MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Mesin Konversi Energi II
yang dibina oleh Bapak Djoko Kustono
Oleh:
Dalam diesel, siklus dua langkah (Gambar 3.11) kedua katup adalah katup
buang.Saluran (lubang) pada dinding silinder yang terbuka dan tertutup oleh
gerakan piston memungkinkan udara mengalir ke dalam silinder.Ketika piston
berada pada TMB, saluran masuk terbuka, dan udara mengalir ke dalam
silinder dengan tekanan tinggi karena blower. Pada saat yang sama gas buang
terbuang keluar melalui katup buang yang terbuka pada bagian atas silinder.
Ketika piston naik, saluran masuk tertutup, katup buang menutup, dan
udara dalam silinder tertekan (Gambar 3.12).Bahan bakar diinjeksikan ketika
piston berada dekat titik mati atas dan terbakar oleh panas yang dihasilkan
oleh penekanan udara.Gas berekspansi menekan piston turun untuk
menghasilkan tenaga (Gambar 3.13).
2. Langkah Kompresi
Dimulai saat klep inlet menutup dan piston terdorong ke arah ruang
bakar akibat momentum dari kruk as dan flywheel.Tujuan dari langkah
kompresi adalah untuk meningkatkan temperatur sehingga campuran
udara-bahan bakar dapat bersenyawa.Rasio kompresi ini juga nantinya
berhubungan erat dengan produksi tenaga.Prosesnya adalah:
a. Piston bergerak kembali dari TMB ke TMA.
b. Klep In menutup, Klep Ex tetap tertutup.
c. Bahan Bakar termampatkan ke dalam kubah pembakaran (combustion
chamber).
d. Sekitar 15 derajat sebelum TMA , busi mulai menyalakan bunga api
dan memulai proses pembakaran.
e. Kruk as mencapai satu rotasi penuh (360 derajat).
f. Noken as mencapai 180 derajat.
3. Langkah Ekspansi
Dimulai ketika campuran udara/bahan-bakar dinyalakan oleh busi.
Dengan cepat campuran yang terbakar ini merambat dan terjadilah ledakan
yang tertahan oleh dinding kepala silinder sehingga menimbulkan
tendangan balik bertekanan tinggi yang mendorong piston turun ke
silinder bore. Gerakan linier dari piston ini dirubah menjadi gerak rotasi
oleh kruk as.Enersi rotasi diteruskan sebagai momentum menuju flywheel
yang bukan hanya menghasilkan tenaga, counter balance weight pada kruk
as membantu piston melakukan siklus berikutnya.Prosesnya sebagai
berikut :
a. Ledakan tercipta secara sempurna di ruang bakar.
b. Piston terlempar dari TMA menuju TMB.
c. Klep inlet menutup penuh, sedangkan menjelang akhir langkah usaha
klep buang mulai sedikit terbuka.
d. Terjadi transformasi energi gerak bolak-balik piston menjadi energi
rotasi kruk as.
e. Putaran Kruk As mencapai 540 derajat.
f. Putaran Noken As 270 derajat.
4. Langkah Buang
Langkah buang menjadi sangat penting untuk menghasilkan operasi
kinerja mesin yang lembut dan efisien.Piston bergerak mendorong gas sisa
pembakaran keluar dari silinder menuju pipa knalpot. Proses ini harus
dilakukan dengan total, dikarenakan sedikit saja terdapat gas sisa
pembakaran yang tercampur bersama pemasukkan gas baru akan
mereduksi potensial tenaga yang dihasilkan.Prosesnya adalah:
a. Counter balance weight pada kruk as memberikan gaya normal untuk
menggerakkan piston dari TMB ke TMA.
b. Klep Ex terbuka Sempurna, Klep Inlet menutup penuh.
c. Gas sisa hasil pembakaran didesak keluar oleh piston melalui port
exhaust menuju knalpot.
d. Kruk as melakukan 2 rotasi penuh (720 derajat).
e. Noken as menyelesaikan 1 rotasi penuh (360 derajat).
C. Proses Termodinamika
Proses termodinamika motor diesel dapat menggunakan siklus diesel
maupun siklus ganda (dual cycle).
