Anda di halaman 1dari 6

Aliran Barang atau Jasa dan Uang

Seperti telah dikemukakan sebelumnya, dimasyarakat terdapat empat kelompok pelaku


ekonomi yaitu :

 Rumah Tangga Konsumsi (RTK)


 Rumah Tangga Produksi (RTP)
 Rumah Tangga Negara (RTN) dan
 Masyarakat Luar Negeri (MLN).

Antara keempat kelompok pelaku tersebut terdapat hubungan timbal balik yang dapat dilihat
dari aliran barang dan uang.

1. Aliran Barang atau Jasa dan Uang antara Rumah Tangga Produksi dan
Rumah Tangga Konsumsi

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, RTK memerlukan barang atau jasa dari RTP. Barang
atau jasa tersebut dapat diperoleh dengan jalan membayar sejumlah uang. Sebaliknya, untuk
kegiatan RTP diperlukan sumber daya dari RTK yang dapat diperoleh dengan membayar
sejumlah uang. Sebuhungan dengan itu, antara RTP dan RTK terdapat aliran barang dan uang
seperti gambar berikut.

Gambar.1 Aliran barang atau jasa dan uang antara RTP dan RTK.

Dalam Gambar.1 tersebut belum ditampilkan keberadaan RTN dan MLN. Namun, peran
RTN selaku konsumen yang memerlukan barang atau jasa dianggap masuk dalam jajaran
RTK, sedangkan peranannya selaku produsen yang dilaksanakan melalui BUMN masuk
dalam jajaran RTP.

Dalam Gambar.1 tersebut peranan MLN dikesampingkan. Oleh karena itu, dalam gambar
tersebut barang atau jasa yang di ekspor dan di impor dianggap tidak ada.

a. Aliran Barang atau Jasa dari RTP ke RTK


sebelah kiri dalam gambar, menggambarkan RTP yang meliput usaha pertanian,
pertambangan, industri pengolahan, pemberian jasa, dan lain-lain termasuk perdagangan.
Diantara barang atau jasa yang dihasilkan oleh RTP ada yang ditujukan untuk memenuhi
keperluan dunia usaha. Misalnya, kapas pada tahap pertama diproduksi untuk memenuhi
keperluan perusahaan tekstil (pintal dan tenun), selanjutnya diproses menjadi pakaian.

Dengan demikian, kapa, benang tenun, dan tekstil merupakan bahan mentah, yaitu barang
yang belum siap pakai untuk memenuhi keperluan konsumsi. Barang-barang semacam itu
hanya mengalir dar perusahaan hulu ke perusahaan hilir dalam jajaran RTP.

Contoh kapas tersebut mengalir dari usaha pertanian ke beberapa usaha atau industri
pengolahan secara berurutan, yaitu dipintal, ditenun, dipotong-potong, dan dijahit. Hasil akhir
proses produksi tersebut berupa baju atau barang konsumsi lain. Pada dasarnya semua hasil
akhir dari barang-barang yang diproses dalam RTP akan mengalir ke RTK, baik secara
langsung maupun melalui usaha perdagangan dalam jajaran RTP. Dengan kata lain, produksi
yang mengalir dari RTP ke RTK hanya terbatas pada barang-barang konsumsi dan jasa yang
siap pakai untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Catatan: diantara bahan mentah ada yang dikatakan sebagai barang “setengah jadi”.
Misalnya, tekstil ada yang masih perlu diproses lebuh lanjut dalam perusahaan “konveksi”,
tetapi ada pula yang dapat diproses sendiri oleh RTK menjadi barang siap pakai.

b. Aliran Uang dari RTK ke RTP

Untuk mendapatkan barang atau jasa, pihak RTK harus membayar sejumlah uang kepada
pihak RTP. Dengan demikian, dalam gambar diatas, bagian sebelah atas terdapat :

 Aliran barang atau jasa dar RTP ke RTK, dan


 Aliran uang dari RTK ke RTP.

Persoalan yang dihadapi selanjutnya adalah bagaimana cara RTK mendapatkan uang?
Jawabannya ada dibahasan dibawah ini.

c. Masukan Faktor Produksi dari RTK ke RTP

RTK merupakan pemasok faktor produksi bari RTP, anggota RTK yang telah dewasa dan
mampu bekerja dapat menjadi tenaga kerja dalam RTP. Sesuai dengan kemampuannya, ada
yang bekerja sebagai tenaga ahli, tenaga terampil, atau tenaga biasa. Misalnya, “buruh tani”
hanya dapat memasok tenaga kera ; petani yang mampu dapat memasok tanah, tenaga, modal
kerja. Anggota rumah tangga keluarga lainnya ada yang bekerja sebagai karyawan
perusahaan, sopir, montir, dokter, wirausaha, dan sebagainya.

