Anda di halaman 1dari 7

CENTRIFUGE EXTRACTOR TEST

(PENGUJIAN KADAR ASPAL)

1. HARI/TANGGAL PRAKTIKUM
HARI / TANGGAL : RABU / 30 MEI 2014
TEMPAT : LABORATORIUM JALAN RAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. TUJUAN

Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui kadar aspal dalam campuran


atau dalam aspal buton dengan cara penguraian sentrifuge.

3. TEORI

Salah satu metode yang telah dikembangkan untuk menguji kandungan


kadar aspal dalam campuran (Mix Design) adalah dengan menggunakan
metode Ekstraksi menurut prosedur pemeriksaan AASTHO (T – 164 – 80)

Pengujian Ekstraksi menunjukan bahwa gradasi agregat berubah menjadi


lebih halus dari gradasi semula perubahan gradasi agregat diakibatkan oleh
kehancuran, beberapa partikel agregat ini menaikan volume rongga udara
dalam campuran yang menghasilkan penurunan kepadatan serta peningkatan
VIM dan VMA.

Agregat yang hancur, tidak terlapisi aspal, Hal ini mengakibatkan


penurunan stabilitas dan indeks perendaman dan memasukan kelelehan
sehingga menurunkan marshall Qoutient dari benda uji Marshall. Immersion,
Proses Ekstraksi merupakan proses pemisahan campuran dua atau lebih bahan
dengan cara menambahkan pelarut yang bisa melarutkan salah satu bahan
yang ada dalam campuran tersebut dapat dipisahkan. Pelarut yang biasa
digunakan dalam proses ekstraksi antara lain spiritus, bensin minyak tanah,
Trichlor Ethylen Teknis, dll salah satu contoh tujuan dilakukan proses
ekstraksi yaitu untuk mengetahui kadar aspal yang terdapat dalam campuran
aspal yang dibuat (mix design) yang menggunakan alat centrifuge Extractor

Kelompok XIV Hal|


dengan bensin sebagai pelarutnya selain itu dapat pula digunakan alat soklet
dengan menggunakan Trichlor Ethylen Teknis Sebagai bahan pelarutnya.

H = ( A – (E + D) / A x 100 %

Keterangan :
H = kadar aspal sampel (%)
A = Berat Sampel sebelum ekstraksi (gram)
D = Berat masa dari kertas filter (gram)
E = Berat sampel setelah ekstraksi (gram)

4. PERALATAN

a. Centrifuge Extractor AC 220 Volt


b. Filler Paper
c. Bensin
d. Triple Beam Balance
e. Drying oven
f. Mixing Bowl
g. Graduated Cyclinder
h. Leather Gloves

Kelompok XIV Hal|


5. PROSEDUR PERCOBAAN

a. Mempersiapkan peralatan dan bahan uji


b. Menempatkan mesin Extractor pada tempat yang aman dan berventilasi
baik.
c. Melepaskan lempeng dan buka tutup container dengan hati – hati, lalu
buka mur penjepit tutup baut / mangkok kemudian angkat bersama – sama
dengan tutup baut / mangkok dan membersihkan mangkok dan kotoran
yang menempel.
d. Menimbang dan mencatat 1000 – 1500 gr benda uji lalu masukkan ke
dalam baut / mangkok.
e. Menuangkan bensin sampai merendam benda uji, biarkan beberapa saat
untuk tercampur (maksimum 1 jam).
f. Memasang mangkok berisi benda uji tadi ke dalam container, terlebih
dahulu menimbanglah kertasnya lalu mepasang di atas mangkok kemudian
mepasang tutup mangkok lalu mengencangkan mur pengunci kemudian
mepasang tutup container dan menyiapkan penampung di bawah lobang
pengeluaran.
g. Mengatur dan memutar mesin perlahan – lahan makin lama makin cepat
sampai sampai kecepatan 3600 rpm, atau sampai bahan pelarut keluar
melalui lubang pengeluaran. Menghentikan pemutaran lalu tambahkan 200
ml bahan pelarut (minimal 3x) sampai ekstrak yang keluar dari lubang
pengeluaran berwarna muda / jernih. Mengumpulkan ekstrak tadi ke dalam
gelas ukur.
h. Membuka klep pengencang lalu buka tutup container kemudian membuka
mur pengunci dan mengangkat tutup mangkok, melepaskan kertas
saringan dari mangkok lalu membersihkan dari mineral yang menempel
dan menambahkan ke dalam mangkok, kemudian menimbang dan
mencatat berat kertas saring tersebut.
i. Menimbang dan mencatat mineral yang ada dalam mangkok.

