Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) adalah salah satu bentuk penyelenggaraan


pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematik dan sinkron
program pendidikan di sekolah. Program ini menekankan pada penguasaan
keahlian, yang diperoleh melalui kegiatan bekerja secara langsung dengan dunia
kerja secara terarah untuk membentuk keahlian dan mental siswa agar pada saat
lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) siap terjun dalam dunia kerja.

Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) dilaksanakan selama kurang


lebih 3 (tiga) bulan. Untuk program keahlian Survei dan pemetaan khususnya
pihak sekolah telah bekerja sama dengan Kantor Pertanahan Kota Dumai sebagai
salah satu tempat dilaksanakannya Praktek Kerja Industri (PRAKERIN). Hal ini
dilaksanakan dalam rangka peningkatan mutu dari siswa SMK dalam mencapai
tujuan yang relevan antara dunia pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga
kerja.

Berdasarkan struktur program kurikulum SMK bahwa setiap siswa yang akan
melanjutkan ke semester berikutnya dan yang akan mengakhiri jenjang pendidikan
kejuruan harus melakukan Praktek Kerja Industri(PRAKERIN) di industri atau
lembaga swasta maupun di instansi-instansi pemerintahan. Kegiatan
penyelenggaraan Praktek Kerja Industri(PRAKERIN) diharapkan dapat
meningkatkan keahlian dan etoskerja siswa yang meliputi: kemampuan bekerja,
motivasi kerja, inisiatif, kreativitas, disiplin.

LAPORAN PRAKERIN | GPS GEODETIK TRIMBLE R6


1
1.2 Maksud Dan Tujuan Prakerin

1.2.1 Maksud Prakerin

Adapun maksud dilaksanakannya Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) sebagai


berikut:

 Mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama masa sekolah.


 Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam dunia kerja sebenarnya.
 Melatih dan mengembangkan kompetensi yang dimiliki siswa dalam dunia
kerja.
 Mempersiapkan diri untuk terjun ke dunia kerja nantinya.

1.2.2 Tujuan Prakerin

Adapun tujuan dilaksanakannya Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) sebagai


berikut:

 Mengetahui secara langsung bagaimana dunia kerja sebenarnya.


 Mengetahui bagaimana sistem kerja di Kantor Pertanahan Kota Dumai.
 Menjalin kerja sama yang baik antara sekolah dengan perusahaan terkait
sehingga nama sekolah dapat lebih dikenal di kalangan dunia kerja.

1.3 Tempat Dan Waktu Pelaksanaan Prakerin

1.3.1 Tempat Pelaksanaan Prakerin

Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) ini dilaksanakan di Kantor Badan Pertanahan


Nasional yang berlokasi di Jl. Tuanku Tambusai, Bagan Besar, Bukit Kapur, Kota
Dumai, Provinsi Riau.

LAPORAN PRAKERIN | GPS GEODETIK TRIMBLE R6


2
1.3.2 Waktu Pelaksanaan Prakerin

Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) ini dilaksanakan mulai dari tanggal 23


September 2021 sampai dengan 17Desember 2021. Adapun jadwal jam kerja yang
diterapkan pada Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Dumai yaitu sebagai
berikut.

Hari Masuk Istirahat Lembur (Over Time)


Senin - Jumat 08:00-17:00 WIB 12:00-13:00 WIB 19:00-22:00 WIB

Tabel 1.1 Jadwal Jam Kerja

1.4 Ruang Ligkup

Ruang lingkup dalam pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) ini


ditempatkan dibagian Seksi Survey dan Pemetaan.Adapun permasalahan yang
akan dibahas pada prosedur kerja di Seksi Survey dan Pemetaan antara lain:

 Pengukuran menggunkan GPS Geodetik Trimble R6


 Bagaimana Cara pengambilan data pengukuran menggunkan GPS Geodetik
Trimble R6.

