PENDAHULUAN
1
2017 tentang Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap dan Instruksi Presiden
No. 2 Tahun 2018 tentang Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Seluruh
Wilayah Republik Indonesia dan untuk melaksanakan percepatan itu dibantu oleh alat
yang memadai dan mutahir seperti GPS Geodetic.
Adapun lokasi PTSL ini bertempat di salah satu kelurahan di Sumatera Selatan
yaitu Mesat Seni, terletak pada 3’16’18”S 1-2’53’58.7”E kelurahan yang berada di
Kecamatan Lubuk Linggau Timur I Kota Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, Indonesia.
Ekonomi masyarakat khususnya di Kelurahan Mesat Seni cukup baik dikarenakan letak
daerahnya yang dekat dengan pusat perdagangan Kota Lubuk Linggau sehingga warga
Kelurahan Mesat Seni lebih banyak menjadi pedagang, berkaitan dengan aktifitas warga
yang menjadi pedagang pada umumnya, menjadikan proyek PTSL ini lebih aktif
terutama pada warga itu sendiri dalam memperjelas legalitas hukum untuk tanah
mereka, mengingat tanah mereka terletak pada pusat perdagangan yang mana setiap
orang butuh tempat untuk berdagang.
Pada saat ini banyak ditemui masalah-masalah tentang hak-hak atas tanah di
Indonesia, contohnya saja kasus perebutan hak atas tanah terjadi dikarenakan tidak
memiliki bukti sah dari tanah tersebut (sertifikat tanah). Kasus ini juga terjadi di Kel.
Mesat Seni.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas maka penulis
mengangkat hal tersebut sebagai laporan kerja praktek yang berjudul “Proses
Pengambilan Dan Pengolahan Data Real Time Kinematik (RTK) Pada Proyek
PTSL (pendaftaran tanah sistematis lengkap)”.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari judul yang diangkat adalah untuk menjabarkan teknis
pengukuran dan pemetaan bidang tanah dalam proses melengkapi syarat pendaftaran
sertifikat tanah.
Adapun tujuan dari judul yang diangkat:
1. Untuk mengetahui proses pengambilan data secara langsung di lapangan
menggunakan GPS Geodetic (Real Time Kinematik).
2. Untuk membuat gambar bidang tanah sesuai pendaftaran tanah sistematis
lengkap (PTSL).
2
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari judul yang diangkat:
1. Mengetahui pengoperasian alat RTK.
2. Mengetahui cara pengambilan data dilapangan menggunakan RTK (Real
Time Kinematik).
3. Mengetahui situasi dilapangan dan cara bersosialisasi.
4. Mengetahui pengolahan serta pengambaran hasil data dari RTK.
5. Membantu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
6. Memperjelas hak kepemilikan atas tanah.
3
BAB II
INFORMASI PERUSAHAAN
4
Perusahaan KJSKB ini berdiri pada tahun 2017 dengan menaungi para tenaga
profesional yang selalu penuh dedikasi dalam melayani mitra dan menjaga kepercayaan
akan produk dan mutu layanan. KJSKB ini didirikan untuk memenuhi kebutuhan
layanan jasa teknis spesialisasi jasa dibidang usaha survey pengukuran dan pemetaan
kadaster..
Visi dari KJSKB OVANDY TRINSO PUTRA & REKAN ini adalah “Mitra
yang mampu mewujudkan kinerja yang profesional dalam pendaftaran tanah”.
Misi KJSKB OVANDY TRINSO PUTRA & REKAN adalah :
1. KJSKB menjadi satu-satunya wadah profesional survey dan pemetaan dari
ATR/BPN.
2. KJSKB adalah mitra untuk percepatan pendaftaran tanah melalui program
strategis nasional.
3. KJSKB adalah mitra yang mendidik tenaga terampil menjadi perpanjang
tangan tenaga ahli survey dan pemetaan yang dibutuhkan ATR/BPN.
4. Menyelenggarakan proses pembuatan sertifikat yang berkualitas, didukung
sarana dan prasarana sesuai perkembangan teknologi.
