Oleh:
Rombel Peminatan K3
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI PERUSAHAAN
C. DEPARTEMEN
Departemen yang ada di PT PRIMISSIMA adalah spinning yaitu unit pabrik yang
memproduksi benang, dan weaving yaitu unit pabrik yang memproduksi bahan
kain.
D. DIAGRAM (FLOW CHART) PROSES PRODUKSI
a. Alur produksi benang (spinning)
Raw Material
Carding
Drawing
Roving
Ring Spinning
Winding
Packing
Finishing
a. Blowing
Pada tahap ini merupakan tahap awal bahan baku yaitu kapas siap untuk
dipintal. Pemasok bahan baku kapas berasal dari luar negeri seperti Brazil,
Australia, Afrika Selatan, maupun Amerika. Pada awalnya kapas masih berbentuk
bale yaitu dalam bentuk kapas press. Tahapan ini sangat berperan penting dalam
membersihkan kapas dari kotoran-kotoran yang melekat pada kapas. Pada tahap
ini terdapat beberapa mesin yang berperan penting terhadap proses bahan baku
kapas diantaranya:
c) Monocylinder Cleaner
d) Automixer
Memiliki fungsi untuk mencampur kapas agar kualitas benang dapat lebih
merata. Distribution conveyer berjalan bolak-balik untuk membagi kapas dalam
40 – 60 lapisan campuran.
e) ERM Cleane
b. Pre-Spinning
- Proses carding
Pada tahapan ini merupakan proses awal untuk mengubah bentuk kapas
menjadi gulungan yang rapi (sliver) yang dikenal dengan proses carding, pada
proses ini serat kapas akan dibersihkan dan dipisahkan. Pada proses ini sudah
sudah kapas sudah memiliki nomor benang atau dikenal dengan sebutan nomor
benang (NE), pada proses carding NE benang sebesar 0,130. Beberapa mesin
yang berperan penting dalam proses carding yaitu:
a) Flock feeder
Mesin ini adalah bagian akhir dari proses blowing, memiliki fungsi
untuk membersihkan kapas dengan silinder yang berpaku.
b) Mesin Carding
c) Proses Drawing
d) Proses Roving
Pada proses ini berfungsi untuk mengubah bentuk sliver kapas menjadi
roving. Pembentukan roving dibantu menggunakan mesin flyer dengan
mengaitkan sliver pada mesin flyer kemudian sliver dililitkan pada sebuah bobin
yang merupakan wadah bagi sliver yang sudah terlilit sehingga menjadi
roving. Roving yang dihasilkan pada proses ini memiliki panjang 11,25 meter
yang berasal dari 1 meter sliver, sedangkan NE pada roving akan meningkat
menjadi 1,12.
c. Spinning
- Ring-spinning
Pada proses ini dikenal dengan proses pengecilan bahan dikarenakan benang
sudah mulai dipintal pada mesin spinning sehingga akan mengubah bentuk roving
menjadi benang. Benang akan mendapatkan perlakuan seperti puntiran permanen
sehingga diameter akan semakin kecil dan nilai NE benang akan semakin besar
menjadi 40, apabila sudah dilakukan puntiran permanen maka benang sudah tidak
akan terurai. Benang yang dipintal pada proses ini masih menghasilkan benang
yang tebal maupun tipis dikarenakan adanya slub (kotoran) yang terikut
selama proses ataupun saat proses tidak berjalan dengan baik. Proses ini akan
menghabiskan waktu 5 - 6 jam.
- Winding
Pada proses ini dikenal dengan proses mengubah gulungan yang berasal
daribobin ring-spinning ke dalam bentuk cones. Proses winding berfungsi
untuk menyeleksi benang tipis dan benang besar yang terbawa saat proses
sebelumnya, benang tipis dan benang besar secara otomatis akan terbuang selama
proses ini. Untuk dapat menyeleksi benang mesin winding dilengkapi dengan
sebuah sensor yang akan memotong secara otomatis dengan air splacher
sehingga akan menghasilkan benang dengan kualitas yang baik. Pada umumnya
berat cones benang di proses ini mencapai 1,95 kg.