LAPORAN PRAKERIN | GPS GEODETIK TRIMBLE R6


3
BAB II
PROFIL BADAN PERTANAHAN NASIONAL KOTA
DUMAI

2.1 Sejarah Badan Pertanahan Nasional Kota Dumai

Badan Pertanahan Nasional awalnya adalah akademi agraria yang didirikan di


Yogyakarta pada tahun 1963, kemudian didirikan lagi di Semarang pada tahun
1964.Di Yogyakarta dengan jurusan Agraria, sedangkan di Semarang dengan
jurusan Pendaftaran Tanah.Pada tahun 1966, diterbitkan status Akademi
Agraria.Sampai akhirnya pada tahun 1971, dibuka jurusan Tata Guna Tanah pada
Akademi Agraria di Yogyakarta.
Kemudian pada tahun 1987, ketika program sarjana muda dihapuskan dan diganti
menjadi Pendidikan Diploma (D3), akhrinya semua jurusan di Akademi Agraria
ini ditiadakan lagi.Pada tahun 1989, pembina Akademi Agraria dialihkan dari
Departemen Dalam Negeri ke Badan Pertanahan Nasional sampai sekarang.Badan
Pertanahan Nasional ini disebut sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen
tetapi dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden dan dipimpin oleh Kepala
BPN di setiap provinsi (sesuai dengan Perpes No.10 tahun 2006).Badan
Pertanahan Nasional mempunyai tugas yaitu melaksanakan tugas pemerintah
dibidang pertanahan secara nasional, regional, dan sektoral.
Pada tahun 1993, nama Akademi Agraria pun diganti menjadi Akademi
Pertanahan Nasional. Pada tahun yang sama Akademi Pertanahan Nasional
jenjang pendidikannya ditingkatkan menjadi Sekolah Tinggi Pertanahan (STPN).
Pada tahun 1996, dibuka program D1 Pengukuran dan Pemetaan Kadastral di
sekolah Tinggi Pertanahan Nasional sampai sekarang.

LAPORAN PRAKERIN | GPS GEODETIK TRIMBLE R6


4
Gambar 2.1 Kantor Pertanahan Kota Dumai

2.2 Visi Dan Misi Badan Pertanahan Nasional Kota Dumai


Kantor Pertanahan Nasional Kota Dumai mempunyai Visi dan Misi sebagai
berikut.

2.2.1 Visi Badan Pertanahan Nasional Kota Dumai


Visi dari Badan Pertanahan Nasional Kota Dumai yaitu menjadi lembaga yang
mampu mewujudkan pertanahan untuk kemakmuran rakyat, serta keadilan dan
keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Republik
Indonesia.

2.2.2 Misi Badan Pertanahan Nasional Kota Dumai


Berikut ini adalah Misi dari Badan Pertanahan Nasional Kota Dumai.
 Peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan
bermartabat dalam berkaitan dengan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah (P4).
 Perwujudan tatanan kehidupan bersama yang harmonis dengan mengatasi
berbagai sengketa, konflik dan perkara pertanahan di seluruh tanah air dan
penataan perangkat hukum dan sistem pengolahan pertanahan sehinggga tidak
melahirkan sengketa dan perkara dikemudian hari.

LAPORAN PRAKERIN | GPS GEODETIK TRIMBLE R6


5
 Keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaaan dan kenegaraan Indonesia
dengan memberikan akses seluas-luasnya pada generasi yang akan dating
terhadap tanah sebagai sumber kesejahteraan.
 Menguatkan lembaga pertanahan sesuai dengan jiwa, semangat, prinsip dan
aturan yang tertuang dalam UUPA dan aspirasi rakyat secara luas.

2.3 Tugas Pokok Dan Fungsi Badan Pertanahan Nasional Kota Dumai

Adapun tugas pokok dan fungsi Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Dumai,
yaitu sebagai berikut:

2.3.1 Tugas Pokok Badan Pertanahan Nasional Kota Dumai


Berikut adalah tugas pokok Badan Pertanahan Nasional Kota Dumai:
 Membangun kepercayaan masyarakat pada Badan Pertanahan Nasional
 Meningkatkan pelaksanaan dan pendaftaran, serta sertifikasi tanah secara
menyeluruh
 Memastikan penguatan hak-hak rakyat atas tanah
 Menangani dan menyelesaikan perkara, masalah, sengketa dan konflik
pertanahan secara sistematis.
 Menata kelembagaan Badan Pertanahan Nasional

2.3.2 Fungsi Badan Pertanahan Nasional Kota Dumai

Adapun fungsi Badan Pertanahan Nasional Kota Dumai:

 Pengolahan data dan informasi dibidang pertanahan.


 Pengaturan dan penetapan hukum antar orang, atau badan hukum dengan
tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Penyelenggaraan dan pelaksanaan survei, pengukuran dan pemetaan dibidang
pertanahan.
 Kerja sama dengan lembaga-lembaga lain dan melakukan pengawasan dan
pengendalian penguasaan pemilikan tanah.

LAPORAN PRAKERIN | GPS GEODETIK TRIMBLE R6


6
 Pembinaan fungsional dan pembinaan lembaga yang berkaitan dengan bidang
pertanahan dan melakukan latihan sumber daya manusia dibidang pertanahan.

