Anda di halaman 1dari 2

Ferdinand De Saussure: Course In General Linguistics

Ajeng Berliana Pitaloka


1806134644

Materi ini menjelaskan mengenai Linguistik secara umum menurut Ferdinand De


Saussure. Ia banyak menjelaskan mengenai perspektif-perspektif linguistik secara umum, salah
satunya yaitu mengenai konsep Langue dan Parole. Langue merupakan konsep abstrak yang
tersimpan pada akal budi manusia sebagai produk dan konvensi masyarakat atau sederhananya
merupakan pemikiran manusia mengenai suatu bahasa. Sedangkan Parole merupakan konsep yang
konkret dengan munculnya tindakan tutur dari pengguna bahasa atau sederhananya merupakan
terapan dari langue. Langue dan parole merupakan konsep yang tidak dapat dipisahkan, karena
manusia selalu menggunakan pemikirannya dalam menuturkan suatu bahasa begitu pun sebaliknya
manusia dalam menuturkan suatu bahasa pasti melalui proses berpikir.
Kemudian Saussure juga membagi tanda (sign) dalam linguistik dalam tiga sifat yaitu sign,
signified, dan signifier. Sign (tanda) merupakan bagian dari linguistik yang terdiri dari konsep dan
gambaran suara (sound-image). Dalam hal ini Saussure memberi kategori term bahwa signified
(bagian konsep) dan signifier (bagian dari sound-image). Kedua term tersebut hanya digunakan
untuk menunjukkan oposisi yang memisahkan satu sama lain menjadi suatu bagian-bagian. Sign
(tanda) dalam linguistik menunjukkan suatu hubungan term yang bersifat psikologis (terkait
dengan indera) dan memiliki ikatan asosiatif. Hubungan antara signified dan signifier adalah
atbitrary atau dapat berubah-ubah, tidak statis atau dinamis. Maksud arbitrary disini adalah
terkadang term dipandang benar karena sebagian masyarakat setuju dalam penggunaan suatu term
untuk tujuan tertentu.
Linguistik memiliki nilai. Pertama, bahasa dan suara dapat mengatur pola pemikiran
manusia. Pikiran manusia bergantung pada bahasa, karena pemikiran manusia diformulasikan
melalui bahasa. Bahasa dalam hal ini dapat menciptakan hubungan antara suara dan ide. Tanpa
bahasa, pikiran adalah nebula yang samar dan tidak dipetakan. Suara dapat menghasilkan entitas
atau bentuk bukan substansi. Kemudian, peran karakteristik bahasa terhubung dengan pemikiran,
yaitu untuk mengekspresikan ide, sebagai penghubung antara pemikiran dan suara. Kedua, nilai
linguistik dari sudut pandang konseptual bahwa nilai yang melekat pada bahasa itu lebih dari
sekadar proses penamaan. Penentuan suatu bahasa tergantung dan mendapat nilai dari keberadaan
term lain, nilai suatu bahasa dapat diuji dengan mempertukarkan hal yang berbeda dan
memperbandingkan hal yang serupa. Ketiga, nilai linguistik dari sudut pandangg material yang
membedakan bahwa bahasa adalah arbitary dan diferensial (berubah-ubah dan berbeda-beda).
Pada bagian terakhir dijelaskan mengenai dua jenis hubungan antara objek linguistik dalam
keadaan sinkronis bersifat sintagmatik dan asosiatif. Sytagma adalah urutan kata-kata bersatu yang
urutan dan maknanya bergantung pada aturan sintaksis dan terbatas dalam mengungkapkan
ekspresi. Sedangkan, hubungan asosiatif adalah hubungan kata-kata diluar pengaturan sintaksis
dan memiliki potensi asosiasi yang tidak terbatas, Saussure menggunakan contoh term
menyakitkan, menyenangkan, dan menakutkan. Kata-kata ini diasosiasikan bersama dalam
pikiran.

Anda mungkin juga menyukai