Panduan Standar Profesional Tenaga Kesehatan
Panduan Standar Profesional Tenaga Kesehatan
PENDAHULUAN
I. 1. LATAR BELAKANG
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan harus mempunyai mutu yang baik sehingga pelayanan kesehatan
tersebut yang dapat memuaskan tiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat
kepuasan rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan
standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Berdasarkan Undang – Undang no. 23 tahun 1992 tenaga kesehatan adalah setiap orang
yang mengabdikan diri di dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan ketrampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan dengan jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan.
Profesi kesehatan yang memberikan semua pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
haruslah mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang
profesional. Profesionalisme dalam semua profesi kesehatan bertujuan untuk menjamin kualitas
asuhan keperawatan yang diberikan pada masyarakat, serta didasarkan pada pemahaman adanya
suatu landasan ilmiah yang spesifik dan menjadi dasar pada praktek pelayanan kesehatan,
disertai dengan adanya kemampuan tenaga kesehatan tersebut untuk melaksanakan praktek dan
diterapkan untuk kesejahteraan manusia.
Satu hal yang harus kita ketahui bersama bahwa saat ini kebutuhan masyarakat akan
informasi dan hukum sudah mengalami kemajuan. Masyarakat kita saat ini sudah sedemikian
kritis dan telah menyadari tentang hak-hak yang harus mereka dapatkan pada saat mereka
menerima service dari suatu jasa dalam hal ini jasa kesehatan. Profesionalisme untuk profesi
kesehatan dalam memberikan pelayanan menuntut seorang tenaga profesi kesehatan untuk
memberikan suatu pelayanan kesehatan yang bermutu dan juga harus memenuhi standar profesi
tenaga kesehatan serta aturan atau ketentuan yang ada.
Profesional yang dimaksud dalam hal ini adalah suatu sikap dan tindakan yang
mencerminkan pemahaman serta kemampuan penerapan dalam praktek sehari-hari yang
berlandaskan pada bidang keilmuan yang spesifik, dimana semua hal tersebut diupayakan untuk
terciptanya suatu pelayanan yang berkualitas dan mempunyai akontabilitas terhadap masyarakat.
Pelayanan tenaga kesehatan profesional pada dasarnya memberi penekanan pada kualitas dan
mutu dari pelayanan kesehatan yang diberikan. Mutu dari pelayanan tenaga kesehatan sangat
mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan dan bahkan sering menjadi salah satu faktor
penentu citra institusi pelayanan di mata masyarakat.
Seorang tenaga kesehatan profesional adalah seorang tenaga kesehatan yang
menggambarkan dan menampilkan aktivitas pelayanan kesehatan sesuai dengan kode etik profesi
dalam berperan sebagai pemberi asuhan (care giver), pengelola, pendidik serta peneliti dan
memiliki ciri yaitu berorientasi pada pelayanan masyarakat berdasarkan dalam keilmuan dan
kode etik profesional tenaga kesehatan.
I. 2. TUJUAN
Standar Profesi disusun bertujuan untuk :
1. Melindungi masyarakat danri prktek – praktek yang tidak sesuai dengan standar
profesi
2. Melindungi tenaga kesehatan dari tuntutan masyarakat yang tidak wajar
3. Sebagai pedoman dalam pengawasan pelaksanaan pelayanan kesehatan dan
pembinaan serta peningkatan mutu pelayanan
4. Sebagai pedoman menjalankan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien
I. 3. RUANG LINGKUP
Tenaga kesehatan adalah semua sumber daya manusia yang bekerja di rumah sakit sesuai
dengan pendidikan dan keahlian atau standar profesi tenaga kesehatan tersebut. Standar Profesi
adalah batasan – batasan yang harus diikuti oleh tenaga kesehatan dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan kepada klien/pasien secara professional. Standar Profesi tersebut terdiri
dari:
a. Standar Kompetensi, yaitu semua hal yang mencakup tentang pelaksanaan tugas seorang
tenaga kesehatan mulai dari pengetahuan, sikap, dan ketrampilan dalam mengerjakan dan
menyelesaikan di tempat kerja serta menerapkannya dalam situasi dan lingkungan yang
berbeda
b. Etika Profesi, yaitu semua hal yang mencakup tentang hak dan kewajiban yang harus
dijalankan oleh seorang tenaga kesehatan
BAB II
STANDAR PROFESI TENAGA KESEHATAN
Pelaksanaan tugas kesehatan hanya didasarkan pada pengetahuan, ketrampilan dan sikap
yang diperoleh dalam pendidikan. Hal ini menyulitkan tenaga kesehatan dalam menghadapi
tuntutan dari pihak lain karena mal praktek dan penyimpangan pelaksanaan tugasnya serta
kurang menghormati pasien.
Di negara maju, tenaga kesehatan yang ditempatkan di sarana kesehatan yang berhadapan
langsung dengan pasien diharuskan memiliki lisensi. Lisensi adalah tanda bukti bahwa tenaga
kesehatan yang bersangkutan mampu melaksanakan kewenangannya sesuai dengan standar
profesi.
Tenaga kesehatan adalah tenaga yang bertanggung jawab dalam mengisi rekam medis
adalah dokter umum/spesialis, dokter gigi/dokter gigi spesialis, serta tenaga kesehatan lain yang
ikut memberikan pelayanan kesehatan secara langsung kepada pasien (Undang – Undang no. 29
tahun 2004)
Landasan Hukum :
1. Undang – Undang no. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Undang – Undang no. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. Undang – Undang no. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Undang – Undang no. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
5. Peraturan Pemerintah no. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 512/MENKES/PER/IV/2007
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 290/MENKES/PER/III/2008
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 340/MENKES/PER/III/2010
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 1438/MENKES/PER/IX/2010
Ruang Lingkup Standar Profesi Dokter Spesialis Anastesi :
3. Pendididikan Formal :
- S2 Kedokteran Anastesi
Pendidikan Informal :
- Seminar tentang ilmu kedokteran anastesi
2. Kompetensi dan Unjuk Kerja
Katalog Pendidikan
Semester I :
1. Filsafat Ilmu, Etika, Hubungan Dokter-Pasien/Keluarga dan Medikolegal
2. Biologi Molekuler
3. Imunologi
4. Evidence Based Medicine
5. Fisika untuk Anestesi
6. Fisiologi untuk Anestesi
7. Farmakologi untuk Anestesi
8. Resusitasi jantung, Paru, Otak dan Gawat Darurat.
9. Anestesi Umum
10. Praktek di Bangsal, Kamar Bedah dan Gawat Darurat I
Semester II:
1. Biostastik
2. Metodologi penelitian
3. Epidemiologi Klinik
4. Anestesi lokal dan Regional
5. Dasar dan Pengelolaan Nyeri
6. Anestesi Mata, Telinga, Hidung, Tenggorok, Wajah dan Mulut.
7. Anestesi Obstetri dan Ginekologi
8. Anestesi Pediatri
9. Praktek di bangsal, kamar bedah dan Gawat Darurat II
Semester III :
1. Patobiologi
2. Terapi cairan, Elektrolit, Asam Basa; Syok Perdarahan dan Nutrisi parenteral
3. Sejarah Anestesi, Komplikasi Anestesi dan Resiko bagi petugas
4. Pengelolaan paska anestesi recovery dan ICU
5. Anestesi untuk Orthopedi, Anesthesi Geriatri, Anestesi Bedah Plastik dan Anestesi
Bedah Onkologi.
