BAB III
TATANAN GEOLOGI
Tatanan geologi merupakan kondisi geologi dari suatu wilayah yang mencangkup
tentang morfologi, statigrafi dan geologi struktur dari suatu daerah penelitian.
Tatanan geologi pada daerah penelitian mengacu pada peneliti terdahulu, yaitu S.
cukup perkembangannya.
terbentang dari utara ke selatan saling terkait dengan pasangan di barat laut pulau
dataran sunda yang telah mengalami proses pemerataan yang jukup luas sehingga
analisa kontur dan perhitungan persentase kemiringan lereng sesuai dengan tabel
Satuan morfologi datar menempati luas berkisar 40% dari keseluruhan luas
wilayah penelitian dimana penyebarannya kearah barat hingga barat laut dan
presentase kemiringan lereng satuan ini berkisar 0-2% (Van Zuidam 1985).
Dari segi topografinya daerah ini dicirikan dengan bentuk pola kontur yang
Satuan morfologi Agak Miring menempati luas sekitar 45 dari luas keseluruhan
daerah penelitian. Presentase kemiringan lereng satuan ini berkisar 2-7% (Van
Zuidam, 1985), yang mana disusun oleh hasil pelapukan batuan sedimen.
Dari segi pola topografinya, satuan morfologi ini dicirikan dengan bentuk pola
Satuan morfologi miring ini menempati luas berkisar 15% dari keseluruhan luas
wilayah penelitian. Presnetase kemiringan lereng satuan ini berkisar 7-15% (Van
Zuidam, 1985).
Dari segi pola topografinya, satuan morfologi ini dicirikan dengan bentuk pola
kontur yang agak rapat. Kenampakan dilapangan, satuan morfologi ini merupakan
daerah dengan bentang alam yamng miring dan daerah ini juga merupakan hutan
yang sudah beralih fungsi menjadi perkebunan sawit oleh masyarakat setempat.
Cekungan Kutai mencakup areal seluas 60.000 km2 dengan kedalamam sampai
9.000 m (Land dkk, 1986) dan merupakan salah satu cadangan yang berpotensi
Bahan yang diendapkan di Cekungan Kutai berasal dari daratan purba di barat.
Pengendapan batuan berlangsung pada lingkungan laut terbuka, litoral dan delta,
dipengaruhi oleh proses genang laut dan susut laut. Menurut Supriatna dan
Penelitian dan Pengembangan Geologi, batuan yang tertua sampai yang termuda
Stratigrafi regional di daerah penelitian terdiri dari beberapa formasi batuan yang
penelitian dan pengembangan geologi formasi tersebut di urut dari yang tertua
2. Formasi Bebuluh, formasi ini menjari dengan Formasi Pamaluan. Terdiri dari
3. Formasi Pulau Balang, berumur Miosen dan bagian atasnya menjari dengan
Formasi Balikpapan. Formasi Pulau Balang ini terdiri dari batuan greywacke,
Miosen Tengah - Miosen Atas. Formasi Balikpapan ditindih secara selaras oleh
endapan pasir, lumpur dan kerikil yang diendapkan dalam lingkungan sungai,
K
U
A
R
T
E
R
dengan lempung. Dari hal tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa batubara
dataran yang mengakibatkan terjadinya genang laut (transgresi) dari arah timur
ke barat.
alluvial, batupasir kuarsa lepas dengan sisipan lempung, lanau, serpih dan
Endapan aluvial menempati 10% dari total luas daerah keseluruhan regional
daerah penelitian, terdiri dari material lepas dari hasil sedimentasi yang
Mengacu pada regional lembar Samarinda S. Supriatna, dkk (1995), satuan ini
termasuk kedalam Aluvium (Qh) yang berumur berumur Holosen, dan satuan
Satuan ini mencapai 15% dari total luas daerah penelitian. Dengan karakteristik
berwarna abu – abu cerah dan hitam pekat dengan ukuran butir sangat halus
Mengacu pada regional lembar Samarinda S. Supriatna, dkk (1995), satuan ini
batupasir ini menempati bentuk lahan perbukitan. Dengan warna abu-abu putih
Mengacu pada regional lembar Samarinda S. Supriatna, dkk (1995), satuan ini
Batubara didaerah penelitan termasuk kedalam jenis Lignite dengan nilai kalori
4000 – 5500 Kcal dan apabila dilihat dari perbandingan luas lokasi penelitian dan
Struktur geologi yang ada Cekungan Kutai adalah struktur lipatan dan sesar.
Batuan berumur tertua seperti Formasi Pamaluan, Formasi Bebuluh dan Formasi
Pulau Balang umumnya terlipat kuat yang mengakibatkan lapisan menjadi miring
sekitar 400 dan bahkan ada yang mencapai 750. Batuan yang lebih muda seperti
dibeberapa tempat juga terlipat kuat seperti di utara Samarinda atau yang
berdekatan dengan struktur sesar. Arah sumbu lipatan kurang lebih sama yaitu
Embalut, Loa Halui, Jembayan, Loa Kulu, Pulau Balang – Tengin, Sebuluh,
Struktur sesar yang terdapat di cekungan kutai ada 3 (tiga) jenis yaitu sesar naik,
sesar turun dan sesar geser. Sesar naik terjadi pada skala miosen atas kemudian
terpotong aleh sesar geser yang terjadi pada pada akhir miosen atas sedangkan
sesar turun terjadi skala pliosen. Sumberdaya mineral dan energi yang potensial di
Lembar Samarinda berupa minyak dan gas bumi serta batubara, terdapat di Sanga-
sanga, Muara badak dan Tanjung Selatan, sedangkan batubara terdapat di Loa
Timurlaut dan Baratlaut Tenggara. Secara regional kegiatan tektonik di daerah ini
stratigrafi dari litologi formasi batuan yang terlihat sekarang (S. Supriatna,
Sukardi, dan E. Rustandi, 1995). Seperti pola struktur cekungan Kutai dapat
Berdasarkan data pengukuran kedudukan lapisan batuan yang relatif sama, dengan
besar kemiringan yang relatif sama maka ditafsirkan struktur geologi yang
siklin berarah kemiringan lapisan batuan satu arah yaitu relatif ke arah Timur
dengan arah strike relatif ke arah Timurlaut – Baratdaya yang ditandai dengan
antiklin disebelah timur dari sumbu antiklin kearah kemiringan ke Tenggara pada
III-14
batas IUP di Selatan dari area eksplorasi dapat dijumpai adanya bidang lapisan
selatan walaupun dapat dijumpai adanya perubahan struktur lapisan batuan yang
dan disebelah Timur didaerah eksplorasi yaitu pulau seribu kemiringan lapisan