1.4.Manfaat Penelitian
2.1 Pertambangan
Kegiatan pertambangan di Indonesia telah berlangsung sejak awal sejarah
bangsa Indonesia. Kualitas dan kuantitas eksploitasi mineral sangat di pengaruhi
oleh penerapan teknologi dan kemajuan sumber daya manusianya. Ladang-ladang
tambang Indonesia yang bernilai ekonomis lebih banyak di kuasai oleh pihak
asing dan orang Indonesia sendiri kurang berperan aktif di dalamnya. Pemerintah
beranggapan bahan-bahan tambang Indonesia mempunyai potensi yang tinggi
untuk menghasilkan devisa negara. Oleh karna itu, pemerintah memberikan
kesempatan bagi pengusaha-pengusaha asing yang memiliki modal dan teknologi
tinggi untuk mengusahakan bahan-bahan galian tersebut.
(repository.upi.edu/2017/4/S_GEO_100794_Chapter1.pdf )
Hasil tambang Indonesia dari tahun ketahun sebagian besar di ekspor ke
berbagai negara dunia dan hanya pasir lah yang lebih banyak di manfaatkan di
dalam negeri. Pasir di anggap sebagai salah satu sumber daya yang kurang
ekonomis dan penggunaan nya kurang optimal. Akan tetapi, seiring dengan
perkembangan teknologi dan teknik pertambangan, sumber daya pasir yang
dulunya di nilai tidak ekonomis, sekarang dapat berubah menjadi sumber daya
yang layak tambang. Hal ini di pengaruhi oleh perkembangan industrialisasi yang
meningkatkan permintaan pasir seiring dengan peningkatan kebutuhan pasir di
dunia. Pasir di manfaatkan untuk bahan baku di sektor industri dan produksi.
dengan mengolahnya menjadi bahan dasar bangunan. Untuk memenuhi kebutuhan
pasir yang terus meningkat, pengusaha pasir melakukan eksploitasi ke berbagai
wilayah yang di anggap memiliki sumber daya pasir dalam jumlah yang besar.
(repository.upi.edu/2017/4/S_GEO_100794_Chapter1.pdf)
2.2 Permintaan
Menurut Sahat (2007) permintaan (demand) dapat didefenisikan sebagai
suatu skedul, kurva, atau fungsi yang menunjukan berbagai jumlah suatu barang
yang para konsumen ingin dan mampu membelikan dengan tingkat harga tertentu
pada periode tertentu.
Menurut Daniel (2002), permintaan (demmad) adalah jumlah barang yang
di minta oleh konsumen pada suatu pasar. Sementara pasar adalah tempat
terjadinya transaksi antara produsen dan konsumen atas barang-barang ekonomi.
Sebagian ahli mengatakan bahwa pengertian permintaan adalah jumlah barang
yang sanggup dibeli oleh para pembeli pada suatu tempat dan waktu tertentu
dengan harga yang berlaku pada saat itu.
2.2.1. Teori Permintaan
Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan di antara jumlah
permintaan dan harga. Hukum permintaan pada hakekatnya merupakan suatu
Hipotesa yang menyatakan bahwa semakin rendah harga suatu barang, maka
semakin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya semakin tinggi
harga barang tersebut, maka semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebut
(Sukirno 1985).
Permintaan adalah keinginaan konsumen membeli suatu barang pada
berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu (Rahardja dan Manurung
2006). Banyaknya komoditi yang akan dibeli oleh rumah tangga (konsumen) pada
periode waktu tertentu menurut Lipsey et al. (1995) dipengaruhi oleh variabel
waktu tertentu, variabel penting yaitu harga komoditi itu sendiri, rata-rata
penghasilan rumah tangga, harga komoditi yang berkaitan, selera, distribusi
pendapatan rumah tangga, dan besarnya populasi. Besarnya permintaan suatu
barang atau produk ditentukan oleh banyak faktor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan antara lain (Rahardja dan
Manurung 2006):
1. Harga Barang Itu Sendiri Jika harga suatu barang semakin murah, maka
permintaan terhadap barang itu bertambah. Begitu juga sebaliknya. Ini
sesuai dengan hukum permintaan, yang menyatakan ”Apabila harga suatu
barang naik (ceteris paribus), maka jumlah barang yang diminta akan
turun, dan sebaliknya.”
2. Harga Barang Lain Harga barang lain juga dapat mempengaruhi
permintaan suatu barang, tetapi kedua macam barang tersebut harus
mempunyai keterikatan. Keterikatan dua macam barang dapat bersifat
substitusi (pengganti) dan bersifat komplemen (pelengkap). Bila harga
barang substitusi meningkat, maka harga suatu barang menjadi lebih
murah, sehingga permintaan terhadap barang tersebut meningkat.
Sedangkan kalau harga barang komplemen turun, maka permintaan
terhadap barang tersebut meningkat, sehingga permintaan terhadap suatu
barang mungkin meningkat pula. Dan bila dua macam barang tidak
mempunyai hubungan dekat (keterkaitan), maka perubahan harga suatu
barang tidak mempengaruhi permintaan barang satunya lagi.
3. Tingkat pendapatan per kapita, tingkat pendapatan per kapita dapat
mencerminkan daya beli. Semakin tinggi tingkat pendapatan, daya beli
semakin meningkat, sehingga permintaan terhadap suatu barang
meningkat (untuk komoditi yang berupa barang normal).
4. Selera atau kebiasaan Selera atau kebiasaan juga mempengaruhi
permintaan terhadap suatu barang.
5. Semakin banyak jumlah penduduk, maka permintaan akan suatu barang
semakin meningkat.
6. Perkiraan harga di masa mendatang jika kita memperkirakan bahwa harga
suatu barang akan naik, adalah lebih baik untuk membeli barang itu
sekarang, sehingga mendorong orang untuk membeli lebih banyak saat ini
guna menghemat belanja di masa mendatang.
7. Jika distribusi pendapatan buruk, berarti daya beli konsumen secara umum
melemah, sehingga permintaan terhadap suatu barang menurun.
8. Usaha-Usaha produsen meningkatkan penjualan dalam perekonomian
yang modern, bujukan para penjual untuk membeli suatu barang besar
sekali peranannya dalam mempengaruhi masyarakat. Pengiklanan
memungkinkan masyarakat untuk mengenal suatu barang baru atau
menimbulkan permintaan terhadap barang tersebut. Disamping itu, untuk
barang-barang yang sudah lama, pengiklanan akan mengingatkan orang
tentang adanya barang tersebut dan menarik minat untuk membeli. Usahausaha
promosi penjualan lainnya, seperti pemberian hadiah kepada
pembeli apabila membeli suatu barang atau iklan pemberian potongan
harga, seiring mendorong orang untuk membeli lebih banyak dari
biasanya.