6. Anestesi untuk tindakan diagnostic
7. Anestesi untuk rawat jalan, Anestesi diluar kamar operasi dan Anestesi untuk
penderita gangguan psikiatri
8. Anestesi urologi dan Anestesi pada penderita gangguan ginjal dan system genitourinaria
9. Anestesi Pada gangguan digestif dan hepatobilier
10. Praktek di bangsal, kamar bedah dan Gawat darurat III
Semester IV
1. Metodologi Penelitian II
2. Biologi Sel
3. Terapi Oksigen,Terapi Inhalasi, Ventilasi Mekanik, dan Pengelolaan Gangguan Nafas
4. Anestesi pada Taruma dan Tindakan Darurat
5. Anestesi pada gangguan Endokrin, Metabolik dan Nutrisi
6. Praktek di Bangsal, Kamar Bedah dan Gawat Darurat
7. Praktek di ICU
Semester V
1. Anestesi Bedah Thorak dan Anestesi pada Penderita gangguan Pernafasan
2. Anestesi pada Penderita dengan Gangguan Jantung dan Pembuluh Darah
3. Anestesi Bedah Syaraf dan Anestesi pada gangguan Neurologi
4. Praktek di Bangsal, Kamar Bedah dan Gawat Darurat V
Semester VI
1. Anestesi Bedah Jantung dan Pembuluh Darah
2. Praktek di Bangsal, Kamar Bedah dan Gawat Darurat VI
3. Praktek di Rumah Sakit Daerah
4. Praktek di ICU II
Semester VII
1. Praktek di Bangsal, Kamar Bedah dan Gawat Darurat
2. Praktek di ICU III
3. Penelitian dan Thesis
3.Sertifikasi :
- Memiliki Surat Ijin Kompetensi Perawat
Kode Etik :
a. Kewajiban Umum :
1. Setiap Perawat Indonesia harus senantiasa menjalankan profesinya secara optimal
2. Setiap Perawat Indonesia wajib menjunjung tinggi norma – norma hidup yang luhur
3. Dalam menjalankan profesi, setiap Perawat Indonesia tidak dibenarkan melakukan
perbuatan yang bertentangan dengan kode etik
4. Setiap Perawat Indonesia harus memberikan keterangan atau pendapat yang dapat
dipertanggung jawabkan
5. Setiap Perawat Indonesia agar menjalin kerjasama yang baik dengan tenaga kesehatan
lainnya
6. Setiap Perawat Indonesia wajib bertindak sebagai motivator dan pendidik masyarakat
7. Setiap Perawat Indonesia wajib berupaya meningkatkan kesehatan masyarakat dalam
bidang promotif, preventif dan kuratif sederhana
b. Kewajiban Terhadap Masyarakat :
1. Dalam menjalankan profesinya, setiap Perawat Indonesia wajib memberikan
pelayanan yang sebaik mungkin kepada individu dan masyarakat tanpa mebedakan
budaya etnik, kepercayaan dan status ekonominya
2. Dalam hal ketidakmampuan dan diluar kewenangan Perawat Indonesia berkewajiban
merujuk kasus yang ditemukan kepada tenaga kesehatan yang lebih ahli
3. Setiap Perawat Indonesia wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui tentang
kliennya
4. Setiap Perawat Indonesia wajib memberikan pertolongan darurat dalam batas – batas
kemampuan sebagai suatu tugas, perikemanusiaan kecuali pada waktu itu ada orang
lain yang lebih mampu memberikan pertolongan
5. Setiap Perawat Indonesia wajib memberikan pelayanan kepada pasien dengan
bersikap ramah, ikhlas sehingga pasien merasa tenang dan aman
c. Kewajiban Terhadap Teman Sejawat:
1. Setiap Perawat Indonesia harus memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia
sendiri ingin diperlakukan
2. Setiap Perawat Indonesia harus berpartisipasi dalam pengembangan profesi baik
secara menyeluruh, kelompok dan individu
3. Setiap Perawat Indonesia harus menjaga kerahasiaan teman sejawat secara
professional
d. Kewajiban Terhadap Diri Sendiri:
1. Setiap Perawat Indonesia wajib mempertahankan dan meningkatkan martabat dirinya,
berpikir kritis dan analitis, bersikap kreatif, inisiatif dan cermat
2. Setiap Perawat Indonesia wajib mengikuti secara aktif perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
3. Setiap Perawat Indonesia harus menjadi panutan di dalam penampilan dan kebersihan
personal
4. Setiap Perawat Indonesia harus berperilaku sopan, penuh desikasi dan bertanggung
jawab
5. Setiap Perawat Indonesia harus memelihara kesehatannya supaya dapat bekerja
dengan baik
II. 2. 2. BIDAN
Pengertian :
Seorang tenaga kebidanan yang diberi wewenang untuk melaksanakan pelayanan / asuhan
kebidanan di ruang kebidanan
Landasan Hukum :
1. Undang – Undang no. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Peraturan Pemerintah no. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
Pengetahuan Tambahan
1. Penatalaksanaan persalinan dengan malpresentasi.
2. Pemberian suntikan anestesi local.
3. Akselerasi dan induksi persalinan.
Keterampilan Dasar
1. Mengumpulkan data yang terfokus pada riwayat
kebidanan dan tandatanda vital ibu pada persalinan
sekarang.
2. Melaksanakan pemeriksaan fisik yang terfokus.
3. Melakukan pemeriksaan abdomen secara lengkap
untuk posisi dan penurunan janin.
4. Mencatat waktu dan mengkaji kontraksi uterus
(lama, kekuatan dan frekuensi).
5. Melakukan pemeriksaan panggul (pemeriksaan
dalam) secara lengkap dan akurat meliputi
pembukaan, penurunan, bagian terendah, presentasi,
posisi keadaan ketuban, dan proporsi panggul
dengan bayi.
6. Melakukan pemantauan kemajuan persalinan
dengan menggunakanpartograph.
7. Memberikan dukungan psikologis bagi wanita dan
keluarganya.
8. Memberikan cairan, nutrisi dan kenyamanan yang
kuat selama persalinan.
9. Mengidentifikasi secara dini kemungkinan pola
persalinan abnormal dan kegawat daruratan dengan
intervensi yang sesuai dan atau melakukan rujukan
dengan tepat waktu.
10. Melakukan amniotomi pada pembukaan serviks
lebih dari 4 cm sesuai dengan indikasi.
11. Menolong kelahiran bayi dengan lilitan tali pusat.
12. Melakukan episiotomi dan penjahitan, jika
diperlukan.
13. Melaksanakan manajemen fisiologi kala III.
14. Melaksanakan manajemen aktif kala III.
15. Memberikan suntikan intra muskuler meliputi
uterotonika, antibiotika dan sedative.
16. Memasang infus, mengambil darah untuk
pemeriksaan hemoglobin (HB) dan hematokrit
(HT).
17. Menahan uterus untuk mnecegah terjadinya inverse
uteri dalam kala III.
18. Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaputnya.
19. Memperkirakan jumlah darah yang keluar pada
persalinan dengan benar.
20. Memeriksa robekan vagina, serviks dan perineum.
21. Menjahit robekan vagina dan perineum tingkat II.
22. Memberikan pertolongan persalinan abnormal :
letak sungsang, partus macet kepada di dasar
panggul, ketuban pecah dini tanpa infeksi, post
term dan pre term.
23. Melakukan pengeluaran, plasenta secara manual.
24. Mengelola perdarahan post partum.
25. Memindahkan ibu untuk tindakan
tambahan/kegawat daruratan dengan tepat waktu
sesuai indikasi.
26. Memberikan lingkungan yang aman dengan
meningkatkan hubungan/ikatan tali kasih ibu dan
bayi baru lahir.
27. Memfasilitasi ibu untuk menyusui sesegera
mungkin dan mendukung ASI eksklusif.
28. Mendokumentasikan temuan-temuan yang penting
dan intervensi yang dilakukan.
Keterampilan Tambahan
1. Menolong kelahiran presentasi muka dengan
penempatan dan gerakantangan yang tepat.
