RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
i
RSNI 2014
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
Daftar isi
Prakata ............................................................................................................................................3
5 Reproduksi .......................................................................................................................... 12
1
RSNI 2014
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
5 Ketentuan Lain..................................................................................................................... 13
Bibliografi ...................................................................................................................................... 58
2
RSNI 2014
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
Prakata
Rancangan Standar Nasional Indonesia (SNI), Spesifikasi penyajian peta RDTR (Rencana
Detail Tata Ruang) Kabupaten/Kota ini dibuat untuk mengakomodasi persyaratan teknis peta
RDTR Kabupaten atau Kota sesuai dengan pedoman penulisan SNI yang berlaku. Skema
Spesifikasi Penyajian Peta RDTR mengacu pada Permen PU No. 20/PRT/M/2011 tentang
Pedoman Penyusunan RDTR dan PZ Kabupaten/Kota.
Standar ini disusun berdasarkan Pedoman Standardisasi Nasional Nomor 8 tahun 2007
tentang Penulisan Standar Nasional Indonesia.
Jika ditemukan adanya hak paten, hak cipta, atau hak intektual lainnya di dalam standar ini,
maka hak-hak tersebut adalah hak setiap pemegang hak intelektual yang bersangkutan.
Panitia Teknis Bidang Informasi Geografis/Geomatika (PT 07-01) menghormati dan
menjunjung tinggi hak-hak intelektual perseorangan atau suatu badan hukum. Identifikasi atau
tuntutan atas kemungkinan adanya pelanggaran hak-hak intelektual dalam standar ini adalah
bukan tanggung jawab PT 07-01.
3
RSNI 2014
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
1. Ruang lingkup
Standar ini menetapkan spesifikasi teknis, prosedur penyajian, dan reproduksi peta Rencana
Detail Tata Ruang (RDTR) Kabupaten/Kota.
Grid peta
sekumpulan perpotongan garis mendatar dan garis vertikal di atas peta yang berjarak
teratur dan dapat digunakan sebagai acuan
CATATAN 1: Grid peta biasanya mengacu pada nama proyeksi yang digunakan;
misalnya, grid Tranverse Mercator, dan grid Universal Transverse Mercator.
CATATAN 2 Grid peta dapat digunakan untuk perhitungan arah dan jarak terhadap titik
lain
Koordinat
besaran linear atau angular yang menyatakan posisi suatu titik dalam suatu sistem acuan
Peta
gambaran dari unsur-unsur alam dan/atau unsur-unsur buatan, yang berada di atas
maupun di bawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dengan
skala tertentu
4
RSNI 2014
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
Reproduksi Peta
penyajian akhir peta yang merupakan hasil dari serangkaian proses penggandaan peta
dari cetakan aslinya
Separasi Warna
proses pemisahan setiap warna gambar, desain, atau negatif yang diperlukan dalam
produksi cetak peta
Simbol
diagram, desain, huruf, karakter, atau singkatan yang ditempatkan pada peta yang
mewakili kenampakan tertentu
Singkatan Istilah
singkatan dalam peta untuk mewakili kenampakan di permukaan bumi yang berlaku di
berbagai wilayah di Indonesia
Skala Peta
angka perbandingan antara jarak dua titik di atas peta dengan jarak tersebut di
permukaan bumi
CATATAN: Sebuah peta skala 1:5.000 berarti bahwa satu satuan ukuran di atas peta
sama dengan 5.000 satuan ukuran di atas permukaan bumi.
Blok
pembagian BWP yang dibatasi oleh batasan fisik yang nyata seperti jaringan jalan,
sungai, jaringan irigasi dan batasan fisik yang masih dalam perencanaan. Blok dapat
terbagi-bagi dalam wilayah yang lebih kecil yang dinamakan sub-blok.
5
RSNI 2014
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
Peta Dasar
peta garis yang menggambarkan posisi horizontal dan vertikal permukaan bumi dan
benda tidak bergerak diatasnya, yang dipakai sebagai dasar pembuatan peta-peta lainnya
Peta Tematik
peta garis yang menggambarkan atau menyajikan tema tertentu dan digunakan sebagai
peta-peta pendukung untuk menganalisis dan merumuskan kebijakan perencanaan tata
ruang.