Kecuali sebagai sumber daya manusia, keluarga yang mampu dapat membeli saham atau
menabung uangnya dalam bank, yang selanjutnya itu dapat dipinjamkan kepada dunia usaha.
Ada pula keluarga yang menyewakan bangunan, kendaraan, atau milik pribadi lainnya
kepada dunia usaha. Dari beberapa contoh tersebut kiranya jelas, bahwa ada aliran faktor-
faktor produksi dari RTK ke RTP.
d. Aliran Uang dari RTP ke RTK

Atas penggunaan tanah, tenaga, modal, dan faktor produksi lainnya, RTP wajib membayar
balas jasa kepada RTK yang telah menyerahkan faktor produksi. Balas jasa tersebut pada
umumnya berbentuk uang yang dapat berupa upah atau gaji, sewa tanah, bunga, modal, atau
imbalan lain sesuai dengan faktor produksi yang telah disertakan. Dengan demikian, dalam
Gambar 1 bagian bawah terdapat :

 (a) Aliran faktor produksi dari RTK ke RTP, dan


 (b) Aliran uang dari RTP ke RTK.

Uang yang mengalir dari RTP ke RTK itulah yang digunakan oleh RTK untuk membeli
berbagai macam barang atau jasa yang diperlukan. Dengan demikian di masyarakat terdapat
aliran uang dari RTP ke RTK, yang kemudian berputar kembali ke RTP tanpa ada hentinya.

2. Aliran Barang atau Jasa dan Uang antara RTP, RTK, dan RTN

Dalam Gambar.1 belum di perlihatkan peranan pemerintah atau RTN selaku pengatur
kehidupan ekonomi. Ditinjau dari segi aliran barang, jasa dan uang, hubungan antara RTN,
RTP, dan RTK dapat dilihat gambar dibawah ini.

Gambar.2 Aliran barang, jasa, dan uang antara RTN, RTP, dan RTK.

Gambar.2 diatas merupakan perjelasan lanjut dari Gambar.1 dengan penambahan peran
pemerintah (RTN). Untuk menjalankan roda pemerintah, baik kegiatan rutin maupun
pembangunan diperlukan barang atau jasa. Karena itu barang atau jasa dari RTP yang terlihat
dalam arah garis ( a ), ada sebagian yang mengalir ke RTN.

Sumber daya manusia (SDM) yang berasal dari RTK terlihat dalm garis ( c ). Sebagian SDM
yang masuk ke RTN di antaranya ada yang menjabat sebagai pemimpin, tenaga staf,
pelaksana, guru, dan lain-lain di lembaga atau kantor pemerintah.

Berikut ini akan diberkan penjelasan mengenai Gambar.2

 (a) Aliran Barang dan Jasa dari RTP ke RTK


 (b) Aliran Uang dari RTK ke RTP
 (c) Masukan Faktor Produksi dari RTK ke RTP
 (d) Aliran Uang dari RTP ke RTK
 (e) Aliran Jasa atau Pelayanan RTN ke RTP dan RTK

Sesuai dengan tugasnya, pemerintah waib melindungi, mengatur, dan memberikan


pelayanan lainnya, baik kepada RTP maupun RTK. Karena itu terdapat aliran jasa
dari pemerintah kepada masyarakat seperti yang digambarkan dengan garis ( e ).

 (f) Pembayaran Paak dan lain-lain Kepada Pemerintah

Sebagai imbalan jasa atas pelayanan pemerintah, baik RTP maupun RTK wajib
membayar paak atau uang pungutan (retribusi). Kecuali itu pemerintah memperoleh
pendapatan dari denda, pemberian izin, laba BUMN, dan sebagainya. Semua
pendapatan itu digambarkan dengan garis ( f ).

 (g) Aliran uang dari RTN ke RTP dan RTK

Dana yang dihimpun dari pajak dan pendapatan nonpajak, sebagian digunakan untuk
membayar barang atau jasa yang berasal dari RTP, sebagian lagi digunakan untuk
membayar gaji pegawai dan berbagai macam tunjangan. Sisanya dikeluarkan oleh
pemerintah untuk biaya pembangunan. Semua dana tersebut pada akhirnya mengalir
kembali ke RTP dan RTK yang tergambar pada garis ( g ).

3. Hubungan antara RTP, RTK, RTN, dan MLN

Untuk membahas aliran barang atau jasa dan uang antara empat pelaku ekonomi dalam
masyarakat (RTP, RTK, RTN, dan MLN) kita akan bertolah dari aliran barang atau jasa dan
uang antara tiga pelaku ekonomi (RTN, RTP, dan RTK) yang telah dibahas sebelumnya.
Dengan menyederhanakan Gambar.2, kemudian menambahkan aliran barang atau jasa dan
uang dari dan ke MLN akan di kita lihat di gambar baru sebagai berikut.