5
STRUKTUR ORGANISASI
KJSKB OVANDY TRISNO PUTRA & REKAN
Pimpinan
Desi Syafriani,M.Eng
OctaVernandes,S.T
Administrasi
Ka. Bagian Mobilisasi
Adelina S Nasution,S.T
Ahmad Jumaidi,S.Kom
TEAM 1 TEAM 2
6
TEAM 1
Project Manager
Arnold Meitris Fonda,S.T
Surveyor Drafter
7
TEAM 2
Project Manager
Ridho Ilahi,S.T
Surveyor Drafter
1.Fachri Salim,S.T
2.Isma Mhmmd Fadly,S.T 1. Yogi Sandeo, S.T
3.Martoni S.T 2.Windi Harianto, S.T
4.Rachmat Alfian, S.T 3. Muldial
8
2.3 Bidang-bidang Kerja di KJSKB Ovandy Trisno Putra & Rekan
Dibawah ini adalah uraian tugas dan wewenang dari gambar struktur organisasi
KJSKB Ovandy dan Rekan, sebagai berikut:
a. Pimpinan
Kepala kantor bagian KJSKB memiliki tanggung jawab langsung kepada kantor
BPN dan yang mengatur segala aturan yang telah di tetapkan secara hukum dan
resmi.
b. Kepala bagian keuangan
Bagian keungan ini berfungsi untuk mengatur segala mengenai pengeluaran dan
pemasukan dana yang terdaftar di kegiatan kantor.
c. Kepala bagian operasional
Pada bagian ini bertugas untuk segala yang mengoperasikan atas daasar di
kantor maupun di lapangan.
d. Kepala bagian mobilisasi
Pada bagian ini bertugas yakni membantu jalannya kegiatan antara karyawan
dan surveyor untuk bertugas yang di tempatkan sesuai daerah yang akan
bertugas.
e. Administrasi
Di bidang administrasi bagian ini merupakan bawahan atas jalur jalannya
keuangan maupun surat menyurat yang ada selama proses kegiatan mengenai
program kerja dari kantor.
f. Project manager
Fungsi utama ialah untuk membantu prosedur kegiatan selama di lapangan
maupun yang bertanggung jawab di daerah yang telah menempatkan surveyor
bekerja.
g. Surveyor kadaster berlisensi
Tugasnya yakni mengatur proses kegiatan dan yang mengontrol selama kegiatan
pengukuran di lapangan.
h. Surveyor drafter
Yang bertugas sebagai pengambil data di lapangan sesuai dengan proyek yang
telah berjalan selama masa kontrak dan juga yang bertugas sebagai
penggambaran hasil dari pengukuran dilapangan.
9
i. Asisten surveyor
Yang menjalankan program aplikasi untuk proses ke pihak desa yang
bersangkutan maupun ke pihak BPN dan pihak instansi lainnya.
j. Drafter
Drafter berfungsi sebagai program pengaplikasian dari KKP dan yang membuat
ataupun yang bertanggung jawab pada berkas-berkas pengukuran dan berkas
yang berhubungan dengan aplikasi.
10
BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
11
6. Peraturan Presiden No. 17 Tahun 2015 tentang Kementerian Agraria dan
Tata Ruang.
7. Peraturan Presiden No. 20 tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Nasional.
8. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional No. 8 tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
9. Peraturan Menteri Negara Agararia/Kepala Badan Pertanahan Nasional No.
3 Tahun 1997 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24
Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.
10. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 28 Tahun 2016 tentang Percepatan Program Nasional
Agraria Melalui Pendaftaran Tanah Sistematik.
11. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 33 Tahun 2016 tentang Surveyor Kadaster Berlisensi.
12. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 35 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap jo. Peraturan Menteri Agraria dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2017
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 35 Tahun 2016 tentang Percepatan
Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (Kerangka acuan kerja
PTSL 2018).
12
dimaksud dalam Pasal 19 UUPA yang saat ini telah mencapai ± 44.227.462 bidang
tanah dari ± 108.422.172 bidang tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia
(berdasarkan data per tanggal 23 November 2016), sehingga masih terdapat sebanyak
64.194.710 bidang tanah yang belum terdaftar. Sampai dengan akhir Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025 direncanakan seluruh bidang tanah di
Indonesia sudah terdaftar. Oleh karena itu perlu dilaksanakan pendaftaran tanah pertama
kali secara masal melalui Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap yang merupakan salah satu Program Prioritas Nasional sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 35 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap yang akan dilaksanakan mulai tahun 2017 dengan target pada tahun 2017
sebanyak 5.000.000 bidang, tahun 2018 sebanyak 7.000.000 bidang, tahun 2019
sebanyak 10.000.000 bidang, tahun 2020 sebanyak 10.000.000 bidang, tahun 2021
sebanyak 10.000.000 bidang, tahun 2022 sebanyak 10.000.000 bidang tahun 2023
sebanyak 10.000.000 bidang dan tahun 2024 sebanyak 2.444.710 bidang tanah.