Peta Rencana
peta garis yang menggambarkan perencanaan tata ruang sebagai bentuk permodelan
dari dokumen rencana tata ruang, meliputi rencana pola ruang, rencana jaringan
prasaran, dan penetapan SUB BWP yang diprioritaskan.
Zona
klasifikasi kawasan atau area dalam rencana pola ruang yang memiliki fungsi dan
karakteristik spesifik.
Contoh: Zona Perkantoran
Subzona
bagian dari zona yang memiliki fungsi dan karakteristik tertentu, diklasifikasikan dan
disimbolkan dengan kode.
6
RSNI 2014
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
Contoh: Zona Perkantoran terdiri dari subzona Perkantoran Pemerintah dengan kode KT-
1 dan Subzona Perkantoran Swasta dengan kode KT-2
Penyajian peta RDTR dibuat sesuai dengan ketentuan skala. Kriteria penyajian peta RDTR
antara lain:
a. Peta RDTR yang mencakup suatu BWP disajikan pada satu lembar kertas
b. Jika BWP terlalu luas maka peta RDTR dapat digambarkan dalam beberapa lembar peta
berdasarkan Sub BWP
c. Jika kriteria (a) dan (b) tidak dapat disajikan pada satu lembar kertas A1 dalam skala
1:5.000 maka peta pada kriteria (a) atau (b) dilengkapi dengan penyajian peta skala
1:5.000 pada beberapa lembar peta berdasarkan indeks RBI.
Satu lembar peta rencana detail tata ruang maka skala penyajian peta disesuaikan
dengan BWP atau Sub BWP.
Satu lembar peta RDTR berdasarkan indeks skala 1:5.000 mencakup daerah
dengan ukuran 115 lintang dan 115 bujur. Dalam hal yang khusus terdapat
pengecualian untuk mencakup pulau-pulau kecil atau suatu daratan yang kecil
untuk menghindari tambahan lembar peta
Grid peta hanya ditunjukkan dengan UTM tick dan interval grid disesuaikan
dengan BWP atau Sub BWP. Jumlah tick mark UTM dibuat secara proposional
sesuai orientasi peta, meliputi:
a. Pada lembar peta secara landcape maka jumlah tick mark sebanyak 5 - 8 tick
mark kekanan dan 5 8 tick mark kebawah (lampiran B 1)
7
RSNI 2014
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
b. Pada lembar peta secara landscape memanjang maka jumlah tick mark
sebanyak 5 9 tick mark kekanan dan 4 6 tick mark kebawah (Lampiran B2)
c. Pada lembar peta secara portrait sebanyak 4 6 tick mark kekanan dan 5 9
tick mark kebawah (Lampiran B3)
Pada tepi peta diberi label angka dan satuan UTM berwarna hitam.
Grid peta hanya ditunjukkan dengan UTM tick pada tepi peta tiap 500 m, diberi
label angka dan satuan UTM berwarna hitam
3.3 Gratikul
Gratikul digambarkan dengan garis penuh berwarna biru dengan interval gratikul
menyesuaikan BWP atau Sub BWP. Jumlah kotak yang dibentuk gratikul dibuat
secara proposional sesuai orientasi peta, meliputi:
a. Pada lembar peta secara landcape maka jumlah kotak yang dibentuk 6 8
kotak ke kanan dan 6 8 kotak ke bawah (lampiran B1)
b. Pada lembar peta secara landscape memanjang maka jumlah kotak yang
dibentuk 7-10 kotak ke kanan dan 5 7 kotak ke bawah (Lampiran B2)
c. Pada lembar peta secara portrait maka jumlah kotak yang dibentuk 5 7
kotak ke kanan dan 7 10 kotak ke bawah (Lampiran B3)
Pada tepi peta diberi label angka dan satuan koordinat berwarna biru.
Gratikul digambarkan dengan garis penuh berwarna biru tiap 15 (detik) dan pada
tepi peta diberi label angka dan satuan koordinat berwarna biru.