2.3 Penawaran
Penawaran adalah banyaknya barang dan jasa yang tersedia dan dapat
ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada setiap tingkat harga selama
periode waktu tertentu. Penawaran dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :
1. Harga barang itu sendiri
2. Harga dari barang-barang lain
3. Ongkos produksi, yaitu biaya untuk memperoleh faktor-faktor produksi
4. Tujuan-tujuan dari perusahaan tersebut
5. Tingkat teknologi yang digunakan
Hukum penawaran adalah suatu pernyataan yang menjelaskan sifat
perkaitan di antara harga sesuatu barang dan jumlah barang tersebut yang
ditawarkan para penjual. Di dalam hukum ini dinyatakan bagaimana keinginan
para penjual untuk menawarkan barangnya apabila harga tinggi, dan bagaimana
pula keinginan untuk menawarkan barangnya tersebut apabila harganya rendah.
Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan “ makin tinggi harga sesuatu
barang makin banyak jumlah barang tersebut yang akan ditawarkan oleh para
penjual, sebaliknya makin rendah harga sesuatu barang makin sedikit jumlah
barang tersebut yang ditawarkan oleh para penjual “
2.5 Lokasi
Awang Firdaos (1997) menulis bahwa lokasi merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi sebuah permintaan. Menurut Hang Kueng dalam Fuad
Mustofa (2005) jarak dikatakan dekat apabila jarak kurang atau sama dengan 2
km ke lokasi tujuan sedangkan jarak dikatakan jauh apabila jarak lebih dari 2 km
ke lokasi tujuan. Menurut teori Webar Lokasi optimal dari perusahaan adalah
lokasi dimana perusahaan bisa meminimumkan biaya transportasi pengadaan
input dari lokasi bahan baku ke lokasi pabrik, dan meminimumkan biaya
distribusi output dari pabrik ke pasar. dasarnya penentuan lokasi sebuah aktivitas
usaha adalah suatu proses yang evolutif dimana perubahan pada harga faktor
produksi akan menimbulkan perubahan pada tingkah laku penentuan lokasi
aktivitas usaha itu sendiri yang akan merubah keterkaitan antara sumber bahan
baku (supplier), pasar dan aktivitas usaha.
2.6 Harga
Payne (2004:171) harga dibuat dengan menambah persentasi mark-up
pada biaya atas manfaat-manfaat dalam memakai atau menggunakan suatu jasa
atau produk. Sedangkan menurut Kotler (2001:439) harga adalah sejumlah uang
yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar
konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau
jasa tersebut. Philip Kotler menyatakan harga adalah salah satu unsur bauran
pemasaran yang menghasilkan pendapatan, unsur-unsur lainnya menghasilkan
biaya.
Determinasi harga terhadap permintaan dengan mengasumsikan factorfaktor
yang mempengaruhinya dianggap citeris paribus akan menghasilkan hokum
permintaan. Hukum permintaan menyatakan, bila harga naik maka permintaan
barang akan turun, sebaliknya bila harga turun permintaan akan barang tersebut
akan naik.
Tabel 3.1
Jumlah Dimander di Lima Kecamatan
Dimander Kec.
Aek
Kuasan
Kec.
Air
Batu
Kec.
Rahuning
Kec.
Pulau
Rakyat
Kec.
Teluk
Dalam
Pengusaha
Panglong
57637
Produsen
Batako & Batu
Blok
4 11 13 5 6
Produsen Pot 2 5 2 1 4
Produsen
Rehel (Batu
Nisan)
68739
JUMLAH 17 31 22 12 26
Sumber : Observasi Penulis 2017
Sehingga dapat kita lihat bahwa jumlah populasi kelas keseluruhan untuk
kelima kecamatan adalah 108 responden, dimana kecamatan Aek Kuasan terdiri
dari 17 responden, kecamatan Air Batu 31 responden, kecamatan Rahuning 22
responden, kecamatan Pulau Rakyat 12 responden, dan kecamatan Teluk Dalam
26 responden. Namun pada penelitian ini digunakan rumus proporsional sampling
karna sampel mempunyai unsur yang tidak homogen sehingga rumus proporsional
akan menstratakannya secara proporsional.
Kecamatan Aek Kuasan =
x50
= 7,8 Dibulatkan 8
Yang terdiri dari :
● Pengusaha Panglong
x 8 = 2,3 Dibulatkan 2
● Produsen Batako & Batu Blok
x 8 = 1,8 Dibulatkan 2
● Produsen Pot
x 8 = 0,9 Dibulatkan 1
● Produsen Rehel (Batu Nisan)
x 8 = 2,8 Dibulatkan 3
Kecamatan Air Batu =
x50
= 14,3 Dibulatkan 14
Yang terdiri dari :
● Pengusaha Panglong
x 14 = 3,1 Dibulatkan 3
● Produsen Batako & Batu Blok
x 14 = 4,9 Dibulatkan 5
● Produsen Pot
x 14 = 2,2 Dibulatkan 2
● Produsen Rehel (Batu Nisan)
x 14 = 3,6 Dibulatkan 4
Kecamatan Rahuning =
x50
= 10,1 Dibulatkan 10
Yang terdiri dari :
● Pengusaha Panglong
x 10 = 2,7 Dibulatkan 3
● Produsen Batako & Batu Blok
x 10 = 5,9 Dibulatkan 6
● Produsen Pembuatan Pot
x 10 = 0,9 Dibulatkan 1
● Produsen Rehel (Batu Nisan)
x 10 = 3,1 Dibulatkan 3
Kecamatan Pulau Rakyat =
x50
= 5,5 Dibulatkan 6
Yang terdiri dari :
● Pengusaha Panglong
x 6 = 1,5 Dibulatkan 2
● Produsen Batako & Batu Blok
x 6 = 2,5 Dibulatkan 3
● Produsen Pot
x 6 = 0,5 Dibulatkan 1
● Produsen Rehel (Batu Nisan)
x 6 = 1,5 Dibulatkan 2
Kecamatan Teluk Dalam =
x50
= 12,0 Dibulatkan 12
Yang terdiri dari :
● Pengusaha Panglong
x 12 = 3,2 Dibulatkan 3
● Produsen Batako & Batu Blok
x 12 = 2,7 Dibulatkan 3
● Produsen Pot
x 12 = 1,8 Dibulatkan 2
● Produsen Rehel (Batu Nisan)
x 12 = 4,1 Dibulatkan 4
Sehingga dapat ditentukan bahwa jumlah responden keseluruhan adalah :
8+14+10+6+12 = 50 responden.
