Anda di halaman 1dari 14

338

MIMBAR HUKUM Volume 31, Nomor 3, Oktober 2019, Halaman 338-351

KEPASTIAN HUKUM PENGUASAAN TANAH MELALUI PENDAFTARAN


TANAH SISTEMATIS LENGKAP DI KOTA BATU
Isdiyana Kusuma Ayu∗

Fakultas Hukum Universitas Islam Malang,


Jalan MT Haryono Nomor 193, Kota Malang

Abstract
Systematic and Complete Land Registration (PTSL) is a government program to implement single land
mapping in Indonesia. The target of PTSL is only for uncertified land in a village or suburb. One of the
areas implementing PTSL program is Batu City that had previously applied National Agrarian Operation
Project (PRONA). As a new registration system, PTSL is worthy to discuss and analyze whether or not
systematic and complete land registration has already provided legal certainty for land owners. According
to the research result and analysis, it can be concluded that there are many hindering factors experienced
by Agrarian Office of Batu City, PTSL participants and village officials in Batu City. Land registration
through PTSL program is, however, still substantial in providing legal certainty for all participants.
Keywords: rule of law, land registration, systematic.

Intisari
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) merupakan program pemerintah untuk mewujudkan
peta tunggal di Indonesia. Sasaran PTSL yaitu bidang tanah yang belum memiliki sertifikat dalam satu
kelurahan atau desa. Salah satu daerah yang mengikuti Program PTSL yaitu Kota Batu yang sebelumnya
juga mengikuti Proyek Operasi Nasional Agraria (PRONA). Sebagai sistem pendaftaran yang baru,
PTSL menarik untuk dikaji dan dianalisis agar dapat diketahui faktor penghambat dan pendukung dalam
pelaksanaan, perlu pula dikaji dan dianalisis apakah pendaftaran tanah sistematis lengkap telah memberikan
kepastian hukum kepada pemilik tanah. Berdasarkan hasil kajian dan analisis dapat disimpulkan bahwa
banyak ditemukan faktor penghambat yang muncul dari pihak Kantor Pertanahan Kota Batu, Peserta PTSL,
dan pihak Desa atau Kelurahan di Kota Batu. Pendaftaran tanah melalui Program PTSL tetap memberikan
kepastian hukum kepada pesertanya.
Kata Kunci: kepastian hukum, pendaftaran tanah, sistematis.

Pokok Muatan
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................................... 339
B. Metode Penelitian............................................................................................................................... 340
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan...................................................................................................... 340
1. Pendaftaran Tanah dan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap................................................... 340
2. Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistema­tis Lengkap di Kota Batu............................................... 342
3. Kepastian Hukum Penguasaan Tanah melalui Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
di Kota Batu................................................................................................................................... 346
D. Kesimpulan ........................................................................................................................................ 350

*
Alamat korespondensi: isdiyana@unisma.ac.id.
Ayu, Kepastian Hukum Penguasaan Tanah Melalui Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap 339

A. Latar Belakang Masalah wilayah desa/kelurahan, atau nama lainnya yang


Pendaftaran tanah merupakan kegiatan yang setingkat dengan itu, yang meliputi pengumpulan
dilakukan oleh Pemerintah untuk memberikan dan penetapan kebenaran data fisik dan data yuridis
kepastian hukum dan perlindungan hukum terhadap mengenai satu atau beberapa obyek pendaftaran
pemegang hak atas tanah. Kegiatan pendaftaran tanah untuk keperluan pendaftarannya.2
tanah terdiri dari pendaftaran tanah pertama kali Latar belakang pelaksanaan program PTSL
dan pemeliharaan data. Kegiatan pendaftaran yaitu Pemerintah masih menemukan tanah di
tanah pertama kali dapat dilakukan secara sporadis Indonesia yang belum bersertifikat atau tidak
maupun sistematis. Pendaftaran tanah pertama kali memiliki sertifikat. Sertifikat tanah merupakan
melalui sporadis berarti pendaftaran tanah tersebut alat bukti yang kuat terhadap penguasaan tanah
dilakukan oleh sekelompok orang yang akan oleh masyarakat. Pemerintah tidak membebankan
mendaftarkan tanah yang masih berstatus hak lama. biaya kepada masyarakat untuk proses pendaftaran
Pendaftaran tanah pertama kali melalui sistematis tanah, melainkan hanya membebankan biaya
merupakan pendaftaran tanah pertama kali yang administrasinya saja, seperti penyediaan surat
dilaksanakan oleh Pemerintah terhadap satu tanah untuk tanah yang belum memiliki surat
kelurahan yang masih belum bersertifikat tanah. tanah, pembuatan dan pemasangan tanda batas,
Kegiatan pendaftaran tanah pertama kali pajak peralihan, serta biaya materai, fotokopi bukti
yaitu Proyek Operasi Nasional Agraria (PRONA) kepemilikan tanah seperti letter C, ataupun biaya
yang dilaksanakan sejak tahun 1981 berdasarkan saksi.
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 189 Salah satu daerah di Indonesia yang dapat
Tahun 1981 tentang Proyek Operasi Nasional obyek dari PTSL yaitu Kota Batu. Kota Batu
Agraria. Tujuan PRONA yaitu upaya dalam yang terletak di Provinsi Jawa Timur dengan luas
melaksanakan Garis-garis Besar Haluan Negara wilayah 19.908,72 Ha dengan jumlah 3 kecamatan,
dan Catur Tertib di bidang pertanahan, khususnya 4 kelurahan, dan 24 desa3. Berdasarkan data Kantor
dalam pemberian sertifikat kepada masyarakat yang Pertanahan Kota Batu, tanah yang sudah terdaftar
belum memilikinya. Kelemahan dari PRONA yaitu sampai 2017 lalu, kurang lebih sebanyak 42.482
sejak 1981 hingga 2016 ternyata hanya berhasil bidang. Sementara tanah yang belum terdaftar
menyertifikatkan tanah sebanyak 44% saja, sehingga sebanyak 54.708 bidang. Ditargetkan, semua tanah
masih kurang 56% di seluruh Indonesia.1 Upaya yang belum terdaftar itu sudah terdaftar pada 2025
percepatan pendaftaran tanah melalui PRONA mendatang.
tidak mencapai target sehingga digagas pada tahun Kota Batu mendapatkan bagian 514 sertifikat
2015, program pemerintah yang juga melaksanakan gratis dari PTSL tahun 2016. Sertifikat tersebut
pendaftaran tanah pertama kali yaitu Pendaftaran oleh Kantor Pertanahan Kota Batu diberikan
Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). kepada empat desa, yaitu Desa Sumberejo, Desa
PTSL merupakan kegiatan pendaftaran Pesanggrahan, Desa Oro-oro Ombo, dan Desa
tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara Tulungrejo4, sedangkan pada tahun 2017, Kepala
serentak bagi semua obyek pendaftaran tanah di Kantor Pertanahan Kota Batu menyebutkan terdapat
seluruh wilayah Republik Indonesia dalam satu 1000 bidang yang masuk dalam PTSL 2017. Pada

