Anda di halaman 1dari 2

Kemasan primer pada snack taro adalah kemasan utama yang langsung berhubungan dengan

produk pangan yang dikemas. Kemasan snack ini terdiri dari 5 lapisan yang terdiri dari graphics
carrier, printed image, adhesive layer, barrier layer dan sealing layer. Pada barrier layer, digunakan
aluminium. Keuntungan utama penggunaan aluminium dibandingkan dengan kemasan lain adalah
sifat yang absolut kedap terhadap gas, uap air dan cahaya (Febriani, 2010).

Pesan pada label kemasan produk susu cair kemasan Ultra Milk merupakan informasi yang
disampaikan oleh produsen untuk mengarahkan konsumen agar mengevaluasi produk sesuai
dengan deskripsi produk yang sebenarnya. Produsen memanfaatkan label kemasan untuk
memberikan informasi lengkap dan jelas yang dapat dipakai sebagai dasar keputusan membeli
produk, selain itu juga dapat membangun product knowledge bagi konsumen (Sari dan Anita,
2010). UltraMilk Full Cream memiliki rasa tawar, menggunakan warna latar biru, yang diidentikan
dengan warna tawar, sehingga konsumen dapat mengasumsikan rasa tawar yang ditawarkan. Label
informasi yang terdapat pada setiap varian susu UltraMilk, menggunakan shape khusus yang
berbentuk seperti pita, yang didalamnya terdapat keterangan. Warna huruf informasi varian yang
berwarna kuning, terlihat kontras dengan shape yang berwarna biru (Ayerseptian, 2010).

Real Good adalah susu cair kemasan yang dikemas dalam kemasan yang berbentuk tetrapack
seperti bantal. Real Good diproduksi oleh PT. Greenfield Indonesia sebagai terobosan kemasan
susu cair yang berbeda dari produk lain. Susu Bantal Real Good memiliki banyak varian rasa, di
antaranya adalah Sereal, Sereal Stroberi, Vanila, Sereal Coco, Full Cream, Jeruk dan Black currant.
Ukuran kemasan yang ditawarkan adalah 180 ml (Ayerseptian, 2010).

Kemasan Styrofoam Pop Mie memiliki tinggi 10,5 cm, diameter atas 9,5 cm dan diameter bawah
6,5cm. di bagian bawah gelas terdapat tulisan CFC free, logo segitiga PS (PolyStyrene) 06 , dan P159
(BPOM, 2010). Menurut pendapat Sulchan & Endang (2007) styrofoam sebagai kemasan makanan dipilih
karena keuntungannya seperti tidak mudah bocor, tidak mudah penyok saat dipegang, dapat menahan
panas dan dingin namun tetap nyaman untuk dipegang, dapat mempertahankan kualitas dan keutuhan
produk pangan, murah dan ringan. Bahan dasar dari styrofoam sendiri adalah Expandable Polystyrene
(EPS). PolyPropylene merupakan plastic yang lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah,
ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Pada umumnya
digunakan sebagai tempat menyimpan makanan, botol minum, tempat obat dan botol minum untuk bayi,
kemasan makanan (Setyawati dan Eriek, 2015).
Ayerseptian, Rifki. 2010. Persepsi Konsumen Mengenai Desain Kemasan Dan Brand Image
Ultramilk. Institute Pertanian Bogor. Bogor

Sulchan dan Nur W. Endang. 2007. Keamanan Pangan Kemasan Plastik dan Styrofoam. Fakultas
kedokteran UNDIP. Semarang

BPOM (Badan Pengawan Obat dan Makanan). 2010. Hasil Uji Kemasan Makanan ”Styrofoam”. Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Jakarta.

Febriani. 2010. Analisis Sumber Penyebab Kehilangan (Loss) Minyak Goreng Pada Proses
Produksi Snack Taro Di PT Unilever Indonesia Tbk. Institute Pertanian Bogor. Bogor

Sari, Dwi Mella dan Anita Herawati. 2010. Pengaruh Tingkat Pengetahuan Label “Low Fat High
Calcium” Terhadap Tingkat Kepercayaan Pada Produk Susu Cair Dalam Kemasan. Jurnal
Universitas Atma Jaya. Yogyakarta.

Setyowati, Vuri Ayu dan Eriek Wahyu Restu Widodo. 2015. Studi Sifat Fisis, Kimia, dan Morfologi pada
Kemasan Makanan Berbahan Styrofoam dan LDPE (Low Density Polyethylene): Telaah Kepustakaan.
Institut Teknologi Adhi Tama. Surabaya

Anda mungkin juga menyukai