Nama unsur alam, unsur buatan, dan nama wilayah administrasi yang dicantumkan di
dalam peta adalah nama yang telah disahkan oleh instansi yang berwenang. Penulisan
nama unsur rupa bumi mengikuti kaidah penulisan nama unsur rupa bumi yang baku.
8
RSNI 2014
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
3.6 Huruf
Jenis dan ukuran huruf yang digunakan di dalam peta RDTR skala 1:5.000 diuraikan di
dalam Lampiran A.
Singkatan unsur yang digunakan di dalam peta RDTR skala 1:5.000 adalah singkatan
yang sudah baku untuk mewakili unsur-unsur, kecuali singkatan lain yang dipandang
perlu..
Contoh: Teluk disingkat Tj, Tanjung disingkat Tg, Pulau disingkat P, dan sebagainya
9
RSNI 2014
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
Orientasi penyajian lembar peta dibuat secara landscape (lihat Lampiran B1), kecuali
pada RDTR yang memiliki bentuk BWP/Sub BWP memanjang dari selatan ke utara maka
peta dibuat secara portrait sebagai upaya efisiensi (lihat Lampiran B3). Pada RDTR yang
memiliki bentuk BWP/Sub BWP memanjang dari Barat ke Timur maka peta dibuat secara
landscape memanjang.
Pada peta yang dibuat secara Landscape dan portrait maka informasi tepi peta terletak
disamping kanan muka peta (Lampiran B1 dan B3) sedangkan peta yang secara
Landscape memanjang maka informasi tepi peta terletak dibawah muka peta (Lampiran
B2). Informasi tepi peta terdiri dari:
Judul Peta memuat Penamaan Peta dan Jenis Peta yang disampaikan. Jika peta hanya
menyajikan rencana pada Sub BWP maka penamaan peta dituliskan secara berjenjang
dimulai dengan BWP, namun jika peta hanya menyajikan rencana berdasarkan BWP
maka tidak perlu mencantumkan Sub BWP dalam judul Peta. Pada peta per sheet yang
dibuat dengan skala 1:5.000 menggunakan indeks peta RBI, maka penamaan lembar
peta harus diikuti dengan nomor lembar peta.
Contoh:
10
RSNI 2014
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
Inset peta menunjukkan posisi peta terhadap wilayah yang setingkat lebih luas. Inset peta
digambarkan dengan kaidah kartografis yang memuat gratikul, toponimi wilayah dan
perairan, batas-batas adminitasi dan simbolisasi lainnya yang menunjukkan lokasi.
Pada peta dalam bentuk lembaran per sheet maka inset peta dibuat dalam 2 macam yaitu
inset peta secara umum dan inset indeks peta.
4.4 Legenda
Setiap unsur yang disimbolkan dalam muka peta harus dijelaskan dalam
legenda/keterangan peta. Legenda peta diawali dengan unsur-unsur peta dasar seperti
ibukota, batas administrasi, perairan dan gunung, dan sebagainya. Masing-masing unsur
peta dapat diklasifikan sesuai kebutuhan dan susunan unsur diprioritaskan dengan data
point, lalu garis, dan area.
11
RSNI 2014
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
a. sumber data
Sumber data memuat keterangan data-data yang digunakan. Sumber data ditulis
secara lengkap terdiri dari jenis data, skala/resolusi, tahun pembuatan, dan instansi
pembuat
b. proses/riwayat data
Pada sumber data berupa citra satelit dan fotoudara, maka perlu dijabarkan dalam
keterangan riwayat peta.
Contoh: Sumber data citra satelit telah dilakukan orthorektifikasi menggunakan data
DEM xx dan survey GCP menggunakan GPS Geodetik Tahun xx.
5. Reproduksi
Spesifikasi teknis kertas untuk pencetakan peta RDTR Kabupaten/Kota adalah sebagai
berikut :
- berdasarkan BWP atau Sub BWP: ukuran peta setelah dipotong menjadi 594 mm x
841 mm (ukuran kertas A1).