2.4 Struktur Organisasi Badan Pertanahan Nasional Kota Dumai

Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme formal dengan


organisasi yang dikelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan
perwujudan pola tetap hubungan antar fungsi, bagian, atau posisi maupun orang
yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang
berbeda-beda dalam suatu organisasi. Struktur ini mengandung unsur-unsur
spesialisasi kerja, standardisasi, koordinasi, sentralisasi, atau desentralisasi dalam
proses pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan kerja.

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Badan Pertanahan Nasional Kota Dumai

LAPORAN PRAKERIN | GPS GEODETIK TRIMBLE R6


7
BAB III
ALAT PENGUKURAN GPS GEODETIK TRIMBLE R6

3.1 Landasan Teori

Landasan teori adalah seperangkat definisi, konsep serta proposisi yang telah
disusun rapi serta sistematis tentang variable-variabel dalam sebuah penelitian.
Landasan teori ini akan menjadi dasar yang kuat dalam sebuah penelitian yang
akan dilakukan.

3.1.1 Pengertian GPSGeodetik

Global Positioning System atau yang lebih popular disebut denganGPS adalah
sebuah alat yang mempunyai fungsi untuk menentukan titik lokasi.Saat ini GPS
merupakan alat yang sangat banyak digunakan meskipun wujudnya berupa
smartphone.Biasanya GPS digunakan di Google Maps dan juga berbagai aplikasi
ojek online.GPS pun terdapat bermacam-macan jenisnya, salah satunya adalah
GPSGeodetik.

Pada Kantor Pertanahan Kota Dumai menggunakan alat pengukuran yang bernama
GPS Geodetik atau sering disebut dengan GPS Pemetaan.GPS Geodetik adalah
alat ukur GPS dengan mengunakan satellite dimana Akurasi yang sangat tinggi
serta ketelitian yang dihasilkan sangat akurat,alat ini dapat digunakan dalam
pengukuran lahan tanah, seperti Hutan, perkebunan, dan perumahan dengan
akurasi sampai 5-10 mm. GPS Geodetik untuk bisa mendapatkan data yang akurat
menggunakan survey dan penerapan dengan fasilitas satelit. Alat untuk GPS bisa
menerima sinyal khusus dari L1, L2 serta GNSS.GPS Geodetik dapat melakukan
perekaman data mentah baik menggunakan format umum maupun menggunakan
sistem dataRinex.

LAPORAN PRAKERIN | GPS GEODETIK TRIMBLE R6


8
Gambar 3.1 GPS Geodetik

Data yang direkam dan dicatat oleh GPS ini mempunyai tingkat ketelitian serta
keotentikan yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan GPS navigasi
biasa.Dari informasi beberapa lokasi yang jual GPS Geodetik murah menyatakan
bahwa alat ini memiliki tingkat keakuratan data yangsangatbagus.Lahanyang
diukurbisamencapaitingkatkeakuratanmulaidari5hingga10mm.

Koordinatmerupakansebuahtitikdengandasarsistemdua
dimensidantigadimensi.Adapuntitik-titikkoordinatmemilikiacuan
terhadapsebuahsistemkoordinatkhusus.PadaGPSGeodetik,GPS
tersebutsudahmemiliki3titiksebagaiparameter.Yangpertamaadalah
titiknolyangdiukurdarisebuahorientasisumbu.Koordinattersebut
disebutkartesiusatauseringdinamakancurvilinear.Koordinatinisering
dipakaiuntukmenentukanorientasisumbuordinatsertatitiksistem ordinat.

Titik yang terdapat dipermukaan bumi ditentukan oleh sebuah titik nol dimana
anda akan mendapatkan data yang berpusat dilokasi yang ada pada massa bumi
apabila titik tersebut berbanding lurus terhadap permukaan bumi. Untuk
menentukan sebuah titik pada permukaan bumi juga dipakai untuk menentukan
sistem koordinat geometrik.Adapun penentuan titik tersebut memakai satelit.

Jaring titik kontrol Geodetik disusun berdasarkan atas pengamatan pada


satelit.control orde 0 sampai dengan 4 dikerjakan menggunakan metode survei
GPS. Kecepatan yang dibangun secara tiga dimensi ini pun memberikan
keakuratan penemuan lokasi dengan lebih cepat.Penentuan mudah, cepat serta

LAPORAN PRAKERIN | GPS GEODETIK TRIMBLE R6


9
tidak dipengaruhi faktor cuaca. Segmen yang bekerja pada GPS meliputi segmen
angkasa, di mana segmen ini terdiri atas satelit-satelit GPS, kemudian segmen
sistem kontrol yang berisi tempat-tempat monitor dan alat untuk mengontrol
satelit, dan segmen pengguna yang tersusun dari alat penerima serta pengolah data
GPS.