2. Memberikan suntikan anestesi local jika diperlukan.
3. Melakukan ekstraksi forcep rendah dan vacum jika
diperlukan sesuai kewenangan.
4. Mengidentifikasi dan mengelola malpresentasi,
distosia bahu, gawat janin dan kematian janin
dalam kandungan (IUFD) dengan tepat.
5. Mengidentifikasi dan mengelola tali pusat
menumbung.
6. Mengidentifikasi dan menjahit robekan serviks.
7. Membuat resep dan atau memberikan obat-obatan
untuk mengurangi nyeri jika diperlukan sesuai
kewenangan.
8. Memberikan oksitosin dengan tepat untuk induksi
dan akselerasi persalinan dan penanganan
perdarahan post partum.
Bidan memberikan asuhan Pengetahuan Dasar
pada ibu nifas dan mneyusui 1. Fisiologis nifas.
yang bermutu tinggi dan 2. Proses involusi dan penyembuhan sesudah
tanggap terhadap budaya persalinan/abortus.
setempat 3. Proses laktasi/menyusui dan teknik menyusui yang
benar serta penyimpangan yang lazim terjadi
termasuk pembengkakan payudara, abses, masitis,
putting susu lecet, putting susu masuk.
4. Nutrisi ibu nifas, kebutuhan istirahat, aktifitas dan
kebutuhan fisiologis lainnya seperti pengosongan
kandung kemih.
5. Kebutuhan nutrisi bayi baru lahir.
6. Adaptasi psikologis ibu sesudah bersalin dan
abortus.
7. “Bonding & Atacchment” orang tua dan bayi baru
lahir untuk menciptakan hubungan positif.
8. Indikator subinvolusi: misalnya perdarahan yang
terus-menerus, infeksi.
9. Indikator masalah-masalah laktasi.
10. Tanda dan gejala yang mengancam kehidupan
misalnya perdarahan pervaginam menetap, sisa
plasenta, renjatan (syok) dan pre-eklamsia
post partum.
11. Indikator pada komplikasi tertentu dalam periode
post partum, seperti anemia kronis, hematoma
vulva, retensi urine dan incontinetia alvi.
12. Kebutuhan asuhan dan konseling selama dan
konseling selama dan sesudah abortus.
13. Tanda dan gejala komplikasi abortus.
Keterampilan Dasar
1. Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan yang
terfokus, termasuk keterangan rinci tentang
kehamilan, persalinan dan kelahiran.
2. Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus pada
ibu.
3. Pengkajian involusi uterus serta penyembuhan
perlukaan/luka jahitan.
4. Merumuskan diagnosa masa nifas.
5. Menyusun perencanaan.
6. Memulai dan mendukung pemberian ASI eksklusif.
7. Melaksanakan pendidikan kesehatan pada ibu
meliputi perawatan diri sendiri, istirahat, nutrisi dan
asuhan bayi baru lahir.
8. Mengidentifikasi hematoma vulva dan
melaksanakan rujukan bilamana perlu.
9. Mengidentifikasi infeksi pada ibu, mengobati sesuai
kewenangan atau merujuk untuk tindakan yang
sesuai.
10. Penatalaksanaan ibu post partum abnormal: sisa
plasenta, renjatan dan infeksi ringan.
11. Melakukan konseling pada ibu tentang seksualitas
dan KB pasca persalinan.
12. Melakukan konseling dan memberikan dukungan
untuk wanita pasca persalinan.
13. Melakukan kolaborasi atau rujukan pada
komplikasi tertentu.
14. Memberikan antibiotika yang sesuai.
15. Mencatat dan mendokumentasikan temuan-temuan
dan intervensi yang dilakukan.
Keterampilan Tambahan
1. Melakukan insisi pada hematoma vulva.
Bidan memberikan asuhan Pengetahuan Dasar
yang bermutu tinggi, 1. Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar
komperhensif pada bayi baru uterus.
lahir sehat sampai dengan 2. Kebutuhan dasar bayi baru lahir: kebersihan jalan
1 bulan napas, perawatan tali pusat, kehangatan, nutrisi,
“bonding & attachment”.
3. Indikator pengkajian bayi baru lahir, misalnya dari
APGAR.
4. Penampilan dan perilaku bayi baru lahir.
5. Tumbuh kembang yang normal pada bayi baru lahir
selama 1 bulan.
6. Memberikan immunisasi pada bayi.
7. Masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir
normal seperti: caput, molding, mongolian spot,
hemangioma.
8. Komplikasi yang lazim terjadi pada bayi baru lahir
normal seperti: hypoglikemia, hypotermi, dehidrasi,
diare dan infeksi, ikterus.
9. Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada
bayi baru lahir sampai 1 bulan.
10. Keuntungan dan resiko immunisasi pada bayi.
11. Pertumbuhan dan perkembangan bayi premature.
12. Komplikasi tertentu pada bayi baru lahir, seperti
trauma intra-cranial, fraktur clavicula, kematian
mendadak, hematoma.
Keterampilan Dasar
1. Membersihkan jalan nafas dan memelihara
kelancaran pernafasan, dan merawat tali pusat.
2. Menjaga kehangatan dan menghindari panas yang
berlebihan.
3. Menilai segera bayi baru lahir seperti nilai APGAR.
4. Membersihkan badan bayi dan memberikan
identitas.
5. Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus pada
bayi baru lahir dan screening untuk menemukan
adanya tanda kelainan-kelainan pada bayi baru lahir
yang tidak memungkinkan untuk hidup.
6. Mengatur posisi bayi pada waktu menyusu.
7. Memberikan immunisasi pada bayi.
8. Mengajarkan pada orang tua tentang tanda-tanda
bahaya dan kapan harus membawa bayi untuk minta
pertolongan medik.
9. Melakukan tindakan pertolongan kegawatdaruratan
pada bayi baru lahir, seperti: kesulitan
bernafas/asphyksia, hypotermia, hypoglycemi.
10. Memindahkan secara aman bayi baru lahir ke
fasilitas kegawatdaruratan apabila dimungkinkan.
11. Mendokumentasikan temuan-temuan dan
intervensi yang dilakukan.
Keterampilan Tambahan
1. Melakukan penilaian masa gestasi.
2. Mengajarkan pada orang tua tentang pertumbuhan
dan perkembangan bayi yang normal dan asuhannya.
3. Membantu orang tua dan keluarga untuk
memperoleh sumber daya yang tersedia di
masyarakat.
4. Memberikan dukungan kepada orang tua selama
masa berduka cita sebagai akibat bayi dengan cacat
bawaan, keguguran, atau kematian bayi.
5. Memberikan dukungan kepada orang tua selama
bayinya dalam perjalanan rujukan diakibatkan ke
fasilitas perawatan kegawatdaruratan.
6. Memberikan dukungan kepada orang tua dengan
kelahiran ganda
Bidan memberikan asuhan Pengetahuan Dasar
yang bermutu tinggi, 1. Keadaan kesehatan bayi dan anak di Indonesia,
komperhensif pada bayi dan meliputi: angka kesakitan, angka kematian,
balita sehat (1 bulan – 5 penyebab kesakitan dan kematian.
tahun). 2. Peran dan tanggung jawab orang tua dalam
pemeliharaan bayi dan anak.
3. Pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak
normal serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
4. Kebutuhan fisik dan psikososial anak.
5. Prinsip dan standar nutrisi pada bayi dan anak.
Prinsip-prinsip komunikasi pada bayi dan anak.
6. Prinsip keselamatan untuk bayi dan anak.
7. Upaya pencegahan penyakit pada bayi dan anak
misalnya pemberian immunisasi.
8. Masalah-masalah yang lazim terjadi pada bayi
normal seperti: gumoh/regurgitasi, diaper rash dll
serta penatalaksanaannya.