1

Ihsanuddin. “Jokowi: Prona Sudah 35 Tahun, baru 44 Persen Tanah Warga Bersertifikat”, https://nasional.kompas.com/
read/2016/10/16/12474581/jokowi.prona.sudah.35.tahun.baru.44.persen.tanah.warga.bersertifikat, diakses 12 November 2018.
2
Lihat Pasal 1 angka 2 Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2018
tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 501),
3
Badan Pusat Statistik Kota Batu, “Statistik Daerah Kota Batu 2016”, Publikasi Statistik Daerah Kota Batu 2016, September 2016, hlm. 1.
4
Roy Mastur, “BPN Beri 514 Sertifikat Gratis Kota Batu”, http://www.rri.co.id/post/berita/248262/daerah/bpn_beri_514_sertifikat_gratis_
kota_batu.html, diakses 17 Juni 2017.
340 MIMBAR HUKUM Volume 31, Nomor 3, Oktober 2019, Halaman 338-351

tahun 2018 ditargetkan 10.000 bidang tanah telah B. Metode Penelitian


bersertifikat melalui program PTSL. Jenis penelitian yang digunakan dalam
Jumlah wilayah Kota Batu yang sudah penelitian ini adalah yuridis empiris dengan
bersertifikat tidak sampai 60% ini menyebabkan menggunakan metode pendekatan yuridis sosiologis.
Kota Batu menjadi daerah yang dipilih untuk Penelitian ini meninjau dan menganalisis obyek
menjalankan PTSL. Tujuan dari PTSL yaitu untuk penelitiannya terhadap implementasi Peraturan
mempercepat pemetaan bidang tanah di Kota Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan
Batu. Selain itu, PTSL yang dilaksanakan di Kota Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2018 tentang
Batu, pada dasarnya sebagai bentuk perhatian dari Pendaftaran Sistematis Lengkap (selanjutnya
Pemerintah untuk memberikan kepastian hukum disebut Permen ATR/BPN No 6/2018), untuk
dan perlindungan hukum hak atas tanah masyarakat, mengetahui kepastian hukum penguasaan tanah
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan melalui PTSL di Kota Batu. Lokasi penelitian
kemakmuran masyarakat dan ekonomi negara, serta di Kota Batu, khususnya di Desa Oro-Oro Ombo
mengurangi dan mencegah sengketa dan konflik yang merupakan desa yang memiliki jumlah tempat
pertanahan yang terjadi di masyarakat Kota Batu. wisata yang sering dikunjungi oleh masyarakat dan
Pelaksanaan PTSL di Kota Batu merupakan Kelurahan Dadaprejo yang merupakan kelurahan
kegiatan yang bertujuan untuk memberikan yang menjadi tempat pelaksanaan PTSL Kota Batu
kepastian dan perlindungan hukum terhadap 2018.
masyarakat. PTSL merupakan kegiatan yang Sumber data yang digunakan dibedakan
dilaksanakan secara sistematis, artinya kegiatan menjadi dua, yaitu sumber data primer dan sumber
pendaftaran pertama kali yang dilakukan secara data sekunder. Sumber data primer diperoleh dari
serentak yang meliputi semua obyek pendaftaran lapangan melalui wawancara dengan pihak yang
tanah yang belum terdaftar dalam wilayah atau bersangkutan, seperti perangkat desa dengan Kepala
bagian wilayah suatu desa/kelurahan. Namun, Desa Oro-Oro Ombo, Bapak Wiweko, Lurah
pelaksanaan PTSL di Indonesia tidak berjalan Dadaprejo, Bapak Abdul Salam, Kasi Hubungan
dengan mulus karena banyak kendala yang dihadapi Hukum Pertanahan Kantor Pertanahan Kota Batu
oleh petugas di lapangan. Seperti bidang tanah yang yaitu Agus Harianto, dan Wira Santyani, S.SiT,
belum memenuhi syarat untuk diterbitkan sertifikat, sebagai Kaur Umum dan Kepegawaian Kantor
bidang tanah yang masih dalam keadaan sengketa Pertanahan Kota Batu dan Peserta PTSL. Sumber
atau perkara di Pengadilan, subyek bidang tanah data sekunder yaitu data-data yang diperoleh dari
yang tidak diketahui, tidak jelas, atau tidak berada kajian pustaka, peraturan perundang-undangan, dan
di tempat, dan batas tanah yang tidak jelas.5 buku-buku literatur.
Berdasarkan uraian tersebut, rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah, Pertama, C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
pengertian pendaftaran tanah dan pendaftaran tanah 1. Pendaftaran Tanah dan Pendaftaran
sistematis lengkap. Kedua, pelaksanaan PTSL di Tanah Sistematis Lengkap
Kota Batu. Ketiga, kepastian hukum penguasaan Pendaftaran tanah merupakan serangkaian
tanah melalui pendaftaran tanah sistematis lengkap kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah secara
di Kota Batu. terus menerus, berkesinambungan, dan teratur. Asas
pendaftaran tanah yang dilaksanakan di Indonesia

5
Erwin Hutapea, Tak Selalu Berjalan Mulus, Pendaftaran Tanah Terkendala Empat Hal, https://properti.kompas.com/read/2018/12/17/183000721/
tak-selalu-berjalan-mulus-pendaftaran-tanah-terkendala-empat-hal?page=all, diakses pada tanggal 10 April 2019.
Ayu, Kepastian Hukum Penguasaan Tanah Melalui Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap 341

yaitu asas sederhana, aman, terjangkau, mutakhir, obyek tanah yang belum didaftarkan berdasarkan
dan terbuka. Asas yang melandasi kegiatan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 tentang
pendaftaran tanah di Indonesia lebih mengutamakan Pendaftaran Tanah atau Peraturan Pemerintah
kepentingan masyarakat dalam hal penguasaan atas Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
suatu bidang tanah atau satuan rumah susun yang (PP No 24/1997). Bentuk kegiatan pendaftaran
sesuai dengan ketentuan yang ada dengan biaya tanah pertama kali dibagi menjadi dua yaitu:
yang terjangkau. Pendaftaran tanah diatur dalam a. Pendaftaran tanah secara sistematis,
Pasal 19 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 artinya pendaftaran tanah untuk
tentang Pokok-Pokok Agraria (UUPA). Pasal 19 pertama kali yang dilakukan secara
ayat (1) UUPA menyebutkan bahwa:6 serentak meliputi semua obyek
(1) Untuk menjamin kepastian hukum, pendaftaran tanah yang belum didaftar
oleh Pemerintah diadakan pendaftaran dalam wilayah atau bagian wilayah
tanah di seluruh wilayah Republik suatu desa/kelurahan.
Indonesia, menurut ketentuan yang b. Pendaftaran tanah secara sporadis,
diatur dengan Peraturan Pemerintah. artinya pendaftaran tanah untuk
Pendaftaran tanah yang dilaksanakan di Indonesia pertama kali mengenai satu atau
memiliki tujuan untuk Pemerintah, Masyarakat, dan beberapa obyek pendaftaran tanah
pihak ketiga, tujuan tersebut antara lain:7 dalam wilayah/bagian wilayah suatu
a. Memberikan kepastian hukum desa/kelurahan secara individual atau
dan perlindungan hukum kepada masal.
pemegangan hak atas suatu bidang Pendaftaran tanah untuk pertama kali telah
tanah dalam bentuk pemberian dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia melalui
sertifikat hak atas tanah Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
b. Menyediakan informasi kepada pihak- (PTSL). Dasar hukum PTSL dapat dilihat dalam
pihak yang berkepentingan agar Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
dengan mudah untuk memperoleh Badan Pertanahan Nasional Nomor 35 Tahun
data, baik data fisik dan data yuridis 2016. Peraturan tersebut diubah dengan Peraturan
yang sudah terdaftar terbuka untuk Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
umum. Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2017 tentang
c. Terselenggaranya tertib administrasi, Perubahan atas Peraturan Menteri Agraria dan Tata
baik dalam hal peralihan, pembebanan, Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
dan hapusnya hak atas bidang tanah 35 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan
dan hak milik satuan rumah susun Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap.
yang wajib didaftarkan di Kantor Peraturan tersebut di atas diubah kembali
Pertanahan setempat. menjadi Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/
Salah satu kegiatan pendaftaran tanah yaitu Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun
kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali. 2018 (Permen ATR/BPN No 6/2018). Pembaruan
Kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali dari aturan terhadap PTSL terjadi karena aturan-
merupakan kegiatan yang dilakukan terhadap aturan yang terkait dengan PTSL sebelumnya masih