Setiap segmen bekerja secara simultan, rapi dan cepat untuk menemukan focus
lokasi sehingga data yang didapatkan akurat, cepat dan bisa dipertanggung
jawabkan.Dari setiap satelit GPSGeodetik mengeluarkan pancaran sinyal
gelombang di 2 frekuensi L band yang disebut dengan istilah L1 dan L2.
Frekuensi L1 mencapai 1575,42 MHz, adapun sinyal L2 berada pada frekuensi
1227,60 MHz. Dari sebuah info jual GPSGeodetik CHC didapatkan pengetahuan
bahwa sinyal L1 memberikan 2 kode biner yang disebut dengan istilah kode P. P
merupakan kependekan dari Precise dan Private. Kode ini merupakan kode yang
sangat presisi dan tepat untuk menentukan sebuah titi koordinat.

Kode yang satu disebut kode C/A. C/A adalah kependekan dari clear access dan
coarse acquisition dimana menunjukkan bahwa kode C/A tersebut jelas dan
terakui sisi dengan baik. Adapun saat ini kode P telah mengalami perubahan nama
menjadi kode Y. Kode Y memiliki struktur yang tidak disampaikan untuk umum.
Mekanisme kerja GPSGeodetik yang terstruktur dan tersistematik ini
menghasilkan data yang akurat dan cepat.

Konsep penentuan titik sebuah lokasi menggunakan GPS didasarkan atas sebuah
resesi atau ikatan kebelakang terhadap jarak.Pengukuran yang dilakukan secara
simultan terhadap beberapa satelit yang titik koordinatnya sudah diketahui.GPS
memberikan posisi dalam bentuk tiga dimensi dan dinyatakan disebuah world
geodetic system (WGS).Posisi yang ditampilkan pada GPS bisa berupa posisi diam
dan dapat juga posisi gerak. Posisi titik dapat diperoleh dari sebuah penerima
sinyal GPS yang ditentukan oleh pusat bumi menggunakan cara posisi absolut.
Dapat juga ditentukan dengan memakai teknik differential atau posisi relative
terhadap titik lain yang sudah diketahui titik koordinatnya.

LAPORAN PRAKERIN | GPS GEODETIK TRIMBLE R6


10
Penentuan ini menggunakan dua alat penerima sinyal sehingga diperoleh titik
akurasi data yang tinggi.GPS mampu menunjukkan sebuah posisi secara langsung
dan diakses rea ltime, namun bisa juga menunjukkan sebuah posisi yang
ditampilkan setelah diadakan pengamatan.Dengan demikian pengguna dapat
melihat sebuah posisi disaat tertentu secara langsung seperti pada saat mencari
sebuah lokasi.

3.1.2 Kegunaan GPS Geodetik

GPS tipe Geodetik adalah jenis receiverGPS yang relative sangat canggih, paling
mahal dan pastinya memberikan data yang paling akurat.GPS Geodetik ini
umumnya digunakan untuk project aplikasi yang menuntut ketelitian yang
tinggi.Tipe ini juga dibagi menjadi beberapa klasifikasi.Tipe satu frekuensi (L1)
dan tipe dual frekuensi (L1 dan L2). Gelombang L1 akan membawa dan merekam
data pseudorange dan data fase atau kode P (Y) dan C/A beserta pesan navigasi.
Sedangkan gelombang L2 akan membawa kode P(Y) dan pesan navigasi.

Dengan posisi diferensial, pemetaan bisa dilakukan dari jarak beberapa meter
sehingga prosesnya pun sangat mudah.Hal ini menjadi salah satu kelebihan dari
alat modern tersebut.Bukan hanya itu, pemetaan yang dilakukan juga dengan kode
C/A.

3.1.3 Kelebihan Dan Kekurangan GPS Geodetik

A. Kelebihan GPS Geodetik

Berikut beberapa kelebihan penggunaan GPS Geodetik sebagai berikut:

 Penggunaan GPSGeodetik dapat digunakan kapan saja tanpa tergantung


cuaca, kecuali hujan.
 Cakupan wilayah mencakup hampir seluruh permukaan bumi.
 Dapat digunakan secara bersamaan.
 Penentuan posisi mengacu pada satu datum Global yakni datum WGS 84
yang teliti dan sangat mudah diwujudkan.