3.7 Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer baik data
yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh melalui
pengisian kuesioner dan wawancara kepada Responden. Untuk lebih melengkapi
hasil pemaparan penelitian ini, penulis menggunakan rujukan dan referensi
lainnya yang relevan, misalnya dari buku, laporan hasil penelitian, jurnal dan
publikasi terkait lainnya.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini dalam mengumpulkan berbagai macam data
menggunakan metode :
1. Metode Observasi
Obsevasi adalah metode dengan melalukan pengamatan langsung terhadap
objek yang akan di teliti, dalam penelitian ini adalah Tangkahan pasir
sungai Asahan Kabupaten Asahan.
2. Metode Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab
kepada responden yang melakukan permintaan pasir di Tangkahan pasir
sungai Asahan Kabupaten Asahan.
3. Metode Kuesioner
Motode ini adalah metode pengumpulan data dengan cara penulis
membuat daftar pertanyaan yang relevan dengan penelitian yang di
lakukan. Kuesioner ini ditujukan pada sampel yang telah di tentukan,
jawaban atas berbagai pertanyaan ini akan digunakan sebagai pelengkap
dan pendukung kebenaran data yang ada.
4. Metode Library Research (Penelitian Studi Perpustakaan)
Cara pengumpulan data baik data kuantitatif ataupun data kualitatif
melalui sumber-sumber seperti jurnal-jurnal, buku-buku ilmiah, dan
penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.
3.9 Teknik Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis
Regresi Linier Berganda, yaitu metode yang digunakan untuk menganalisis
hubungan dan pengaruh variabel-variabel Independen terhadap variabel
Dependen. Menurut Ghozali (2009) teknis analisi data ini dapat digunakan untuk
menguji hipotesis yang ada dalam penelitian. Faktor-faktor yang mempengaruhi
tingakat permintaan pasir di Tangkahan sungai Asahan Kabupaten Asahan adalah
lokasi, harga pasir, dan kualitas pasir.
Uji penyimpangan asumsi klasik yang digunakan adalah uji Normalitas,
uji Multikolineritas dan uji Heteroskedastisitas. Model analisis-analisis data ini
akan menggunkan bantuan SPSS dalam pengerjaannya.
3.9.1 Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier
berganda. Analisis regresi linier berganda adalah hubungan antara dua atau lebih
variabel Independent (X) dengan variabel Dependent (Y) secara linier. Analisis
ini digunakan untuk mengetahui apakah arah hubungan antar variabel-variabel
independent dengan variabel dependent berhubungan positif atau negatif dan
untuk memprediksi nilai dari variabel dependent apabila nilai variabel
independent mengalami kenaikan dan penurunan. Variabel Independent dalam
penelitian ini adalah lokasi, harga pasir, dan kualitas pasir. Sedangkan variabel
Dependent adalah permintaan pasir di Tangkahan sungai Asahan Kabupaten
Asahan. Kemudian fungsi tersebut di transformasikan kedalam model persamaaan
Regresi Linier Berganda dengan sepesifikasi model sebagai berikut :
=+++μ
Dimana :
= Permintaan Pasir di Tangkahan Sungai Asahan
(truk/bulan)
= Lokasi ( Km )
= Harga Pasir ( Rp )
= Dummy Kualitas
: 1, Kualitas Baik
: 0, Kualitas tidak Baik
, , , , = Koefisien Regresi
μ = Error Term (Kesalahan Pengganggu)
3.10 Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian)
3.10.1 Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah lokasi, harga pasir, dan
kualitas pasir secara parsial berpengaruh signifikan terhadap permintaan pasir.
Dalam hal ini digunakan hipotesis sebagai berikut :
1. : = 0, Artinya lokasi, harga pasir, dan kualitas pasir secara parsial
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap permintaan pasir.
2. : ≠ 0, Artinya lokasi, harga pasir, dan kualitas pasir, secara
parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap permintaan pasir.
Kreteria pengambilan keputusan untuk menguji hipotesis diatas dengan
menggunakan statistik t adalah :
- ditolak diterima apabila nilai statistik > nilai statistik
.
3.10.2 Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah lokasi, harga pasir, dan
kualitas pasir yang di masukkan dalam model secara bersama-sama berpengaruh
secara signifikan terhadap keputusan masyarakat, atau untuk mengetahui apakah
model regresi dapat digunakan untuk memprediksi permintaan atau tidak.
Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. : , , , = 0, Artinya lokasi, harga pasir, dan kualitas pasir
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap permintaan pasir.
2. . : , , , ≠ 0, Artinya lokasi, harga pasir, dan kualitas pasir
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap permintaan pasir.
Kreteria pengambilan keputusan untuk menguji hipotesis diatas dengan
menggunakan statistik F adalah :
- ditolak dan diterima apabila nilai > nilai .
3.10.3 Analisis Determinasi ( )
Analisis ini digunakan untuk menunjukan seberapa jauh kemampuan
presentase variasi lokasi, harga pasir, dan kualitas pasir mampu menjelaskan
permintaan terhadap pasir di Tangkahan sungai Asahan Kabupaten Asahan. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Apabila sama dengan 0,
maka variasi lokasi, harga pasir, dan kualitas pasir tidak menjelaskan sedikitpun
variasi jumlah permintaan pasir. Sebaliknya apabila sama dengan 1, maka
lokasi, harga pasir, dan kualitas pasir menjelaskan 100 % variasi keputusan
responden.
3.11 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
3.11.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data
berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Jika analisis menggunakan metode
parametrik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi yaitu data berasal dari
distribusi yang normal. Jika data tidak berdistribusi normal, atau jumlah sampel
sedikit dan jenis data adalah data nominal ordinal maka metode yang digunakan
adalah statistik non parametrik. Dalam pembahasan ini akan digunakan uji One
Sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0.05. data
dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5 % atau 0.05.
3.11.2 Uji Multikolenearitas
Sebuah model regresi dikatakan multikonearitas apabila terjadi kolerasi
di antara beberapa atau semua variabel bebaasnya. Sebuah model regresi dapat
dikatakan baik apabila terjadi kesalahan kolerasi di antara variabel
independentnya. Untuk mengetahui apakah di dalam suatu model regresi terjadi
multikolinearitas adalah dengan melihat kolerasi variabel-variabel independent.
Apabila terdapat kolerasi yang tinggi antar variabel independent (diatas 0,90)
maka dapat di indikasikan terjadi multikolinearitas. Selain itu juga dapat melihat
variance inflasion factornya (VIF). Apabila VIF > 5 maka terjadi
multikolinearitas.