9. Penyakit-penyakit yang sering terjadi pada bayi dan
anak.
10. Penyimpangan tumbuh kembang bayi dan anak
serta penatalaksanaannya.
11. Bahaya-bahaya yang sering terjadi pada bayi dan
anak di dalam dan luar rumah serta upaya
pencegahannya.
12. Kegawat daruratan pada bayi dan anak serta
penatalaksanaannya
Keterampilan Dasar
1. Melaksanakan pemantauan dan menstimulasi
tumbuh kembang bayi dan anak.
2. Melaksanakan penyuluhan pada orang tua tentang
pencegahan bahaya pada bayi dan anak sesuai
dengan usia.
3. Melaksanakan pemberian immunisasi pada bayi dan
anak.
4. Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan pada
bayi dan anak yang terfokus pada gejala.
5. Melakukan pemeriksaan fisik yang berfokus.
6. Mengidentifikasi penyakit berdasarkan data dan
pemeriksaan fisik.
7. Melakukan pengobatan sesuai kewenangan,
kolaborasi atau merujuk dengan cepat dan tepat
sesuai dengan keadaan bayi dan anak.
8. Menjelaskan kepada orang tua tentang tindakan
yang dilakukan.
9. Melakukan pemeriksaan secara berkala pda bayi dan
anak sesuai dengan standar yang berlaku.
10. Melaksanakan penyuluhan pada orang tua tentang
pemeliharaan bayi.
11. Tepat sesuai keadaan bayi dan anak yang
mengalami cidera dari kecelakaan.
12. Mendokumentasikan temuan-temuan dan
intervensi yang dilakukan.
Bidan memberikan asuhan Pengetahuan Dasar
yang bermutu tinggi dan 1. Konsep dan sasaran kebidanan komunitas.
komperhensif pada keluarga, 2. Masalah kebidanan komunitas.
kelompok dan masyarakat 3. Pendekatan asuhan kebidanan pada keluarga,
sesuai dengan budaya kelompok dari masyarakat.
setempat 4. Strategi pelayanan kebidanan komunitas.
5. Ruang lingkup pelayanan kebidanan komunitas.
6. Upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan ibu
dan anak dalam keluarga dan masyarakat.
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu
dan anak.
8. Sistem pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Pengetahuan Tambahan
1. Kepemimpinan untuk semua (kesuma).
2. Pemasaran sosial.
3. Peran serta masyarakat (PSM).
4. Audit maternal perinatal.
5. Perilaku kesehatan masyarakat.
6. Program-program pemerintah yang terkait dengan
kesehatan ibu dan anak
Keterampilan Dasar
1. Melakukan pengelolaan pelayanan ibu hamil, nifas,
laktasi, bayi balita danKB di masyarakat.
2. Mengidentifikasi status kesehatan ibu dan anak.
3. Melakukan pertolongan persalinan di rumah dan
polindes.
4. Mengelola pondok bersalin desa (polindes).
5. Melaksanakan kunjungan rumah pada ibu hamil,
nifas dan laktasi bayi dan balita.
6. Melakukan penggerakan dan pembinaan peran serta
masyarakat untuk mendukung upaya-upaya
kesehatan ibu dan anak.
7. Melaksanakan penyuluhan dan konseling kesehatan.
8. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.
Keterampilan Tambahan
1. Melakukan pemantauan KIA dengan menggunakan
PWS KIA.
2. Melaksanakan pelatihan dan pembinaan dukun bayi.
3. Mengelola dan memberikan obat-obatan sesuai
dengan kewenangannya.
4. Menggunakan teknologi kebidanan tepat guna.
Melaksanakan asuhan Pengetahuan Dasar
kebidanan pada wanita/ibu 1. Penyuluhan kesehatan mengenai kesehatan
dengan gangguan sistem reproduksi, penyakit menular seksual (PMS),
reproduksi. HIV/AIDS.
2. Tanda dan gejala infeksi saluran kemih serta
penyakit seksual yang lazim terjadi.
3. Tanda, gejala, dan penatalaksanaan pada kelainan
ginekologi meliputi: keputihan, perdarahan tidak
teratur dan penundaan haid.
Keterampilan Dasar
1. Mengidentifikasi gangguan masalah dan kelainan-
kelainan sistem reproduksi.
2. Memberikan pengobatan pada perdarahan abnormal
dan abortus spontan (bila belum sempurna).
3. Melaksanakan kolaborasi dan atau rujukan secara
tepat ada wanita/ibu dengan gangguan system
reproduksi.
4. Memberikan pelayanan dan pengobatan sesuai
dengan kewenangan pada gangguan system
reproduksi meliputi: keputihan, perdarahan tidak
teratur dan penundaan haid.
5. Mikroskop dan penggunaannya.
6. Teknik pengambilan dan pengiriman sediaan pap
smear.
Keterampilan Tambahan
1. Menggunakan mikroskop untuk pemeriksaan
hapusan vagina.
2. Mengambil dan proses pengiriman sediaan pap
smear.
3.Sertifikasi :
- Memiliki Surat Ijin Kompetensi Kebidanan
Kode Etik :
a. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat
2. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan
sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
3. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan
martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
4. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran,
tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan
masyarakat.
5. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien,
menghormati hak klien dan nilai-nilai yang dianutoleh klien.
6. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan
klien, keluaraga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
7. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan
pelaksanaan tugasnya dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.
b. Kewajiban bidan terhadap tugasnya
1. Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada klien, keluarga
dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan
kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat
2. Setiap bidan berkewajiaban memberikan pertolongan sesuai dengan kewenangan
dalam mengambil keputusan termasuk mengadakan konsultasi dan/atau rujukan
3. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang didapat dan/atau
dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau diperlukan
sehubungan dengan kepentingan klien
c. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya
1.Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk
menciptakan suasana kerja yang serasi.
2. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik
terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.
