Anda di halaman 1dari 6

M.P.I. vot.t NO.3.

Desember 2007,22 - 27

PENGARUH MASUKAN PANAS SAMBUNGAN LAS ERW


TERHADAP KEKERASAN MATERIAL PIPA BAJA
API5L - GR.B

Koos Sardjono KP.


B2TKS ( UPT - LUK ) - BPP TEKNOLOGI
Kawasan PUSPITEK, Serpong, Tangerang -15314
E-mail: ksardjono@b2tks.com

Abstract

The once important process in metal industry, engineering and


manufacture is to joint the metal. Use welding technology on steel pipe,
require excellent welding quality same with the Welding Procedure
Qualification.
In many cases welding joint on steel metal, often revealed crack
phenomenon. Crack can consequently cause by thermal cycle, welding
parameter incorrect selection, or due of the design - fault. This phenomenon
can be affected to grain size, micro-structure and residual stress so also
affected the mechanical behavior of weld joint.
Investigation result show that heat input parameter on welding process
with ERW method to steel pipe API 5L - gr. B 84,670 Joule / mm was not
affected to the mechanical behavior as Vickers hardness value in base
metal, Heat Affected Zone and Weld Metal.

Kata kunci : Masukan panas, sambungan las ERW, Pipa baja API 5L - gr.B

PENDAHULUAN terhadap sampel sambungan las yang terdiri


dari:
Salah satu proses terpenting dalam 1) Pengujian Tidak Merusak (Non
industri logam, permesinan dan manufaktur Destructive Test)
adalah proses penyambungan logam. Tujuan pengujian adalah untuk
Penggunaan teknologi las seperti pada pipa mengetahui kondisi cacat pengelasan,
baja, menuntut mutu pengelasan yang baik. yang dilakukan dengan metode
Dalam banyak kasus sambungan las radiografi.
pada logam baja, sering dijumpai timbulnya 2) Pengujian Merusak (Destructive Test)
gejala retak dan patah getas. Patah getas Tujuan pengujian adalah untuk
umumnya terjadi sewaktu temperatur -~. mengetahui sifat mekanis sambungan las
lingkungan turun dengan drastis. terhadap beberapa tipe pembebanan.
Kebanyakan teknisi / operator las tidak Pengujian yang dilakukan antara lain: uji
sabar, untuk mempersingkat waktu pukul takik (impact test), uji tarik (tensile
pengerjaan mereka memberikan nilai test), uji kekerasan (hardness test), dan
masukan panas tinggi, ini mengakibatkan pemeriksaan metalografi (metallography
terjadinya siklus termal pada logam sangat examination) .
cepat terutama disekitar logam lasan.
Fenomena ini akan berpengaruh terhadap
ukuran butir, sturktur mikro dan tegangan BAHAN DAN METODE PENELlTIAN
termal yang akhirnya mempengaruhi
terhadap sifat mekanis sambungan las. Pengelasan adalah suatu proses
Penelitian dilaksanakan dengan tujuan penyambungan dua atau lebih logam
untuk mengetahui pengaruh perubahan menjadi satu akibat panas dan atau tanpa
besaran masukkan panas (head input) pengaruh tekanan. Definisi lain adalah ikatan
terhadap sifat mekanis sambungan las. metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik
Untuk itu diperlukan beberapa pengujian menarik antara atom. Sebelum atom-atom
tersebut membentuk ikatan, permukaan yang

22 ISSN 1410-3680
Pengaruh Masukan Panas Sambungan Las ERW Terhadap Kekerasan Material Pipa Baja API 5L - GR.B (Koos Sardjono
KP)

