Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

HASI PENGAMATAN DAN PEMBAHASA

A. HASIL PENGAMATAN
1. Tabel hasil kelompok 4

2. Tabel kerapatan

kelompok Kerapatan Kerapatan Kerapatan


bulk Mampat sejati
1 0,83 0,90 -3,86
2 0,83 0,90 -1,46
3 0,83 0,90 -48,88
4 0,91 1 -2,54
5 0,77 1 -2,224

Perhitungan :
1. Kelompok 1
a. Kerapatan bulk :
Kerapatan bulk = bobot zat padat (g)
Volume bulk (ml)
= 10 g = 0,83 g/ml
12ml
b. Kerapatan mampat :
Kerapatan mampat = bobot zat padat (g)
Volume mampat (ml)
= 10 g = 0,90 g/ml
11ml
c. Kerapatan sejati :
a. Berat pikno kosong : 11,25
b. Berat pikno + paraffin : 32,85
c. Berat pikno + asam borat : 23,28
d. Pikno + paraffin + asam borat : 42,33
e. Berat paraffin (b-a) : 21,60
f. Berat sampel (c-a) : 12,02
g. Berat sampel + paraffin (d-a) : 11,25

h. Berat paraffin yang diganti dengan sampel


(g-e-f) = (11,25-21,60-12,02) = -2,55
i. Volume sampel h = -3,11
BJ parafin
j. Kerapatan sejati = berat sampel (g)
Volume sampel (ml)
= 12,02 = -3,86 g/ml
-3,11

2. Kelompok 2
a. Kerapatan bulk :
Kerapatan bulk = bobot zat padat (g)
Volume bulk (ml)
= 10 g = 0,83 g/ml
12ml
b. Kerapatan mampat :
Kerapatan mampat = bobot zat padat (g)
Volume mampat (ml)
= 10 g = 0,90 g/ml
11ml
c. Kerapatan sejati :
a. Berat pikno kosong : 30,63
b. Berat pikno + paraffin : 50,89
c. Berat pikno + asam borat : 45,80
d. Pikno + paraffin + asam borat : 57,52
e. Berat paraffin (b-a) : 20,26
f. Berat sampel (c-a) : 15,17
g. Berat sampel + paraffin (d-a) : 26,89
h. Berat paraffin yang diganti dengan sampel
(g-e-f) = (26,89-20,26-15,17) = -8,54

i. Volume sampel h = -8,54 = -10.41


BJ parafin 0,82

j. Kerapatan sejati = berat sampel (g)


Volume sampel (ml)
= 15,17 = -1,46 g/ml
-10,41

3. Kelompok 3
a. Kerapatan bulk :
Kerapatan bulk = bobot zat padat (g)
Volume bulk (ml)
= 10 g = 0,83 g/ml
12 ml
b. Kerapatan mampat :
Kerapatan mampat = bobot zat padat (g)
Volume mampat (ml)
= 10 g = 0,91 g/ml
11 ml

c. Kerapatan sejati :
a. Berat pikno kosong : 23,33
b. Berat pikno + paraffin : 43,87
c. Berat pikno + asam borat : 39,95
d. Pikno + paraffin + asam borat : 53,34
e. Berat paraffin (b-a) : 20,54
f. Berat sampel (c-a) : 16,62
g. Berat sampel + paraffin (d-a) : 30,01
h. Berat paraffin yang diganti dengan sampel
(g-e-f) = (30,01-20,54-16,62)= -7,15

h 7,15
i. Volume sampel = BJ parafin = 0,82

= -8,72 ml

pikno parafin piknokosong


BJ paraffin = vol sampel

43,8723,33
= 25 = 0,82

Berat sampel 16,62


j. Kerapatan sejati = Volume sampel = 8,72

= 1,90 g/ml
4. Kelompok 4
a. Kerapatan bulk :
Kerapatan bulk = bobot zat padat (g)
Volume bulk (ml)
= 10 g = 0,90 g/ml
11 ml
b. Kerapatan mampat :
Kerapatan mampat = bobot zat padat (g)
Volume mampat (ml)
= 10 g = 1 g/ml
10 ml
c. Kerapatan sejati :
a. Berat pikno kosong : 29,11
b. Berat pikno + paraffin : 48,93
c. Berat pikno + asam borat : 42,44
d. Pikno + paraffin + asam borat : 57,97
e. Berat paraffin (b-a) : 28,86
f. Berat sampel (c-a) : 13,33
g. Berat sampel + paraffin (d-a) : 28,86
h. Berat paraffin yang diganti dengan sampel
(g-e-f) = (28,86-28,86-13,33) = -4,29