Landasan Hukum :
1. Undang – Undang no. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Peraturan Pemerintah no. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
3. Keputusan Menteri Kesehatan no. 1035/Menkes/SK/1998 tentang Perawat Gigi
4. Keputusan Menteri Kesehatan no. 1392/Menkes/SK/VII/2001 tentang Registrasi dan Izin
Kerja Tenaga Perawat Gigi
5. Keputusan Menteri Kesehatan no. 378/Menkes/SK/III/2007 tentang Perawat Gigi
Ruang Lingkup Standar Profesi :
1. Pendididikan Formal :
- Sekolah Perawat Gigi
- Sekolah Pengatur Rawat Gigi
- Akademi Kesehatan Gigi Program D III
- D IV Perawat Gigi Pendidik/D IV Keperawatan Gigi
Pendidikan Informal :
- Community Dentistry
- Kesehatan Gigi dan Mulut Promotif dan Preventif
- Ahli Rawat Gigi
2. Kompetensi dan Unjuk Kerja
UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN UNJUK KERJA
GIGI DAN MULUT
a. Mampu menyuluh dalam upaya Peningkatan derajat kesehatan gigi dan
meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut
mulut
b. Mampu melakukan pelatihan kader Pembentukan kader kesehatan gigi
kesehatan gigi
c. Mampu membuat dan menggunakan Adanya media komunikasi dan
media komunikasi komunikan memahami pesan
e. Mampu mengetahui ruang lingkup Tersusun desain alur klaim beberapa jenis
asuransi kesehatan asuransi kesehatan
f. Mampu memahami sistem financial Dapat menjelaskan jenis – jenis
pelayanan perbankan, pajak penghasilan,
anggaran kebutuhan klinik
g. Mampu mengetahui hokum dan etik Bekerja sesuai hokum dan etik kesehatan
dalam praktek gigi
3.Sertifikasi :
- Memiliki Surat Ijin Kompetensi Perawat Gigi
Kode Etik :
a. Kewajiban Umum :
1. Setiap Perawat Gigi Indonesia harus senantiasa menjalankan profesinya secara
optimal
2. Setiap Perawat Gigi Indonesia wajib menjunjung tinggi norma – norma hidup yang
luhur
3. Dalam menjalankan profesi, setiap Perawat Gigi Indonesia tidak dibenarkan
melakukan perbuatan yang bertentangan dengan kode etik
4. Setiap Perawat Gigi Indonesia harus memberikan keterangan atau pendapat yang
dapat dipertanggung jawabkan
5. Setiap Perawat Gigi Indonesia agar menjalin kerjasama yang baik dengan tenaga
kesehatan lainnya
6. Setiap Perawat Gigi Indonesia wajib bertindak sebagai motivator dan pendidik
masyarakat
7. Setiap Perawat Gigi Indonesia wajib berupaya meningkatkan kesehatan gigi dan
mulut masyarakat dalam bidang promotif, preventif dan kuratif sederhana
b. Kewajiban Terhadap Masyarakat :
1. Dalam menjalankan profesinya, setiap Perawat Gigi Indonesia wajib memberikan
pelayanan yang sebaik mungkin kepada individu dan masyarakat tanpa mebedakan
budaya etnik, kepercayaan dan status ekonominya
2. Dalam hal ketidakmampuan dan diluar kewenangan Perawat Gigi Indonesia
berkewajiban merujuk kasus yang ditemukan kepada tenaga kesehatan yang lebih ahli
3. Setiap Perawat Gigi Indonesia wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui
tentang kliennya
4. Setiap Perawat Gigi Indonesia wajib memberikan pertolongan darurat dalam batas –
batas kemampuan sebagai suatu tugas, perikemanusiaan kecuali pada waktu itu ada
orang lain yang lebih mampu memberikan pertolongan
5. Setiap Perawat Gigi Indonesia wajib memberikan pelayanan kepada pasien dengan
bersikap ramah, ikhlas sehingga pasien merasa tenang dan aman
3.Sertifikasi :
- Tidak perlu sertifikasi
Kode Etik :
a. Kewajiban Umum :
1. Setiap Tenaga Penunjang Keperawatan harus senantiasa menjalankan profesinya
secara optimal
2. Setiap Tenaga Penunjang Keperawatan wajib menjunjung tinggi norma – norma
hidup yang luhur
3. Dalam menjalankan profesi, setiap Tenaga Penunjang Keperawatan tidak dibenarkan
melakukan perbuatan yang bertentangan dengan kode etik
4. Setiap Tenaga Penunjang Keperawatan harus memberikan keterangan atau pendapat
yang dapat dipertanggung jawabkan
5. Setiap Tenaga Penunjang Keperawatan agar menjalin kerjasama yang baik dengan
tenaga kesehatan lainnya
Manajemen Rekam Medis dan Informasi Perekam Medis mampu mengelola rekam
Kesehatan medis dan informasi kesehatan untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan medis,
administrasi dan kebutuhan informasi
kesehatan sebagai bahan pengambilan
keputusan di bidang kesehatan
Menjaga Mutu Rekam Medis Perekam Medis mampu merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi dan menilai
mutu rekam medis
Statistik Kesehatan Perekam Medis mampu menggunakan
statistik kesehatan untuk menghasilkan
informasi dan perkiraan yang bermutu
sebagai dasar perencanaan dan
pengambilan keputusan di bidang
pelayanan kesehatan
Manajemen Unit Kerja Manajemen Perekam Medis mampu mengelola unit
Informasi Kesehatan/Rekam Medis kerja yang berhubungan dengan
perencanaan, pengorganisasian, penataan
dan pengontrolan unit kerja manajemen
informs kesehatan (MIK)/rekam medis
(RM) di instalasi pelayanan kesehatan
3.Sertifikasi :
- Memiliki Surat Ijin Kompetensi Perekam Medis
Kode Etik :
a. Kewajiban Umum :
1. Didalam melaksanakan tugas profesi, tiap Perekam Medis selalu bertindak demi
kehormatan diri, profesi dan organisasi PORMIKI
2. Perekam Medis selalu menjalankan tugas berdasakan standar profesi tertinggi
jawabkan
3. Perekam Medis lebih mengutamakan pelayanan daripada kepentingan pribadi dan
selalu berusaha memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan
keshetan yang bermutu
4. Perekam Medis wajib menyimpan dan menjaga data rekam medis serta informasi
yang terkandung didalamnya sesuai dengan ketentuan prosedur manajemen,
ketetapan pimpinan institusi dan pertauran perundangan yang berlaku
5. Perekam Medis selalu menjunjung tinggi doktrin kerahasiaan dan hak atas informasi
pasien yang terkait dengan identitas individu atau social
6. Perekam Medis wajib melaksanakan tugas yang dipercaya pimpinan kepadanya
dengan penuh tanggungjawab, teliti an akurat
b. Kewajiban Terhadap Profesi :
1. Perekam Medis wajib mencegah terjadinya tindakan yang menyimpang dari Kode
Etik Profesi
2. Perekam Medis wajib meningkatkan mutu rekam medis dan informasi kesehatan
3. Perekam Medis wajib berpartisipasi aktif dan berupaya mengembangkan serta
meningkatkan citra profesi
4. Perekam Medis wajib menghormati dan mentaati peraturan dan kebijakan organisasi
profesi
II.3. 2. FARMASI
Tenaga Kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri
atas Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian.
APOTEKER
Pengertian :
Berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 51 Tahun 2009, Apoteker adalah Sarjana farmasi
yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.
Landasan Hukum :
1. Undang – Undang no. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Peraturan Pemerintah no. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
3. Peraturan Pemerintah no. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
4. Keputusan Menteri Kesehatan no. 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan
Farmasi Di Rumah Sakit
Ruang Lingkup Standar Profesi :
1. Pendididikan Formal :
- S1 Farmasi
- S2 Farmasi
Pendidikan Informal :
- Pelatihan Farmasi Klinik
2. Kompetensi dan Unjuk Kerja
Pelaksanaan Pekerjaan Kefarmasian meliputi:
a. Pekerjaan Kefarmasian dalam Pengadaan Sediaan Farmasi
b. Pekerjaan Kefarmasian dalam Produksi Sediaan Farmasi
c. Pekerjaan Kefarmasian dalam Distribusi atau Penyaluran Sediaan Farmasi dan
d. Pekerjaan Kefarmasian dalam Pelayanan SediaanFarmasi.
3.Sertifikasi :
- Memiliki Surat Ijin Kompetensi Apoteker
Kode Etik :
a. Kewajiban Umum :
7. Didalam melaksanakan tugas profesi, tiap Perekam Medis selalu bertindak demi
kehormatan diri, profesi dan organisasi PORMIKI
8. Perekam Medis selalu menjalankan tugas berdasakan standar profesi tertinggi
jawabkan
9. Perekam Medis lebih mengutamakan pelayanan daripada kepentingan pribadi dan
selalu berusaha memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan
keshetan yang bermutu
10. Perekam Medis wajib menyimpan dan menjaga data rekam medis serta informasi
yang terkandung didalamnya sesuai dengan ketentuan prosedur manajemen,
ketetapan pimpinan institusi dan pertauran perundangan yang berlaku
11. Perekam Medis selalu menjunjung tinggi doktrin kerahasiaan dan hak atas informasi
pasien yang terkait dengan identitas individu atau social
12. Perekam Medis wajib melaksanakan tugas yang dipercaya pimpinan kepadanya
dengan penuh tanggungjawab, teliti an akurat
5. Kewajiban Terhadap Profesi :
5. Perekam Medis wajib mencegah terjadinya tindakan yang menyimpang dari Kode
Etik Profesi
6. Perekam Medis wajib meningkatkan mutu rekam medis dan informasi kesehatan
7. Perekam Medis wajib berpartisipasi aktif dan berupaya mengembangkan serta
meningkatkan citra profesi
8. Perekam Medis wajib menghormati dan mentaati peraturan dan kebijakan organisasi
profesi
6. Kewajiban Terhadap Diri Sendiri:
5. Perekam Medis wajib menjaga kesehatan dirinya agar dapat bekerja dengan baik
6. Perekam Medis wajib meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan
perkembangan IPTEK yang ada
ASSISTAN APOTEKER
Pengertian :
...........................................