3.11.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas berguna untuk melihat apakah dalam sebuah
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan lain. Disebut heterokedastisitas apabila varian tidak konstan atau
berubah-ubah. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melihat apakah
dalam mpdel regresi ada heterokedastisitas atau tidak. Salah satu uji statistik yang
dapat digunakan untuk menguji ada tidaknya heterokedastisitas dalam suatu
model regresi adalah Uji Glajser. Uji ini dilakukandengan cara meregres nilai
absolut residual terhadap variabel independent
Hipotesisnya adalah sebagai berikut :
- : Tidak ada gejala Heterokedastisitas
- : Ada gejala Heterokedastisitas
Kreteria pengambilan keputusan untuk hipotesis diatas adalah, apabila
signifikansi berada 5 % atau > 0,05 maka diterima dan ditolak.
3.11.4 Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2005), uji validitas ini digunakan untuk menunjukan
sejauh mana suatu alat ukur mengukur apa yang ingin kita ukur atau apakah alat
ukur tersebut telah tepat mengukur apa yang diukur. Uji validitas dihitung dengan
menggunakan teknik kolerasi product moment . Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan perangkat lunak SPSS.
=
ΣΣΣ
√ΣΣ⌋ΣΣ
Dimana :
: Korelasi antara variabel x dan y
x : (Xi – X)
y : (Yi – Y)
3.11.5 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas ini digunakan untuk menunjukan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas menggunakan
teknik Alpha Cronbach. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan perangkat
lunas SPSS.
=[
][1-
Σ
]
Dimana :
k : mean kuadrat antara subjek
Σ
: mean kuadrat kesalahan
: Varians total
Rumus untuk varians total dan varians item :
=
Σ
-
Σ
=
-
Dimana :
Jki : Jumlah kuadrat seluruh skor item
Jks : Jumlah kuadrat subyek
BAB III
METODE PENELITIAN
Salah satu usaha penambangan pasir yang ada di kota Palangka Raya salah satunya
Timur Kelurahan Kereng Bangkirai sekitar 3,5 Km dari jalan raya Kereng Bangkirai
atau sekitar 14,5 Km dari Pusat Kota Palangka Raya yang dapat ditempuh oleh
kendaraan roda dua atau kendaraan roda empat dengan jarak tempuh yang dapat
a. Sosio – Demografi
Penduduk di kecamatan Sebangau umumnya terdiri dari Suku Dayak, Suku Dayak
Banjar dan Jawa serta beberapa suku lainnya adalah merupakan pendatang,
khususnya Suku Jawa yang berdiam di sana pada umumnya mengikuti program
transmigrasi.
Sebagian dari penduduk di sana memeluk agama Kristen dan Islam, kehidupan
antar umat beragama terlihat baik, begitu pula dengan sarana peribadatan telah
Palangka Raya merupakan daerah yang beriklim tropis seperti pada umumnya
wilayah Indonesia. Suhu rata-rata tiap bulannya berkisar antara 23,1 - 32,1 C
dimulai pada bulan Mei dan mencapai puncaknya pada bulan Agustus. Setelah itu,
curah hujan akan naik kembali mencapai puncaknya yang kedua di bulan
November. Oleh karena hal tersebut, musim kering rata-rata akan terjadi pada
bulan Juni – September. Pada bulan-bulan tersebut biasanya akan banyak terjadi
Untuk jenis flora yang masih tumbuh di daerah penelitian antara lain : Kayu
akasia, berbagai jenis perdu dan semak belukar. Sedangkan untuk jenis fauna yang
dijumpai antara lain : ular, biawak, monyet dan berbagai jenis burung serta ikan
air tawar.
Tata guna lahan di daerah penelitian saat ini meliputi lahan Hutan Tanaman
Industri ( HTI ), hutan sekunder dan hutan primer. Lainnya dijumpai juga berupa
ladang penduduk dan semak belukar. Kebun/ladang ini sebagaimana biasanya
a. Geologi Regional
Geologi kota Palangka Raya termasuk dalam peta geologi lembar Palangka
muda yaitu plistosen hingga holosen. Struktur geologi kota Palangka Raya
sebagian besar disusun oleh batuan kwarsa dan dari endapan kuarter. Endapan
Raya struktur batuannya terbentuk dari endapan mineral batu kwarsa, kaolin
dan granodiarit (batu gunung) yang memiliki sifat daya tekan yang kuat dan
kestabilan tanah dan batuan yang tinggi. Sebaran batuan ini sebagian besar
wilayah kota Palangka Raya, potensi bahan galian yang terdapat di setiap
a. Aluvium
Terdiri dari lempung kaolit, pasir, kerakal, lanau dan gambut. Bahan
galian industri yang diharapkan dari formasi ini adalah lempung kaolinit,
b. Formasi Dahor
Terdiri dari batu pasir kuarsa, konglomerat kuarsa, batu lempung, lignit
dan imonit. Bahan galian industri yang diharapkan dari formasi ini adalah
c. Batuan terobosan
Terdiri dari granit, granodiaorit dan diorit. Semua jenis batuan tersebut
jenis tanah yang terdapat di wilayah kota Palangka Raya meliputi podsol,
1. Morfologi
Morfologi daerah penelitian dapat dibagi dalam dua satuan morfologi yaitu,
dan utara. Satuan ini terdiri dari batu pasir kuarsa berselingan dengan batu
timur. Satuan ini merupakan litologi dari formasi dahor dan mempunyai
permukaan air. Endapan gambut terdapat pada satuan ini. Satuan morfologi
2. Stratigrafi
Batuan Malihan : terdiri dari filit, sekis, genes, kuarsit dan kristalin. Batuan
Batuan Volkanik : terdiri dari breksi, aliran lava, batupasir tufaan dan
Alluvial : Endapan ini termuda, terdiri dari pasir, lempung, gambut dan
mempunyai struktur yang rumit, berupa sesar (patahan), perlipatan dan kekar-
tidak lepas dari kejadian geologi yang terjadi, misalnya endapan emas,
gejala-gejala tersebu diatas. Selain itu wilayah kota Palangka Raya juga
termasuk ke dalam formasi Dahor (TQd) (tersusun atas sebagian besar pasir
Alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pengambilan data penelitian tugas
1. GPS
2. Meteran
3. Buku tulis
Alat dan bahan yang digunakan dalam pengolahan data penelitian tugas akhir ini
adalah :
1. Kalkulator
2. Buku Tulis
3. Alat Tulis
4. Laptop
Langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini meliputi:
Pada tahap ini dilakukan penyusunan usulan tugas akhir, mempelajari buku-buku
literatur dan buku petunjuk maupun buku panduan yang tersedia dan berkaitan dengan
masalah yang diangkat. Sasaran utama studi pendahuluan ini adalah gambaran umum
daerah penelitian.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini mencakup data primer dan data sekunder.
Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara survey langsung dilapangan dan
pengambilan dan analisa sample seperti sampel air dan tanah dan wawancara dengan
pekerja penambang pasir. Sedangkan data sekunder diperoleh dari Kantor Dinas
pertambangan bahan galian C, data curah hujan, keadaan geologi daerah penelitian,
peta lokasi penelitian, melakukan pengumpulan data yang diperoleh dari lapangan
seperti data-data sampel air dan tanah dilokasi penelitian. Sumber data sekunder yaitu
Palangka Raya.
pasir, dampak yang ditimbulkan akibat pertambangan pasir, dan bagaimana upaya mengatasi
dampak lingkungan akibat pertambangan pasir. Sehingga bisa dilakukan usaha pelestarian
lingkungannya.
Hasil dari data keseluruhan yang telah diperoleh dari lapangan kemudian dirangkum ke
dalam laporan tertulis untuk di pertanggungjawabkan dalam bentuk laporan hasil penelitian
tugas akhir. Adapun langkah kegiatan dalam penelitian untuk tugas akhir ini dapat dilihat di
3.3.2 Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah metode langsung dan tidak
langsung, yaitu:
seperti melihat kondisi kerusakan lingkungan yang di akibatkan oleh penambangan pasir,
awal dari penilitian ini, yaitu dengan cara pengkajian dan pengumpulan data-data
3.3.3 Proses
a. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data-data dari buku, jurnal, laporan penelitian dan
b. Observasi lapangan, yaitu pengamatan dan pengambilan data yang akan diambil datanya.
c. Wawancara dilakukan dengan para penambang pasir dilapangan dan warga sekitar dengan
Teknik analisis data yang dipergunakan yaitu analisis kualitatif, kuantitatif, dan deskriptif.
2. Melakukan pengambilan sample air, tanah dilokasi penelitian yang kemudian di analisa di
3. Melakukan pengolahan data yang dilakukan sesuai dengan hasil pengamatan dilapangan
lingkungan.
Selanjutnya data yang diperoleh dari hasil kegiatan ini serta data yang diperoleh dari
52
Kuasan dihuni oleh 41.726 orang penduduk yang terdiri dari 20.978 penduduk
laki-laki serta 20.748 penduduk perempuan. Kemudian jumlah tenaga kerja
kecamatan Aek Kuasan adalah 2.141 orang bekerja. (BPS Asahan, 2017)
4.1.3. Kecamatan Rahuning
Kecamatan Rahuning merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di
kabupaten Asahan, memiliki luas wilayah 195.80 dengan persentase wilayah
5,24 % % dengan jumlah kelurahan sebanyak 6 kelurahan, terletak antara
- LU dan - BT. Kecamatan Aek
Kuasan dihuni oleh 18.646 orang penduduk yang terdiri dari 9.410 penduduk lakilaki
serta 9.236 penduduk perempuan. Kemudian jumlah tenaga kerja kecamatan
Aek Kuasan adalah 2.566 orang bekerja. (BPS Asahan, 2017)
4.1.4. Kecamatan Pulau Rakyat
Kecamatan Pulau Rakyat merupakan salah satu kecamatan yang terdapat
di kabupaten Asahan, memiliki luas wilayah 213.65 dengan persentase
wilayah 5,72 % dengan jumlah kelurahan sebanyak 8 kelurahan, terletak antara
- LU dan - BT. Kecamatan Aek
Kuasan dihuni oleh 33.665 orang penduduk yang terdiri dari 16.890 penduduk
laki-laki serta 16.775 penduduk perempuan. Kemudian jumlah tenaga kerja
kecamatan Aek Kuasan adalah 815 orang bekerja. (BPS Asahan, 2017)
4.1.5. Kecamatan Teluk Dalam
Kecamatan Teluk Dalam merupakan salah satu kecamatan yang terdapat
di kabupaten Asahan, memiliki luas wilayah 117.01 dengan persentase
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
53
wilayah 3,13 % dengan jumlah kelurahan sebanyak 6 kelurahan, terletak antara
- LU dan - BT. Kecamatan Aek
Kuasan dihuni oleh 18,390 orang penduduk yang terdiri dari 9.272 penduduk lakilaki
serta 9.118 penduduk perempuan. Kemudian jumlah tenaga kerja kecamatan
Aek Kuasan adalah 1.516 orang bekerja. (BPS Asahan, 2017)
4.2 Gambaran Umum Responden
Keseluruhan responden dalam penelitian ini adalah 50 orang yang terdiri
dari pengusaha panglong, produsen batako & batu blok, produsen pot dan
produsen rehel (batu nisan). Aspek-aspek yang diteliti dalam penelitian ini dapat
dilihat sebagai berikut :
4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Berdasarkan hasil tabulasi kuesioner pada penelitian ini diketahui bahwa
secara umum responden berumur 21-55 tahun. Sebagian besar berada pada umur
31 hingga 40 tahun yang berjumlah sebanyak 22 orang untuk lebih jelas dapat
dilihat pada tabel 4.1 berikut :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
54
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
No Umur Frekuensi Persentase (%)
1 21 – 30 Tahun 2 4,0 %
2 31 – 40 Tahun 22 44,0 %
3 41 – 50 Tahun 16 32,0 %
4 >50 Tahun 10 20,0 %
Total 50 100 %
Sumber : Data diolah
4.2.2.Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha
Dari hasil tabulasi kuesioner berdasarkan jenis usaha menunjukan bahwa
tingkat jenis usaha yang dominan menjadi responden adalah produsen batako dan
batu blok sebanyak 17 orang atau sekitar 34 %. Untuk lebih jelas dapat dilihat
pada tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha
No Jenis Usaha Frekuensi Persentase (%)
1 Pengusaha Panglong 11 22,0 %
2 Produsen Batako 17 34,0 %
3 Produsen Pot 7 14,0 %
4 Produsen Rehel
(Batu Nisan)
15 30,0 %
Total 50 100 %
Sumber : Data diolah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
55
4.3 Hasil Analisis
4.3.1. Analisis Regresi Linier Berganda
Dalam penelitian ini, analisis yang digunakan untuk menjelaskan faktorfaktor
yang mempengaruhi permintaan pasir di tangkahan sungai Asahan
Kabupaten Asahan menggunakan analisis regresi linier berganda. Model Regresi
Linier Berganda yang digunakan dalam penelitian dituliskan dalam persamaan
berikut :
=++++μ
Berdasarkan data yang diperoleh, untuk melihat pengaruh variabel lokasi, harga,
dan kualitas dapat dianalisis koefisien statistik dari masing-masing variabel
independent dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut :
Tabel 4.3
Hasil Regresi Linier Berganda
Var
iable
Koefisien t stat t sig Keterangan
Konstanta
Lokasi
Harga
Dummy
234,167
-.078
-.002
46.475
3.163
-.090
-2.807
3.194
.003
.928
.007
.003
Observasi (n) 50
= 0,274
F statistik = 5,796
F sig = 0,002
a. Dependent Variable: Permintaan
Sumber : Data diolah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
56
Berdasarkan hasil model estimasi Analisis Regresi Linier Berganda yang
disajikan pada gambar diperoleh hasil persamaan sebagai berikut :
Y = 234,167 – 0,078 – 0,002 46,475
Keterangan :
Y : Permintaan pasir di tangkahan Asahan (Kubik)
: Lokasi (Km)
: Harga Pasir (Rp)
: Dummy Kualitas
Analisis hasil model estimasi tersebut dapat diinterpretasikan dalam penjelasan
sebagai berikut :
a. Konstanta (α)
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa koefisien konstanta adalah
234,167 Koefisien ini memberi makna bahwa dalam keadaan tetap atau tidak ada
perubahan pada variable lokasi, harga, dan kualitas maka permintaan pasir sebesar
234,167
b. Variabel Lokasi
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa koefisien variable lokasi
sebesar -0,078. Hal ini menunjukan bahwa variable lokasi berpengaruh negatif (-).
