Disusun oleh:
Aidah Zahrah Nurrahmah
K5419003
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………..………....i
KATA PENGANTAR…….………………………………………………......................ii
DAFTAR ISI………………..………………………………………………………..…iii
DAFTAR GAMBAR..…….…………………………………………….........................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang……………………………………………………………………....1
1.2. Tujuan Penulisan…...……...…………………………………………………….…..1
1.3. Metode………...………………………………………………….…………………1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Deskripsi Wilayah…………………………………………………………………...3
2.2. Analisis Data………………………………………………………………………...3
2.2.1. Analisis Proses Keruangan Permukiman Penduduk RW 003
Kelurahan Joglo Kecamatan Kembangan Kota Administrasi
Jakarta Barat Tahun 2002……………………………………………………..3
2.2.2. Analisis Proses Keruangan Permukiman Penduduk RW 003
Kelurahan Joglo Kecamatan Kembangan Kota Administrasi
Jakarta Barat Tahun 2010….…………………………………………………4
2.2.3. Analisis Proses Keruangan Permukiman Penduduk RW 003
Kelurahan Joglo Kecamatan Kembangan Kota Administrasi
Jakarta Barat Tahun 2019………………………………………..……………5
2.2.4. Analisis Proses Keruangan Permukiman Penduduk RW 003
Kelurahan Joglo Kecamatan Kembangan Kota Administrasi
Jakarta Barat Tahun 2002-2010………………………………………………6
2.2.5 Analisis Proses Keruangan Permukiman Penduduk RW 003
Kelurahan Joglo Kecamatan Kembangan Kota Administrasi
ii
Jakarta Barat Tahun 2010-2019………………………………………………6
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan…………………………………………………………………….……7
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………8
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
KATA PENGANTAR
Penulis
v
BAB I PENDAHULUAN
1.3. Metode
Adapun metode yang digunakan penulis dari awal pengerjaan, mengumpulkan
informasi, menganalisis data, hingga memperoleh kesimpulan adalah sebagai berikut:
1. Mengunduh aplikasi Google Earth Pro (versi 7.3.2.5776) untuk desktop.
1
2. Mengoperasikan aplikasi Google Earth Pro, kemudian mecari lokasi wilayah yang
akan di analisis dengan mengetikkan nama: RW 003 Kelurahan Joglo Kecamatan
Kembangan Kota Administrasi Jakarta Barat/titik koordinat wilayah:
6˚12’56.66”S 106˚45’15.94”T pada kolom pencaharian yang terdapat pada
sidebar.
3. Membuat garis batas wilayah, jalan, aliran sungai, serta bidang permukiman
penduduk dengan bantuan fitur pembuat jalur dan polygon yang terdapat pada
toolbar.
4. Mencetak hasil gambar citra pada kertas ukuran A4, kemudian menyalinnya pada
plastik transparan dan kertas kalkir secara manual menggunakan spidol Snowman
OPF ukuran fine.
5. Memberikan kaidah kartografi pada kertas kalkir yang sudah bergambar hasil
salinan.
6. Menganalisis perubahan proses keruangan yang terjadi pada tiga gambar citra
(tahun 2002, 2010, 2019).
7. Melakukan pencarian data pendukung dengan metode pustaka, yaitu
mengumpulkan informasi dan memperkaya pengetahuan lewat situs internet,
catatan selama perkuliahan, jurnal, dan buku.
8. Menyusun kesimpulan dan mendeskripsikan bagaimana proses keruangan yang
terjadi pada wilayah analisis dengan cara menuangkan dalam bentuk tulisan
makalah.
2
BAB II PEMBAHASAN
3
pinggir-pinggir jalan tersebut sebagian besar masih dimanfaatkan penduduk untuk
ditanami tanaman palawija. Sementara sisanya dibiarkan kosong dengan
ditumbuhi pepohonan dan belum ada tanda-tanda rencana pembangunan. Pada
tahun 2002 ini, penulis beranggapan bahwa belum adanya kepadatan yang berarti
di wilayah RW 003 Kelurahan Joglo adalah karena masih jarang adanya
pendatang yang berurbanisasi, dan penduduk yang menetap dan membangun
permukiman adalah penduduk asli wilayah tersebut.
Pada Jalan Palem Raya, terdapat Tempat Pemakaman Umum
Joglo. Tampak pada citra, di tahun ini, jumlah makam di Tempat Pemakaman
Umum Joglo terlihat sudah memenuhi hampir 2/3 (dua pertiga) batas lahan
makam yang disediakan. Sementara itu, di Jalan Taman Alfa Indah C. 2, sudah
terdapat permukiman penduduk, dengan pola yang berjajar rapi di sepanjang
jalan. Pola permukiman yang tertata sesuai jalur transportasi dan memiliki jarak
antar rumah seperti ini biasanya disebabkan karena permukiman tersebut berada
pada komplek perumahan yang dibangun oleh kontraktor, sehingga setiap rumah
sudah diatur sedimikian rupa hingga tertib dan terlihat tidak padat. Hal ini
berbanding terbalik dengan situasi permukiman penduduk di Jalan Joglo Raya
Gang Sawo hingga Gang H. Moh. Arief yang pada tahun ini sudah tampak padat,
dengan pola rumah yang sedikit tidak beraturan. Penulis beranggapan bahwa pola
rumah yang tidak beraturan tersebut disebabkan karena batas-batas kepemilikan
tanah dari setiap rumah berbeda-beda, dan kepadatan di wilayah ini disebabkan
karena letak Jalan Joglo Raya Gang Sawo yang strategis ke berbagai akses, yaitu
dekat dengan kawasan pertokoan, jalan raya utama (Jalan Joglo Raya), Sungai
Pesanggrahan, dan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta W2.
