Anda di halaman 1dari 9

Memahami Kasus Suap Proyek

Meikarta

Suasana pembangungan proyek kawasan Meikarta di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. (Foto:
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Meikarta kembali ramai diperbincangkan publik. Sayangnya, bukan seperti slogan iklan yang
dulu sempat viral. Melainkan kasus suap yang diduga digelontorkan untuk memperlicin
perizinan proyek tersebut di Kabupaten Bekasi.
Hingga kini, KPK sudah menetapkan sembilan tersangka. Siapa saja yang terlibat dalam
praktik haram ini? Kemungkinan apa yang akan ditanggung oleh Lippo Group?
Kamu ingin memahami seutuhnya kasus ini? Yuk, simak dalam uraian tanya jawab berikut
ini.
1. Apa sih suap Meikarta itu?
Dari keterangan Wakil Ketua KPK Laode M Syarief, suap Meikarta terkait dengan
pengurusan perizinan proyek seluas 774 hektare di Kabupaten Bekasi.
Perizinan yang diurus diduga meliputi, rekomendasi penanggulan kebakaran, Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), penanggulangan kebakaran, banjir, tempat
sampah, dan lahan pemakaman.
2. Bagaimana kronologi pengungkapannya?
Wartawan memotret ruangan kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR)
yang tersegel stiker KPK usai Operasi Tangkap Tangan (OTT). (Foto: ANTARA
FOTO/Risky Andrianto)
Minggu (14/10)
KPK lakukan OTT di Dinas PUPR Kabupaten Bekasi dengan mengamankan barang bukti Rp
1 miliar (dalam Dolar Singapura dan Rupiah). 10 orang (PNS dan pihak swasta) diamankan
kemudian dibawa ke gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan. Beberapa ruangan di Dinas
PUPR disegel.
Dari jumlah 10 orang tersebut, 1 tertangkap di Surabaya yang didentifikasi sebagai pihak
swasta.
Senin (15/10)
Bupati Bekasi Neneng Hasanah tidak tahu mengenai OTT di Dinas PUPR serta tidak
mengaku terlibat dalam kasus suap perizinan proyek.
Dalam siaran pers, KPK menyebutkan total barang bukti senilai Rp 1,5 miliar dari operasi
tangkap tangan (OTT) terhadap 10 orang di Kabupaten Bekasi dan Surabaya. Uang yang
disita terdiri dari pecahan dolar Singapura senilai Rp 1 miliar dan pecahan rupiah sebanyak
Rp 500 juta. KPK juga menetapkan sembilan nama tersangka dari kasus ini.
20:00 WIB
Bupati Bekasi Nenang Hasanah Yasin ditangkap di Bekasi.
23:30 WIB
Billy Sindoro ditangkap di kediamannya di Tangerang.
Selasa (16/10)
Kepala Bidang Tata Ruang Dinas PUPR Kabupaten Bekasi, Neneng Rahmi, tersangka kasus
suap proyek pembangunan Meikarta menyerahkan diri kepada KPK pada 04:00 WIB.
3. Siapa saja yang terlibat dan ditangkap?
KPK telah menetapkan sembilan tersangka kasus suap perizinan Meikarta. Dua tersangka di
antaranya adalah Bupati Kabupaten Bekasi Neneng Hasanah Yasin dan Billy Sindoro,
Direktur Operasional Lippo Group. Billy ditangkap di kediamannya di Tangerang.
Selain keduanya, berikut daftar tujuh tersangka lainnya:
1. Jamaludin, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bekasi
2. Sahat MBJ Nahor, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bekasi
3. Dewi Trisnawati,, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Bekasi
4. Neneng Rahmi, Kepala Bidang Tata Ruang Dinas PUPR Kabupaten Bekasi
5. Taryudi dan Fitra Djaja Purnama, konsultan Lippo Group
6. Henry Jasmen, pegawai Lippo Group
Billy Sindoro bersama Taryudi dan Fitra disangka sebagai pemberi suap. Sementara enam
tersangka lainnya sebagai penerima suap.
4. Ada kode khusus terkait suap ini?
Ada kode-kode unik yang digunakan dalam komunikasi uang haram ini. Kode tersebut mulai
dari Melvin, Tina Toon, Windu, hingga Penyanyi. penggunaan sejumlah sandi dalam kasus
ini untuk menyamarkan nama-nama para pejabat di Pemkab Bekasi.
5. Siapa Neneng Hasanah Yasin Bupati Kabupaten Bekasi?