(Kerangka acuan kerja PTSL 2018)
Target kegiatan legalisasi aset pada tahun 2017 adalah sebanyak 5 juta bidang
sedangkan usulan anggaran APBN tahun 2017, khususnya untuk legalisasi aset yang
telah disetujui hanya dapat membiayai kegiatan sebanyak 2 juta bidang tanah sehingga
masih terdapat kekurangan dana untuk 3 juta bidang tanah atau sekitar Rp. 1,2 triliun.
Terkait hal tersebut, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN akan mengupayakan
dana legalisasi aset untuk 3 juta bidang tanah dengan meminta penambahan anggaran
tahun 2017 kepada Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan RI. Dengan
demikian diharapkan target kegiatan legalisasi aset tahun 2017 dapat tercapai dengan
dukungan dana yang memadai Untuk lebih meningkatkan pencapaian penyelesaian
target tepat waktu dan tepat sasaran serta untuk mencapai hasil yang optimal kinerja dan
keuangan dalam rangka percepatan pendaftaran tanah, maka kegiatan pensertipikatan
dilaksanakan melalui pendaftaran tanah sistematik lengkap. Melalui pendaftaran tanah
sistematik lengkap, selain pendaftaran tanah pertama kali secara serentak, dilaksanakan
pula pemutakhiran data dan informasi bidang tanah. Melalui pendaftaran tanah
sistematik lengkap diharapkan diperoleh Peta Bidang Tanah beserta informasi bidang
tanahnya secara lengkap dan utuh desa demi desa atau kelurahan demi kelurahan. Salah
13
satu tahapan dalam kegiatan adalah pengukuran dan pemetaan bidang tanah yang
dilaksanakan secara sistematik lengkap mengelompok dalam satu wilayah
desa/kelurahan lengkap (Kerangka acuan kerja PTSL 2018).
Tujuan dari pelaksanaan pensertipikatan bidang tanah secara sistematik lengkap
mengelompok dalam satu wilayah desa/kelurahan lengkap diantaranya:
1. Waktu pelaksanaan relatif lebih cepat dibandingkan pelaksanaan
pengukuran dan pemetaan bidang tanah secara sporadic.
2. Mobilisasi dan koordinasi petugas ukur lebih mudah dilaksanakan.
3. Dapat sekaligus diketahui bidang-bidang tanah yang belum terdaftar dan
yang sudah terdaftar dalam satu wilayah desa/kelurahan.
4. Dapat sekaligus diketahui bidang-bidang tanah yang bermasalah dalam
satu wilayah desa/kelurahan.
5. Persetujuan batas sebelah menyebelah (asas contradictoir delimitatie)
relatif lebih mudah dilaksanakan.
14
5. Gambar Ukur (DI. 107)
Dokumen yang mencantumkan gambar suatu bidang tanah atau lebih dan situasi
sekitarnya serta data hasil pengukuran bidang tanah baik berupa jarak, sudut,
azimuth, sudut jurusan ataupun nilai koordinat.
6. Pemetaan Bidang Tanah
Kegiatan pengolahan data dan penggambaran hasil pengukuran bidang-bidang
tanah dengan suatu metode tertentu pada media tertentu sehingga letak dan
ukuran bidang tanahnya dapat diketahui dari media tempat pemetaan bidang
tanah tersebut.
7. Peta Foto
Peta yang menggambarkan detail lapangan dari citra foto dengan skala tertentu.
Peta foto sudah melalui proses pemetaan fotogrametri oleh karena itu ukuran-
ukuran pada peta foto sudah benar dengan demikian detail-detail yang ada di
peta foto dan dapat diidentifikasi dilapangan mempunyai posisi sudah benar di
peta.
8. Identifikasi Bidang Tanah secara Fotogrametrik
Penentuan batas-batas bidang tanah secara visual/physical boundaries yang
terlihat pada peta foto atau peta CSRT (Citra Tegak Resolusi Tinggi) dan di
lapangan dengan menarik garis ukur (deliniasi) pada peta foto atau peta CSRT
dengan terlebih dahulu menandai (prick) detail yang posisinya sama pada peta
foto atau peta CSRT tersebut.
9. Peta Bidang Tanah
Gambar yang memuat satu bidang tanah atau lebih pada suatu wilayah tertentu
yang batas-batasnya ditentukan berdasarkan penunjukan batas oleh pemilik dan
para pihak yang berbatasan dan digunakan untuk keperluan pengumuman.
10.Peta Pendaftaran
Peta yang menggambarkan satu bidang tanah atau lebih yang batas-batasnya
ditentukan berdasarkan penunjukan batas oleh para pemilik dan disahkan
penggunaannya oleh pejabat yang berwenang untuk keperluan pendaftaran
tanah.