6
Pasal 19 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043).
7
Pasal 3 dan Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 59
Tahun 1997, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3696).
342 MIMBAR HUKUM Volume 31, Nomor 3, Oktober 2019, Halaman 338-351

memerlukan penyempurnaan substansi atau materi yaitu Kecamatan Batu, Kecamatan Bumiaji,
untuk menyesuaikan pada ketentuan peraturan dan Kecamatan Junrejo. Kecamatan Batu terdiri
perundang-undangan terkait pendaftaran tanah dari Desa Ngaglik, Desa Songgo Kerto, Desa
maupun ketentuan pertanahan lainnya.8 Pesanggrahan, Desa Sisir, Desa Temas, Desa Oro-
Dasar hukum PTSL yang berlaku saat ini yaitu Oro Ombo, Desa Sidomulyo, dan Desa Sumberejo.
Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2018 tentang Kecamatan Bumiaji terdiri dari Desa Bumiaji, Desa
Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap, Pandan Rejo, Desa Giripurno, Desa Bulukerto, Desa
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Sumber Gondo, Desa Tulung Rejo, Desa Gunung
Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2018 tentang Sari, Desa Punten, dan Desa Sumber Brantas.
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap, Keputusan Kecamatan Junrejo terdiri dari Desa Junrejo, Desa
Bersama Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Mojorejo, Kelurahan Dadaprejo, Desa Pendem,
Badan Pertanahan Nasional, Menteri Dalam Negeri, Desa Torongrejo, Desa Beji, dan Desa Tlekung.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Landasan pelaksanaan yang digunakan oleh
dan Transmigrasi Nomor 25/SKB/V/2017, Nomor Kantor Pertanahan Kota Batu dalam melaksanakan
590-3167A Tahun 2017, Nomor 34 Tahun 2017 Program PTSL telah diatur dalam Permen ATR/
tentang Pembiayaan Persiapan Pendaftaran Tanah BPN No 6/2018. Pasal 4 ayat (4) Permen ATR/
Sistematis. BPN No 6/2018 menyebutkan tahapan pelaksanaan
PTSL merupakan kegiatan pendaftaran tanah PTSL sebagai berikut:9
untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak a. Perencanaan;
bagi semua obyek pendaftaran tanah di seluruh b. Penetapan lokasi;
wilayah Republik Indonesia dalam satu wilayah c. Persiapan;
d. Pembentukan dan penetapan panitia
desa/kelurahan. Kegiatan ini bertujuan untuk
ajudikasi PTSL dan satuan tugas;
mewujudkan pemberian kepastian hukum dan e. Penyuluhan;
perlindungan hukum hak atas tanah masyarakat. f. Pengumpulan data fisik dan
Asas yang digunakan dalam pelaksanaan PTSL pengumpulan data yuridis;
yaitu sederhana, cepat, lancar, aman, adil, g. Penelitian data yuridis untuk
pembuktian hak;
merata dan terbuka, serta akuntabel. PTSL yang h. Pengumuman data fisik dan data
dilaksanakan oleh Pemerintah pada dasarnya untuk yuridis serta pengesahannya;
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran i. Penegasan konversi, pengakuan hak
rakyat dan ekonomi negara, selain itu juga untuk dan pemberian hak;
j. Pembukuan hak;
mengurangi dan mencegah sengketa dan konflik
k. Penerbitan sertifikat hak atas tanah;
pertanahan akibat tidak adanya alat bukti yang kuat l. Pendokumentasian dan penyerahan
terhadap penguasaan suatu bidang tanah. hasil kegiatan;
m. Pelaporan.
2. Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistema­ Setiap kegiatan PTSL ditujukan kepada
tis Lengkap di Kota Batu seluruh obyek pendaftaran tanah di seluruh wilayah
Kota Batu merupakan salah satu kota di Republik Indonesia, baik yang sudah ada tanda
Jawa Timur yang mengikuti Program PTSL pada batasnya ataupun yang akan ditetapkan tanda
tahun 2018. Kota Batu terdiri dari 3 kecamatan, batasnya dalam kegiatan PTSL. Perencanaan

8

Dasar Menimbang huruf b Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 6 Tahun
2018 tentang Pendaftaran TanahSistematis Lengkap (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 501).
9
Pasal 4 ayat (4) Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran
Tanah Sistematis Lengkap (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 501),
Ayu, Kepastian Hukum Penguasaan Tanah Melalui Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap 343