LAPORAN PRAKERIN | GPS GEODETIK TRIMBLE R6


11
 Akurasi posisi yang sangat tinggi hingga pada satuan milimeter.
 Penggunaan GNSS bebas tarif.
 Cenderung efektif dan efisien khususnya dalam hal penggunaan waktu,
besaran anggaran, serta tenaga yang dibutuhkan.
 Meminimalisir penipuan dalam pengukuran.
 Mudah diaplikasikan.

B. Kekurangan GPSGeodetik

Selain memiliki beberapa kelebihan, disisi lain teknologi pemetaan ini juga
memiliki beberapa kekurangan. Diantaranya adalah:

 HargaGPS yang jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan GPS


Konvensional.
 GPSGeodetik yang terhubung langsung dengan satelit dapat sulit untuk
digunakan jika wilayah tersebut berada di antara gedung-gedung tinggi atau
pepohonan yang rapat karena pancaran gelombang satelit sulit untuk
menembus benda-benda padat.

3.1.4 Metode Pengukuran

Pada dasarnya penentuan posisi dengan GPSGeodetik atau GNSS adalah reseksi
dengan jarak, yaitu pengukuran jarak dari receiver ke beberapa satelit secara
simultan.Posisi atau koordinat masing – masing satelit telah diketahui. Prinsip dan
karakteristik dari setiap metode pengukuran dijelaskan berikut ini:

LAPORAN PRAKERIN | GPS GEODETIK TRIMBLE R6


12
METODE ABSOLUT DIFERENSIAL TITIK RECEIVER
Menggunakan Menggunakan 2
1 Receiver receiver
STATIK Y Y Diam Diam
KINEMATIK Y Y Bergerak Bergerak
RAPIDSTATIC Y Diam Diam
(Singkat)
PSEUDO- Y Diam Diam &
KINEMATIK Bergerak
STUP AND-GO Y Diam Diam &
Bergerak

Tabel 3.1 Prinsip Dan Karakteristik Metode Pengukuran

Berikut ini adalah penjelasan mengenai metode pengukuran dengan GPS Geodetik
atau GNSS.
A. Metode Pengukuran Absolute

Metode pengamatan ini dinamakan juga point positioning karena penentuan posisi
dapat dilakukan per titik tanpa tergantung pada titik lainnya yang diberikan
berdasarkan sistem referensi datum WGS-84 terhadap pusat masa bumi, dengan
menggunakan satu alat receiver GNSS. Prinsip dasarnya adalah melakukan
pengukuran jarak terhadap beberapa satelit secara simultan, titik yang akan
ditentukan posisinya dalam keadaan diam atau bergerak, dan biasanya berdasarkan
pengamatan data pseudorange. Pengamatan data phase bisa juga digunakan jika
sebelumnya telah ditentukan initialisasi ambiguitas phase atau telah diestimasi
bersamaan dengan nilai posisinya, pengamatan ini dinamakan Precise Point
Positioning (PPP) yang menggunakan data phase dalam pengamatan statik atau
postproses.

LAPORAN PRAKERIN | GPS GEODETIK TRIMBLE R6


13
Gambar 3.2 Metode Pengukuran Absolute

B. Metode Pengukuran Differential

Metode pengamatan ini juga dinamakan relative positioning, dibutuhkan minimal


2 alat GNSS geodetik, salah satu alat tersebut ditempatkan pada titik yang
diketahui koordinatnya (titik referensi), dan alat yang lain ditempatkan pada posisi
yang ditentukan merupakan relatif terhadap titik referensi tersebut. Prinsip
dasarnya yaitu melakukan proses diferensial untuk melakukan eliminasi dan
reduksi terhadap beberapa kesalahan dan bias, sehingga diperoleh posisi yang
lebih akurat. Titik yang akan ditentukan bisa dalam keadaan diam atau bergerak,
dan data yang digunakan yaitu pseudorange, phase atau phase-smoothed
pseudorange. Metode pengamatan ini digunakan untuk kegiatan survey dan
pemetaan, survey geodetik, dan navigasi presisi.

Gambar 3.3 Metode Pengukuran Diferensial

LAPORAN PRAKERIN | GPS GEODETIK TRIMBLE R6


14
C. Metode Pengukuran Static

Pada metode pengukuran ini titik yang akan ditentukan posisinya tidak bergerak,
pengamatan yang dilakukan bisa secara absolute maupun diferensial, data
pengamatan bisa menggunakan pseudorange dan/atau phase yang selanjutnya
dilakukan pengolahan data setelah pengamatan (post process), keandalan dan
ketelitian yang diperoleh cukup tinggi yaitu di orde milimeter sampai centimeter,
dan biasanya digunakan untuk penentuan titik-titik kontrol survey pemetaan
maupun survey Geodetik. Prosedur pengumpulan data di lapangan sama dengan
pengukuran statik, lama pengamatan tergantung pada panjang baseline, jumlah
satelit, serta geometri satelit pengamatan ini berbasiskan metode pengamatan
diferensial dengan menggunakan data phase.