menjadi satu perlu bebas dari gas yang a) Besarnya arus listrik yang dipergunakan
terserap atau oksida-oksida. Bila dua untuk pengelasan.
permukaan yang rata dan bersih ditekan, b) Besarnya tahanan arus listrik yang
beberapa kristal akan tertekan dan digunakan dalam pengelasan.
bersinggungan. Bila tekanan diperbesar, c) Waktu yang digunakan dalam siklus
daerah singgung ini bertambah luas, lapisan pengelasan.
oksida yang rapuh, pecah logam mengalami Sehingga besarnya masukan energi
deformasi plastik. Batas antara dua panas yang dihasilkan dapat dihitung dengan
permukaan kristal dapat menjadi satu dan rumus:
terjadilah sambungan, proses ini disebut Q =
11. I 2 . R . t ( Joule / m )
pengelasan dingin.Sampai saat ini telah Dengan :
berhasil dikembangkan kurang lebih empat 11 =
Efisiensi pengelasan ( 0,7 )
puluh jenis proses pengelasan yang berbeda, I = Arus listrik (A)
tetapi secara umum dapat dikelompokkan R = Tahanan listrik (Ohm)
menjadi: t = Waktu siklus pengelasan ( sekon )
1) Proses pengelasan busur listrik (Arc
Welding Proses). Untuk mendapatkan hasil yang baik
2) Proses pengelasan gas (Gas Welding ketiga variable diatas, perlu diperhatikan dan
Proses). ditentukan dengan cermat. Dan ketiga
3) Proses pengelasan tahanan listrik (Electric besaran sangat tergantung pada tebal
ResisitanceWelding). bahan, diameter elektroda dan tekanan yang
digunakan.
Las Resistansi Listrik (Electric Resistance Proses Pengelasan Resistansi Listrik
Welding) meliputi:
1) Las Titik ( Spot Welding)
Dalam bab ini hanya dibahas mengenai Las titik merupakan cara las resistansi
las resistansi listrik karena pengelasan yang listrik dimana dua atau lebih lembaran
digunakan untuk pembuatan pipa pada BPI logam dijepit diantara elektroda dan
menggunakan Electric Resistance Welding log am. Kemudian siklus las mulai pada
(ERW). Proses pengelasan las resistansi saat elektroda bersinggungan dengan
listrik yaitu dengan menggunakan arus yang logam dibawah pengaruh tekanan
cukup besar dialirkan melalui logam sebelum arus dialirkan, waktu yang
sehingga menimbulkan panas pada singkat disebut waktu tekan, kemudian
sambungan, dan dibawah pengaruh tekanan dialirkan arus bertegangan rendah
dan pengaturan hambatan listrik sehingga diantara elektroda, logam yang saling
terbentuklah sambungan las. Transformator bersinggungan menjadi panas dan suhu
yang terdapat dalam mesin las merubah naik sampai mencapai suhu pengelasan.
tegangan arus bolak - balik dari 110 - 220 V Segera setelah suhu pengelasan dicapai
menjadi 4 - 12 V dan arusnya menjadi cukup tekanan antara elektroda memaksa
besar sehingga menghasilkan panas yang logam menjadi satu dan terbentuklah
diperlukan. Bila arus mengalir dalam logam, sambungan las.
panas timbul didaerah ujung elektrode
dengan tahanan listrik yang terbesar, yaitu
pada batas permukaan kedua logam atau Lengan yang
lembaran dan terjadilah sambungan las. dapal bergerak
Besar arus yang diperlukan didaerah
sambungan bekisar antara 50-60 MVNm2
-....
dengan tenggang waktu sekitar 12 m/men it, Sarnbunqan ke
tekanan yang diperlukan berkisar antara 30 - jaring<ln listrik

50 MPa.
Las resistansi listrik ini pada dasarnya
merupakan proses penyambungan lembaran
tipis. Pada proses ini sambungan mengalami Gambar 1.
tekanan selama proses pemanasan yang Distribusi Suhu Pada Las Titik
diatur dengan cermat dan prosesnya sendiri
berlangsung secara cepat. Hampir semua 2) Pengelasan Kampuh(Seam Welding)
logam dapat dilas dengan las resistansi Las kampuh adalah proses las yang
listrik, meskipun ada beberapa logam seperti menghasilkan sambungan las yang
timah putih, seng dan timbel agak sulit dilas. kontinyu pada dua lembaran logam.
Pad a pengelasan resistansi listrik ada tiga Sambungan terjadi oleh panas yang di
faktor yang perlu diperhatikan : timbulkan tahanan. Arus mengalir melalui