dilakukan oleh setiap kantor pertanahan khususnya Setelah persiapan selesai, langkah
Kepala Kantor Pertanahan untuk menetapkan lokasi selanjutnya yang dilakukan adalah Kepala Kantor
penyebaran target PTSL yang dikhususkan pada Pertanahan Kota Batu membentuk dan menetapkan
beberapa desa/kelurahan, dan atau kecamatan. PTSL Panitia Ajudikasi melalui Surat Keputusan Kepala
Kota Batu telah direncanakan oleh Kepala Kantor Kantor Pertanahan Kota Batu. Kegiatan PTSL
Pertanahan Kota Batu antara tanggal 20 hingga Kota Batu tahun 2018 diketuai oleh Bapak Agus
25 Januari 2018 untuk menerbitkan SK Lokasi Harianto, Kepala Seksi Bagian Hubungan Hukum
Ajudikasi PTSL, yaitu pada Desa Pesanggrahan, Pertanahan, sebagai Ketua Panitia Ajudikasi yang
Desa Oro-Oro Ombo, Desa Torongrejo, dan Desa bertugas dan berwenang untuk memimpin dan
Sumberejo.10 bertanggung jawab terhadap seluruh pelaksanaan
Kriteria untuk penentuan lokasi yaitu program kegiatan ajudikasi.
ketersediaan anggaran PTSL dalam APBN/APBD, Panitia Ajudikasi dalam bertugas juga dibantu
PNBP, CSR, atau sumber dana lainnya.11 Penetapan oleh Satuan Tugas (Satgas) yang terdiri dari Satgas
lokasi tersebut lebih diprioritaskan terhadap daerah Fisik, Satgas Yuridis, dan Satgas Administrasi yang
yang sebelumnya telah melaksanakan PRONA akan tetap saling berkoordinasi dengan Panitia
seperti Desa Oro-Oro Ombo, dan pertimbangan Ajudikasi. Ketua Panitia Ajudikasi PTSL Kota
kemampuan petugas pelaksana PTSL pada masing- Batu, Bapak Agus Harianto, bersama tim melakukan
masing Kantor Pertanahan. Letak dari keempat desa penyuluhan secara bertahap di masing-masing desa
tersebut juga berdekatan satu dengan lainnya. yang berpartisipasi dalam PTSL tahun 2018.
Setelah perencanaan dan penetapan lokasi, Penyuluhan yang dilakukan tidak hanya
langkah selanjutnya adalah melakukan persiapan. melibatkan kantor pertanahan Kota Batu, melainkan
Persiapan berdasarkan Pasal 4 ayat (1) Permen turut mengundang pihak kepolisian, kejaksaan, dan
ATR/BPN No 6/2018, pertama harus dilakukan perbankan. Tujuan melibatkan pihak-pihak tersebut
oleh Kepala Kantor Pertanahan yaitu terkait sarana yaitu agar terjadi keterbukaan dalam pelaksanaan
dan prasarana pelaksanaan Kegiatan PTSL, seperti PTSL sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.
alat ukur dan lokasi tempat kerja Panitia Ajudikasi. Sasaran penyuluhan yaitu masyarakat yang sudah
Kedua, sumber daya manusia yang perlu disiapkan memiliki atau belum memiliki sertifikat tanah.
oleh Kepala Kantor Pertanahan dengan menetapkan Dalam kegiatan penyuluhan ini, penyuluhan di Desa
Panitia Ajudikasi sebagai pelaksana PTSL. Oro-Oro Ombo dan Kelurahan Dadaprejo berjalan
Ketiga, kebutuhan transportasi, PTSL merupakan dengan baik.
pendaftaran pertama kali dimana pihak dari Kantor Hal ini terlihat dari antusiasme warga
Pertanahan Kota Batu harus datang langsung ke dalam mengikuti penyuluhan, dengan mengajukan
lokasi untuk melakukan pengukuran, sehingga beberapa pertanyaan khususnya dengan biaya yang
perlu adanya akomodasi untuk mempermudah dikeluarkan saat PTSL berlangsung. Namun, tidak
kegiatan tersebut. Keempat, koordinasi dengan semua warga dapat hadir dalam penyuluhan karena
aparat pemerintah lainnya. Aparat pemerintah bersamaan dengan waktu bekerja. Selain itu, masih
yang berkaitan dengan pelaksanaan PTSL yaitu terdapat warga yang sudah lanjut usia dan berada di
perangkat desa atau kelurahan, Perangkat Desa tingkat perekonomian yang rendah, sehingga tidak
Oro-oro Ombo, dan Pegawai Kelurahan Dadaprejo, mudah untuk memahami apa yang dipaparkan oleh
yang juga masuk dalam bagian Panitia Ajudikasi. Panitia Ajudikasi, sehingga perlu adanya pendekatan

10
Hasil wawancara dengan Ibu Wira Sentyani, S.SiT, Kaur Umum Kepegawaian Kantor Pertanahan Kota Batu.
11
Pasal 7 ayat (4) Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran
Tanah Sistematis Lengkap (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 501),
344 MIMBAR HUKUM Volume 31, Nomor 3, Oktober 2019, Halaman 338-351

langsung antara Panitia Ajudikasi dengan warga. Ajudikasi Kota Batu akan meneliti terkait riwayat
Pengumpulan data fisik dan data yuridis tanah berdasarkan bukti kepemilikan yang telah
dilakukan oleh Panitia Ajudikasi. Dalam dikumpulkan oleh peserta PTSL di Desa Oro-Oro
pelaksanaan PTSL di Kota Batu, pihak yang paling Ombo dan Kelurahan Dadaprejo. Tujuan penelitian
berperan dalam pengumpulan data yuridis yaitu dari ini yaitu untuk keperluan pembuktian hak.
pihak desa. Pihak-pihak yang berperan dalam PTSL Kemudahan dari pendaftaran melalui PTSL
di lingkungan Desa Oro-oro Ombo dan Kelurahan yaitu ketika riwayat kepemilikan tanah peserta PTSL
Dadaprejo dilakukan oleh Panitia Desa yang terdiri tidak lengkap, maka dapat dilengkapi dan dibuktikan
dari Karang Taruna, Tokoh Pemuda, dan Tokoh dengan surat pernyataan tertulis bermaterai cukup
Masyarakat, khususnya Ketua RT dan RW. Ketiga dengan tentang kepemilikan dan/atau penguasaan
elemen tersebut mendapatkan Surat Keputusan dari fisik bidang tanah dengan itikad baik dari pihak yang
Kepala Desa Oro-oro Ombo dan Lurah Dadaprejo bersangkutan. Indikator itikad baik yaitu tidak ada
untuk memperkuat tugas Panitia Desa/Kelurahan pihak yang keberatan atas tanah yang dimiliki atau
ketika melakukan pendataan di masyarakat. tidak dalam keadaan sengketa, tidak termasuk asset
Peran Ketua RT dan RW yaitu mengumpulkan pemerintah, dan bukan kawasan hutan. Meskipun
berkas, mendampingi pada saat pengukuran, dan terdapat kemudahan tersebut, kekuatan pembuktian
menyelesaikan masalah yang ada masyarakat dari surat pernyataan bermaterai yang dibuat oleh
desa. Ketika permasalahan tersebut tidak dapat Peserta PTSL sama dengan akta di bawah tangan.
diselesaikan, maka akan dibawa ke Kantor Desa Kekuatan pembuktian akta di bawah tangan
untuk diselesaikan. adalah orang terhadap siapa akta di bawah tangan
Setelah data yuridis sudah terkumpul, tersebut digunakan diwajibkan membenarkan
maka pengumpulan data fisik akan dilakukan oleh atau memungkiri tanda tangannya. Ketika
petugas ukur dari Kantor Pertanahan Kota Batu. tandatangan tersebut dipungkiri, maka hakim harus
Namun, jumlah petugas ukur di Kantor Pertanahan memerintahkan agar kebenaran akta diperiksa.
Kota Batu masih kurang dan tidak sampai 20 Namun, ketika tanda tangan diakui oleh yang
petugas ukur, dengan setiap tim terdiri dari 2 bersangkutan maka akta di bawah tangan tersebut
orang. Rata-rata pengukuran yang dilakukan oleh mempunyai kekuatan dan menjadi bukti yang
setiap tim yaitu 10 bidang tanah dalam satu hari.12 sempurna.13 Sehingga, dapat disimpulkan bahwa
Akibat perbandingan antara luas tanah yang diukur kekuatan pembuktian dari surat pernyataan yang
dengan jumlah petugas ukur yang tidak sebanding, dibuat oleh Peserta PTSL adalah tidak otomatis
maka penyelesaian pengukuran di Kota Batu untuk memiliki kekuatan pembuktian yang sempurna.
kegiatan PTSL berlangsung lama. Selain itu, faktor Langkah selanjutnya yaitu pengumuman
penghambat lain yaitu, jarak satu bidang tanah data fisik dan data yuridis serta pengesahannya.
dengan bidang tanah lainnya yang jauh dan cuaca Pengumuman dalam PTSL hanya dilakukan selama
yang tidak mendukung di Kota Batu. 14 hari kalender dan diumumkan di Kantor Panitia
Setelah bidang tanah sudah diukur untuk Ajudikasi PTSL dan Kantor Kepala Desa/Kelurahan.
memenuhi data fisik, langkah selanjutnya adalah Hal ini juga diberlakukan dalam pelaksanaan PTSL
pembuktian hak dengan melakukan penelitian data di Kota Batu. Lama waktu 14 hari kalender tersebut
yuridis. Penelitian tersebut terdiri dari pemeriksaan digunakan untuk diadakannya pengajuan keberatan
riwayat kepemilikan tanah yang dituangkan atau kekuranglengkapan data. Ketika terdapat
dalam Risalah Penelitian Data Yuridis. Panitia pihak yang keberatan terhadap data fisik atau data

