PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA
BUKITTINGGI
NOMOR: 037/PER/DIR/ISBT/XII/2016
TENTANG
PEDOMAN PENGORGANISASIAN
UNIT GIZI
RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA
BUKITTINGGI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Unit gizi merupakan unit di rumah sakit yang memiliki tim kerja dengan kemampuan
khusus untuk memberikan pelayanan gizi yang bermutu kepada pasien dan karyawan
sehingga mempercepat proses penyembuhan pasien dan memperpendek masa
rawatnya.
B. Tujuan Umum
Sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan bagi unit kerja dalam memberikan
pelayanan kepada pasien dan karyawan sehingga sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi RS Islam Ibnu Sina Bukittinggi.
C. Tujuan Khusus
1. Memudahkan bagi tenaga gizi untuk membentu terciptanya kelancaran
pelayanan makanan kepada pasien dan karyawan.
2. Setiap tenaga gizi dapat bekerja berdasarkan Visi, Misi, Tujuan, dan Falsafah RS
Islam Ibnu Sina Bukittinggi.
Keberadaan Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Bukittinggi berawal dengan berdirinya
Yayasan Rumah Sakit Islam Sumatera Barat di Padang pada tanggal 31 Januari 1969
(Akta Notaris Hasan Qalbi No. 20) atas prakarsa Bapak M. Natsir, baik selaku pribadi
maupun selaku Ketua Dewan Dakwah Islamiah Indonesia.
Yayasan ini mempunyai tujuan untuk meningkatkan derajad kesehatan yang optimal
bagi masyarakat seluruhnya tanpa memandang perbedaan agama, kedudukan,
warna kulit, dan asal usul, bertitik tolak dari niat yang diikrarkan "sesungguhnya
sholatku, pengorbananku, hidup dan matiku bagi Allah sekalian alam". Untuk
mencapai tujuan tersebut, maka Yayasan Rumah Sakit Islam Sumatera Barat
berusaha antara lain dengan menyelenggarakan upaya kesehatan serta upaya-upaya
lain yang berkaitan dengan meningkatkan derajad kesehatan masyarakat,
menyelenggarakan usaha-usaha lain yang dapat menunjang tercapainya tujuan
Yayasan, dan mengelola harta kekayaan Yayasan sesuai dengan tujuan.
Pada tanggal 30 Oktober 1969 berdirilah RS Islam Ibnu Sina Bukittinggi dengan status
Balai Kesehatan, yang berlokasi pada bangunan yang dikontrak di Jl. Dr. Rivai dan Jl.
Yos Sudarso Bukittinggi.
Mulai tahun 1972 RS Islam Ibnu Sina Bukittinggi menempati bangunan sendiri di Jalan
Batang Agam Bukittinggi .
Pembangunan tahap kedua dilanjutkan dengan dana yang berasal dari sumbangan
Raja Faisal (King Abdul Azis bin Saud). Pembangunan selanjutnya juga tidak terlepas
dari bantuan dan sumbangan seperti untuk membangun Kamar Operasi dari
Tanggal 29 Agustus 1977 Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Bukittinggi ditingkatkan
statusnya menjadi Rumah Sakit Umum kelas C dengan keputusan Menteri Kesehatan
RI No. 683/Yan.Kes/I.O/77.
Tuntutan akan pelayanan yang sesuai standar dan bermutu menjadi dasar bagi
pemerintah untuk mensyaratkan semua rumah sakit melaksanakan akreditasi secara
periodik. Oleh karena itu RS Islam Ibnu Sina Bukittinggi kembali mengikuti akreditasi
tingkat lanjut yang meliputi 12 pelayanan dan dinyatakan lulus dengan nomor
sertifikat KARS-SERT/286/I/2012 yang dikeluarkan pada tanggal 12 Januari 2012.
Tingginya angka penolakan terhadap pasien yang akan dirawat menjadi salah satu
dasar pemikiran untuk menambah kapasitas ruang rawat inap di RS Islam Ibnu Sina
Bukittinggi. Hal ini dituangkan dalam remaster plan RS Islam Ibnu Sina Bukittinggi
yang ditetapkan pada tanggal 21 November 2013. Penetapan remaster plan ini
sekaligus ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan gedung baru yang
berlokasi di area bagian belakang RS.
