM UNTUK PERMUKAAN
HORIZONTAL BaGIAN LUAR

• Untuk kasus kondensasi diluar tube horizontal


dengan jumlah tube N buah dan berdiameter
D, koefisien pindah panas dihitung dengan
persamaan :

Anda mungkin juga menyukai