i. Volume sampel h = -5,23


BJ parafin
j. Kerapatan sejati = berat sampel (g)
Volume sampel (ml)
= 13,33 = -2,54 g/ml
-5,23
5. Kelompok 5
a. Kerapatan bulk :
Kerapatan bulk = bobot zat padat (g)
Volume bulk (ml)
= 10 g = 0,77 g/ml
13 mlss

b. Kerapatan mampat :
Kerapatan mampat = bobot zat padat (g)
Volume mampat (ml)
= 10 g = 1 g/ml
10 ml
c. Kerapatan sejati :

a. Berat pikno kosong : 22,03

b. Berat pikno + paraffin : 42,69

c. Berat pikno + asam borat : 35,09

d. Pikno + paraffin + asam borat : 50,89

e. Berat paraffin (b-a) : 20,65

f. Berat sampel (c-a) : 13,04

g. Berat sampel + paraffin (d-a) : 28,85

h. Berat paraffin yang diganti dengan sampel

(g-e-f) = (28,85-20,65-13,04)= -4,84


i. Volume sampel h = -4,84 = -5,86

BJ parafin 0,83

j. Kerapatan sejati = berat sampel (g)

Volume sampel (ml)


= 13,04 = -2,224
-5,86

3. Table bobot jenis

sampel Bobot jenis (g/ml)


Sirup marjan 1,410 g/ml
Sirup DHT 1,2884 g/ml
Pocary sweat 1,0156 g/ml
Sirup ABC 1,1253 g/ml
Ultra milk 1,0283 g/ml

Perhitungan :
1. Kelompok 1
Dt = W2 W1
VPikno
= 46,50 11,25 = 1,410 g/ml
25
2. Kelompok 2
Dt = W2 W1
VPikno

= 62,84 36,67 = 1,2884 g/ml


25
3. Kelompok 3
Dt = W2 W1
VPikno
= 48,72 23,33 = 1,0156 g/ml
25
4. Kelompok 4
Dt = W2 W1
VPikno
= 57,2415 29,1090 = 1,253 g/ml
25
5. Kelompok 5
Dt = W2 W1
VPikno
= 40,4172 17,7075 = 1,0283 g/ml
25

B. PEMBAHASAN
Bobot jenis ( specific gravity ) adalah rasio bobot suatu zat terhadap

zat baku yang volumenya sama pada suhu yang sama dan dinyatakan dalam

desimal, sedangkan kerapatan ( density ) adalah massa persatuan volume

atau bobot zat per satuan volumenya.


kerapatan dapat dicari dengan persamaan =m/ v , dimana

adalah massa jenis dengan satuan gr/ml, m adalah massa zat dengan

satuan gram, dan v adalah volume zat dengan satuan ml.


Dimana perbedaan antara bobot jenis ( specific gravity ) dan kerapatan

( density ) adalah bobot jenis (specific gravity ) adalah perbandingan antara

massa dan volume zat itu sendiri,sedangkan kerapatan ( dencity ) adalah

hasil yang diperoleh dengan membagi antara bobot zat dan bobot air,dalam

piknometer.
Porositas adalah hasil bagi volume total dari ruang-ruang rongga ( Vv)

terhadap volume bulk.


Dengan rumus :
VbVt Vt
=t=
E= Vb Vb
Vt
Sehingga porositas dinyatakan E= 100 [ t Vb ]

W 3W 1
Bobot jenis dapat dihitung dengan pesamaan Dt = W 2W 1 ,

dimana Dt adalah bobot jenis dengan satuan mg/mg sehingga biasanya


bobot jenis tidak dituliskan satuannya. W1 adalah bobot piknometer yang

kosong,bersih dan kering dengan satuan gr, W2 adalah bobot piknometer

yang berisi air suling dengan satuan gr, dan W3 adalah bobot piknometer

yang berisi cairan yang sedang dicari bobot jenisnya dengan satuan mg.
Dalam percobaan ini digunakan beberapa alat seperti piknometer 25

ml, gelas ukur 25 ml, gelas kimia 50 ml, corong, lap halus, dan pipet tetes.

Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah Aquades, asam borat,

parafin cair, alkohol, gliserin, minyak, sirup, Alumunium foil dan tissue.