Mulai
Proses Hani
Benang disambung
Ada benang putus
kembali
Proses kanji
ya
Proses tenun
OK Kain deffect
Storage
Packing
Finishing
a. Weaving preparation
- Proses Hani
a) Pada cone: cone silang, cone lengket, cone bengkok, cone tak rata, cone
putus,cone ribbon, dasar cone putus, pinggiran jelek, empty cone.
c) Benang bebas.
d) Fly waste.
e) Slub.
f) Rami
- Proses Kanji
a) Compound AT - 8E.
b) Anti jamur.
c) Air.
- Proses Cucuk
Proses ini merupakan tahap akhir dari preparation, benang yang sudah
melewati proses kanji selanjutnya akan dilakukan proses cucuk. Hasil dari proses
kanji akan menghasilkan benang yang lebih kaku sehingga benang lebih kuat dan
juga tidak mudah putus saat akan ditenun. Pada proses ini mesin cucuk berperan
penting untuk memasukkan benang lusi ke dalam gun, ketang, dan juga sisir.
b. Looming
Looming merupakan tahapan kedua dari proses weaving, pada tahapan ini
benang yang sudah melewati proses cucuk siap untuk ditenun menjadi kain.
Terdapat 2 jenis kain yang dihasilkan dari proses ini yaitu:
Jenis kain tersebut berbeda dikarenakan pada kain shuttle loom masih dibantu
dengan menggunakan shuttle atau teropong saat proses tenun berlangsung,
sedangkan kain air jet loom dengan menggunakan bantuan tekanan udara saat
proses berlangsung.
c. Grey Finishing
Tahap akhir dari proses weaving adalah grey finishing yaitu berperan penting
sebagai inspeksi hasil akhir dari proses loom. Semua kain yang telah jadi
kemudian di inspeksi dengan tujuan produk yang cacat tidak sampai kepada
pelanggan. Grey finishing bertugas mencukur bulu-bulu serta mengadakan
reparasi pada terhadap cacat yang dihasilkan dari proses sebelumnya.
a) Mesin cukur
Berfungsi untuk mencukur bulu-bulu pada kain sehingga mudah untuk
dilakukan inspeksi.
Mesin
ada rambu-rambu pengawasan eror/rusak
desain ulang pengolahan kapas
Perawatan mesin
pemakaian APD
Weaving drawing
Kebisingan
mesin
peredam kebisingan Rolling pekerja
pengelolaan serat
pengawasan
coller pengawasan
Pelatihan pekerja
drawing
Paparan bahan
kimia kanji
ada rambu peringatan pelatihan
Hidran
CARDING
Flock Feeder
Tombol ON/OFF
(pengaturan
kecepatan
silinder)
Mesin Carding
Tombol ON/OFF
(pengaturan
kecepatan
silinder)
Tingkat
kebisingan
Tingkat
kepanasan
DRAWING
Tombol ON/OFF
(pengaturan
mesin)
Tingkat
kepanasan
Kecepatan
puntiran benang
Tingkat
kebisingan
ROVING
Tombol ON/OFF
(pengaturan
mesin)
Tingkat
kepanasan
Tingkat
kebisingan
RING SPINNING
Tombol ON/OFF
(pengaturan
mesin)
Tingkat
kebisingan
Tingkat
kepanasan
WINDING
Memeriksa air
splacher pada
sensor
Tingkat
kepanasan
9. Checklist Bangunan
CHECK
Bangunan BAIK BURUK KET
Pengaturan
ruangan tempat
kerja
Lantai
Dinding
Ventilasi
Pendingin ruangan
Atap dan langit-
langit
Pintu
Jalur evakuasi
Inspektor Inspektor
Nama : Nama :
Jabatan : Jabatan :
Tanggal Inspeksi : Tanggal Inspeksi :
TTD. : TTD. :
Keterangan:
E : Risiko Sangat Tinggi – Extreme Risk; immadiate action required
H : Risiko Tinggi – High Risk; senior management action needed