12
Hasil wawancara dengan Ibu Wira Sentyani, S.SiT, Kaur Umum Kepegawaian Kantor Pertanahan Kota Batu.
13
Sudikno Mertokusumo, 2006, Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty, Yogyakarta, hlm. 127.
Ayu, Kepastian Hukum Penguasaan Tanah Melalui Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap 345

yuridis yang diumumkan tersebut, maka pihak yang pantai, sungai, dan pembatasan penggunaan
keberatan wajib memberitahukan secara tertulis tanah hak dalam kawasan lindung. Ketika sudah
agar segera mengajukan gugatan ke Pengadilan. ditandatangani dan sudah memenuhi syarat untuk
Ketentuan 14 hari kalender untuk melakukan diberikan tanda bukti haknya, sertifikat hak atas
pengumuman berbeda dengan ketentuan dalam tanah akan diterbitkan dan diberikan kepada
Pasal 26 PP NO 24/1997, yang menentukan masyarakat.
bahwa pengumuman pendaftaran pertama kali Hambatan yang dialami oleh Kantor
secara sistematik dilakukan selama 30 hari kerja. Pertanahan Kota Batu dapat diselesaikan dengan
Alasan Pemerintah mempersingkat waktu tersebut menambah Pegawai Kantor Pertanahan Kota
karena PTSL merupakan pendaftaran tanah secara Batu, khususnya petugas ukur. petugas ukur dari
massal yang diketahui oleh masyarakat umum dan Kantor Pertanahan Kota Batu yang masih kurang
merupakan kegiatan percepatan pendaftaran tanah menyebabkan pengukuran tanah warga menjadi
antara 4 hingga 6 bulan sejak sosialisasi kegiatan, lebih lama dan tidak segera selesai, karena satu
sehingga pengumumannya lebih singkat dan ketika hari hanya dapat dilakukan pengukuran sebanyak
ada sengketa tanah akan segera diketahui.14 10 bidang. Cara yang dapat segera dilakukan oleh
Ketika pengumuman selama 14 hari kalender Kantor Pertanahan adalah bekerja sama dengan
tidak ada pihak yang keberatan atau data sudah surveyor berlisensi milik swasata.
lengkap maka hal yang harus dilakukan lagi Hal ini juga diikuti dengan merekrut petugas
yaitu penegasan konversi, pengakuan hak, atau ukur baru agar dapat mengurangi biaya kerja sama
pemberian hak. Perbedaan dari ketiga kegiatan tersebut. Selain itu, rangkap jabatan antara Petugas
tersebut ketika penegasan konversi yaitu diberikan Harian Kantor Pertanahan dengan Panitia Ajudikasi
pada bidang tanah yang alat bukti tertulisnya juga dapat memperlambat jalannya kegiatan PTSL
lengkap atau alat bukti tertulisnya tidak lengkap, dan kinerja pelayanan lainnya. Kantor Pertanahan
tetapi terdapat keterangan saksi maupun pernyataan Kota Batu dapat menentukan Panitia Ajudikasi yang
yang bersangkutan. Pengakuan hak akan diberikan merupakan Pegawai Kantor Pertanahan Kota Batu
kepada tanah yang dibuktikan dengan kenyataan yang tidak berperan langsung dengan masyarakat,
penguasaaan fisiknya selama 20 tahun secara terus seperti bagian loket yang bertemu langsung dengan
menerus. Sedangkan pemberian hak diberikan masyarakat untuk melakukan pendaftaran tanah
kepada tanah yang termasuk tanah Negara dengan atau pemeliharaan data.
mengusulkan secara kolektif oleh Kepala Kantor Masyarakat yang ikut sebagai peserta PTSL
Pertanahan. Pelaksanaan PTSL di Kota Batu lebih lebih didominasi oleh masyarakat yang memiliki
didominasi oleh penyelesaian kegiatan dengan tingkat perekonomian yang rendah dan sudah
penegasan konversi karena memang mayoritas lanjut usia, sehingga ketika diberikan sosialisasi
tanah di Kota Batu masih belum bersertifikat. terkait program PTSL dengan menggunakan
Tahap selanjutnya yaitu pembukuan hak Bahasa Indonesia, terkadang tidak mengerti
yang merupakan kegiatan dimana data fisik dan dan perlu diberikan pemahaman satu persatu.
data yuridis yang dibukukan dalam buku tanah Ketika dilakukan sosialisasi mengenai program
yang ditandatangani oleh Ketua Panitia Ajudikasi ini, Kantor Pertanahan Batu seharusnya dapat
atas nama Kepala Kantor Pertanahan. Pembukuan menggunakan bahasa yang biasa digunakan oleh
hak ini berisikan pembatasan dalam pemindahan masyarakat setempat. Kantor Pertanahan Batu juga
hak, penggunaan tanah menyangkut garis sempadan dapat meminta bantuan perangkat desa/kelurahan

14
Hasil wawancara dengan Bapak Agus Harianto, Kasi Hubungan Hukum Pertanahan Kota Batu.
346 MIMBAR HUKUM Volume 31, Nomor 3, Oktober 2019, Halaman 338-351