Kelompok XIV Hal|


6. PERHITUNGAN

Dari hasil percobaan didapatkan data yang dapat dilihat dalam table
berikut ini :
Sampel I

No. Test Sat. Rumus Hasil


A Berat campuran gr A 1207,15
B Berat kertas saring sebelum pengujian gr B 15,6
C Berat kertas saring setelah pengujian gr C 17,98
Berat
gr C-B
D filler 2,38
E Berat agregat setelah pengujian gr 1150,9
Berat total
gr D+E
F agregat 1153,28
Berat material yang
G hilang gr A-F 53,87
H % aspal terhadap agregat % (G/F) x 100 4,67
I % aspal terhadap campuran % (G/A) x 100 4,46

Berat material yang hilang


% aspal terhadap agregat = 𝑥 100%
Berat total agregat
53,87
= 1153,28 𝑥 100%

= 0,0467 %

Berat material yang hilang


% aspal terhadap campuran = 𝑥 100%
Berat tcampuran
53,87
= 1207,15 𝑥 100%

= 0,0446 %

Kelompok XIV Hal|


Sampel II

No. Test Sat. Rumus Hasil


A Berat campuran gr A 1207,3
B Berat kertas saring sebelum pengujian gr B 15,6
C Berat kertas saring setelah pengujian gr C 178,68
Berat
gr C-B
D filler 3,08
E Berat agregat setelah pengujian gr E 46,3
Berat total
gr D+E
F agregat 1146,75
Berat material yang
G hilang gr A-F 60,55
H % aspal terhadap agregat % (G/F) x 100 5,28
I % aspal terhadap campuran % (G/A) x 100 5,032

Berat material yang hilang


% aspal terhadap agregat = 𝑥 100%
Berat total agregat
60,55
= 1146,75 𝑥 100%

= 5,28 %

Berat material yang hilang


% aspal terhadap campuran = 𝑥 100%
Berat tcampuran
60,55
= 1207,3 𝑥 100%

= 5,032 %

Kelompok XIV Hal|


7. GAMBAR ALAT

Bensin Kertas Filter

Fungsinya : Sebagai pelarut Fungsinya : Sebagai penyaring


perkerasan aspal agregat-agregat halus yang telah
dilarutkan agar tidak hilang terbuang

Timbangan Digital
Mesin Contrifuge Extractor
Fungsinya : Untuk menimbang
benda uji Fungsinya : untuk melarutkan aspal
yang telah tercampur oleh bensin

Sample Benda Uji


Proses Penuangan Pelarut Fungsinya : Sebagai benda uji
(bensin) percobaan

Kelompok XIV Hal|


8. APLIKASI LAPANGAN
Sebagai pengetesan untuk menentukan seberapa banyak aspal dalam
campuran atau dalam aspal buton dengan cara penguraian dengan media
Contrifuge Extractor

9. KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan data yang diperoleh, maka didapat :
a. % aspal terhadap agregat : 4,67 %
b. % aspal terhadap campuran : 4,46 %
c. Untuk menentukan seberapa banyak kadar aspal dalam campuran atau
dalam aspal buton dengan cara penguraian ssentrifuge dengan alat
Contrifuge Extractor.

10. SARAN
1. Menyediakan dan melengkapi alat – alat prektikum Jalan Raya di UMSU
agar praktikan tidak lagi melakukan praktikum di USU (tempat lain).
2. Memperbanyak peralatan praktikum agar pada saat praktikum,
mahasiswa/praktikan tidak berebut alat praktikum yang akan digunakan
3. Menambahkan pendingin ruangan di laboraturium Teknik Sipil UMSU
agar praktikan nyaman pada saat berada dan melakukan praktikum di
laboratorium.

Kelompok XIV Hal|

Anda mungkin juga menyukai