Neneng Hassanah, Bupati Kabupaten Bekasi. (Foto: Lutfan/kumparan)


Neneng Hasanah Yasin atau yang sering akrab disapa Mpok Eneng resmi menjadi Bupati
Kabupaten Bekasi 14 Mei 2012. Dia diusung oleh Partai Golkar.
Saat terjadi OTT di Dinas PUPR Kabupaten Bekasi, Neneng mengaku kaget dan tidak tahu.
Dia sempat menyatakan tidak ikut campur proses perizinan Meikarta ketika ditemui di
Kantor Bupati Bekasi.
Namun, perkataan Neneng berubah 180 derajat ketika KPK mengamankannya pada 20:00
WIB Senin, (15/10). Penerima suap Lippo Group ini langsung diperiksa dan ditahan.
6. Siapa Billy Sindoro?
Direktur operasional Lippo Group, Billy Sindoro tiba di KPK. (Foto: Irfan Adi
Saputra/kumparan)
Billy Sindoro kini menjabat sebagai Direktur Operasional Lippo Group. Sebelum menangkap
di kediaman Billy, KPK mengimbau agar menyerahkan diri. Namun peringatan tak digubris
hingga akhirnya Billy dijemput KPK pada Senin (15/10) sekitar pukul 23.30 WIB.
Pada tahun 2008, Billy menjadi tersangka kasus suap Rp 500 juta terkait dugaan pelanggaran
Hak Siar Liga Utama Inggris untuk PT. Direct Vision. Akibatnya, Billy diganjar kurungan
penjara selama tiga tahun dan denda Rp 200 juta.
Rupanya, Billy tidak kapok tinggal di sel penjara. Dia kembali lakukan penyuapan untuk
perizinan proyek Meikarta di Kabupaten Bekasi.
7. Berapa uang yang digelontorkan terkait suap ini?

Duit suap Meikarta. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)


KPK menduga uang pelicin yang dikeluarkan Lippo Group mencapai Rp 13 miliar. Suap
tersebut diberikan melalui sejumlah dinas mulai dari Dinas PUPR, Dinas Lingkungan Hidup,
Damkar, dan DPM-PTT. Dari jumlah tersebut, realisasi uang haram itu baru sekitar Rp 7
miliar yang diberikan melalui beberapa kepala dinas.
Sementara itu, KPK berhasil mengamankan barang bukti berupa uang senilai Rp 1,5 miliar
dengan rincian 90 ribu dolar Singapura atau senilai Rp 900 juta, Rp 513 juta dan mobil
Toyota Innova.
BACA JUGA

Bos Lippo Billy Sindoro: Korupsi, Bebas, Jadi Tersangka Lagi di KPK

Kabid PUPR Bekasi Tersangka Suap Meikarta Serahkan Diri ke KPK

4 Kode di Suap Meikarta: Melvin, Tina Toon, Windu, hingga Penyanyi

8. Apa kemungkinan hukumannya yang diterima Lippo Group?


Billy Sindoro dinilai memegang peranan penting dalam kasus dugaan suap Meikarta.
Ditambah lagi, dia diduga melibatkan dua Konsultan Lippo Group bernama Taryudi dan Fitra
Djaja Purnama, serta pegawai Lippo Group bernama Henry Jasmen.
Dari keterangan tersebut, Wakil Ketua KPK Laode Syarif membenarkan, Lippo Group bisa
terjerat sebagai sebagai pidana tersangka korporasi. Meskipun begitu, kemungkinan hukuman
ini tergantung perkembangan penyelidikan.

https://kumparan.com/@kumparannews/memahami-kasus-suap-proyek-meikarta-
1539662446057772608

Kasus Meikarta, Analis Sarankan Investor


Lippo Group Wait and See
Jakarta - Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji menyarankan para
pemegang saham atau investor pada perusahaan milik Lippo Group untuk terus
memantau perkembangan kasus suap perizinan megaproyek Meikarta yang kini
disidik Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK.
Baca juga: Begini Progress Pembangunan Proyek Meikarta Usai OTT KPK

Nafan meminta investor untuk wait and see mengenai pergerakan saham milik
grup Lippo. "Tunggu beberapa sentimen positif muncul untuk ke depannya. Jadi
investor harus sabar karena kasus suap Meikarta masih sedang berlangsung, hold
ya," kata Nafan ketika dihubungi Tempo, Jumat, 19 Oktober 2018.
Adapun, berdasarkan pantauan Tempo, kemarin, saham-saham perusahaan milik
Lippo Grup telah mulai mengalami koreksi sejak Selasa lalu, sehari setelah KPK
menangkap dan menetapkan Bupati Bekasi Neneng Hassanah Yasin sebagai
tersangka kasus dugaan suap dari Direktur Operasional Lippo Group, Billy
Sindoro. Kemarin, kabar penggeledahan rumah bos Lippo, James Riady, diikuti
dengan aksi jual saham-saham emiten grup ini.

Saham PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK), yang merupakan induk usaha


pengembang Meikarta PT Mahkota Sentosa Utama (MSU), stagnan pada level
1.330. Walau begitu, saham PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR)—induk LPCK—
bergejolak sejak perdagangan dibuka hingga ditutup dengan negatif 4,86 persen
menjadi 274.