Gambar.3 Aliran (arus) barang, jasa, dan uang antara RTP, RTK, RTN, dan MLN
Dalam Gambar.3 dibawah garis pembatas terdapat tiga pelaku ekonomi, yaitu RTN, RTP,
dan RTK, sedangkan di atas garis pembatas terlihat masyarakat luar negeri (MLN). Ditinjau
dari aliran barang atau jasa dan uang, peran MLN terhadap negara tertentu tersebut dalam
uraian Pengekspor atau Pengimpor Barang

a. Kegiatan Impor dan Ekspor Barang

Masyarakat Luar Negeri (MLN) dapat melakukan kegiatan impor dan ekspor barang dari dan
ke negera yang menjalin kegiatan ekspor dan impor tersebut. Akibat kegiatan tersebut timbul
aliran barang dari dan ke luar negeri seperti terlihat dalam Gambar.3 garis (a).

Kegiatan impor dan ekspor tersebut pada dasarnya dilakukan dengan izin pemerintah
setempat. Selaku pengatur kehidupan ekonomi, pemerintah (Departemen Perindustrian dan
Perdagangan) mencatat semua transaksi impor dan ekspor, baik dari segi volume, harga,
maupun negara asal atau tujuan pengiriman barang. Melalui pencatatan itu setiap saat
(setidak-tidaknya setiap akhir tahun) pemerintah dapat menghitung selisih antara seluruh nilai
ekspor dan impor untuk menentukan kebijaksanaan selanjutnya.

b. Kegiatan Menyelenggarakan Usaha Jasa

Terkait dengan kegiatan impor dan ekspor barang, kegiatan MLN antara lain dapat
menyelenggarakan jasa angkutan, asuransi,perbankan, dan telekomunikasi. Kecuali itu suatu
negara dapat menyelenggarakan jasa kepariwisataan, pengisian air/bahan bakar bagi kapal
laut/udara mancanegara yang sedang berlabuh di negara tersebut, memperbaiki
kerusakannya, mengirim tenaga kerja ke luar negeri, atau menyelenggarakan jasa lainnya.

Di Indonesia ekspor dan impor barang dicatat oleh Departemen Perindustrian dan
Perdagangan, sedangkan impor dan ekspor jasa dicatat oleh departemen lain yang terkait.
Oleh karena itu, disamping aliran barang terdapat aliran jasa dari dan ke luar negeri seperti
Gambar.3 garis (b).

c. Pembayaran dari dan ke Luar Negeri

Kegiatan ekspor dan impor pada hakikatnya merupakan hubungan jual beli barang atau jasa
dengan masyarakat luar negeri. Karena mata uang yang berlaku di suatu negara berbeda
dengan negara lain, maka untuk menyelesaikan pembayaran impor dan ekspor digunakan
valuta asing (alat pembayaran luar negeri) yang disepakati oleh kedua belah pihak. Misalnya,
dapat digunakan

Dolar

Amerika,

Pound

Inggris,

Mark

Jerman,
Yen

Jepang, atau mata uang lainnya yang mudah didapatkan di bursa valuta asing.

Sehubungan dengan kegiatan impor dan ekspor di atas, maka terdapat aliran alat pembayaran
luar nnegeri yang terlihat dalam Gambar.3 garis (c). Selisih antara nilai seluruh ekspor dan
impor barang atau jasa selama periode tertentu (misalnya satu tahun) dapat menghasilkan
saldo positif atau saldo negatif. Pada akhir periode tersebut, suatu negara yang seluruh nilai
ekspornya melebihi nilai impor menunjukkan saldo (ekspor neto) positif. Akrtinya, negara
yang bersangkutan mempunyai tagihan terhadap masyarakat luar negeri. Sebaliknya, saldo
ekspor negatif berarti negara yang bersangkutan mempunyai hutang luar negeri.

d. Lalu Lintas Modal Luar Negeri

Hutang luar negeri yang timbul karena impor barang atau jasa pada dasarnya dapat
diselesaikan melalui ekspor barang atau jasa, kalau masih ada sisanya dapat dilunasi dengan
cadangan emas. Sisa hutang yang dalam jangka waktu lebih dari satu tahun belum dapat
diselesaikan biasanya diubah menjadi pinjaman modal.

Kecuali itu, baik pemerintah maupun swasta dapat memperoleh bantuan modal luar negeri
untuk keperluan pembangunan. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bantuan modal tersebut
dapat berupa pinjaman atau penyertaan/penanaman modal. Dengan demikian antara suatu
negara dengan negara lainnya terdapat aliran modal seperti terlihat dalam Gambar.3 garis (d)
dengan catatan :

 Pembayaran kembali/angsuran pinjaman modal luar negeri masuk dalam aliran modal
 Pembayaran bunga pinjaman modal masuk dalam aliran uang jasa (c).

Anda mungkin juga menyukai