ISSN 1410-3680 23
------ - -

M.P.1. Vol.1 NO.3. Desember 2007. 22 - 27

lembaran logam yang ditekan antara dua ditemukan. Pad a saat tersebut, tekanan
buah elektroda bulat. Metode ini rol menekan tepi panas dan menset tepi-
merupakan pengelasan titik yang tepi tersebut sehingga menghasilkan
kontinyu. Pengelasan kampuh daerah pengelasan. Logam panas yang
berkecepatan tinggi digunakan arus terdiri dari impurities dari permukaan
bertindak sebagai in terup tor. lembaran ditekan keluar dari sambungan
Panas yang dihasilkan pada permukaan dan terbentuklah sambungan las yang
kontak elektroda adalah minimal karena kontinyu.
disini digunakan elektroda paduan
tembaga dan panas berdesipasi dengan
cepat karena elektroda dan daerah las
dialiri air. Jumlah panas yang terjadi
pada permukaan batas karena tahanan
kontak dapat ditingkatkan dengan
menurunkan tekanan elektroda variable
lain, yang berpengaruh adalah waktu
pengelasan. Bila kecepatan pengelasan
bertambah maka panas yang dihasilkan
akan berkurang.
Las kampuh digunakan dalam
pembuatan wadah logam, knalpot Gambar 3.
kendaraan dan spatbor, lemari es dan Pengelasan Resistansi Tumpul Secara
tangki bahan bakar. Keuntungan metode Kontinyu Pada Tabung
pengelasan ini adalah disain yang rapi,
penghematan bahan, sambungan yang 4) Uji Kekerasan Vickers (Vickers Hardness
rapat, sambungan yang rapat dan biaya Test)
yang murah. Pada uji kekerasan Vickers
menggunakan penumbuk piramida intan
Las ksmpub tumpanq yang dasarnya berbentuk bujur sangkar.
Besar sudut antara permukaan

A.'' ' ":=~-)


~ . ~tumpangt'nd'h Manlk las ,,"
permukaan pyramid adalah 136°. Sudut
ini dipilih karena nilai tersebut mendekati

~ i:~S'
sebagian besar nilai perbandingan yang
diinginkan antara diameter lekukan dan
diameter bola penumbuk pada uji
kekerasan Brinell. Karena penumbukan
piramid, maka pengujian ini sering
Gambar 2. dinamakan uji kekerasan piramida intan.
Las kampuh tumpang Angka kekerasan piramid intan (DPH),
atau angka kekerasan Vickers (VHV),
3) Pengelasan Kampuh Kontinyu didefinisikan sebagai beban dibagi luas
(Continuous Seam Welding) permukaan lekukan. Pada prakteknya,
Proses inilah yang dipakai pada luas ini dihitung dari pengukuran
pembuatan pipa baja pada BPI mikroskopik panjang diagonal jejak. DPH
Proses ini biasanya digunakan pada dapat ditentukan dengan persamaan :
produk yang panjang dan sejenis. Cara -'.
kerjanya yaitu lembaran logam ditekuk DPH = 2P sin (8/2) = 1.854 P
dengan tekanan yang telah ditentukan
sehingga membentuk sudut 4° - 7°. L2
puncak bentuk V yang terbuka
meninggalkan kontak, sesuai arah Dengan:
gerakan. Aliran frekwensi tinggi P = Beban yang diterapkan ( kgf)
menyusuri daerah yang terlokalisasi L = Panjang diagonal rata - 2 ( mm2 )
pada sisi V satu dan lalu balik lagi pada 8 = Sudut antara permukaan intan yang
0
sisi yang lainnya yang menyebabkan berlawanan ( 136 ).
efek kulit dan "proximiki". Tahanan logam Beban yang biasa digunakan pada
terhadap aliran arus memanasi daerah pengujian Vickers antara 1 hingga 120
tepi saja tidak sampai melebur kedalam. kg, tergantung pada kekerasan logam
Kecepatan pengelasan dan tingkat power yang akan diuji. Hal - hal yang
disesuaikan sehingga dua tepi yang dilas menghalangi keuntungan pemakaian
selalu pada temperatur welding ketika metode Vickers adalah, uji kekerasan

24 ISSN 1410-3680
Pengaruh
KP) Masukan Panas Sambungan Las ERW Terhadap Kekerasan Material Pipa Baja API 5L - GR . B (K oos S ar d'jono

Vickers tidak dapat dipergunakan bahwa sifat-sifat mekanismenya pun


secara rutin karena pengujian tersebut seragam.
lambat, memerlukan permukaan benda
uji yang hati -

dalam penentuan diagonal.