15
11. Daftar Peta Pendaftaran (DI. 311 A)
Daftar yang memuat data-data mengenai nomor lembar dan skala peta dalam
sistem proyeksi TM 3 serta cakupan desa / kelurahannya.
12. Surat Ukur (DI. 207)
Dokumen yang memuat data fisik suatu bidang tanah dalam bentuk peta atau
uraian.
13. Daftar Surat Ukur (DI. 311 B)
Daftar yang memuat data mengenai nomor Surat Ukur, tanggal penerbitan, luas
bidang, NIB, nomor Peta Pendaftaran dan nomor kotaknya, letak tanah dan
nomor gambar ukur serta keterangan.
14. Daftar Tanah (DI. 203)
Dokumen dalam bentuk daftar yang memuat identitas bidang tanah dengan
suatu sistem penomoran.
15. Nomor Identifikasi Bidang (NIB)
Nomor yang diberikan kepada setiap bidang tanah untuk keperluan pendaftaran
tanah ( Kerangka acuan kerja PTSL, 2018).
16
Dengan diperolehnya sertipikat hak atas tanah, maka diharapkan dapat
membuka akses permodalan atau sumber-sumber ekonomi lainnya bagi
penambahan modal usaha bagi masyarakat dan dapat mengurangi potensi
timbulnya sengketa tanah.
2. Pemerintah
Tersedianya informasi bidang-bidang tanah yang terdaftar akan
membantu pemerintah dalam perencanaan pembangunan secara baik.
17
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan saat kerja praktek dapat dilihat pada Tabel 3.2
Tabel 3.2 Bahan yang dibutuhkan dalam kerja praktek
No Bahan Fungsi
1 Peta Kerja Sebagai acuan kerja pada suatu daerah
yang akan dilakukan pengukuran.
2 Data Sporadik & Data Fisik Sebagai perlengkapan kebutuhan data yang
akan dibuatkan sertifikat dan penentuan
sebagai klasterisasi.
18
Terdapat dua GNSS yang berjalan diatas bumi,
GPS – Global Positioning System
GLONASS – Global Navigation Satellite System
Sistem ini akan terus dikembangkan untuk menjadi lebih baik untuk memenuhi
standar keakuratan data yang dihasilkan dan kehandalan dalam memenuhi
kebutuhan. Terdapat satu lagi sistem yang tengah dikembangkan yang diberi nama
GALILEO, sebuah GNSS yang dikembangkan di Eropa.
19
Seiring dengan perkembangan teknologi dan elektronika telah dikembangkan
suatau receiver yang mampu menangkap beberapa geombang satelit secara simultan
GPS (setelit yang dikelola dan diluncurkan oleh Amerika Serikat), GLONASS (satelit
yang dikelola dan diluncurkan oleh Rusia) dan GALILEO (satelit yang dikekola dan
diluncurkan oleh komunitas Negara-negara Eropa). Receiver tersebut disebut sebagai
receiver GNSS. Receiver yang berbasis satelit GNSS saat ini telah berkembang dengan
pesat dan banyak digunakan oleh barbagai Negara untuk berbagai keperluan positioning
pada stasiun aktif berupa fasilitas International Global Navigation Satellite System
Services (IGS) atau Continuously Operating Reference Stations (CORS).
Setiap pengukuran koordinat titik menggunakan GPS metode RTK, harus
menggunakan minimal 2 buah alat GPS yang memiliki fungsi sebagai:
a. Merupakan alat GPS yang berfungsi sebagai base, maka alat GPS Tidak
digerakkan posisinya (diam). Base didirikan di atas titik yang sudah diketahui
secara pasti nilai koordinatnya (misal: didirikan diatas titik Bakosurtanal Orde 0)
dan koordinat titik bakosurtanal tersebut di-input-kan dalam alat GPS base.
b. Merupakan alat GPS yang berfungsi sebagai rover, Posisi GPS dapat digerakkan
sesuai dengan detail yang diinginkan oleh surveyor (misal pada pengukuran
persil tanah, maka rover didirikan pada pojok pojok bidang tanah).