setempat untuk menjelaskan program tersebut. Kepastian hukum merupakan hal yang
Hal ini disebabkan karena perangkat desa telah menjadi harapan subyek hukum untuk mengetahui
mengenal budaya masyarakat, sehingga dapat lebih hal yang dilarang ataupun tidak dilarang oleh
dipahami oleh masyarakat. hukum, sehingga perlu adanya suatu penormaan
Pihak selanjutnya yang memiliki hambatan yang baik dan jelas dalam suatu peraturan
dalam pelaksanaan PTSL yaitu Perangkat Kantor perundang-undangan, serta jelas juga penerapannya
Desa/Kelurahan. Kantor Desa/Kelurahan memiliki di masyarakat. Kepastian hukum bukanlah suatu
peran dalam pengumpulan dokumen masyarakat hal yang mutlak untuk memenuhi tujuan hukum,
yang ikut program PTSL. Namun, ketika sudah melainkan pada sebagai saran yang digunakan sesuai
terjun ke masyarakat, hambatan-hambatan yang dengan situasi dan kondisi dengan memperhatikan
terjadi bersifat teknis, seperti pemilik tanah yang asas manfaat dan efisiensi. Kepastian hukum
tidak diketahui keberadannya, obyek menjadi apabila dikaitkan dengan pendaftaran tanah yang
jaminan utang, klaim batas tanah yang tidak jelas, secara umum diatur dalam pasal 19 ayat (1) UUPA
masyarakat tidak segera mengumpulkan dokumen. yang menyebutkan bahwa:16
Permasalahan tersebut dapat diselesaikan ketika “Untuk menjamin kepastian hukum oleh
perangkat desa/kelurahan bersikap persuasif dan Pemerintah diadakan pendaftaran tanah di
menjelaskan pentingnya sertifikat tanah. Perangkat seluruh wilayah Republik Indonesia menurut
ketentuan-ketentuan yang diatur dengan
Desa/Kelurahan melakukan sosialisasi pentingnya
Peraturan Pemerintah.”
bukti kepemilikan tanah sehingga masyarakat dapat
menjaga tanah mereka. Berdasarkan pasal tersebut, Pemerintah telah
memberikan jaminan kepastian hukum dan
3. Kepastian Hukum Penguasaan Tanah perlindungan hukum bagi masyarakat untuk
melalui Pendaftaran Tanah Sistematis menguasai tanah yaitu melalui pendaftaran tanah.
Lengkap di Kota Batu Penguasaan tanah memiliki dua arti, yaitu
Hukum dapat ditegakkan jika memperhatikan arti fisik dan arti yuridis. Penguasaan tanah
tiga unsur yaitu kepastian hukum, kemanfaatan, dan dalam arti yuridis merupakan penguasaan yang
keadilan. Namun, dari ketiga unsur tersebut tidak dilandasi oleh hak yang dilindungi oleh hukum
dapat dititikberatkan pada salah satu unsur saja, dan memberikan kewenangan kepada pemegang
karena tidak selalu mudah untuk mengusahakan hak untuk menguasai secara fisik tanah yang
timbulnya keseimbangan antara ketiga unsur dihaki, seperti pemilik tanah menggunakan atau
tersebut. Kepastian hukum secara normatif mengambil manfaat dari tanah yang dihaki, tidak
merupakan suatu peraturan yang dibuat dan diserahkan kepada pihak lain.17 Pasal 1 angka
diundangkan secara pasti karena mengatur secara 2 Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004
jelas dan logis.15 Tanpa adanya kepastian hukum, tentang Penatagunaan Tanah menyebutkan bahwa
seseorang tidak tahu hal apa yang akan dilakukan penguasaan tanah merupakan hubungan hukum
dan akhirnya timbul perasaan tidak nyaman, namun antara orang perorangan, kelompok masyarakat
ketika terlalu menitikberatkan pada suatu kepastian atau badan hukum dengan tanah sesuai dengan
hukum, terlalu ketat mentaati suatu aturan akibatnya UUPA. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat
akan kaku dan menimbulkan ketidakadilan. diketahui bahwa hak penguasaan tanah merupakan

15
Amran Suadi, et al., 2016, Politik Hukum: Perspektif Hukum Perdata dan Pidana Islam Serta Ekonomi Syariah, Kencana, Jakarta, hlm. 295.
16
Pasal 19 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043).
17
Urip Santoso, 2005, Hukum Agraria dan Hak-Hak Atas Tanah, Kencana, Jakarta, hlm. 73.
Ayu, Kepastian Hukum Penguasaan Tanah Melalui Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap 347

serangkaian wewenang, kewajiban, dan atau Kota Batu yang merupakan salah satu wilayah
larangan untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat yang menjalankan program ini juga menggunakan
sesuatu bagi pemegang haknya. kedua aturan tersebut. Pemerintah menginginkan
Salah satu hak penguasaan atas tanah menurut bahwa seluruh wilayah di Indonesia terdaftar dalam
Hukum Tanah Nasional yaitu hak perseorangan peta tunggal, sehingga seluruh wilayah khususnya
atas tanah yang meliputi hak-hak atas tanah, wakaf di Kota Batu diukur dan didata. Tujuan utama
tanah hak milik, hak tanggungan, dan hak milik atas pelaksanaan PTSL yaitu memberikan kepastian
satuan rumah susun.18 Hak perseorangan atas tanah hukum kepada masyarakat dalam hal kepemilikan
merupakan hak atas tanah sebagai hak individual tanah dalam bentuk sertifikat tanah.
yang semuanya secara langsung ataupun tidak Perbedaan pendaftaran tanah pertama kali
langsung bersumber pada hak bangsa.19 melalui PTSL dengan pendaftaran tanah pertama
Contoh dari hak perseorangan yaitu hak milik, kali berdasarkan PP No 24/1997 yaitu terdapat pada
hak guna usaha, hak guna bangunan, hak pakai, pembayaran pajak peralihan tanah dan bangunan
hak sewa, hak membuka tanah, hak memungut dan jangka waktu pengumuman. Pendaftaran tanah
hasil hutan, hak-hak lain yang diatur dalam Pasal pertama kali secara sistematik yang di atur dalam
53 UUPA. Upaya pemerintah untuk memberikan PP No 24/1997 jika terdapat pemindahan hak
kepastian hukum terhadap penguasaan tanah atas tanah, maka kewajiban para pihak juga perlu
kepada individu yaitu melalui pendaftaran tanah melampirkan bukti pelunasan pembayaran Bea
yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 10 Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah dan telah dan PPh.21
diperbarui dengan PP NO 24/1997. Bagi tanah yang Ketika bukti pembayaran pajak peralihan
belum melakukan pendaftaran tanah berdasarkan tersebut tidak dapat dilampirkan, maka sertifikat
aturan tersebut maka tanah tersebut akan menjadi hak atas tanah masih belum bisa diterbitkan.
obyek pendaftaran tanah untuk pertama kali, baik Namun, hal ini berbeda dengan pendaftaran tanah
secara sistematik maupun sporadis. melalui PTSL karena peserta PTSL yang masih
Pendaftaran tanah secara sistematik lebih memiliki tunggakan pembayaran BPHTB dan PPh
diutamakan karena mempercepat perolehan maka masih tetap dapat diterbitkan sertifikat hak
data mengenai bidang-bidang tanah yang akan atas tanah dengan catatan peserta PTSL membuat
didaftar daripada melalui pendaftaran tanah secara surat pernyataan BPHTB dan/atau PPh terhutang.22
sporadis.20 Implementasinya yaitu Program PTSL Apabila peserta PTSL tidak bersedia membuat surat
yang merupakan program percepatan pendaftaran pernyataan terhutang BPHTB dan/atau PPh, maka
tanah yang terlihat dari aturannya yaitu Permen bidang tanah tersebut tidak dapat dibukukan dan
ATR/BPN No 6/2018 dan Instruksi Presiden Nomor diterbitkan sertifikat dan masuk dalam kluster 3.
2 Tahun 2018 tentang Percepatan Pendaftaran Tanah Perbedaan lain dapat ditemukan mengenai
Sistematis Lengkap di Seluruh Wilayah Republik jangka waktu pengumuman. Pengumuman yang
Indonesia. Kedua aturan tersebut merupakan dilakukan oleh Panitia Ajudikasi jika berdasarkan
landasan pelaksanaan PTSL di Indonesia. Pasal 26 PP No 24/1997 menyebutkan bahwa hasil