hati dan terdapat
pengaruh kesalahan manusia yang besar

Lekukan yang benar yang dibuat oleh


4~$ '" 1<1

penumbuk piramida intan harus


berbentuk bujur sangkar, akan tetapi Gambar4.
sering terjadi penyimpangan pada Tipe - Tipe Lekukan Piramida Intan.
penumbuk piramida ( Gambar 2.4). (a) Lekukan Yang Sempurna
Lekukan bantal jarum pada Gambar 2.4b (b) Lekukan Bantal Jarum.
adalah akibat penurunan logam disekitar (c) Lekukan Berbentuk Tong
permukaan piramida yang datar.
Keadaan ini terjadi pada logam yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
dilunakkan mengakibatkan pengukuran
panjang diagonal yang berlebihan. Hasil Pengujian Kekerasan
Lekukan berbentuk tong pad a gambar
2.4c terdapat pada logam - logam yang Pengujian kekerasan dilakukan dengan
menggunakan metode Vickers dijejak pad a
mengalami proses pengerjaan dingin.
Weld Metal, Heat Affected Zone (HAZ), Base
Bentuk demikian diakibatkan
Metal (BM) dengan menggunakan standar
penimbunan ke atas logam - logam di
pengujian ASTM A370 dengan beban yang
sekitar permukaan penumbuk. Ukuran
diguinakan 10 kg dan ketentuan-ketentuan :
diagonal pad a kondisi demikian akan
a. Kekerasan Base Metal, HAZ, Weld
menghasilkan luas permukaan kontak
Metal tidak boleh melebihi 250 HV
yang kecil, sehingga menimbulkan
b. Distribusi kekerasan antara daerah-
kesalahan angka kekerasan yang besar.
daerah Base Metal, HAZ, Weld Metal
Sedangkan untuk lekukan yang
sempurna dapat dilihat pada Gambar tidak boleh melebihi 50 HV
4(a), dimana panjang diagonal rata-rata
c. Test Frekuensi =
1 spl/ Heat
dapat ditentukan dengan tepat sehingga
dihasilkan kekerasan yang akurat. Pengujian dilakukan dengan
Karena nilai kekerasan mudah ditentukan menggunakan metode Vickers, dimana
dan tidak merusak contoh,cara pengujian diamond pyramid digunakan sebagai
ini sering dimanfaatkan untuk indikator dengan sudut antara sisi-sisi
puncaksebesar136°
pengendalian mutu pada proses - proses
perlakuan panas. Bila nilai kekerasan
merata, dapat ditarik kesimpulan umum

Tabel1.
Hasil Uji Kekerasan API 5L - gr. B

Base HAZ FL HAZ Base Base HAZ


No Posisi Metal Metal Metal
I II III IV V VI VII

1 A 65.3 162.1 174.4 170.7 168.8 171.1 166.0


-....
B 63.2 161.3 171.6 170.1 172.1 174.7 164.7

C 64.6 163.6 172.7 166.0 175.6 168.0 167.4

2 A 65.3 160.9 174.4 171.2 166.8 166.8 167.4

B 60.3 164.8 184.2 169.1 170.2 165.1 163.2

C 63.9 166.7 170.1 168.0 171.6 163.2 166.5

3 A 69.8 160.0 162.8 161.8 165.9 159.1 170.1

ISSN 1410-3680 25
M.P.I. Vol.1 NO.3. Desember 2007,22 - 27

Dari data - data yang diperoleh dari uji sehingga baik Base Material (BM), Heat
kekerasan Vickers pad a API SL - gr. B Affected Zone (HAZ) dan Weld Metal (WM)
menunjukkan bahwa nilai kekerasan rata-rata masuk kedalam standar American
di BM (16S HV) , HAZ (170 HV) dan di WM Petroleum Institute (API) yang mempunyai
(166,7 HV). Hal ini menunjukkan bahwa nilai nilai kekerasan minimal 141,7 HV.
kekerasan masing - masing cukup tinggi

Tabel2.
Hasil Rata - Rata Uji Kekerasan API SL - gr. B

Base Base Base


HAZ WM HAZ HAZ
No Posisi Metal Metal Metal
I II III IV V I 11

A+B+C
1 164.3 162.3 172.9 168.9 172.1 171.2 166.0
3
2 idem 163.1 164.1 176.2 169.4 169.S 16S.0 16S.7
3 idem 168.2 161.9 164.0 161.9 16S.4 161.9 169.3
Total Rata2 16S.2 162.7 171.0 166.7 169 166.0 167

170
z
«
Cl) 165
~
w
::.:: 160
w
::.::
155

1 2 3 Rata2 !OWELD METAL!