M : Risiko Sedang – Moderate Risk; management responsibility must be specified
L : Risiko Rendah – Low Risk; manage by routine procedures
HIRARC FORM
Nama Perusahaan : PT Pabrik Cambrics PRIMISSIMA Penanggung
Jawab :
Proses : SPINNING
HIRARC FORM
Nama Perusahaan : PT Pabrik Cambrics PRIMISSIMA Penanggung
Jawab :
Proses : WEAVING
tergores B 2 H Pemakaian
benang sarung
yang tangan
tajam (gloves)
3. Carding
A Pengaturan mesin Mesin berjalan terlalu Training pekerja
carding lambat/cepat
Memberikan rambu-rambu
pengaturan pada mesin
B Mesin carding berjalan Mesin carding terlalu Perawatan mesin
(mengurai kapas panas dan mati tiba-
kemudian diubah tiba
menjadi serat yang
panjang )
Kebisingan Penggunaan ear plug/ear muff
Rolling pekerja
4. Drawing
A Peregangan serat kapas Proses peregangan Pengaturan mesin yang sesuai
terlalu kuat/lemah oleh pekerja yang terlatih
menyebabkan serat
terputus
B Pemberian puntiran Kebisingan Penggunaan ear plug/ear muff
pada serat kapas
Tangan dapat terkena penggunaan APD (gloves)
benang yang sedang
diputar oleh mesin memasang rambu-rambu
peringatan pada mesin
5. Roving
A Mesin flyer berjalan Mesin flyer rusak Perawatan mesin
merubah serat kapas
Kebisingan Penggunaan ear plug/ear muff
menjadi roving (benang
berukuran kecil)
6. Ring Spinning
A Pengaturan mesin Ring Pemintalan terlalu Training pekerja
Spinning cepat dapat
menyebabkan benang Memberikan rambu-rambu
tidak sesuai ukuran pengaturan pada mesin
B Mesin Ring Spinning Tangan terjepit mesin, Penggunaan APD (gloves, safety
berjalan mengubah pekerja tertusuk jarum, helmet, dan memberikan aturan
roving menjadi benang jilbab/rambut tertarik berpakaian saat bekerja)
oleh mesin ring
spining
7. Winding
A Mesin winding berjalan Mesin winding rusak Perawatan mesin
menyeleksi benang dan mesin sensor eror
menggunakan sensor sehingga gagal
produksi
JSA FORM
Nama Perusahaan : PT Pabrik Cambrics Penanggung Jawab :
PRIMISSIMA
Lokasi : Jl. Magelang km No.15, Kec. Sleman,
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55514,
Indonesia
Proses : WEAVING
2. Proses Kanji
A Meracik bahan- Salah satu bahan pada mesin Pengecekan
bahan kanji yaitu kanji tidak sesuai takaran kelengkapan bahan
compound AT - 8E, sehingga benang menjadi
Pengawasan pekerja
anti jamur, air, dan tidak kuat
bahan untuk Penentuan kapasitas
menguatkan benang takaran
Disediakan alat takar
bahan
Mencampurkan Keracunan, Iritasi kulit dan Pemakaian masker,
benang dan bahan mata gloves
kimia (kanji) ke Lemas, pingsan, Kematian dan Pemakaian baju
mixer pada mesin pelindung
kanji
Perputaran mesin Mesin menjadi panas (suhu Pengaturan mesin
mixer berjalan melebihi 800)
Ada cooller pada mesin
Mesin meledak
Alarm otomatis
Kebakaran
APAR
Hydrant
Sprinkler
3. Proses Cucuk
A Mesin cucuk Mesin cucuk ngadat Perawatan mesin
berjalan menyebabkan benang tidak
siap untuk ditenun
B Memasukkan Panas Coller, ada AC/kipas
benang lusi ke dalam dalam ruangan