Gambar 3.4 Metode Pengukuran Static

D. Metode Pengukuran Kinematik

Pada metode pengukuran kinematik ini titik-titik yang akan ditentukan posisinya
bergerak (kinematik), selain untuk posisi, GNSS juga bisa digunakan untuk
menentukan kecepatan, percepatan dan altitude. Pengamatan ini bisa dilakukan
secara absolute maupun diferensial dengan menggunakan data pseudorange
dan/atau phase.Hasil penentuan posisi nya bisa diperlukan saat pengamatan (real-
time) ataupun sesudah pengamatan (post-processing), untuk pengamatan
diferensial secara realtime diperlukan komunikasi data antara stasiun referensi
dengan receiver yang bergerak.Penggunaan metode kinematik biasanya dilakukan
untuk navigasi, pemantauan (surveilance), guidance, fotogrametri, airborne
gravimetry, survei hidrografi dan lain-lain.

LAPORAN PRAKERIN | GPS GEODETIK TRIMBLE R6


15
Gambar 3.5 Metode Pengukuran Kinematik

E. Metode Pengukuran Stop and go

Pada metode pengukuran ini dilakukan pergerakan alat GNSS sebagai rover dan
stop selama beberapa puluh detik dari titik ke titik, dinamakan juga survey semi
kinematik, mirip dengan pengukuran kinematik, hanya titik yang akan ditentukan
posisinya tidak bergerak dan alat GNSS diam beberapa saat dititik tersebut.
Karakteristik :Rover bergerak dan stop (beberapa saat = puluhan detik) dari titik ke
titik. Nama Lain = Survei semi kinematik, mirip kinematik hanya posisi titik yang
akan ditentukan posisinya diam dan receiver diam beberapa saat.

Gambar 3.6 Metode Pengukuran Stop And Go

LAPORAN PRAKERIN | GPS GEODETIK TRIMBLE R6


16
F. Metode Pengukuran RTK (Real Time Kinematic)

Prinsip penentuan posisi secara relative yang memanfaatkan data fase (RTK) atau
pseudo-range (DGPS secara real time atau paska pengukuran). Metode RTK dapat
dijelaskan sebagai berikut. Survei metode RTK terdiri atas base dan rover station,
dengan receiver yang ada base station tidak berubah posisi antenanya selama
melakukan pengukuran sedang receiver yang berfungsi sebagai rover dipindah-
pindahkan sesuai untuk positioning yang direncanakan. Persoalan utama yang
dihadapi pada survei GPS dengan metode RTK adalah kualitas dan kemampuan
penerimaan koreksi diferensial dan jarak dari base station ke rover station.

Gambar 3.7 Metode Pengukuran RTK

G. Metode Pengukuran PPP

Pada metode pengukuran ini menggunakan teknologi terbaru dengan


menggunakan satu alat receiver yang mempunyai kemampuan menerima data
koreksi secara realtime dari satelit komunikasi L-Band, pengamatan secara statik
dilakukan dengan initialisasi awal sekitar 30 menit di tempat yang relatif terbuka,

LAPORAN PRAKERIN | GPS GEODETIK TRIMBLE R6


17
Gambar 3.8 Metode Pengukuran PPP

H. Metode Pengukuran CORS

CORS pada umumnya digunakan untuk berbagai kepentingan praktis (engineering


purposes).Teknologi CORS berkembang mengingat keperluan positioning metode
RTK terkendala kualitas koreksi diferensial yang semakin menurun terhadap
jangkauan jarak dan juga waktu yang digunakan untuk akuisisi data terutama
setting up receiver di base.

Gambar 3.9 Metode Pengukuran Cors

LAPORAN PRAKERIN | GPS GEODETIK TRIMBLE R6


18
3.2 Pembahasan

Pada laporan ini akan membahas mengenai bagian-bagian, fungsi pada setiap
tampilan Controller, metode pengukuran yang digunakan serta cara pengambilan
data menggunakanGPS Geodetik TrimbleR6.

3.2.1 Bagian-Bagian GPS Geodetik Trimbel R6

GPS Geodetik Trimbel R6 terdiri dari beberapa bagian utama yaitu sebagai
berikut.