4
Sementara itu, permukiman penduduk di Jalan Taman Alfa Indah,
Jalan Jeruk Joglo Barat, Jalan Lapangan Merah, hingga Jalan Palem Raya belum
menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan yang berarti secara kasat mata. Penulis
sangat meyakini adanya kemungkinan pembangunan rumah pada wilayah-
wilayah tersebut, namun tidak terlalu banyak dan signifikan. Kemudian, jika
dilihat lebih detail, Tempat Pemakaman Umum Joglo sudah hampir penuh,
sehingga lahan yang sebelumnya kosong terpakai untuk pemakaman.
Pada tahun ini juga penulis menemukan fakta bahwa lahan-lahan
kosong yang semula dimanfaatkan untuk menanam palawija tampak terganti oleh
pepohonan. Hal ini dibuktikan dengan warna hijau yang mendominasi pada citra
tahun 2010, ketimbang dengan warna merah yang mendominasi citra tahun 2002.
Jumlah pepohonan meningkat daripada tahun-tahun sebelumnya. Hal ini menurut
penulis bisa jadi dikarenakan mulai adanya program pemerintah atau kesadaran
dari penduduk sekitar untuk adanya pelestarian lingkungan hidup dengan
penghijauan di daerah perkotaan.
5
2.2.4. Analisis Proses Keruangan Permukiman Penduduk RW 003
Kelurahan Joglo Kecamatan Kembangan Kota Administrasi
Jakarta Barat Tahun 2002-2010
Berdasrkan data analisis pada setiap tahunnya antara tahun 2002-
2010, maka dapat diartikan bahwa perkembangan permukiman penduduk selama
8 (delapan) tahun lebih menonjol pada bebrapa jalan tertentu, yakni: Jalan Kyai
Hasyim, Gang H. Moh. Arief, Gang Sawo Joglo, Jalan Langgar, dan sepanjang
jalan utama, Jalan Joglo Raya. Pada kurun waktu 8 (delapan) tahun ini juga
terdapat perubahan yang sangat terlihat signifikan, yaitu pada bertambahnya
pepohonan atau ruang lingkup hijau sehingga sangat terlihat dampaknya pada
citra foto yang semula adalah lahan kosong yang gersang tanpa tanaman, berubah
menjadi lahan hijau yang menambah kenyamanan penduduk sekitar.
6
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Setelah menelaah dan meneliti kembali data-data analisis yang dilakukan dengan
interval 8 (delapan) tahun dari 2002-2019, maka dapat penulis simpulkan bahwa setiap
tahun pada wilayah RW 003 Kelurahan Joglo Kecamatan Kembangan Kota Administrasi
Jakarta Barat terus mengalami peningkatan kepadatan permukiman penduduk. Meskipun
jika dibandingkan dengan wilayah RW lain RW 003 Kelurahan Joglo masih terdapat
perbandingan yang cukup baik antara permukiman penduduk dengan ruang terbuka hijau
dari tahun ke tahun, namun bila pendatang baru terus bertambah, maka bukan tidak
mungkin kebutuhan akan lahan permukiman semakin mendesak.
Mengenai perkembangan pertumbuhan permukiman yang tidak merata, penulis
mencoba mengemukakan beberapa pendapat, misalnya: yang pertama karena harga jual
lahan di beberapa jalan yang lebih tinggi ketimbang lahan pada jalan yang lain, contohnya
di Jalan Taman Alfa Indah, Jalan Taman Alfa Indah C. 1, dan Jalan Taman Alfa Indah
C.2 memiliki harga jual yang lebih tinggi karena sifatnya yang merupakan komplek
perumahan, tentu terdapat tambahan fasilitas penunjang sehingga akan lebih nyaman;
kedua, kedekatan dengan tempat bekerja, hal ini dibuktikan dengan permukiman
penduduk yang lebih padat dekat Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta W2, dimana kedekatan
dengan jalan tol ini dapat mempersingkat waktu untuk penduduk pulang-pergi dari tempat
bekerjanya, contohnya di Jalan Kyai Hasyim, Gang Sawo Joglo, dan Gang H. Moh. Arief
atau bisa dibuktikan pula pada permukiman penduduk yang terdapat pada Jalan Lapangan
Merah dan sepanjang Jalan Joglo Raya, dimana jalan-jalan tersebut dekat/terdapat banyak
kegiatan ekonomi penduduk; ketiga, kedekatan dengan fasilitas umum masyarakat, misal
pendidikan, hal ini dibuktikan dengan contoh kepadatan permukiman di Jalan Palem Raya
dan Jalan Taman Alfa Indah, dimana disana terdapat sekolah-sekolah dengan jenjang
pendidikanyang memadai, mulai dari Kelompok Bermain (KB) hingga Sekolah
Menengah Pertama (SMP); keempat, keinginan untuk tinggal dekat dengan kerabat dan
sanak saudara;.
Sementara itu, tidak adanya permukiman penduduk di sekitar pinggiran Sungai
Pesanggrahan yang terdapat di bagian barat wilayah RW 003 Kelurahan Joglo sejak tahun
2002-2019 ini menurut penulis bisa saja terjadi karena adanya peraturan dan tindak tegas
dari pemerintah setempat untuk menjaga kealamian/kelestarian sungai. Hal tersebut
merupakan sesuatu yang patut diapresiasi dan suatu langkah yang baik untuk menjaga
alam di tengah perkotaan.
7
DAFTAR PUSTAKA