Landasan Hukum :
1. Undang – Undang no. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Peraturan Pemerintah no. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
3. Keputusan Menteri Kesehatan no. 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan
Farmasi Di Rumah Sakit
Ruang Lingkup Standar Profesi :
1. Pendididikan Formal :
- S1 Farmasi
- S2 Farmasi
Pendidikan Informal :
- Pelatihan Farmasi Klinik
2. Kompetensi dan Unjuk Kerja
KOMPETENSI UNJUK KERJA
Klasifikasi dan Kodifikasi Penyakit, masalah Perekam Medis mampu menetapkan kode
– masalah yang berkaitan dengan kesehatan penyakit dan tindakan dengan tepat
dan tindakan medis sesuai klasifikasi (ICD X) tentang
penyakit dan tindakan medis dalam
pelayanan dsn manajemen kesehatan
Aspek Hukum dan Etika Profesi Perekam Medis mampu melakukan tugas
dalam memberikan pelayanan rekam
medis dan informasi kesehatan yang
bermutu tinggi dengan memperhatikan
perundang – undangan dan etika profesi
yang berlaku
Manajemen Rekam Medis dan Informasi Perekam Medis mampu mengelola rekam
Kesehatan medis dan informasi kesehatan untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan medis,
administrasi dan kebutuhan informasi
kesehatan sebagai bahan pengambilan
keputusan di bidang kesehatan
3.Sertifikasi :
- Memiliki Surat Ijin Kompetensi Perekam Medis
Kode Etik :
a. Kewajiban Umum :
2. Didalam melaksanakan tugas profesi, tiap Perekam Medis selalu bertindak demi
kehormatan diri, profesi dan organisasi PORMIKI
3. Perekam Medis selalu menjalankan tugas berdasakan standar profesi tertinggi
jawabkan
11. Perekam Medis lebih mengutamakan pelayanan daripada kepentingan pribadi dan selalu
berusaha memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan keshetan yang
bermutu
12. Perekam Medis wajib menyimpan dan menjaga data rekam medis serta informasi yang
terkandung didalamnya sesuai dengan ketentuan prosedur manajemen, ketetapan pimpinan
institusi dan pertauran perundangan yang berlaku
13. Perekam Medis selalu menjunjung tinggi doktrin kerahasiaan dan hak atas informasi pasien
yang terkait dengan identitas individu atau social
14. Perekam Medis wajib melaksanakan tugas yang dipercaya pimpinan kepadanya dengan
penuh tanggungjawab, teliti an akurat
7. Kewajiban Terhadap Profesi :
9. Perekam Medis wajib mencegah terjadinya tindakan yang menyimpang dari Kode
Etik Profesi
10. Perekam Medis wajib meningkatkan mutu rekam medis dan informasi kesehatan
11. Perekam Medis wajib berpartisipasi aktif dan berupaya mengembangkan serta
meningkatkan citra profesi
12. Perekam Medis wajib menghormati dan mentaati peraturan dan kebijakan organisasi
profesi
8. Kewajiban Terhadap Diri Sendiri:
7. Perekam Medis wajib menjaga kesehatan dirinya agar dapat bekerja dengan baik
8. Perekam Medis wajib meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan
perkembangan IPTEK yang ada
II. 3. 3. RADIOLOGI
RADIOGRAFER
Pengertian :
Berdasar Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Ka. BKN no.
49/Menkes/SKB/2003, Radiografer adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang
dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan radiografi pada
unit pelayanan kesehatan.
Berdasar Keputusan Menteri Kesehatan no. 1267/Menkes/SK/XII/1995, Radiografer
adalah tenaga kesehatan lulusan PRO/DIII Rdiologi/ATRO dan Pendidikan Asisten Rontgen.
Berdasar Keputusan Menteri Kesehatan no. 375/Menkes/SK/III/2007, Radiografer adalah
tenaga kesehatan yang diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang
untuk melakukan kegiatan radiografi dan imejing di unit pelayanan kesehatan.
Landasan Hukum :
1. Undang – Undang no. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Peraturan Pemerintah no. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
3. Berdasar Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Ka. BKN no.
49/Menkes/SKB/2003
4. Keputusan Menteri Kesehatan no. 1267/Menkes/SK/XII/1995
5. Keputusan Menteri Kesehatan no. 375/Menkes/SK/III/2007
3.Sertifikasi :
- Memiliki Surat Ijin Kompetensi Radiografer
Kode Etik :
a. Kewajiban Umum :
1. Setiap ahli Radiografi didalam melaksanakan pekerjaan profesinya tidak dibenarkan
membeda – bedakan kebangsaan, kesukuan, warna kult, jenis kelamin, agama, politik
serta status social kliennya
2. Setiap ahli Radiografi didalam melaksanakan pekerjaan profesinya selalu memakai
standar profesi
3. Setiap ahli Radiografi didalam melaksanakan pekerjaan profesinya tidak dibenarkan
melakukan perbuatan yang dipengaruhi pertimbangan keuntungan pribadi
4. Setiap ahli Radiografi didalam melaksanakan pekerjaan profesinya selalu berpegang
teguh pada sumpah jabatan dan kode etik serta standard profesi ahli Radiografi
b. Kewajiban Terhadap Profesi :
1. Ahli Radiografi harus menjaga dan menjunjung tinggi nama baik profesinya
2. Ahli Radiografi harus melakukan pekerjaan radiografi, imejing dan radioterapi atas
permintaan dokter dengan tidak meninggalkan prosedur yang telah digariskan
3. Ahli Radiografi tidak dibenarkan menyuruh orang lain yang bukan ahlinya untuk
melakukan pekerjaan radiografi, imejing dan radioterapi
4. Ahli Radiografi tidak dibenarkan menentukan diagnose Radiologi dan perencanaan
dosis Radioterapi
c. Kewajiban Terhadap Pasien:
1. Setiap ahli Radiografi didalam melaksanakan pekerjaan profesinya senantiasa
memelihara suasana dan lingkungan dengan menghayati nilai – nilai budaya, adat
istiadat, agama dari penderita, keluarga penderita dan masyarakat pada umumnya
2. Setiap ahli Radiografi didalam melaksanakan pekerjaan profesinya wajib dengan
tulus dan ikhlas terhadap pasien dengan memberikan pelayanan terbaik terhadapnya.