A. Receiver

Alat yang digunakan untuk menerima sinyal berupa gelombang yang dipancarkan
oleh satelit GPS.

Gambar 3.10 Receiver

LAPORAN PRAKERIN | GPS GEODETIK TRIMBLE R6


19
B.Controller

Sebagai pengatur sistem atau pengontrol yang akan terhubung dengan satelit
Receiver

, serta sebagai penyimpan data.

Gambar 3.11Controller

C. AntenaReceiver

Alat ini juga digunakan untuk menangkap sinyal yang dipancarkan oleh satelit,
dengan mengenai minimal 3 sinyal satelit yang berbeda.

Gambar 3.12 Antena Receiver

LAPORAN PRAKERIN | GPS GEODETIK TRIMBLE R6


20
D. Extension Pole

Berfungsi untuk tempat penyanggareceiver.

Gambar 3.13 Extension Pole

3.2.2 Tampilan Pada Controller

Pada tampilan Controller terdapat beberapa opsi yang memiliki fungsi masing-
masing.

Gambar 3.14 Tampilan Pada Controller

Fungsi pada tampilan Controller :

LAPORAN PRAKERIN | GPS GEODETIK TRIMBLE R6


21
 Files : Tempat penyimpanan data pengukuran.
 Key in :Berfungsi untuk mengunci Controller
 Configuration : Digunakan untuk mengkoneksikan controller dengan
receiver.
 Survey : Digunakan untuk melakukan perekaman data pengukuran.
 Cogo : Berfungsi untuk mengkonversikan sudut dari desimal
derajat ke radian, derajat, menit, detik.
 Instrument : Digunakan untuk melakukan pengecekan satelit

3.2.3 Metode Pengukuran Yang Digunakan

Metode pengukuran yang digunakan adalah metode statik absolut.Pada metode


statik absolut ini titik yang akan ditentukan posisinya tidak bergerak dengan
menggunakan satu alat receiver.

Gambar 3.15 Metode Pengukuran Statik Absolut

3.2.4 Cara Pengambilan Data Pengukuran

Pengambilan data pengukuran menggunakan GPS Geodetik meliputi beberapa


tahapan-tahapan, yaitu sebagai berikut.

A. OpsiConfiguration

LAPORAN PRAKERIN | GPS GEODETIK TRIMBLE R6


22
Pada opsi ini digunakan untuk melakukan pengkoneksian antara Controller
dengan Receiver.Adapun langkah-langkah mengkoneksikan Controller dengan
Receiver adalah sebagai berikut.

 Klik opsiConfiguration lalu klik Controller

Gambar 3.16 Klik Controller

 Setelah itu klik Bluetooth

Gambar 3.17 Klik Bluetoth

LAPORAN PRAKERIN | GPS GEODETIK TRIMBLE R6


23
 Lalu klik Accept

Gambar 3.18 Klik Accept

B. OpsiInstrument

Sebelum melakukan pengambilan data, hal utama yang harus dilakukan adalah
melakukan pengecekan jumlah satelit yang tertangkap. Langkah ini bertujuan
untuk memastikan lebih dari 3 satelit yang tertangkap, karena dalam melakukan
pengukuran menggunakan GPS Geodetik minimal jumlah satelit yang tertangkap
adalah 3 satelit yang bertujuan agar mendapatkan akurasi yang tinggi. Adapun
langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut.

 Klik opsiinstrument lalu klik satelites.

Gambar 3.19 Klik Satelites

LAPORAN PRAKERIN | GPS GEODETIK TRIMBLE R6


24
 Jumlah satelit yang tertangkap, misalnya 9 satelit.

Gambar 3.20 Jumlah Satelit Yang Tertangkap

C. OpsiSurvey

Proses pengambilan data pengukuran akan dilakukan pada opsi ini. Berikut
langkah-langkah dalam memulai Survey.

 Klik opsiSurvey lalu klik Static.

Gambar 3.21 Klik Static

 Setelah itu klik Measure Point.

LAPORAN PRAKERIN | GPS GEODETIK TRIMBLE R6


25
Gambar 3.22 Klik Measure Point

 Lalu akan diarahkan ke tempat penyimpanan data. Tentukan tempat


penyimpanan data.

Gambar 3.23 Tempat Penyimpanan Data

 Setelah itu,akan diarahkan pada tempilan penentuan durasi pengukuran. Klik


options.

LAPORAN PRAKERIN | GPS GEODETIK TRIMBLE R6


26
Gambar 3.24 Klik options

 Masukkan durasi pengukuran sesuai kebutuhan, semakin lama durasi


pengukuran makan semakin tinggi akurasinya. Misalnya 30 menit lalu klik
enter.