- berdasarkan Indeks RBI: ukuran peta setelah dipotong menjadi 525 mm x 825 mm,
jika diperlukan lembar yang bersifat khusus, akan diberi penjelasan pada peta
tersebut;
Penggunaan lembar khusus untuk pencetakan peta RDTR skala 1:5.000 dapat
dilakukan untuk penambahan cakupan lembar ke samping kiri atau kanan dan/atau ke atas
atau ke bawah. Penambahan cakupan lembar ke samping dan/atau kebawah dapat
dilakukan secara proporsional.
12
RSNI 2014
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
6. Ketentuan Lain
Status garis batas wilayah administratif (garis batas provinsi, kabupaten atau kota,
kecamatan, desa/kelurahan dan dusun) dan garis batas negara yang tercantum dalam
peta RDTR dapat meliputi batas definitif (referensi resmi berdasarkan SK Kemendagri),
batas kesepakatan maupun batas indikatif (bukan referensi resmi). Keterangan mengenai
status garis batas wilayah harus dicantumkan dalam data maupun dalam penyajian peta.
6.2 Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam penyajian data seperti satuan koordinat, satuan skala,
arah utara, dan sebagainya adalah bahasa indonesia.
13
RSNI 2014
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
BIBLIOGRAFI
58
RSNI 2014
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
Lampiran A
(normatif)
Unsur, simbol, dan Kodefikasi
Spesifikasi
Simbol dan/
Jenis Tipe Pengertian Keterangan
atau Notasi CMYK HSV (360 100
Simbol (%)
RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7 8
A. Ibukota
14
RSNI 2014
Spesifikasi
Simbol dan/
Jenis Tipe Pengertian Keterangan
atau Notasi CMYK HSV (360 100
Simbol (%)
RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7 8
B. Kantor Pemerintahan
15
RSNI 2014
Spesifikasi
Simbol dan/
Jenis Tipe Pengertian Keterangan
atau Notasi CMYK HSV (360 100
Simbol (%)
RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7 8
C. Garis Pantai
100 00
Line (Garis) 00 00
00 255 255 180 100 100
16
RSNI 2014
Spesifikasi
Simbol dan/
Jenis Tipe Pengertian Keterangan
atau Notasi CMYK HSV (360 100
Simbol (%)
RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7 8
D. Batas Administrasi
6. Batas Dusun
Line (Garis)
17
RSNI 2014
Spesifikasi
Simbol dan/
Jenis Tipe Pengertian Keterangan
atau Notasi CMYK HSV (360 100
Simbol (%)
RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7 8
E. Batas Perencanaan
1. Batas BWP 41 71 73
Line (Garis) 150 74 68 4 54 59 Tebal: 0,7 mm
0
3. Batas Blok 41 71 73
Line (Garis) 150 74 68 4 54 59 Tebal: 0,45 mm
0
4. Batas Subblok 41 71 73
Line (Garis) 150 74 68 4 54 59 Tebal: 0,3 mm
0
F. Perairan
Toponimi sungai
100 00
1. Sungai Area 00 00
00 255 255 180 100 100 digambarkan sesuai
bentuk sungai.
100 00 Ukuran huruf toponimi
2. Danau Area 00 00
00 255 255 180 100 100 danau disesuaikan luas
18
RSNI 2014
Spesifikasi
Simbol dan/
Jenis Tipe Pengertian Keterangan
atau Notasi CMYK HSV (360 100
Simbol (%)
RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7 8
danau.