Sinyal radio menghubungkan antara base dan rover adalah SInyal radio. Sinyal
radio berfungsi untuk memancarkan nilai koreksi dari base ke rover. Saat ini, sinyal
radio bisa dipancarkan menggunakan berbagai macam cara yaitu menggunakan Antena
radio, GSM, ataupun sinyal internet. Jika menggunakan Antena radio, maka diusahakan
sebelum pengukuran, frekuensi radio di base dan rover sudah disamakan terkebih
dahulu.Antena radio hanya mampu memancarkan sinyal sejauh 3 km (Jika lebih jauh
maka bisa digunakan alat repeater) Alat yang utama dalam GPS RTK adalah Receiver
GPS, pada alat ini terdapat beberapa slot yang menghubungkan kabel ke beberapa
perlengkapan pendukung GPS. Selain itu pada alat ini juga terdapat Card yang mampu
menyimpan data hasil perekaman satelit (dalam format RINEX atau DAT). Aplikasi
yang dilayani oleh GPS RTK cukup beragam diantaranya adalah Stake Out, Penentuan
dan rekonstruksi batas persil tanah, Survei pertambangan, Survei rekayasa, dan aplikasi
IGS adalah salah satu fasilitas layanan kepada user untuk memberikan koreksi
kesalahan orbit dan kesalahan sistem pencatat waktu. Pada umumnya IGS digunakan
20
untuk keperluan yang bersifat scientific, misalnya studi plate tectonic movement, total
electronic content,pemodelan orbit satelit, dan lain-lain. Sedangkan CORS pada
umumnya digunakan untuk berbagai kepentingan praktis (engineering purposes).
Teknologi CORS berkembang mengingat keperluan positioning metode RTK terkendala
kualitas koreksi diferensial yang semakin menurun terhadap jangkauan jarak dan juga
waktu yang digunakan untuk akuisisi data terutama setting up receiver di base
station.Maunder,2007 mengemukakan bahwa pengoperasian CORS bisa menggunakan
satu atau beberapa stasiun referensi GNSS yang beroperasi secara terus menerus (24
jam tidak terputus). Sistem CORS terdiri atas satellite navigation positioning
technology, modern computer management technology and internet technology. Sistem
ini akan melangkapi secara otomatis dengan diversifikasi data pengamatan satelit
GNSS (Carrier phase dan Pseudo-range), koreksi diferensial, status informasi dan hal-
hal yang berhubungan dengan informasi GNSS. Teknologi CORS secara diagramatis
dapat dilihat seperti pada gambar (Maunder, 2007).
21
Teklnologi CORS, sebagai base station terdiri atas (Maunder,2007):
1). fxed station.
2). temporary station.
Fiexed station pada umumnya di install di suatu bangunan yang secara
permanen dapat difungsikan dan memenuhi syarat sebagai stasiun aktif CORS.
Sedangkan temporary station pada umumnya tempatkan bangunan yang dalam jangka
waktu tertentu akan dipindah atau tidak difungsikan lagi sebagai base station karena
berbagai pertiimbangan teknis dan administrative.
1. GSM (Global System for Mobile Communication) dgn frequensi 1800 s/d 1900
MHz band.
2. GPRS (General Packet Radio Service),dengan GPRS, transmisi data mobile
bias lebih cepat menjadi 115.000 bps menggunakan infrastruktur GSM yang
sudah ada.
3. CDMA (Code Division Multiple Access)
4. EDGE (Enhanced Datarate for Global Evolution) UMTS (Universal Mobile
Telephone System) dengan frequensi 1900 MHz sampai 2025 MHz dan 2110
MHz sampai 2200 MHz.
Kebutuhan minimal untuk penyelenggarakan teknologi CORS:
1. Perangkat yang ada di base station antara lain : monument yang diinstall antenna
aktif, receiver GNSS, power supply (arus AC), Pc Server,MODEM, UPS &
Genset,aksesories untuk backup data dll, software (download data, menganalisis
dan mengolah data satelit GNSS data streaming, koreksi diferensial ke rover
station dll), dan IP public yang bias diakses via WIFI setiap user.
2. Jaringan internet yang ada di base dan rover station dan dapat digunakan untuk
mengirimkan dan menerima semua data dari dan ke semua unit layanan yang
memerlukan. Koneksi internet sebaiknya dengan bandwith yang lebar dan
beroperasi selama 24 jam tanpa terputus seiring dengan jumlah client yang
dilayani.
22
3.2.6 Flowchart Kerja Praktek
Berdasarkan judul Kerja Praktek, langkah-langkah yang dilakukan dalam proses
Kerja Praktek ini, dapat dilihat pada diagram alir yang ditunjukan pada Gambar 3.2
Mulai
Persiapan Alat
Pengukuran
Lapangan
Pengolahan Data
Penggambaran
Selesai
23
3.2.6.1 Penjelasan Fungsi Alat
Mempersiapkan segala jenis keperluan yang dibutuhkan pada saat pengambilan
data dilapangan , mulai dari hal teknis yang menyangkut mobilitas kerja dan hal fisik
kerja proses persiapan alat ada lebih baiknya dilakukan 1 jam maupun 2 jam sebelum
berangkan ke lapangan, sehingga dapat mengecek beberapa komponen pada alat yang
belum lengkap
Adapun fungsi dari beberapa alat yang digunakan dalam kegiatan PTSL ini
adalah :
1. Statip
Fungsi dari statip ini sendiri ialah membantu berdiri alat supaya lebih seimbang
dan terjaga.