gun, ketang, dan
juga sisir
4. Looming
A Pekerja menenun Tangan pekerja terjepit mesin Pemasangan rambu-
benang dengan rambu pada mesin
mesin shuttle loom
Tangan pekerja tergores Pemakaian sarung
benang yang tajam tangan (gloves)
Alarm otomatis
Mesin meledak APAR
5. Grey Finishing
A Mesin cukur berjalan Mesin cukur kurang tajam Perawatan mesin
untuk merapikan mengakibatkan kain tidak
kain rapi
Tangan pekerja terpotong Penggunaan gloves
3 Kebakaran
Mesin meledak Tidak ada APAR Tidak ada ERT Bahan baku
(kapas) tercecer Bencana
alam
Mesin panas
Tidak ada
dana
Tidak disediakan
Tidak ada pelatihan
Tidak ada tempat penyimpanan
ERT
khusus Human
ahli fire
eror
safety
Terlalu lama
penggunaan Tidak ada
cooler pada Tidak ada
dana Perusahaan
mesin
tidak
menyediakan
Tuntuta
n target
produksi
Kecelakaan Pekerja pada Proses Spining
Pekerja
tidak
nyaman Tidak
ada dana
Kecelakaan Pekerja pada Proses Weaving
Tidak ada
Tidak ada
dana
dana
Kegagalan pada Proses Spining
Kapas kotor Serat tidak Panjang serat tidak Benang tidak terbentuk
terbentuk sama
Grey Finishing
Looming
Mesin shutle Mesin air jet loom Mesin cukur Mesin inspecting
loom rusak berjalan tidak sesuai kurang tajam folding rusak
Kurang Kurang
Pekerja salah Kurang
perawatan perawatan
menggunakan perawatan
mesin
Tidak ada jadwal
Pekerja perawatan
Pekerja lalai
Tidak ada jadwal
under Pekerja
perawatan
skill lalai
Tidak ada
kebijakan
peraturan
Tidak ada perusahaan
kebijakan
peraturan
perusahaan
2.5 WHAT IF di PT Pabrik Cambrics PRIMISSIMA
- Penggunaan
gloves
CARDING
Mesin carding - Mesin mati Quite Serious - Ada coller pada
terlalu panas seketika mesin
- Gagal proses
produksi
- Mesin meledak
Mesin berjalan - Tidak Remote Serious - Pengaturan
terlalu membentuk mesin
lambat/cepat serat benang
- Penggunaan
- Sisa serat APD (masker,
bertebaran ear plug/ear
keluar dari muff)
mesin
- Rolling pekerja
- Sisa serat
terhirup oleh
pekerja
- Kebisingan
DRAWING
Proses - Serat benang Remote Minor Pengaturan mesin
peregangan terputus
terlalu
- Ukuran serat
kuat/lemah
tidak rata
Mesin puntir - Tidak terbentuk Remote Minor Perawatan mesin
rusak puntiran
ROVING
Mesin flyer - Tidak terbentuk Remote Minor Perawatan mesin
rusak sliver
Putaran bobin - Roving tidak Remote Serious - Perawatan mesin
tidak sesuai sesuai ukuran
- Penggunaan ear
- Kebisingan plug/ear muff
- Pengaturan mesin
RING SPINNING
Pemintalan - Benang tidak Quite Serious - Pelatihan pekerja
terlalu cepat sesuai ukuran
- Pengaturan mesin
- Tangan terjepit
- Penggunaan
mesin, pekerja
gloves, safety
tertusuk jarum,
helmet
jilbab/rambut
tertarik oleh
mesin ring
spining
WINDING
Mesin winding - Gagal seleksi Remote Minor Perawatan mesin
rusak benang
- Benang kecil
dan kasar masih
terbawa
BAB III
REKOMENDASI
3.1 Hirarki Pengendalian
1. Eliminasi
Rekomendasi untuk mesin ini sebaiknya dihilangkan supaya produksi kain lebih
maksimal
2. Subtitusi
Masker
Pakaian Kerja/Wearpack
Sepatu Kerja (safety shoes)
Helm (safety helmet)