Gambar 3.25 Klik Enter

LAPORAN PRAKERIN | GPS GEODETIK TRIMBLE R6


27
 Setelah itu klik Measure.

Gambar 3.26 Klik Measure

 Maka secara otomatis proses pengambilan data berjalan. Proses pengambilan


data berjalan sesuai durasi pengukuran yang telah ditentukan sebelumnya.
Untuk mengetahui sedang dalam proses pengambilan data yaitu dengan cara
memperhatikan gambar orang sedang memegang tripod.

Gambar 3.27 Proses Pengambilan Data

 Untuk mengetahui proses pengambilan data telah selesai, yaitu dengan cara
kembali ke tampilan Controller. Perhatikan pada bagian yang telah ditandai

LAPORAN PRAKERIN | GPS GEODETIK TRIMBLE R6


28
pada gambar. Disitu terlihat tampilannya sudah kosong yang menandakan
proses pengambilan data telah selesai.

Gambar 3.28 Proses Pengambilan Data Telah Selesai

D. OpsiFiles

Setelah proses pengambilan data selesai, maka tahap selanjutnya adalah


memindahkan file data pengukuran dari Controller ke Flashdisk .Berikut adalah
caranya.

 Klik opsifiles lalu klik open job.

Gambar 3.29 Klik Open Job

 Setelah itu pilih file yang akan dipindahkan lalu copyfile tersebut.

LAPORAN PRAKERIN | GPS GEODETIK TRIMBLE R6


29
Gambar 3.30 Copy File

 Kemudian klik trimble data lalu klik Harddisk (Flashdisk).

Gambar 3.31 Klik Harddisk

 Lalu paste fileyang telah di copy sebelumnya.

LAPORAN PRAKERIN | GPS GEODETIK TRIMBLE R6


30
Gambar 3.32 Paste File

E. Hasil Pengambilan Data Pengukuran

Hasil yang di dapat pada proses pengambilan data pengukuran berupa koordinat
dan elevasi.

X Y Z
233224 1739541 0.392
233220 1739547 1.126
233238 1739549 1.115
233235 1739578 1.901
233218 1739577 0.907
233217 1739577 1.944
233213 1739577 2.052
233214 1739566 1.856
233213 1739566 1.945
233213 1739556 2.347

Tabel 3.2 Data Pengukuran

LAPORAN PRAKERIN | GPS GEODETIK TRIMBLE R6


31
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Selama melakukan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) di Kantor Badan


Pertanahan Nasional (BPN) Kota Dumai, Penulis telah banyak memperoleh
pengalaman yang bermanfaat mengenai dunia kerja yang sebenarnya. Dan Penulis
dapat mengambil kesimpulan dari hasil laporan yang disusun dengan judul “Alat
Pengukuran GPS Geodetik Trmble R6” sebagai berikut :

 Pengukuran menggunakan GPS Geodetik Trimble R6 memiliki akurasi yang


tinggi hingga satuan milimeter.
 Cakupan wilayah mencakup hampir seluruh permukaan bumi.
 Menerima sinyal dari GNSS (Global Navigation Satellite System) yang
membuat tingkat akurasi tinggi.

4.2 Saran

Dari hasil selama melakukan kegiatan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN), ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dan diharapkan adanya perbaikan untuk
kemajuan dalam melakukan pengukuran di Kantor Badan Pertanahan Nasional
(BPN) Kota Dumai untuk kedepannya. Penulis mencoba memberikan beberapa
saran yang sifatnya membangun , yaitu sebagai berikut :

 Sebelum melakukan kegiatan apapun itu hendaknya mengusai teori yang akan
dilakukan dan dikerjakan.
 Memastikan bahwa alat-alat pengukuran yang diperlukan telah dibawa dan
jangan sampai ada yang ketinggalan.

LAPORAN PRAKERIN | GPS GEODETIK TRIMBLE R6


32
DAFTAR PUSTAKA

Abidin.2007. Metode Penentuan Posisi Menggunakan GPS Geodetik. Yogyakarta:


Prodi4
Admin Managemen. 2018. Pengertian GPS Geodetik. Serpong: Partnership
Candra Bi. 2020. Cara Kerja GPS Geodetik. Bekasi: Pewarta Indonesia
Syaiful Ahmad. 2007. Kelebihan Dan Kekurangan GPS Geodetik. Surabaya: Full
Survey

LAPORAN PRAKERIN | GPS GEODETIK TRIMBLE R6


33

Anda mungkin juga menyukai