1. Siklus Diesel (Diesel Tekanan Rata)
Siklus diesel adalah siklus teoretis untuk compression ignition engines
atau motor diesel. Perbedaan antara siklus disel dan siklus otto adalah pada
motor diesel penabahan panass terjadi pada tekanan tetap. Karena alasan
ini siklus diesel kadang disebut siklus tekanan tetap. Dalam diagram P-V
dan T-s, siklus diesel dapat digambarkan seperti gambar 3.14 berikut:
Prosesnya:
1-2 Kompresi isentropik (reversibel adiabatik)
2-2 Pembakaran isobaris
3-4 Ekspansi isentropik (reversibel adiabatik)
4-1 Pembakaran kalor isokhorik
1 ρk−1
η=1− k−1
[ ]
r k(ρ − 1)
Di mana:
ρ =V3/V2 (cut-off ratio/perbandingan pemancungan)
1 αρk − 1
η = 1 − k−1 [ ]
r (α − 1) + αk(ρ − 1)
Di mana:
= P3/P2(perbandingan tekanan pada volume konstan)
ρ =V4/V3(cut-off ratio/perbandingan pemancungan)
k = 1,40
r =V1/V2
b. Tahap kedua
Pembakaran cepat atau tak terkendali.Pada tahap kedua ini tekanan
naik dengan cepat karena selama periode kelambatan pembakaran
droplet itu bahan bakar telah mempunyai waktu untuk menyebar dan
mendapatkan udara disekitarnya. Tahap ini dihitung dari titik akhir
tahap kelambatan sampai titik tekanan maksimum dalam diagram
indikator. Sekitar sepertiga panas dibebaskan selama periode ini.
c. Tahap ketiga
Pembakaran terkendali. Pada akhir tahap kedua tekanan dan
temperatur sudah sangat tinggi sehingga droplet bahan bakar yang
diinjeksikan langsung terbakar ketika memasuki ruang bakar dan
kenaikan selanjutnya dapat dikendalikan dengan caramekanis murni,
yaitu dengan laju penginjeksian. Periode ini diasumsikan berakhir pada
temperatur maksimum. Panas yang dibebaskan sampai akhir periode
ini sekitar 70 sampai 80 persen dari panas total bahan bakar yang
disuplai selama siklus.
d. Tahap keempat (After Burning)
Ketiga tahap di atas pertama kali diusulkan oleh Ricardo.Tahap
keempat dapat ditambahkan.Tahap ini tidak apat muncul dalam semua
kasus.Secara teoritis diharapkan pembakaran berakhir di akhir tahap
ketiga.Namun karena miskinnya distribusi partikel bahan bakar,
pembakaran berlanjut selama sisa langkah ekspansi. Lama tahap
keempat ini sekitar 70 sampai 80 derajat. Poros engkol dari TMA dari
panas yang dibebaskan sampai akhir semua proses pembakaran adalah
sampai 95 sampai 97 persen dari 3 sampai 5 persen dari panas terbuang
menjadi bahan bakar yang tak terbakar bersama gas terbuang.
2. Perbandingan Udara bahan bakar (a/F) dalam motor CI
Dalam motor CI, suplai udara adalah konstan untuk setiap putaran
sehingga mesin ini disebut mesin suplai udara konstan, walau bahan bakar
yang masuk tergantung beban yang mengakibatkan perbandingan udara
bahan bakar (air fuel ratio, A/F) keseluruhan (overall) selalu berubah
terhadap beban. Di samping itu terdapat local A/F karena homogenitas
udara bahan bakar dalam silinder tidak sama.
E. Supercharging
Kesempurnaan pembakaran bahan bakar dalam motor pembakaran dalam
sangat tergantung pada suplai udara untuk keperluan pembakaran. Dengan
menambah laju aliran udara ke dalam mesin maka bahan bakar akan lebih
banyak terbakar secara efisien dan menghasilkan tenaga yang lebih tinggi.
Laju aliran udara dapat ditingkatkan dengan pemakain blower.Prosesnya
disebut supercharger atau turbocharger.Secara umum bila blower digerakkan
secara mekanis oleh peralatan poros dari mesin, peralatan tersebut dinamakan
supercharger.Bila peralatan tersebut digerakkan gas buang disebut
turbocharger.Dalam motor diesel, kebanyakan blower digerakkan oleh gas
buang.