18
Ibid, hlm 11.
19
Lihat Pasal 16 dan Pasal 51 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043).
20
FX. Sumarja, 2010, Hukum Pendaftaran Tanah, Universitas Lampung, Bandar Lampung, hlm. 41.
21
Lihat Pasal 103 Peraturan Menteri Negara Agraria Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah.
22
Lihat Pasal 33 Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah
Sistematis Lengkap (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 501).
348 MIMBAR HUKUM Volume 31, Nomor 3, Oktober 2019, Halaman 338-351

pengukuran diumumkan selama 30 (tiga puluh) terdaftar belum terpetakan dalam Peta
hari dalam pendaftaran tanah secara sistematik. Pendaftaran Aplikasi KKP.
Sedangkan pengumuman yang dilakukan dalam Obyek PTSL di Kota Batu didominasi
PTSL diatur dalam Pasal 24 Permen ATR/BPN kepemilikan tanah yang termasuk kluster 1, yaitu
No 6 Tahun 2018 yang menyebutkan bahwa tanah-tanah yang belum dilekati oleh hak atas tanah
pengumuman hanya dilakukan selama 14 (empat sesuai dengan ketentuan UUPA. Tanah tersebut
belas) hari kalender di Kantor Panitia Ajudikasi masuk dalam obyek konversi hak. Konversi hak
PTSL dan Kantor Kepala Desa/Kelurahan. Alasan merupakan penyesuaian hak-hak atas tanah yang
Pemerintah mempersingkat waktu pengumuman tunduk kepada sistem hukum yang lama, yaitu hak-
karena PTSL merupakan pendaftaran tanah secara hak atas tanah menurut KUH Perdata dan hukum
massal yang diketahui oleh masyarakat umum adat menjadi hak atas tanah menurut UUPA.23
sehingga pengumumannya lebih singkat dan ketika Contoh bekas tanah milik ada sebelum diundangkan
ada sengketa tanah akan segera diketahui. UUPA dibuktikan dengan petuk pajak bumi, girik,
Luaran dari PTSL yang dilakukan oleh pipil, kekitir, dan verponding Indonesia, yang
Kantor Pertanahan Kota Batu ternyata tidak hanya digantikan dengan Kutipan Letter C yang dibuat
menerbitkan sertifikat tanah, melainkan juga peta oleh Kepala Desa/Kelurahan.24 Konversi hak dapat
bidang tanah dan daftar tanah. Tujuan dan target didaftarkan dengan pendaftaran tanah sistematik
utama Program PTSL yaitu mengukur keseluruhan maupun sporadis dengan melengkapi alat-alat
tanah-tanah yang meskipun tidak dapat diterbitkan bukti mengenai adanya hak tersebut berupa bukti-
sertifikat karena tidak dapat memenuhi persyaratan bukti tertulis, keterangan saksi dan atau pernyataan
yang ada. Hal ini bertujuan agar dapat mewujudkan yang bersangkutan yang kadar kebenarannya oleh
peta tunggal pertanahan di Indonesia. Pelaksanaan Panitia Ajudikasi dalam pendaftaran tanah secara
yang dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan Kota sistematik atau oleh Kepala Kantor Pertanahan
Batu telah sesuai dengan Poin Kedua dari Instruksi dalam pendaftaran tanah secara sporadis, dianggap
Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018 cukup untuk mendaftar hak, pemegang hak, dan
tentang Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis hak-hak pihak lain yang membebaninya.25
Lengkap di Seluruh Wilayah Republik Indonesia PTSL dilakukan untuk mendapatkan
bahwa luaran dari pelaksanaan PTSL yaitu: kepastian hukum bagi pemegang hak atas tanah
a. Kluster 1 yaitu bidang tanah yang maupun pihak lain yang memiliki kepentingan
memenuhi syarat yang diterbitkan dengan tanah yang dikuasainya tersebut. Kepastian
sertifikat.
hukum kepemilikan tanah dapat diwujudkan
b. Kluster 2 yaitu bidang tanah yang
hanya dicatat dalam buku tanah karena dengan penerbitan sertifikat tanah. Undang-Undang
sedang dalam keadaan sengketa atau Pokok Agraria mengatur bahwa Pemerintah
berperkara di Pengadilan mengadakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah
c. Kluster 3 yaitu bidang tanah yang Republik Indonesia yang bertujuan untuk menjamin
hanya didaftarkan dalam daftar tanah
karena subyek atau obyeknya belum kepastian hukum atas hak-hak atas tanah.26 Upaya
memenuhi syarat PTSL atau tidak mewujudkan kepastian hukum dalam pendaftaran
diketahui keberadaannya. tanah yaitu penerbitan sertifikat tanah. Sertifikat
d. Kluster 4 yaitu bidang tanah yang menurut PP No 24/1997 adalah berupa satu lembar

23
A.P Parlindungan, 1990, Konversi Hak-Hak Atas Tanah, Mandar Maju, Bandung, hlm. 5.
24
Urip Santoso, 2015, Perolehan Hak Atas Tanah, Kencana, Jakarta, hlm. 92.
25
Pasal 24 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 59
Tahun 1997, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3696).
26
Urip Santoso, 2010, Pendaftaran dan Peralihan Hak atas Tanah, Prenada Media Group, Jakarta, hlm. 248.
Ayu, Kepastian Hukum Penguasaan Tanah Melalui Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap 349