2 Pena
Berfungsi untuk mencatat nomor bidang dan no KTP pemilik bidang.
3. Buku
Berfungsi sebagai penjelas gambar dilapangan sehingga memudahkan proses
penggambaran pada langkah selanjutnya.
4. Meteran
Meteran berfungsi jika bidang pada titik ingin diukur kembali seperti penjelas
dari ukuran menggunakan RTK.
5. GPS Geodetik (RTK)
Berfungsi untuk mengambil titik titik dari bidang yang ingin ditentukan
koordinatnya.
6. Stick Base/Rover
Berfungsi menyeimbangkan kerja statip dan juga pengukur tinggi alat itu
sendiri.
1 . Data yuridis
Data yang digunakan sebagai acuan maupun surat tanda hak kepemilikan tanah
dengan gambar bidang serta luas, data ini harus dimiliki untuk setiap warga yang ingin
mendaftarkan tanahnya, data ini juga bertujuan untuk menunjukan patokan tanah dan
sepadan pada tanah yang mungkin bersebelahan dengan jalan maupun dengan rumah
warga.
24
2. Data fisik
Data fisik adalah data yang berupa identitas si pemilik tanah seperti contohnya
KTP, data ini nantinya digunakan untuk pendaftaran tanah pada langkah pembuatan
sertifikat tanah. data no KTP ini harus diminta ketika pengukuran bidang tanah
dilakukan.
Langkah langkah Pengumpulan data fisik diantaranya:
a. Untuk keperluan pengumpulan dan pengolahan data fisik dilakukan kegiatan
pengukuran dan pemetaan. Dengan demikian pegawai Kantor Pertanahan harus
datang ke lokasi bidang tanah yang didaftarkan.
b. Penetapan batas bidang tanah dilakukan oleh Kepala Kantor Pertanahan,
berdasarkan penunjukan batas oleh pemegang hak dan sedapat mungkin dengan
persetujuan pemegang hak yang berbatasan. Penempatan batas dan pemeliharaan
batas dilakukan oleh pemegang hak. Hasil penetapan batas dituangkan dalam
Risalah Penelitian Data Yuridis dan Penetapan Batas.
c. Jika tidak tercapai kesepakatan antara pemegang hak dengan pemegang hak
yang berbatasan, maka Kepala Kantor Pendaftaran Tanah atau petugas yang
ditunjuk berusaha menyelesaikannya secara damai melaui musyawarah,
kemudian menuangkan hasil perdamaian penetapan batas ke dalam Risalah
Penyelesaian Sengketa Batas.
Jika proses tersebut tidak mencapai kesepakatan, maka dilakukan penetapan
batas sementara dan pihak yang keberatan diberitahukan secara tertulis untuk
mengajukan gugatan ke pengadilan Penetapan batas dan pengukuran bidang
tanah sementara dilakukan berdasarkan batas-batas yang menurut kenyataannya
merupakan batas-batas bidang tanah yang bersangkutan.
d. Jika penetapan batas telah dilakukan, baik berdasarkan kesepakatan atau tidak,
kemudian dilakukan pengukuran. Setiap pengukuran bidang tanah harus
dibuatkan gambar ukur, yang mencantumkan Nomor Identifikasi Bidang Tanah
(NIB).
e. Bidang tanah yang telah diukur, kemudian dibuatkan peta bidang tanah untuk
kepentingan pengumuman. Jika terdapat sanggahan pada saat pengumuman
tersebut, maka dapat dilakukan perubahan. Setelah itu, dibuatkan peta
pendaftaran sesuai peta dasar pendaftaran. Bidang tanah yang sudah dipetakan
25
atau dibubuhkan nomor pendaftarannya pada peta pendaftaran dibubuhkan
dalam daftar tanah.
f. Bidang tanah hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, hak pakai, tanah
hak pengelolaan dan tanah wakaf yang telah diukur dan dipetakan dalam peta
pendaftaran dibuatkan Surat Ukur untuk keperluan pendaftaran haknya.