G. Prasarana Transportasi
00 57 57
1. Jaringan Jalan Area 255 110 110 0 57 100
00
19
RSNI 2014
20
RSNI 2014
kawasan di bawahannya
meliputi kawasan gambut dan
kawasan resapan air
Peruntukan ruang yang
merupakan bagian dari
kawasan lindung yang
mempunyai fungsi pokok
3. Perlindungan setempat Area sebagai perlindungan terhadap 37 17 65 0 85 58 83
160 212 90
sempadan pantai, sempadan
sungai, kawasan sekitar danau
S
atau waduk, dan kawasan
sekitar mata air
Area memanjang/jalur dan atau
mengelompok, yang
penggunaannya lebih bersifat
4. Ruang terbuka hijau Area terbuka, tempat tumbuh 33 3 47 0 101 45 97
171 247135
tanaman, baik yang tumbuh
tanaman secara alamiah H
maupun yang sengaja ditanam
Peruntukan ruang yang
merupakan bagian dari
kawasan lindung yang memiliki
ciri khas tertentu baik di darat
5. Suaka alam dan cagar maupun di perairan yang
Area mempunyai fungsi pokok 43 10 75 0 91 72 90
budaya C 145 230 65
sebagai kawasan pengawetan
keragaman jenis tumbuhan,
satwa dan ekosistemnya
beserta nilai budaya dan
sejarah bangsa
Peruntukan ruang yang
merupakan bagian dari
6. Zona lindung lainnya Area kawasan lindung yang belum 22 6 56 0 79 53 94
200 240 112
terdefinisikan berdasar kriteria
sebelumnya Z
21
RSNI 2014
B. Kawasan Budidaya
Outline
1. Zona Perumahan Area 0 5 28 0 255 242 184 49 28 100
P CMYK: 4 21 52 0
Peruntukan ruang yang RGB: 245 202 122
merupakan bagian dari
kawasan budi daya difungsikan HSV: 39 50 96
a. Rumah kepadatan untuk tempat tinggal atau 0 5 28 0 255 242 184 49 28 100
sangat tinggi hunian dengan perbandingan P5
yang sangat besar antara Tebal: 0,3 pt
jumlah bangunan rumah
dengan luas lahan
Peruntukan ruang yang
merupakan bagian dari
kawasan budi daya difungsikan
b. Rumah kepadatan untuk tempat tinggal atau 0 5 28 0 255 242 184 49 28 100
tinggi hunian dengan perbandingan P4
yang besar antara jumlah
bangunan rumah dengan luas
lahan
Peruntukan ruang yang
merupakan bagian dari
c. Rumah kepadatan kawasan budi daya difungsikan
untuk tempat tinggal atau 0 5 28 0 255 242 184 49 28 100
sedang hunian dengan perbandingan P3
yang hampir seimbang antara
jumlah bangunan rumah
22
RSNI 2014
23 J2
RSNI 2014
24
RSNI 2014
25
RSNI 2014
26
RSNI 2014
CMYK: 4 21 52 0
Peruntukan ruang yang
merupakan bagian dari RGB: 245 202 122
kawasan budi daya yang
dikembangkan untuk
HSV: 39 50 96
a. Pendidikan UP
14 27 51 0 219 186 125 39 43 86
sarana pendidikan dasar
sampai dengan pendidikan Tebal: 0,3 pt
tinggi, pendidikan formal dan
informal, serta dikembangkan
secara horizontal dan vertikal
27
RSNI 2014
28
RSNI 2014
CMYK: 4 21 52 0
Peruntukan ruang yang
dikembangkan untuk RGB: 245 202 122
menampung kegiatan yang
berhubungan dengan
HSV: 39 50 96
a. Pertanian LP 14 20 33 0 219 204 171 41 22 86
pengusahaan mengusahakan
tanaman tertentu, pemberian
makanan, pengkandangan, dan Tebal: 0,3 pt
pemeliharaan hewan untuk
pribadi atau tujuan komersial
29
RSNI 2014
30
RSNI 2014
I.