Apabila ia tidak mampu atau menemui kesulitan, ia wajib berkonsultasi dengan teman
sejawat yang ahli atau ahli lainnya
3. Setiap ahli Radiografi wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui baik hasil
pekerjaan profesinya maupun dari bidang lainnya tentang keadaan pasien, karena
kepercayaan pasien yang telah bersedia dirinya untuk diperiksa
4. Setiap ahli Radiografi wajib melaksanakan peraturan – peraturan kebijakan yang telah
digariskan oleh Pemerintah di dalam bidang kesehatan
5. Setiap ahli Radiografi demi kepentingan penderita setiap saat bekerja sama dengan
ahli lain yang terkait dan melaksanakan tugas secara cepat, tepat dan terhormat serta
percaya diri akan kemampuan profesinya
6. Setiap ahli Radiografi wajib membina hubungan kerja yang baik antara profesinya
dengan profesi lainnya demi kepentingan pelayanan terhadap masyarakat
d. Kewajiban Terhadap Diri Sendiri:
1. Setiap ahli Radiografi harus menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya baik
terhadap bahaya radiasi maupun terhadap penyakitnya
2. Setiap ahli Radiografi Setiap ahli Radiografi senantiasa berusaha meningkatkan
kemampuan profesinya baik secara sendiri – sendiri maupun bersama dengan jalan
mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi, meningkatkan ketrampilan dan
pengalaman yang bermanfaat bag Setiap ahli Radiografii pelayanan terhadap
masyarakat
II. 3. 4. LABORATORIUM
ANALIS
Pengertian :
Berdasar Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan no. 370/Menkes/SK/III/2007,
Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan adalah tenaga kesehatan dan ilmuwan berketrampilan
tinggi yang melaksanakan dan mengevaluasi prosedur labortorium dengan memanfaatkan
berbagai sumber daya
Landasan Hukum :
1. Undang – Undang no. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Peraturan Pemerintah no. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
3. Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan no. 370/Menkes/SK/III/2007
3.Sertifikasi :
- Memiliki Surat Ijin Kompetensi Analis
Kode Etik :
Kewajiban Umum :
1. Teliti
2. Jujur dan dapat dipercaya
3. Rasa tanggungjawab yang tinggi
4. Mampu berkomunikasi secara efektif
5. Disiplin
6. Berjiwa melayani
II. 3. 5. GIZI
AHLI GIZI
Pengertian :
Berdasar Keputusan Menteri Kesehatan no. 374/Menkes/SK/III/2007, Ahli Gizi dan Ahli
Madya Gizi adalah seseorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan akademik
dalam bidang gizi sesuai aturan yang berlaku, mempunyai tugas, tanggung jawab dan wewenang
secara penuh untuk melakukan kegiatan fungsional dalam bidang pelayanan gizi, makanan dan
dietetik baik di masyarakat, individu atau rumah sakit.
Landasan Hukum :
1. Undang – Undang no. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Peraturan Pemerintah no. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
3. Keputusan Menteri Kesehatan no. 374/Menkes/SK/III/2007
Pendidikan Informal :
- Pelatihan Dietetik Bermacam – macam penyakit
2. Kompetensi dan Unjuk Kerja
KOMPETENSI AHLI GIZI UNJUK KERJA
Nutrisi Klinik a. Melakukan praktek kegizian sesuai dengan
nilai – nilai dan Kode Etik Profesi Gizi
b. Merujuk pasien/klien kepada professional N/D
atau disiplin lain bila diluar
kemampuan/kewenangan
c. Berpartisipasi dalam kegiatan – kegiatan
profesi
3.Sertifikasi :
- Memiliki Surat Ijin Kompetensi Ahli Gizi
Kode Etik :
a. Kewajiban Umum :
1. Ahli Gizi berperan meningkatkan keadaan gizi dan kesehatanserta berperan dalam
meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan rakyat
2. Ahli Gizi berkewajiban menjunjung tinggi nama baik profesi gizi dengan
menunjukkan sikap, perilaku dan budi luhur serta tidak mementingkan diri sendiri
3. Ahli Gizi senantiasa menjalankan profesinya menurut standar profesi yang telah
ditetapkan
4. Ahli Gizi berkewajiban senantiasa menjalankan profesinya bersikap jujur, tulus dan
adil
5. Ahli Gizi berkewajiban menjalankan berdasarkan prinsip keilmuan, informasi terkini
dan dalam menginterpretasikan informasi hendaknya objektif tanpa membedakan
individu dan dapat menunjukkan sumber rujukan yang benar
6. Ahli Gizi berkewajiban senantiasa mengenal dan memahami keterbatasannya
sehingga dapat bekerja sama dengan fihak lain atau membuat rujukan bila diperlukan
7. Ahli Gizi dalam melakukan profesinya mengutamakan kepentingan masyarakat dan
berkewajiban senantiasa berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang
sebenarnya
8. Ahli Gizi dalam bekerja sama dengan para professional lain di bidang kesehatan
maupun lainnya berkewajiban senantiasa memelihara pengertian yang sebaik -
baiknya
b. Kewajiban Terhadap Klien :
1. Ahli Gizi berkewajiban sepanjang waktu senantiasa berusaha memlihara dan
meningkatkan status gizi klien baik dalam lingkup insttitusi pelayanan gizi atau di
masyarakat umum
2. Ahli Gizi berkewajiban senantiasa menjaga kerahasiaan klien atau masyarakat yang
dilayaninya baik pada saat klien masih atau sudah tidak dalam pelayanannya, bahkan
juga setelah klien meninggal dunia kecuali bila diperlukan untuk keperluan kesaksian
hokum
3. Ahli Gizi dalam menjalankan profesinya senantiasa menghormati dan menghargai
kebutuhan unik setiap klien yang dilayani dan peka terhadap perbedaan budaya dan
tidak melakukan diskriminasi dalam hal suku, agama, ras, status social, jenis kelmin,
usia dan tidak menunjukkan pelecehan seksual
4. Ahli Gizi berkewajiban senantiasa memberikan pelayanan gizi prima, cepat dan
akurat
5. Ahli Gizi berkewajiban memberikan informasi kepada klien dengan tepat dan jelas,
sehingg memungkinkan klien mengerti dan mau memutuskan sendiri berdasarkan
informasi tersebut
6. Ahli Gizi dalam melakukan tugasnya, apabila mengalami keraguan dalam
memberikan pelayanan berkewajiban senantias berkonsultasi dan merujuk kepada
ahli gizi lain yang mempunyai keahlian
c. Kewajiban Terhadap Mayarakat :
1. Ahli Gizi berkewajiban melindungi masyarakat umum khususnya tentang
penyalahgunaan pelayanan, informasi yang salah dan praktek yang tidak etis
berkaitan dengan gizi, pangan termasuk makanan dan terapi gizi/diet, ahli gizi
hendaknya senantiasa memberikan pelayanannya sesuai dengan informasi factual,
akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya
2. Ahli Gizi senantiasa melakukan kegiatan pengawasan pangan dan gizi sehingga dapat
mencegah masalah gizi di masyarakat
3. Ahli Gizi berkewajiban senantiasa peka terhadap status gizi masyarakat untuk
mencegah terjadinya masalah gizi dan meningkatkan status gizi masyarakat
4. Ahli Gizi berkewajiban memberikan informasi kepada klien dengan tepat dan jelas,
sehingg memungkinkan klien mengerti dan mau memutuskan sendiri berdasarkan
informasi tersebut
5. Dalam bekerja sama dengan professional lain di masyarakat, Ahli Gizi berkewajiban
hendaknya senantiasa berusaha memberikan dorongan, dukungan, inisitif dan bantuan
lain dengan sungguh – sungguh demi tercapainya status gizi dan kesehatan optimal di
masyarakat
6. Ahli Gizi dalam mempromosikan atau mengesahkan produk makanan tertentu
berkewajiban senantiasa tidak dengan cara yang salah atau menyebabkan salah
interpretasi atau menyesatkan masyarakat
d. Kewajiban Terhadap Teman Seprofesi dan Mitra Kerja :