3. Peta kerja
Adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan
jelas. Lewat peta-peta ini kita bisa melihat semua langkah atau kejadian yang
dialami oleh suatu benda kerja dari masuk ke pabrik sampai akhirnya menjadi
produk jadi, baik produk lengkap maupun bagian dari produk lengkap Data yang
diberikan berupa foto hasil citra pada daerah yang akan dilakukan pendaftaran
tanah, foto citra ini bertujuan sebagai acuan untuk menentukan peta kerja.
1
1
26
c. Gambar lingkaran pada foto menunjukan tempat letak antena, untuk
mendapatkan sinyal lebih kuat dan jangkauan lebih jauh.
27
Gambar 3.6 Koneksi Base Ke Rover
28
2. Menu Dan Pilih Setting
30
Gambar 3.13 Kode Terletak Pada Bagian Belakang Alat
31
Gambar 3.16 Tampilan Koneksi Ke Rover (716)
a. Pilih kode base .
b. Masukan passcode : 0000 .
c. Catatan: passcode yang didapatkan meyesuaikan ketentuan dari alat
tersebut.
d. Lalu pilih next.
e. Passcode ketentuan pekerjaan.
5. Ceklist serial Port Dan Menu Sebelumunya
32
Gambar 3.18 Memilih Kode Alat
a. Ceklist serial port.
b. Pilih menu save .
c. Maka akan muncul ke menu sebelumnya ,lalu pilih kode connect
untuk rover.
d. Pilih next, seperti pada langkah sebelumnya.
6. Masukan Passcode
33
Gambar 3.20 Setelah Pengisian Passcode
a. Masukan kode passcode.
b. Pilih next.
c. Pilih advance.
7. Add New Device Dan Com Ports
34
Gambar 3.22 Add New Device
a. Pilih menu COM ports.
b. Pilih new outgoing ports .
8. Pengaturan COM
35
a. Langkah ini untuk memilih kode yang dipakai pada rover dan base.
b. Pilih kode base 618 untuk COM8.
c. Pilih COM8.
d. Pilih finish.
36
9. Tampilan Setelah Connect
37
14. Pembuatan Datum
38
Gambar 3.31 Pengecekan Datum
a. Pilih Datum manager
b. Ok ( Pilih sesuai dengan penamaan datum yang telah dibuat)
12. Connect Base Dan Rover
39
a. Config -> work mode .
b. Pilih COM5 untuk base .
c. Lalu pilih connect.
13. Pengisian Parameter
40
14. RTK frekuensi
41
15. Position
42
Gambar 3.40 Connect To Rover
a. Menyambungkan koneksi ke rover , berikut langkahnya :
Config -> work mode
b. COM 5 -> connect -> mode : rover .
17. Parameter
43
18. . RTK Frekuensi
44
19. Memulai Pengukuran
45
Gambar 3.46 Proses Pengambilan Titik
a. Pilih menu Mea pada tools sudut kiri bawah .
b. Pilih measure points.
c. Call (tunggu 5 detik setelah pengambilan dilakukan).
d. Catatan : ketentuan lama waktu/detik pada saat pengambilan data telah
di setting sesuai kebutuhan pengukuran.
e. Catatan : sinyal FIX pada controller menunjukan bahwa sinyal telah
stabil dan titik sudah bisa diambil.
f. Catatan: ketika sinyal menampilkan FLOAT dan RTD menunjukan
bahwa sinyal maupun jangkauan antara base dan rover terjadi masalah/
jauh dari jangkauan.
g. Tunggu beberapa saat ketika sinyal berubah menjadi FLOAT .
21. Menampilkan Titik
46
a. Pilih menu COGO -> isi titik yang inging diketahui luas->Call->
gambar kanan bawah menunjukan hasil dari luas atau bentuk titik
yang diambil.
22. Bentuk Titik
47
Gambar 3.50 Pemilihan Data
a. Pilih file .
b. Open project ( pilih nama project yang telah dibuat pada tahap awal.
24. Export Data
48
Gambar 3.52 Main memory
a. Points-> ubah nama folder ( name ) -> type: measure points ->
location : main memory -> save -> ok.
b. Ctt: folder. (Tidak diisi ).
49
Gambar 3. 54 Tabel Koordinat Titik
a. Panggil data yang telah dipindahkan ke dalam microsoft excel maka akan
muncul gambar koordinat seperti diatas.
b. Untuk garis yang diberi warna ungu adalah koordinat X.
c. Untuk garis yang diberi warna kuning adalah koordinat Y.
d. Untuk garis yang diberi warna merah adalah height.
e. Buka lembar kerja baru pada microsoft excel.
f. Copy satu satu ketiga koordinat tersebut dan pindahkan ke lembar kerja
baru.