Tujuan dari supercharging, disamping untuk pembilasan (scavenging) gas
sisa pembakaran, adalah untuk menaikkan massa jenis udara karena
tekanannya lebih besar daripada penghisapan secara alami (pergerakan udara
oleh penghisapan). Istilah pembilasan hanya digunakan dalam motor siklus
dua langkah sementara supercharging terutama digunakan untuk motor siklus
empat langkah.
Keuntungan utama dari dari supercharging adalah:
1. Menaikkan tenaga dari motor dengan berat tetap.
2. Motor dengan supercharger biasanya lebih murah daripada mesin dengan
penghisapan natural dengan tenaga yang sama.
3. Menaikkan ekonomi bahan bakar.
Keterangan:
a. Piston
b. Fan/blower
c. Belt penggerak
d. Exshaust manifold
e. Intake manifold
f. Pipa hisap udara
g. Pipa pembuangan
Gambar Turbocharger
1. Contoh 3.5
Motor diesel menghasilkan 5 bhp. Efisiensi termal indikasinya 30% dan
efisiensi mekanisnya 75%. Perkiraan konsumsi bahan bakar dalam: a)
kg/jam, b) liter/jam, c)isfc, d) bsfc. Asumsikan specific gravity bahan
bakar 0,87 dan nilai kalor bahan bakar 10.000 kkal/kg.
Penyelesaian:
bhp
efisiensi mekanis ηm = bhp/ihp → ihp = = 5/0,75 = 6,66
ηm
ihp (6,66 × 4500 ×60)/427
ite = → 0,30 = kg
kons.bb × NK kons.bb (jam) ×10.000 kal/kg
2. Contoh 3.6
Motor berbahan bakar solar bekerja dengan siklus diesel tekanan
rata.Perbandingan kompresi keseluruhan 18:1 dan pemasukan energy pada
tekanankonstan berakhir pada 10% dan langkah.Kondisi masuk adalah 1
kgf/cm2 dan 20°C.Mesin menggunakan 100m3 udara/jam. Bila k =
1,4,dapatkan: a) temperatur maksimum dan tekanan maksimum siklus, b)
efisiensi termal motor dan c) ihp.
Penyelesaian:
(a. -b.)
Misal clearance = 1
Volume langkah = 18 – 1 = 17
10% volume langkah = 1,7
Akhir pemasukan energi berakhir pada V = 1 + 2,7 = 2,7
Efisiensi termal:
1 ρk-1 1 2,70,4
ηth= 1 - [ ]= 1- [ ]
rk-1 k (ρ-1) 180,4 1,4(1,7)
= 1- 0,40 = 0,6 atau 60%
T1 = 20+273 = 293˚K, P1= 1kgf/cm2
V k
P2 = P1(V1 ) = 1 x 181,4 = 53,6 kgf/cm2
2
P3 = P2 = 53,6 kgf/cm2
V1 k-1
T2 = T1 x ( ) = 293 x 3,175 = 930˚K
V2
P2 V2 P3 V3
=
T2 T2
P3 V3
T3 = T2 = 920 x 2,7 = 2510°K atau 2237°C
P2 V2
3. Contoh 3.7
Motor diesel 4 langkah silinder tunggal nekerja dengan siklus
ganda,mempunyai perbandingan kompresi 15:1. Mesin menghisap udara
pada 1 kgf/cm2, 27°C dan tekanan ,aksimum dalam silinder dibatasi
sampai 55 kgf/cm3. Perpindahan panas pada volume konstan adalah dua
kali paada tekanan konstan. Tentukan:
a. Perbandingan tekanan pada volume konstan.
b. Perbandingan pemancungan (cut-off ratio), dan
c. Efisiensi termal siklus.
c. Efisiensi termal
T4/T3 = (V4/V2)k-1
1175,4
T5 = = 408,396 K
2,87
T5 –T1
η =1-
(T3 –T2 )+ k(T4 –T3 )
408-300
= 1-
(1098,64-886,25)+1,4(1174,47-1098,64)
η = 0,6598 atau 65,98%
4. Contoh 3.8
Suatu motor diesel siklus ganda jenis 4 langkah 6 silinder tekanan efektif
7,5 kgf/cm2, putaran operasi 5000 rpm, volumecut-off adalah sama dengan
0,0328 volume total, sedang perbandingan kompresinya v1/v2 = 22,
perbandingan tekanan pada volume konstan adalah 1,56. Hitung: a)
efisiensi termal, b) daya efektif bila harga D = 98 mm dan S = 110 mm, c)
daya indikatif dan daya gesek bila efisiensi mekanisnya 80%, dan torsi
yang dihasilkan.