Artinya jika lokasi yang ditempuh untuk tangkahan sungai Asahan semakin dekat
maka permintaan pasir akan semakin meningkat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
57
c. Variabel Harga
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa koefisien variable harga
sebesar -0,002. Hal ini menunjukan bahwa variable harga menunjukan pengaruh
yang negative. Artinya jika harga yang di tawarkan semakin rendah maka
permintaan pasir akan semakin meningkat.
d. Variabel Kualitas
Berdasarkan tabel 4.3 dapat kita ketahui bahwa koefisien variabel kualitas
sebesar 46,475. Hal ini menunjukan bahwa variabel kualitas menunjukan
pengaruh yang positif. Artinya jika kualitas pasir yang diberikan baik maka
permintaan pasir akan meningkat.
4.4. Uji Hipotesis
4.4.1. Uji t-statistik
Uji t dilakukan untuk menguji secara parsial apakah variable lokasi, harga
dan kualitas berpengaruh signifikan terhadap permintaan pasir. Pada penelitian ini
jumlah responden sebanyak 50 orang. Dengan demikian derajat nilai pada
uji satu arah : (df) = n-k = 50-4 = 46. Pada α = 5 %, = 1,679. Derajat nilai
dapat dilihat pada tabel berikut :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
58
Tabel 4.4
Uji t-statistik
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant
)
234.163 74.039 3.163 .003
Lokasi -.078 .867 -.011 -.090 .928
Harga -.002 .001 -.353 -2.807 .007
Kualitas 46.475 14.550 .402 3.194 .003
a. Dependent Variable: Permintaan
Sumber : Data diolah
Berdasarkan kreteria uji hipotesis dapat diketahui bahwa :
a. Variabel Lokasi
Nilai untuk variable lokasi adalah -0,078. Pada α = 5%, =
1,679 sehingga < maka secara parsial variable lokasi berpengaruh
negatif (-0,078 < 1,679) dan tidak signifikan (0,928 > 0,05) terhadap permintaan
pasir di tangkahan sungai Asahan Kabupaten Asahan.
b. Variabel Harga
Nilai untuk variable harga adalah -0,002. pada α = 5%, =
1,679 sehingga < maka secara parsial variable harga berpengaruh
negatif (-0,002 < 1,689) dan signifikan (0,007 < 0,05) terhadap permintaan pasir
di tangkahan sungai Asahan Kabupaten Asahan.
c. Variabel Kualitas
Nilai untuk variable kualitas adalah 46,475. Pada α = 5%, =
1,689 sehingga > maka secara parsial variable kualitas berpengaruh
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
59
positif (46,475 > 1,679) dan signifikan (0,003 < 0,05) terhadap permintaan pasir
di tangkahan sungai Asahan Kabupaten Asahan.
4.4.2. Uji F
Uji F dilaksanakan untuk menguji apakah variable lokasi, harga dan
kualitas secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
permintaan pasir di tangkahan sungai Asahan Kabupaten Asahan. dapat
dilihat pada α = 5%, n = 50, k= 4, maka :
Derajat pembilang = k-1 = 4-1 = 3
Derajat penyebut = n-k = 50-4 = 46, sehingga diperoleh = 2,81
Nilai dapat dicari dengan menggunakan tabel ANNOVA dari hasil
pengolahaan SPSS.
Tabel 4.5
Koefisien
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 41098.039 3 13699.346 5.796 .002b
Residual 108725.961 46 2363.608
Total 149824.000 49
a. Dependent Variable: Permintaan
b. Predictors: (Constant), Kualitas, Harga, Lokasi
Sumber : Data diolah
Berdasarkan analisis diatas, nilai sebesar 5,101 > nilai
sebesar 2,81 pada α = 5% dan tingkat signifikansi 0,002 < 0,05. Dengan
demikian maka ditolak dan diterima. Hal ini menunjukan bahwa variable
independen yang terdiri dari lokasi, harga dan kualitas secara bersama-sama
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
60
berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan pasir di tangkahan sungai
Asahan Kabupaten Asahan.
4.4.3. Koefisien Determinasi ( )
Koefisien determinasi menejelaskan variasi pengaruh variabel-variabel
lokasi, harga dan kualitas terhadap variabel permintaan pasir di tangkahan sungai
Asahan Kabupaten Asahan.
Tabel 4.6
Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .524a .274 .227 48.61695
a. Predictors: (Constant), Kualitas, Harga, Lokasi
Sumber : Data diolah
Berdasarkan analisis di atas nilai R-Square yang besarnya 0,274
menunjukan bahwa pengaruh variabel lokasi, harga dan kualitas terhadap
permintaan pasir di tangkahan sungai Asahan Kabupaten Asahan sebesar 27,4 %.