dokumen yang memuat informasi tentang data menemukan masalah. Permasalahan muncul ketika
yuridis dan data fisik yang diperlukan terhadap sertifikat telah diterbitkan, maka terhadap sertifikat
suatu bidang tanah yang didaftarkan haknya. tersebut masih ada kemungkinan untuk dibatalkan
Sertifikat tanah menghubungkan antara karena ada bukti kepemilikan yang sah sebelumnya.
kepastian hukum bidang tanah dan pemegang hak. Pembatalan sertifikat juga dapat melalui putusan
Sifat sertifikat tanah yaitu alat bukti yang kuat, tetapi Pengadilan Negeri.
hal yang ditegaskan dalam Pasal 19 ayat (2) PP No Terhadap obyek PTSL yang telah diketahui
24/1997 belum menjamin sepenuhnya kepastian namun telah terjadi sengketa saat proses PTSL
dan perlindungan hukum bagi pemegang hak atas berlangsung, maka akan penerbitan sertifikatnya
tanah. Hal ini disebabkan karena sistem pendaftaran akan ditunda dan sengketanya diselesaikan sesuai
tanah yang dianut Indonesia adalah sistem stelsel dengan kluster tanah tersebut. Ketika obyek
negatif bertendensi positif. Sehingga, segala yang tersebut masih dalam jaminan perbankan, maka
tercantum dalam buku tanah dan sertifikat hak atas akan dibuatkan Surat Pernyataan oleh Kantor
tanah berlaku sebagai tanda bukti yang kuat sampai Pertanahan dengan ditandatangani Pemohon,
dapat dibuktikan suatu keadaan sebaliknya yang bahwa ketika sertifikat tanah sudah diterbitkan
tidak benar.27 oleh Kantor Pertanahan Kota Batu akan diserahkan
Berdasarkan penelitian ini, bahwa PTSL kepada Bank terkait. Dalam hal ini perbankan tidak
memberikan kemudahan pada masyarakat untuk perlu khawatir apabila obyek jaminannya akan
memperoleh sertifikat tanah dan Pemerintah akan hilang karena program PTSL, melainkan bank akan
memiliki peta tunggal terkait tanah di Indonesia. diuntungkan karena penerbitan sertifikat tanah akan
Selain itu, meskipun menyimpangi beberapa menambah nilai dari tanah tersebut.
ketentuan dalam PP No 24/1997, khususnya Permasalahan-permasalahan yang terjadi
berkaitan dengan penangguhan pembayaran pajak lebih kepada persoalan teknis pelaksanaan PTSL.
peralihan (BPHTB dan/atau PPh) dan jangka waktu Meskipun persyaratan dalam Program PTSL dapat
pengumuman, kegiatan ini tetap memberikan dikatakan sederhana, namun tetap saja ketelitian
kepastian hukum pada masyarakat dalam Panitia Ajudikasi dalam pengecekan data yuridis
penguasaan tanah yang berasal dari kegiatan PTSL. dan fisik harus ditingkatkan. Obyek tanah yang
Hal ini disebabkan karena kegiatan PTSL di Kota ikut dalam program PTSL di Kota Batu ketika
Batu dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam terdapat sengketa seharusnya penerbitannya dapat
Permen ATR/BPN No 6 Tahun 2018. ditunda terlebih dahulu hingga sengketa tersebut
Kantor Pertanahan Kota Batu tidak ragu selesai. Hal ini akan berkaitan dengan pemberian
untuk menerbitkan sertifikat dari hasil PTSL, jaminan kepastian hukum kepemilikan tanah yang
karena Indonesia menganut sistem publikasi diwujudkan dengan penerbitan sertifikat. Meskipun
negatif yang mengandung unsur positif. Artinya, sertifikat merupakan alat bukti yang kuat dan dapat
semua keterangan yang terdapat dalam sertifikat dibatalkan ketika ada pihak yang menggugatnya,
tersebut mempunyai kekuatan pembuktian namun ketika hal tersebut dapat dihindari, maka
yang kuat sepanjang tidak ada bukti lain yang masyarakat dapat memegang sertifikat tersebut
mengingkarinya.28 Ketika proses PTSL berlangsung dengan tenang dan Pemerintah dapat mewujudkan
hingga diterbitkannya sertifikat, Panitia tidak cita-citanya untuk memiliki peta tunggal.

27
Adrian Sutedi, 2012, Sertifikat Hak Atas Tanah, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. vi.
28
Arifin Bur, et al., “Sertifikat sebagai Alat Pembuktian yang Kuat dalam Hubungannya dengan Sistem Publikasi Pendaftaran Tanah”, VIR Law
Review, Vol. 01, No. 02, Oktober 2017, hlm. 127-136.
350 MIMBAR HUKUM Volume 31, Nomor 3, Oktober 2019, Halaman 338-351

D. Kesimpulan khususnya yang berkaitan dengan penangguhan


PTSL di Kota Batu khususnya di Desa pembayaran pajak peralihan (BPHTB dan/atau
Oro-Oro Ombo dan Kelurahan Dadaprejo telah PPh) dan jangka waktu pengumuman. Walaupun
dilaksanakan sesuai dengan Permen ATR/BPN No demikian, kegiatan ini tetap memberikan kepastian
6/2018. Hambatan yang ditemui hanya berkaitan hukum pada masyarakat dalam penguasaan tanah
dengan yang bersifat teknis, seperti administrasi yang berasal dari kegiatan PTSL khususnya di Kota
yang belum lengkap, alat bukti kepemilikan tanah Batu. Hal ini disebabkan karena kegiatan PTSL
masih dijaminkan, pemilik yang tidak ada saat di Kota Batu dilakukan sesuai dengan ketentuan
pengukuran, dan jumlah petugas ukur yang masih dalam Permen ATR/BPN 6/2018. Selain itu, tujuan
sedikit. utama dari pelaksanaan PTSL yaitu agar Pemerintah
Terdapat perbedaan pada pelaksanaan PTSL memiliki peta tunggal terkait pertanahan di
di beberapa ketentuan dalam PP No 24/1997, Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku C. Artikel Majalah


Mertokusumo, Sudikno, 2006, Hukum Acara Badan Pusat Statistik Kota Batu, “Statistik Daerah
Perdata Indonesia, Liberty, Yogyakarta. Kota Batu 2016”, Publikasi Statistik Daerah
Parlindungan, A.P, 1990, Konversi Hak-Hak Atas Kota Batu 2016, September 2016.
Tanah, Mandar Maju, Bandung.
Suteri, Adrian, 2012, Sertifikat Hak Atas Tanah, D. Internet
Sinar Grafika, Jakarta. Hutapea, Erwin, “Tak Selalu Berjalan Mulus,
Suadi, Amran, et al., 2016, Politik Hukum: Pendaftaran Tanah Terkendala Empat Hal”,
Perspektif Hukum Perdata dan Pidana Islam https://properti.kompas.com/read/2018/
Serta Ekonomi Syariah, Kencana, Jakarta. 12/17/183000721/tak-selalu-berjalan-
Sumarja, FX, 2010, Hukum Pendaftaran Tanah, mulus-pendaftaran-tanah-terkendala-empat-
Universitas Lampung, Bandar Lampung. hal?page=all, diakses pada tanggal 10 April
Santoso, Urip, 2005, Hukum Agraria dan Hak-Hak 2019.
Atas Tanah, Kencana, Jakarta. Ihsanuddin, “Jokowi: Prona Sudah 35 Tahun,
Santoso, Urip, 2010, Pendaftaran dan Peralihan baru 44 Persen Tanah Warga Bersertifikat”,
Hak atas Tanah, Prenada Media Group, https://nasional.kompas.com/read/2016/
Jakarta. 10/16/12474581/jokowi.prona.sudah.35.
Santoso, Urip, 2015, Perolehan Hak Atas Tanah, t a h u n . b a r u . 4 4 . p e r s e n . t a n a h . w a rg a .
Kencana, Jakarta. bersertifikat, diakses 12 November 2018.
Mastur, Roy, “Bpn Beri 514 Sertifikat Gratis
B. Artikel Jurnal Kota Batu”, http://www.rri.co.id/post/
Bur, Arifin, et al., “Sertifikat sebagai Alat berita/248262/daerah/bpn_beri_514_
Pembuktian yang Kuat dalam Hubungannya sertifikat_gratis_kota_batu.html, diakses 17
dengan Sistem Publikasi Pendaftaran Tanah”, juni 2017.
VIR Law Review, Vol. 01, No. 02, Oktober
2017. E. Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Ayu, Kepastian Hukum Penguasaan Tanah Melalui Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap 351

Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997


Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, tentang Pendaftaran Tanah (Lembaran
Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043). Negara Republik Indonesia Nomor 59 Tahun
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala 1997, Tambahan Lembaran Negara Republik
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 3696).
Indonesia Nomor 6 Tahun 2018 tentang Peraturan Menteri Negara Agraria Nomor 3 Tahun
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap 1997 tentang Pelaksanaan PP 24 Tahun 1997
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun tentang Pendaftaran Tanah.
2018 Nomor 501).

Anda mungkin juga menyukai