Penyelesaian:
a. Dengan memperhatikan Gambar 3.23:
Wnet
ηt= ; Qin=Q2-3+Q3-4, dan Wnet=Qin-Qout
Qin
Qin-Qout Qout CV(T5 - T1)
ηt= = 1- =1-
Qin Qin CV(T3 - T2) + Cp(T4 - T3)
T1 (T5 / T1) - 1
=1- [ T3 ]
T2 ( - 1) + 𝑘 T3 (T4 - 1)
T2 T T
2 3
Dimana:
T1 V2 k - 1 1 (T5 / T1) - 1
= ( ) = k-1[ ]
T2 V1 r (1,56 - 1)+1,4 x 1,56(ρ - 1)
T4 V4 T3 P3
ρ= = dan λ= = =1,56
T3 V3 T2 P2
V3 = V2 = 22V1
V4 - V3 = 0,0328 x 22V3 = 0,72V3, atau V4 = 1,72V3
V2
Jadi = ρ=1,72
V1
T1 V2 k - 1 k - 1
= ( ) =r , atau T2 =rk - 1 T1
T2 V1
T3
λ= = 1,56, atau T3 = λT2 = 1,56T2 = 1,56rk - 1 T1
T2
T4
ρ= = 1,72, atau T4 = ρT3 = ρ1,56rk - 1 T1
T3
T5 V4 k - 1 T1 ρV3 ρ k-1
= ( ) = = ( )= ( )
T4 V5 T2 rV2 r
ρ k-1 ρ k-1
T5 =T4 ( ) = 1,56ρrk - 1 ( ) T1 = 1,56ρk T1 = λρk T1
r r
Sehingga:
1 λρk -1
ηt=1- [ ]
rk-1 (λ-1)+kλ(ρ-1)
1 156 x 1,721,4 -1
=1- 0,4 [ ]
22 (1,56-1)+1,4 x 1,56(1,72-1)
= 1– 0,318 = 0,6819
ηt = 68,19%
ISOKHORIK
Sebuah proses isokhorik, juga disebut-proses volume konstan, proses
isovolumetric, atauproses isometrik, adalah sebuah proses
termodinamika yang selama itu volume dari sistem tertutupmenjalani proses
tersebut tetap konstan. Dalam istilah non-teknis, proses isokhorik dicontohkan
oleh pemanasan atau pendinginan dari isi wadah non-mampudeformasi
bersegel: Proses termodinamika adalah penambahan atau pemindahan panas;
isolasi dari isi kontainer menetapkan sistem tertutup; dan ketidakmampuan
wadah untuk merusak memaksakan kondisi volume-konstan.
ISOBARIK
Sebuah proses isobarik adalah proses termodinamika di mana tekanan tetap
konstan. Istilah ini berasal dari ISO Yunani, (sama), dan Barus, (berat).
ADIABATIK
proses adiabatik atau proses isocaloric adalah suatu proses termodinamika di
mana tidak adapanas yang ditransfer ke atau dari kerja fluida . Istilah "adiabatik"
secara harafiah berarti dilalui, berasal dari akar Yunani ἀ-("tidak"), διὰ-("melalui"),
dan βαῖνειν ("untuk melewati"); etimologi ini sesuai di sini untuk tidak
adanya perpindahan panas . Sebaliknya, sebuah proses yang melibatkan
perpindahan panas (penambahan atau kehilangan panas ke lingkungan)
umumnya disebut diabatic.Meskipun istilah adiabatik dan isocaloric sering dapat
dipertukarkan, proses adiabatik dapat dianggap sebagai bagian dari proses
isocaloric ; sisanya melengkapi subset dari proses isocaloric sedang proses di
mana perpindahan panas bersih tidak menyimpang regional seperti dalam kasus
ideal dengan medium termal tak terbatas konduktivitas atau kapasitas termal
tidak ada.