2. Lembar Kerja Baru
50
a. Pada lembar kerja baru, berguna untuk menyusun koordinat yang
diperlukan.
b. Setelah melakukan copy pada untuk ketiga koordinat tersebut, maka
langkah awal iyalah membuat format PENZD ( format untuk koordinat )
c. Format P untuk menunjukan nomor titik ataupun koordinat.
d. Format E untuk korrdinat titik X.
e. Format N untuk koordinat titik Y.
f. Foormat Z untuk tinggi titik.
g. Format D untuk nama titik (dikosongkan karena tergantung penggunaan)
h. Copy semua titik koordinat yang telah di buat format.
51
a. Buka notepad.
b. Pindahkan titik koordinat yang telah berformat ke notepad.
c. Catatan: ketika dipindahkan ke note pad format PENZD akan teracak,
maka langkah awal adalah melakukan /mengatur format PENZD sesuai
koordinat titik masing masing.
d. Tekan TABS untuk mengatur format ( PENZD).
2. Save
52
Gambar 3.59 Tampilan Autocad
2. Pembuatan Folder Autocad
53
3. Isi format
55
Gambar 3.67 Pemilihan Zona
a. Menu categories ( pilih datum yang digunakan ).
b. UTM , WGS 84.
c. Lalu menu dibawah selanjutnya isi zona wilayah dimana tempat kita
mengambil data ( UTM WGS 84 1984 datum zone 48 south meter ).
56
7. Pemanggilan Data
58
8. Penggambaran
59
Gambar 3.78 Bentuk Bidang
60
b. Setelah mengetahui berapa jarak dari bidang tanah ke jalan melalui data
lapangan, pada tombol pilih O lalu masukan jarak jalan dari bangunan lalu
enter/space.
c. Mengisi nama jalan. .
61
BAB IV
HASIL KERJA PRAKTEK
4.1 Hasil
Kegiatan hasil pengukuran ini harus melalui beberapa tahap pengolahan antara
lain, tahap pengimputan data ke software microsoft excel dan pembuatan format
PENZD, serta menyusun format pada software notepad. Lalu yang terakhir
penggambaran melaului software autocad.
Berikut adalah hasil hasil dari beberapa tahap pengolahan:
4.1.1. Hasil Pengukuran Dilapangan
Pengambilan data kelapangan menggunakan GPS geodetic menghasilkan data
berupa koordinat, namun data ini masih acak dan diperlukan urutan atau yang disebut
format PENZD yang mana nantinya akan mengatur tata letak format X Y dan Z
sehingga memudahkan untuk melakukan tahapan selanjutnya, dan juga data ini
merupakan langkah awal untuk proses pengolahan serta penggambaran.
62
4.1.2. Hasil Pengolahan Data
Pengolahan data pada langkah ini merupakan penyusunan koordinat X Y Z
sesuai ketentuan pengaturan format PENZD yang digunakan ,adapun langkah ini diolah
menggunakan microsoft excel dan juga notepad.
63
4.1.3. Hasil Penggambaran Menggunakan Software Autocad
Keluaran yang di hasilkan menggunakan software autocad pada kegiatan PTSL
(Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap) ini ialah berupa peta bidang, jalan, serta
sepadan, proses ini merupakan tahapan akhir pada kegiatan ini, yang mana selanjutnya
akan diserahkan kepada tim aplikasi untuk proses selanjutnya.
64
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah selesainya melakukan penyusunan laporan kerja praktek. Maka
kesimpulan yang dapat diambil dari hasil Kerja Praktek ( KP ) selama berada di kantor
KJSKB OVANDY TRISNO PUTRA & REKAN dalam kegiatan PTSL ( Pendaftaran
Tanah Sistematis Lengkap ) adalah sebagai berikut :
1. Pengambilan data di lapangan dilakukan secara global menggunakan alat RTK
t-300 dengan tipe rover 575 dan base 608. Dan metode yang digunakan ialah
metode Real Time Kinematik.
2. Dari hasil pengolahan data pada PTSL ini, yaitu diperoleh sebanyak 19
bidang .
5.2 Saran
Dari beberapa kegiatan yang telah dilakukan selama ( KP ) terdapat beberapa
saran, guna meningkatkatkan kualitas kerja yaitu sebagai berikut :
1. Pada proses pengambilan data dilapangan (pengukuran) sebaiknya memakai
frekuensi yang tinggi, guna mempermudah pengambilan data di hutan atau
diperkebunan.
2. Untuk proses pengolahan data dan penggambaran sebaiknya menggunakan
perangkat komputer spesifikasi yang lebih tinggi, guna mempercepat
pekerjaan.
65