Alumunium foil disini digunakan untuk menutupi alkohol agar terhindar

dari penguapan, karena alkohol adalah cairan yang mudah menguap.


Dalam percobaan digunakan alkohol, gliserin, minyak, dan sirup

sebagai sampel yang ingin dicari bobot jenisnya. Dalam mencari bobot jenis

tersebut digunakan akuades sebagai zat baku yang dibandingkan dengan

sampel yang diujikan.


Dalam percobaan kerapatan digunakan asam borat sebagai sampel,

dimana kerapatan yang dicari yaitu kerapatan bulk, kerapatan mampat, dan

kerapatan sejati. Dalam percobaan kerapatan mampat dilakukan ketukan

sebanyak 100 kali yang dimaksudkan agar menghilangkan pori-pori

antarpartikel dan pori-pori terbuka pada sampel. Dalam percobaan kerapatan

sejati digunakan parafin cair dengan maksud agar semua pori-pori pada

sampel hilang termasuk pori terbuka dan pori tertutup.


Dalam percobaan ini,menggunakan parafin cair karena cairan yang

digunakan ini bukan untuk melarutkan serbuk yang digunakan sebagai

sampel,dan piknometer harus dibersihkan dengan alkohol.


Adapun tujuan pada percobaan ini yaitu untuk menentukan bobot jenis

beberapa cairan dan menentukan kerapatan beberapa padatan.


Dalam percobaan ini untuk menentukan kerapatan bulk dapat

dilakukan dengan menimbang asam borat 10 gram,kemudian masukkan ke

dalam gelas ukur 50 ml,ukur volume zat padat dan hitunglah kerapatan

bulknya dengan persamanaan


bobot za t padat (gr )
Kerapatan Bulk = volume bulk (ml)

Adapun cara kerja untuk menentukan kerapatan mampata,pada

percobaan ini yaitu dengan menimbang zat padat sebanyak 10 g,masukkan

kedalam gelas ukur lalu ketuk sebanyak 100 kali ketukan,kemudian ukur

volume yang terbentuk dan hitung kerapat mampat dengan menggunakan

persamaan
bobot zat padat ( gr )
Kerapatan Mampat = volume mampat (ml)

Dan pada kerapatan sejati cara kerja yang dilakukan pada percobaan

ini dengan menimbang pikno meter kosong,lalu isi piknometer dengan zat

padat kira0kira 2/3 bagian volumenya,kemudian timbang dan isi dengan

parafin cair perlahan-lahan ke dalam piknometer yang berisi zat

padat,kocok,dan isi parafin cair sampai penuh sehingga tidak ada

kelembung udara didalamnya,lalu timbang,kemudian bersihkan piknometer

dan isi dengan parafin cair sampai penuh hingga tidak ada gelembung udara

di dalamnya dan hitung kerapatan mampatnya dengan menggunakan

persamaan
(W 3W 1)
padatan =
(W 2W 1)(W 4W 3)
Sedangkan pada percobaan ini untuk mentukan bobot jenis cairan

dengan menggunakan piknometer yang bersih dan kering,lalu timbang

piknometer kosong dan isi dengan aie suling,bagian luar piknometer dilap

sampai kering dan timbang,kemudian buang air suling tersebut,keringkan

piknometer dan isi dengan cairan yang akan diukur bobot jenisnya pada

suhu yang sama pada saat pengukuran air suling dan timbang,kemudian

hitung bobot jenis cairan dengan menggunakaan persamaan


W 3W 1
Dt = W 2W 1

Pada percobaan ini menggapa hasil yang didapat dari perhitungan

kerapatan sejati itu (-) bukan karena adanya faktor dari kesalahan praktikan

melainkan pada rumus perhitungan yang digunakan pada percobaan ini

berbeda dengan rumus yang ada pada penuntun, sehingga penentuan berat

parafin cair yang diganti dengan sampel yang ada menghasilkan (-) pula

sehimgga hasil dari volume sampel dan kerapatannya yang didapatkan

adalah (-)
Dan hasil dari percobaan ini pada bobot jenis sampel yang terbesar

hingga yang terkecil yang di dapatkan adalah

Sampel Bobot jenis (g/ml)


Sirup DHT 1,2884 g/ml
Sirup ABC 1,1253 g/ml
Ultra milk 1,0283 g/ml
Pocary sweat 1,0156 g/ml
Sirup Marjan 1,410 g/ml

Anda mungkin juga menyukai