C Base Metal I • Base Metal 11 0 Base Metal VI C Base Metal VII

Gambar 7.
Grafik Kekerasan vs Weld Metal
Gambar S. API SL - gr.B
Grafik Kekerasan VS Base Metal
API SL - gr. B Dari data - data parameter proses
pengelasan diperoleh informasi sebagai
berikut:

Tabel3.
180
Data-Data Parameter Pengelasan
z 175,
«
I -~.
'"~w 170
Kuat Arus Voltage
Kecepatan
'<: 165 Benda uji Las
w
'<: (Ampere) (Volt)
160 I APAPI
(m/menit)
155 200 336 0,2
1 2 3 Rata2 SL - gr. B

IOHAZIII .HAZV I
Sehingga masukan panas dihitung dengan
Gambar6. panjang setiap pipa 6 m, adalah sebagai
Grafik Kekerasan vs HAZ API SL - gr.B berikut :
Q =
T). I 2 . R . t ( Joule 1 m )
=
0,7 . ( 200 )2 . 336/200. 6/0,2
= 84.670 Joule 1 mm

26 ISSN 1410-3680
Pengaruh Masukan Panas Sambungan Las ERW Terhadap Kekerasan Material Pipa Baja API 5L - GR.B (Koos Sardjono
KP)

KESIMPULAN DAFT AR PUST AKA

• Masukan panas yang terjadi pada proses 1. Amsted, B.H., Ostwald, P.F., Begman,
pengelasan dengan metode ERW M.L., Djaprie, S., Teknologi Mekanik,
terhadap material pipa baja API 5L - gr. Edisi Ketujuh, Versi SI, Jakarta :
B adalah sebesar 84.670 Joule I mm. Erlangga, Januari 1995
• Pengujian kekerasan metode Vickers 2. Wiryosumarto, H., Okumura,T.,
terhadap sampel material pipa baja Teknologi Pengelasan Logam, Jakarta
spesifikasi API 5L - gr.B, setelah Paramita, Cetakan Kedelapan , 2000,
mengalami pengelasan ERW tidak 3. Dieter, G., Djaprie, S., Metalurgi
berpengaruh terhadap masukan panas Mekanik, Edisi Ketiga, Erlangga 1997
diatas, karena nilai kekerasan di Base
Metal 165 HV, di Heat Affected Zone 170
HV dan di Weld Metal 166,7 HV masih RIWAYAT PENULlS
diatas nilai ambang batas minimal
standarAPI5L-gr.B (141,7 HV). Koos Sardjono Koentadi P., lahir di
Semarang pada tanggal 8 Mei 1949. Lulus
Sarjana Teknik Mesin Institut Teknologi
UCAPAN TERIMA KASIH
Sepuluh Nopember Surabaya ( ITS ) 1978.
Mulai bekerja di Direktorat Pengembangan
Penulis mengucapkan terima-kasih kepada Teknologi BPPT pada tahun 1978, 1980
sdr. Rusli Munandar ST. yang telah mengikuti training bidang pengujian material
melakukan pendalaman materi ini sebagai di DFVLR-Koeln Jerman, 1986 mengikuti
bahan skripsinya, dan atas perkenaannya training bidang teknologi pengelasan di DVS
dipresentasikan pada pertemuan ilmiah ., Duisburg Jerman, 1992 mengikuti training
standardisasi BSN di Jakarta November bidang kelelahan pada suhu tinggi di MHI -
2007. Nagasaki Jepang. Lulus Pasca Sarjana
bidang Materials Science 1991. Sejak 1984
bekerja sebagai peneliti Bidang Pengujian
Material UPT - LUKlBPPT.

ISSN 1410-3680 27

Anda mungkin juga menyukai