Artinya lokasi, harga dan kualitas terhadap permintaan pasir di tangkahan sungai
Asahan Kabupaten Asahan sebesar 27,4 % sedangkan sisanya 72,6 % (100% -
27,4%) di pengaruhi oleh variabel lain yang tidak ada didalam model regresi
linier.
4.5 Uji Asumsi Klasik
4.5.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variable pengganggu atau residual berdistribusi normal. Berdasarkan hasil
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
61
pengolahan data dengan program SPSS, dapat diinformasikan tentang keberadaan
normalitas yang di peroleh. Untuk melihat normalitas residual penulis
menganalisis dengan cara sebagai berikut :
Tabel 4.7
Uji Normalitas
Unstandardized
Residual
N 50
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 47.10517133
Most Extreme Differences Absolute .172
Positive .172
Negative -.081
Test Statistic .172
Asymp. Sig. (2-tailed) .001c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber : Data diolah
Berdasarkan output diatas, diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar
0,001 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang kita uji tidak
berdistribusi normal.
4.5.2. Uji Multikolinearitas
Tujuan uji ini adalah untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya variable bebas (independen model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi kolerasi diantara variable bebas) tidak terjadi multikolinearitas jika
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
62
variable bebas saling berkolerasi maka variable ini tidak ortogonal adalah variable
yang nilai kolerasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol.
Kreteria Pengambilan Keputusan
Melihat nilai toleransi :
1. Tidak terjadi multikolinearitas, jika nilai toleransi > 0,1
2. Terjadi multikolinearitas, jika nilai toleransi < 0,1
Melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor)
1. Tidak terjadi multikolinearitas jika nilai VIF < 5
2. Terjadi multikolinearitas jika nilai VIF > 5
Tabel 4.8
Uji Multikolinearitas
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficien
ts
T Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta
Toleran
ce VIF
1(Consta
nt)
234.163 74.039 3.163 .003
Lokasi -.078 .867 -.011 -.090 .928 .995 1.005
Harga -.002 .001 -.353 -2.807 .007 .996 1.004
Kualitas 46.475 14.550 .402 3.194 .003 .995 1.005
a. Dependent Variable: Permintaan
Sumber : Data diolah
Dapat diperoleh dari tabel 4.8 adalah :
1. Variabel lokasi memiliki nilai tolerance sebesar (0,995) > 0,1 maka variabel
ini tidak terjadi multikolinearitas.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
63
2. Variabel harga memiliki nilai tolerance sebesar (0.996) > 0,1 maka variabel
ini tidak terjadi multikolinearitas.
3. Variabel kualitas memiliki nilai tolerance sebesar (0,995) > 0,1 maka variabel
ini tidak terjadi multikolinearitas.
Berdasarkan nilai VIF :
1. Variabel lokasi memiliki nilai VIF sebesar (1,005) < 5,00 maka tidak terjadi
multikolinearitas.
2. Variabel harga memiliki nilai VIF sebesar (1,004) < 5,00 maka tidak terjadi
multikolinearitas.
3. Variabel kualitas memiliki nilai VIF sebesar (1,005) < 5,00 maka tidak terjadi
multikolinearitas.
4.5.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup
mempunyai varians yang berbeda di antara anggota grup tersebut. Maka pada
penelitian ini sebagai berikut hasil analisis uji heteroskedastisitas :
Tabel 4.9
Uji Heteroskedastisitas
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant
)
135.090 43.345 3.117 .003
Lokasi -.223 .508 -.054 -.438 .663
Harga -.001 .000 -.349 -2.839 .007
Kualitas 30.637 8.518 .442 3.597 .001
a. Dependent Variable: RES2
Sumber : Data diolah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
64
Berdasarkan hasil analisis di atas, diketahui bahwa nilai signifikansi
variabel lokasi (0,663) lebih besar dari 0,05, artinya tidak terjadi
heteroskedastisitas pada variabel lokasi. dan variabel harga nilai signifikansinya
adalah (0,007) lebih kcil dari 0,05 artinya terjadi heteroskedastisitas pada variabel
harga. Selanjutnya variabel kualitas nilai signifikansinya adalah (0,001) lebih
kecil dari 0,05 artinya terjadi heteroskedastisitas pada variabel kualitas.
4.5.4 Uji Validitas
Uji validitas ini digunakan untuk menunjukan sejauh mana suatu alat ukur
mengukur apa yang ingin kita ukur atau apakah alat ukur tersebut telah tepat
mengukur apa yang diukur. Maka pada penelitian ini sebagai berikut hasil analisis
uji validitas :
Tabel 4.10
Uji Validitas
Permintaan harga Kualitas Skortotal
Permintaan Pearson Correlation
1 .388* .332 .991**
Sig. (2-tailed) .034 .073 .000
N 30 30 30 30
Harga Pearson Correlation
.388* 1 .308 .507**
Sig. (2-tailed) .034 .098 .004
N 30 30 30 30
Kualitas Pearson Correlation
.332 .308 1 .365*
Sig. (2-tailed) .073 .098 .047
N 30 30 30 30
Skortotal Pearson Correlation
.991** .507** .365* 1
Sig. (2-tailed) .000 .004 .047
N 30 30 30 30
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
65
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Data diolah
Berdasarkan hasil analisis diatas apabila rhitung lebih besar dari rtabel
maka semua item angket tersebut dinyatakan valid dan bisa dijadikan sebagai alat
pengumpul data dalam penelitian. Pada penelitian ini dapat diketahui bahwa
rhitung variabel permintaan sebesar 0.991 > rtabel sebesar 0.365 (Valid), variabel
harga rhitung sebesar 0.507 > 0.365 (Valid) dan variabel kualitas rhitung sebesar
0.365 > rtabel 0.365 (Valid).
3.5.5 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas ini digunakan untuk menunjukan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas menggunakan
teknik Alpha Cronbach. Maka pada penelitian ini sebagai berikut hasil analisis uji
reliabilitas :
Tabel 4.11
Uji Reliabilitas
Cronbach's Alpha N of Items
.166 3
Sumber : Data diolah
Berdasarkan hasil analisis diatas apabila alpha lebih besar dari rtabel maka
kuesioner dapat dikatakan reliabel. Pada penelitian ini dapat diketahui bahwa
alpha sebesar 0.166 < r tabel sebesar 0.365. artinya kuesioner pada penelitian ini
tidak reliabel.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
66
4.6. Pembahasan
1.Lokasi
Berdasarkan hasil analisis, lokasi berpengaruh negatif tidak signifikan
terhadap permintaan pasir di tangkahan sungai Asahan Kabupaten Asahan.
Artinya variabel lokasi tidak berpengaruh terhadap permintaan pasir di tangkahan
sungai Asahan Kabupaten Asahan.