II. RENCANA JARINGAN PRASARANA
A. Jaringan Jalan
31
RSNI 2014
Outline
CMYK: 0 0 0 100
3. Jalan kolektor Garis 1,4 mm
0 100 100 0 255 0 0 0 100 100 RGB: 0 0 0
0,2 mm HSV: 0 0 0
32
RSNI 2014
Outline
0,3 mm CMYK: 0 0 0 100
5. Jalan lingkungan Garis 0 100 100 0 255 0 0 0 100 100 RGB: 0 0 0
0,075 mm
HSV: 0 0 0
33
RSNI 2014
B. Jaringan Energi
1. Jaringan Listrik
Silang : Silang :
iii. Jaringan transmisi Silang : Silang : Ukuran 2
Jaringan listrik berkapasitas 100 65 10 0 217 100 90
tegangan tinggi mm
Garis 275 KV. 0 90 230
(SUTT) 275 KV
Garis : Garis : Garis : 0,85 mm
Garis :
0 22 88 0 45 88 100
34
RSNI 2014
255 200 30
35
RSNI 2014
36
RSNI 2014
37
RSNI 2014
38
RSNI 2014
C. Jaringan Komunikasi
39
RSNI 2014
40
RSNI 2014
41
RSNI 2014
Rangkaian perangkat
Garis Diameter : 2,8 mm
9. Jaringan Serat Optik telekomunikasi jaringan serat
76 33 100 60 170 0 99 100 67
optik Tebal : 0,5 mm
Rangkaian perangkat
Garis Diameter : 2,8 mm
10. Jaringan Kabel Laut telekomunikasi j aringan kabel
76 33 100 60 170 0 99 100 67
laut Tebal : 0,5 mm
Rangkaian perangkat
Garis Diameter : 2,8 mm
11. Jaringan Internasional 76 33 100 60 170 0 99 100 67
telekomunikasi jaringan
internasional Tebal : 0,5 mm
42
RSNI 2014
Tempat dilaksanakannya
Segitiga : Segitiga : Segitiga :
Arial Narrow 3
kegiatan pengumpulan,
2. Tempat Pengolahan Titik 0 25 10 0 255 190 230 323 25 100
pemilahan, penggunaan ulang,
Sampah Terpadu (TPST) Segitiga : 6
pendaur ulang, pengolahan,
Outline : Outline : Outline :
dan pemrosesan akhir sampah
Outline : 7
0 100 22 0 255 0 200 313 100 100
43
RSNI 2014
Tebal : 0,35 mm
Saluran atau pipa transmisi
b. Pipa air bersih Garis 80 29 0 0 202 80 100 Diameter : 3,5 mm
air bersih sekunder yang
sekunder 50 180 255
digunakan.
Tebal : 0,35 mm
a. Saluran drainase Garis Saluran pengendali banjir 100 69 6 0 220 100 94 Diamond : 3,2 mm
primer Primer. 0 80 240
Tebal : 0,35 mm
b. Saluran drainase Garis Saluran pengendali banjir 80 29 0 0 202 80 100 Diamond : 3,2 mm
sekunder sekunder 50180 255
Tebal : 0,35 mm
c. Saluran air hujan Garis 100 69 6 0 0 80 240 220 100 94 Diamond : 3,5 mm
Saluran air hujan primer.
primer
Diamond : Diamond : Diamond : Tebal : 0,35 mm
44
RSNI 2014
45
RSNI 2014
46
RSNI 2014
a. Instalasi Pengolahan Air Titik Sistem sarana pengolahan air 49 73 100 0 130 70 0 32 100 51
Limbah (IPAL) limbah terpusat Ukuran: 5 mm
b. Instalasi Pengolahan Sistem pengolahan lumpur
Lumpur Tinja (IPLT) Titik tinja yang berasal dari septi 49 73 100 0 130 70 0 32 100 51
Ukuran: 5 mm
tank.
c. Sistem prasarana
pengelolaan lingkungan Titik Sistem prasarana untuk 49 73 100 0 130 70 0 32 100 51
(Limbah B3) pengelolaan limbah B3 Ukuran: 5 mm
47
RSNI 2014
G. Jaringan Lainnya
48
RSNI 2014
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
Lampiran B
(normatif)
Tata Letak Peta
48
RSNI 2014
49
RSNI 2014
50
RSNI 2014
1.3 PORTRAIT
51
RSNI 2014
2 PETA INDEKS
52
RSNI 2014
3. KETENTUAN TEKNIS
Satuan dalam cm
Satuan dalam cm
53
RSNI 2014
54
RSNI 2014
55
RSNI 2014
Warna Hitam
Isi Keterangan
8c Font Arial, 8 KETERANGAN :
- Peta ini bukan referensi resmi mengenai garis-garis batas administrasi.
Warna Hitam
Isi Lembar Pengesahan
Mengetahui,
Font Tandatangan: Arial, bold, 13
WALIKOTA SALATIGA
9
Warna Hitam
____________________
56
RSNI 2014
RSNI
Rancangan Standar Nasional Indonesia
Lampiran C
(Informatif)
Contoh Penyajian Peta
57