1. Ahli Gizi dalam bekerja melakukan promosi gizi, memelihara dan meningatkan status
gizi masyarakat secara optimal, berkewajiban senantiasa bekerja sama dan
menghargai berbagi disiplin ilmu sebagai mitra kerja di masyarakat
2. Ahli Gizi berkewajiban senantiasa memelihara hubungan persahabatan yang
harmonis dengan semua organisasi atau disiplin ilmu/professional yang terkait daam
upaya meningkatkan status gizi, kesehatan, kecerdasan dan kesejahteraan rakyat
3. Ahli Gizi berkewajibsan selalu menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan keetrampilan
terbaru kepada sesame profesi dan mitra kerja
e. Kewajiban Terhadap Profesi dan Diri Sendiri :
1. Ahli Gizi berkewajiban mentaati, melindungi dan menjunjung tinggi ketentuan yang
dicanangkan oleh profesi
2. Ahli Gizi berkewajiban senantiasa memajukan dan memperkaya pengetahuan dan
keahlian yang diperlukan dalam menjalankan proesinya sesuai perkembangan ilmu
dan teknologi terkini serta peka terhadap perubahan lingkungan
3. Ahli Gizi harus menunjukkan sikap percaya diri, berpengetahuan luas dan berani
mengemukakan pendapat serta senantiasa menunjukkan kerendahan hati dan mau
menerima pendapat orang lain yang benar
4. Ahli Gizi dalam menjalankan profesinya berkewajiban untuk tidak boleh dipengaruhi
oleh kepentingan pribadi termasuk menerima uang sebagai imbalan yang layak sesuai
dengan jasanya, meskipun dengan pengetahuan klien/masyarakat (tempat dimana ahli
gizi diperkerjakan)
5. Ahli Gizi berkewajiban tidak melakukan perbuatan yang melawan hokum, dan
memaksa orang lain untuk melawan hokum
6. Ahli Gizi berkewajiban memelihara kesehatan dan keadaan gizinya agar dapat
bekerja dengan baik
7. Ahli Gizi berkewajiban melayani masyarakat umum tanpa memandang keuntungan
perseorangan ayau kebesaran seseorang
8. Ahli Gizi berkewajiban selalu menjaga nama baik profesi dan mengharumkan
organisasi profesi
II. 3. 6. FISIOTERAPI
FISITERAPIS
Pengertian :
Berdasar Keputusan Menteri Kesehatan no. 376/Menkes/SK/III/2007, Fisioterapi adalah
bentuk pelayanan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mngembangkan,
memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan
menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis
dan mekanis), pelatihan fungsi, komunikasi. Fisioterapis adalah sesorang yang telah lulus
pendidikan formal fisioterapi dan kepadanya diberikan kewenangan tertulis untuk melakukan
tindakan fisioterapi atas dasar keilmuan dan kompetensi yang dimilikinya sesuai dengan
peraturan perundang – undangan yang berlaku.
Landasan Hukum :
1. Undang – Undang no. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Peraturan Pemerintah no. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan no. 159b/Menkes/Per/II/1988 tentang Rumah Sakit
4. Peraturan Menteri Kesehatan no. 104/Menkes/Per/II/1999 tentang Rehabilitasi Medik
5. Keputusan Menteri Kesehatan no. 1363/Menkes/SK/XII/2001 tentang Registrasi dan Ijin
Praktek Fisioterapis
6. Keputusan Menteri Kesehatan no. 376/Menkes/SK/III/2007
3.Sertifikasi :
- Memiliki Surat Ijin Kompetensi Fisioterapi
Kode Etik :
a. Menghargai hak dan martabat individu :
Hak pasien/klien :
1. Pasien/klien berhak atas pelayanan fisioterapi yang sebaik mungkin
2. Pasien/klien berhak atas perlindungan terhadap pelayanan yang tidak sesuai dan
hanya menerima pelayanan yang bermanfaat
3. Pasien/klien berhak atas pelayanan fisioterapi yang menghargai privasi dan
martabatnya
4. Pasien/klien atau kuasa hukumnya berhak atas informasi yang cukup tentang hasil
assesmen, pilihan terapi/tindakan dan resiko yang dapat ditimbulkan
5. Pasien/klien berhak atas pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk yang terbaik
dalam pemeliharaan kesehatannya, sehingga bila dipandang perlu fisioterapis dapat
merujuk kepada pihak lain/profesi lain yang lebih kompeten
6. Pasien/klien berhak menentukan dan membuat keputusan sendiri dalam hal :
a. Memilih pelayanan fisioterapi atau alternatif lain
b. Menghentikan terapi dan menerima ketidakmampuannya walaupun tindakan
fisioterapi dapat meningkatkan keadaannya
Hak Fisioterapis
1. Fisioterapis berhak atas kemandirian profesi dan otonomi
2. Fisioterapis berhak atas rasa bebas dari ancaman terhadap kehormatan, reputasi dan
kompetensi serta hak untuk mendapatkan perlindungan dan kesempatan untuk
membela diri terhadap gugatan sesuai keadilan
3. Fisioterapis berhak bekerja sama dengan teman sejawat
4. Fisioterapis berhak untuk menolak melakukan intervensi apabila dipandang bukan
merupakan cara yang terbaik bagi pasien/klien
5. Fisioterapis berhak atas jasa yang layak dari pelayanan profesionalnya
II. 3. 7. UMUM
SANITASI
Pengertian :
Berdasar Keputusan Menteri Kesehatan no. 373/Menkes/SK/III/2007, Sanitarian adalah
tenaga professional di bidang kesehatan yang memberikan perhatian terhadap aspek lingkungan
air, udara, tanah, makanan dan vector penyakit pada kawaasan perumahan tempat – tempat
umum, tempat kerja indutri transportasi dan matra.
Landasan Hukum :
1. Undang – Undang no. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Peraturan Pemerintah no. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
3. Keputusan Menteri Kesehatan no. 373/Menkes/SK/III/2007 tentang standar Profesi
Sanitarian
ATEM
Pengertian :
Berdasar Keputusan Menteri Kesehatan no. 371/Menkes/SK/III/2007, ATEM adalah
tenaga professional di bidang kesehatan yang memberikan perhatian terhadap aspek teknik
peralatan biomedik
Landasan Hukum :
1. Undang – Undang no. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Peraturan Pemerintah no. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
3. Keputusan Menteri Kesehatan no. 371/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi
ATEM
Ruang Lingkup Standar Profesi :
1. Pendididikan Formal :
- D II Teknik Elektromedis
- D III Teknik Elektromedis
- D IV Teknik Elektromedis
Pendidikan Informal :
- Pelatihan kalibrasi
2. Kompetensi dan Unjuk Kerja
3.Sertifikasi :
- Memiliki Surat Ijin Kompetensi Sanitarian
Kode Etik :
a. Kewajiban umum
b. Kewajiban terhadap pasien/klien
c. Kewajiban terhadap teman sejawat
d. Kewajiban terhadap diri sendiri
BAB III
PENUTUP
Dengan adanya Standar Profesi dan Kode Etik untuk tenaga kesehatan berdasarkan
Undang – Undang yang berlaku maka diharapkan tenaga kesehatan tersebut dapat memberikan
yang pelayanan kesahatan dengan baik dan terlindungi dari segala macam tuntutan dari
customer. Selain itu juga dalam menerapkan tindakan pelayanan sesuai dengan Kompetensi yang
dimiliki dan dapat ditetapkan sebagai standar Rumah Sakit
Adapun proses penerimaan tenaga kesehatan sebagai tenaga kerja di Rumah Sakit
melalui proses yang cukup ketat demi keamanan pelayanan kesehatan. Personalia sebagai badan
kepegawaian harus terus selalu memperbaharui sistem dan selalu memfile estimasi kebutuhan
tenaga yang ada untuk mendukung semua proses pelayanan di rumah sakit. Sehingga proses
pelayanan terhadap customer dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Oleh karena itu semua unit kerja yang ada dirumah sakit sebagai unit penunjang untuk
pemilihan tenaga kerja harus terus selalu memperbaharui sistem dan selalu memfile estimasi
kebutuhan akan tenaga kesehatan sesuai dengan Standar Profesi dan Kompetensinya.