2.Harga
Berdasarkan hasil analisis, harga berpengaruh negatif signifikan terhadap
permintaan pasir di tangkahan sungai Asahan Kabupaten Asahan. Hal ini sesuai
dengan hipotesis yang dibuat oleh penulis bahwa harga berpengaruh negatif,
dimana jika harga turun maka akan meningkatkan jumlah permintaan pasir di
tangkahan sungai Asahan Kabupaten Asahan. Menurut hukum permintaan
menyatakan bahwa bila harga naik maka permintaan barang akan turun,
sebaliknya bila harga turun permintaan akan naik. Secara fenomena dilapangan,
pelaku usaha penggalian pasir di tangkahan sungai Asahan Kabupaten Asahan
mengatakan bahwa permintaaan pasir mengalami kenaikan sekitar 10 % per
tahun. Kenaikan permintaan ini tidak sesuai dengan hukum permintaan, karena
secara fakta permintaan pasir naik disebabkan meningkatnya pembangunan
infrastruktur seperti sekolah, jalan dan bangunan-bangunan kesehatan bukan
berdasarkan penurunan harga. Hal ini sesuai dengan teori pengaruh perubahan
permintaan ke atas keseimbangan yang mengatakan bahwa permintaan naik dan
jumlah penawaran tetap menyebabkan harga naik.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
67
3.Kualitas
Berdasarkan hasil analisis, kualitas berpengaruh positif signifikan terhadap
permintaan pasir di tangkahan sungai asahan Kabupaten Asahan. Hal ini sesuai
dengan hipotesis yang dibuat penulis bahwa jika kualitas yang diberikan baik
maka permintaan pasir ditangkahan sungai Asahan Kabupaten Asahan juga akan
meningkat. Menurut pendapat Kotler dan Amstrong (2008) semakin baik kualitas
produk yang dihasilkan maka akan memberikan kesempatan kepada konsumen
untu melakukan keputusan pembelian. Kondisi dilapangan, pasir merupakan salah
satu bahan bangunan penting untuk melakukan pembangunan maka untuk
menghasilkan bangunan yang berkualitas baik harus pula dengan material
bangunan yang baik. Sehingga apabila kualitas yang di tawarkan baik maka
masyarakat akan meningkatakan permintaannya terhadap pasir di tangkahan
sungai Asahan Kabupaten Asahan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
68
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis menyimpulkan secara
parsial yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pasir di tangkahan
sungai Asahan Kabupaten Asahan adalah lokasi, harga pasir dan kualitas pasir.
1. Lokasi berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap permintaan pasir di
tangkahan sungai Asahan Kabupaten Asahan.
2. Harga berpengaruh negatif signifikan terhadap permintaan pasir di
tangkahan sungai Asahan Kabupaten Asahan.
3. Kualitas berpengaruh positif signifikan terhadap permintaan pasir di
tangkahan sungai asahan Kabupaten Asahan.
5.2 Saran
1. Para pelaku usaha penambangan pasir di tangkahan sungai Asahan
Kabupaten Asahan lebih menstabilkan harga harga pasir yang di tawarkan
jangan sampai melewati harga maksimum yang ditetapkan oleh PEMDA
Asahan.
2. Para pelaku usaha penambangan pasir di tangkahan sungai Asahan
Kabupaten Asahan untuk tidak melakukan penggalian pasir pada saat
musim hujan sehingga kualitas pasir akan tetap terjamin.
3. Para pelaku usaha penambangan pasir di tangkahan sungai Asahan
Kabupaten Asahan untuk tetap melakukan penggalian pasir dengan
68
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
69
4. memperhatikan kondisi lingkungan sekitar (AMDAL) agar penggalian
tetap berjalan dengan baik.
5. Di karenakan penelitian ini memilki nilai yang rendah, maka penulis
menyarankan untuk penelitihan selanjutnya agar menambah variabel lain
seperti jumlah perumahan atau bangunan lainnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
70
DAFTAR PUSTAKA
Admin,Tim.“PasirdanJenisnya”.11April2017.http://PerbaikiRumah.blogspot.com
/2012/perbaiki-rumah.html
Anggita,R.“DampakAktivitasPertambangan”.11April2017http://stoyguide.blogsp
ot.com/2014/dampak-usaha-tambang.html
Arief Budiarto, 2013.” Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan
Sepeda Motor di Kota Semarang”, Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro Semarang.
Dwiarto,D.2014.PotensiPertambangandiIndonesia.(https://www.ima.api/index.ph
p/ Potensi Pertambangan di Indonesia.pdf, 11 April 2017 )
Ghozali, H. Imam, 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM
SPSS 19, Edisi Kelima, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Intan,J.“PasirSungaiAsahan”.11April2017.https://www.jurnalasia.com/Berita/201
6/endapan-sungai-asahan-sangat-besar.html
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia.2013. PP No. 27 tahun 1980 Tentang
Penggolongan Bahan Galian.Jakarta:Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia
Philip Kotler, 2005. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Gramedia.
Referensi Inspiratif. 2013. http://www.referensimakalah.com/2013/02/harga-danteori-
hargs.html?m=1
Ruslan, S. 2014. Pertambangan Pasir Besi di Daerah Cikawungading Kabupaten
Tasikmalaya. Jurnal Pendidikan Geografi, Vol.18, No.2, hlm.1
Sukirno, Sadono. 2005. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Raja
Grafindo persada. Jakarta.
Sukirno, Sadono. 1985. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Bima Grafika. Jakarta
Sulaksono, Agus. 2016. Pengaruh Batubara Terhadap Pertumbuhan Dan
Kesejahteraan Masyarakat Pada Era Otonomi Daerah di Indonesia,
(http://Agussulaksono.staff.gunadarma.ac.id/PENGARUH+BATUBARA.p
df, 11 April 2017 )
Susanti, N. dan Sugandi, D. Respon Masyarakat Pemilik Lahan Terhadap Upaya
Reklamasi Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi di Desa Mandalajaya
70 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
71
Kecamatan Cikalong. Jurnal Pendidikan Geografi Ilmu Pengetahuan Sosial,
Vol.3, No.1, hlm.3-5
Vihel, G. “Tahapan Kegiatan Usaha Pertambangan”. 8 April 2017.
http://kumpulaninfotambang.blogspot.com/2011/tahapan-usahatambang.
html
Wikipedia. (2016). Pasir. https://id.m.wikipedia.org/wiki/pengertian-pasir
Yusuf, Muri. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian
Gabungan. Edisi Pertama. Prenadamedia Group. Jakarta