Keterpurukan merambah ke emiten Lippo lainnya. Saham PT Multipolar Tbk


(MLPL) terjun bebas hingga 6,82 persen menjadi Rp 82 per lembar saham. PT
First Media Tbk (KBLV) juga anjlok 2,56 persen menjadi Rp 456. Pada sektor
retail, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) dan PT Matahari Putra Prima Tbk
(MPPA) masing-masing terjerembab hingga 4,07 persen dan 3,95 persen.

Kondisi serupa dialami saham PT Bank National Nobu Tbk (NOBU) dan PT Siloam
Hospitals Tbk (SILO). Meski tipis, saham PT Link Net Tbk (LINK) merupakan satu-
satunya saham Grup Lippo yang naik 0,7 persen menjadi Rp 4.300 per saham.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji menyarankan para pemegang


saham atau investor pada perusahaan milik Lippo Group untuk terus memantau
perkembangan kasus suap perizinan megaproyek Meikarta yang kini disidik Komisi
Pemberantasan Korupsi atau KPK.
Baca juga: Begini Progress Pembangunan Proyek Meikarta Usai OTT KPK

Nafan meminta investor untuk wait and see mengenai pergerakan saham milik
grup Lippo. "Tunggu beberapa sentimen positif muncul untuk ke depannya. Jadi
investor harus sabar karena kasus suap Meikarta masih sedang berlangsung, hold
ya,"

Sementara itu, Analis CSA Research Reza Priyambada mengatakan bahwa kasus
suap dalam perizinan proyek Meikarta memang memberi sentimen negatif pada
saham milik Lippo Grup. Karena itu menurut Reza, pihak manajemen harus
memberikan informasi kepada para investor mengenai kasus tersebut sekaligus
menjelaskan keberlangsungan pembangunan proyek.
"Bisa dilihat bahwa pernyataan pihak Meikarta belum cukup untuk bantu tingkatkan
kepercayaan investor terhadap saham-saha. terkait properti mereka. Seperti ada
yang masih ditunggu pelaku pasar, terutama riil progress pembangunan Meikarta,"
kata Reza ketika dihubungi Tempo, Jumat, 19 Oktober 2018.

Kendati demikian, Reza menjelaskan proses hukum dan progres pembangunan


adalah dua hal yang berbeda. Karena itu, meski Grup Lippo tengah terjerat kasus
hukum, selama tidak menganggu jalanya progres pembangunan proyek mestinya
tidak menganggu kinerja.

perkembangan kasus itu. Bagi investor yang berorientasi jangka panjang, kata
Reza, bisa dicermati dulu penyelesaian kasus ini terhadap kinerja dan progres
proyek-proyek yang ada. Sedangkan bagi investor jangka pendek bisa
memanfaatkan pelemahan untuk masuk pada level tertentu dan mengambil profit
saat ada kenaikan.

Kuasa hukum PT Mahkota Sentosa Utama (yang menggarap proyek Meikarta),


Denny Indrayana, mengatakan kliennya akan bertanggung jawab dalam
pembangunan Meikarta. PT Mahkota merupakan anak usaha PT Lippo Karawaci,
di bawah Lippo Group, yang membangun proyek senilai Rp 278 triliun itu.

“PT MSU akan bertanggung jawab dan terus berusaha memenuhi kewajiban-
kewajiban perusahaan lainnya yang berkaitan dengan pembangunan di Meikarta,”
katanya.

https://bisnis.tempo.co/read/1137954/kasus-meikarta-analis-sarankan-investor-lippo-
group-wait-and-see/full&view=ok
Solusi bagi Investor :
Investor pasti akan melihat bagaimana keadaadn perusahaan dari pihak ketiga.
Analisis dari pihak ketiga dari para pakar atau konsultan perusahaan inilah yang akan
semakin meyakinkan investor untuk kembali berinvestasi di perusahaan yang sama.
Dalam kasus ini ada beberapa analis, yaitu :
1. Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji menyarankan para pemegang saham atau
investor pada perusahaan milik Lippo Group untuk terus memantau perkembangan
kasus suap perizinan megaproyek Meikarta. Dan harus menunggu sentiment positing
yang muncul kedepannya.

2. CSA Research Reza Priyambada mengatakan bahwa kasus suap dalam perizinan
proyek Meikarta memang memberi sentimen negatif pada saham milik Lippo Grup.
Karena itu menurut Reza, pihak manajemen harus memberikan informasi kepada para
investor mengenai kasus tersebut sekaligus menjelaskan keberlangsungan
pembangunan proyek. Bagi investor yang berorientasi jangka panjang, kata Reza, bisa
dicermati dulu penyelesaian kasus ini terhadap kinerja dan progres proyek-proyek
yang ada. Sedangkan bagi investor jangka pendek bisa memanfaatkan pelemahan
untuk masuk pada level tertentu dan mengambil profit saat ada kenaikan.

Anda mungkin juga menyukai