GEOMORFOLOGI
Pulau Sulawesi mempunyai luas sekitar 172.000 km2, dan bila digabung
dengan pulau-pulau kecil di sekitarnya kira-kira 188.000km2. Bentuknya menyerupai
huruf K dengan empat cabang atau lengan yang sempit, dipisahkan oleh teluk-teluk
yang dalam, dan menyatu dibagian tengah pulau (Sukamto 1975).
Tabel 2.1 Klasifikasi kemiringan lereng berdasarkan pada klasifikasi Van Zuidam
(1985)
Dari hasil analisa dengan berdasarkan aspek – aspek yang telah dibahas di
atas maka geomorfologi daerah peneletian dapat dibagi menjadi 3 satuan yaitu :
1. Satuan Geomorofologi pedataran Fluvial
2. Satuan Geomorfologi perbukitan Miring Denudasional
3. Satuan Geomorfologi perbukitan Miring struktural
Dataran banjir adalah daerah limpahan air saat terjadinya banjir yang ditamdai
dengan banyaknya akar – akar pohon yang tersingkap didaerah limpasan banjir yang
ada di daerah penelitian.
Channel bar adalah bentuk lahan yang berbentuk daratan disepanjang suatu
alur sungai sebagai hasil pengendapan material yang diangkut sungai.
Erosi alur ( Gully erosion) berlangsung ketika limpasan air permukaan mulai
bergabung membentuk alur, sehingga aliran permukaan terpusat membentuk suatu
alur dan pengikisan terjadi pada alur-alur dari suatu aliran tersebut disertai dengan
torehan terhadap dinding alur. Dari hasil pengamatan di lapangan, keterdapatan erosi
alur dibeberapa stasiun pengamatan pada satuan perbukitan tererosi sedang berlereng
miring disepanjang lereng.
Gambar 2.7 Kenampakan Gully erosion pada satuan perbukitan Miring
Denudasional, pada stasiun 07, Desa Tibo, Arah foto N 3450E
Satuan ini menempati ± 10,50 Km2 dari luas seluruh daerah pemetaan yaitu
sekitar 30,87 km2. Penyebaran satuan geomorfologi ini pada bagian timur daerah
pemetaan membentang dari Timur laut ke Selatan Barat daya. Satuan ini memiliki
kemiringan lereng rata-rata (21 – 550 ) dengan beda tinggi pada peta topografi 250
meter.
Gambar 2.12 Kenampakan Morfologi Stream Offset pada Satuan Geomorfologi
Perbukitan Tersayat Tajam Struktural, Stasiun 29, Sungai Kata, Arah
N 2900 E foto
Morfologi stream offset adalah bentang alam sungai yang arah alirannya
berbelok secara tiba – tiba mengikuti arah bidang patahan dan perubahan arah
alirannya berbelok secara tiba – tiba mengikuti arah bidang patahan dan perubahan
arah alirannya ini disebabkan oleh pergeseran bukit disepanjang patahan mendatar.
Bentuk sungai yang membelok secara zigzag terjadi karena adanya pergeseran bukit
dari pergeseran lateral suatu sesar mendatar yang ada dilokasi penelitian.
Gambar 2.13 Kenampakan Cermin dan Striasi pada Satuan Geomorfologi
Perbukitan Tersayat Tajam Struktural, Stasiun 31, Arah foto N 3150E
Cermin sesar merupakan kenampakan adanya suatu kesan goresan halus dan
licin, akibat gesekan kedua blok batuan yang tersesarkan. Cermin sesar ada
kecenderungan lebih banyak terbentuk pada sesar geser dimana pembentukannya
dengan tekanan yang relative tinggi.
2.3 Sungai
Berdasarkan kandungan air pada tubuh sungai maka jenis sungai dapat dibagi
menjadi beberapa jenis yaitu sungai permanen, periodik, dan episodik.
Berdasarkan jenis sungai maka didaerah penelitian termasuk dalam jenis sungai
periodik.
Gambar 2.16 Kenampakan sungai periodik didaerah penelitian, Stasiun 13 Desa
Tibo, Arah foto N 1850E
Gambar 2.24 Peta Pola aliran sungai pada daerah penelitian Desa Tibo dan
sekitarnya adalah jenis pola aliran paralel
2.4 Stadia Daerah
Tingkat siklus erosi yang telah terjadi dapat diamati pada proses pengikisan
lembah-lembah sungai yang menghasilkan profil sungai, pada bentukan bentukan
hasil proses erosi dan sedimentasi pada daerah permukaan bumi dan pada sekitar
sungai serta kenampakan bentuk-bentuk perbukitan.
Pada daerah penelitian dijumpai bidang – bidang erosi berupa gully erosi,
endapan – endapan sungai berupa channel bar dan point bar, jenis sungai didaerah
penelitian yaitu periodik dengan profil lembah sungai berbentuk “U” ini menandakan
bahwa telah terjadi erosi vertikal maupun lateral pada daerah penelitian.