Setelah pembangunan selesai, terhitung tanggal 4 September 2015 gedung ini mulai
dioperasionalkan. Bangunan ini terdiri dari 4 lantai yaitu basement, lantai dasar serta
ruang rawat inap di lantai 1 dan lantai 2 yang masing-masingnya terdiri dari 22
B. Tugas Pokok Dan Fungsi Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Bukittinggi
1. Tugas Pokok:
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Bukittinggi mempunyai tugas memberikan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.
2. Fungsi RS:
a. melaksanakan pelayanan kesehatan umum, spesialistik dan subspesialistik;
b. melaksanakan upaya preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif;
c. melaksanakan pelayanan rujukan;
d. melaksanakan upaya peningkatan kompetensi melalui program pelatihan dan
pengembangan;
e. melaksanakan upaya pengembangan pelayanan melalui pembentukan
jejaring dengan berbagai pihak;
f. melaksanakan program mutu untuk secara terus menerus meningkatkan
mutu pelayanan dan keselamatan pasien;
g. melaksanakan administrasi umum dan keuangan.
A. Falsafah
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Bukittinggi merupakan sarana dakwah bil hal dalam
bidang pelayanan kesehatan sebagai perwujudan keimanan dan ketaqwaan kepada
Allah SWT.
B. Visi
Mewujudkan Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Bukittinggi menjadi rumah sakit tipe B di
tahun 2020.
C. Misi
1. Melaksanakan pelayanan prima
2. Melengkapi sumber daya
3. Meningkatkan profesionalisme
4. Mengadakan kerjasama dengan institusi terkait
5. Menerapkan nilai-nilai Islami dalam memberikan pelayanan
D. Motto
Bekerja dan beramal dengan mengharapkan ridha Allah SWT.
E. Tujuan
Berkurangnya angka kesakitan dan kecacatan melalui pelayanan kuratif, rehabilitatif
disamping pelayanan preventif dan promotif sesuai dengan perundang-undangan
yang berlaku dan kaidah-kaidah ajaran Islam tanpa memandang perbedaan agama,
kedudukan, warna kulit serta status sosial.
F. Landasan Nilai
Secara umum nilai Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Bukittinggi adalah JADI
J : Jujur dalam segala hal
A : Amanah dalam mengemban tugas
D : Disiplin dalam menjalankan tugas
I : Ikhlas dalam melayani
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Bukittinggi dipimpin oleh seorang Direktur yang bertugas
memimpin, menjabarkan kebijaksanaan Badan Pengurus Yayasan dan misi Rumah
Sakit ke dalam kebijaksanaan pelaksanaan (operasional) dan membina pelaksanaan,
mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan aktifitas Rumah Sakit sesuai yang
ditetapkan oleh Yayasan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Direktur
bertanggung jawab kepada Badan Pengurus Yayasan.
Dalam melaksanakan tugasnya Direktur dibantu oleh 2 Wakil Direktur yaitu Wakil
Wakil Direktur Pelayanan Medis bertanggung jawab kepada Direktur. Tugas Wakil
Direktur Pelayanan Medis mengelola pelayanan medis, pelayanan penunjang medis
serta pelayanan keperawatan. Wakil Direktur Pelayanan Medis membawahi secara
langsung 3 (tiga) orang Kepala Bidang, yaitu Kepala Bidang Pelayanan Medis, Kepala
Bidang Penunjang Medis dan Kepala Bidang Keperawatan. Selain membawahi 3
jabatan struktural tersebut, Wakil Direktur Pelayanan Medis juga membawahi
beberapa jabatan non struktural yaitu Kepala Unit Rawat Jalan, Kepala Unit Rawat
Inap, Kepala Unit Gawat Darurat, Kepala Unit Apotek, Kepala Unit Laboratorium,
Kepala Unit Radiologi, Kepala Unit Fisioterapi, Kepala Unit Rekam Medis, Kepala Unit
Gizi, Kepala Unit Kamar Operasi serta Kepala Unit ICU.
Kepala Bidang Pelayanan Medis bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan
Medis, dan membawahi secara langsung Kepala Seksi Mutu Pelayanan Medis. Tugas
Kepala Bidang Pelayanan Medis adalah merencanakan, mengkoordinasikan dan
melaksanakan supervisi operasional, mengevaluasi serta menyiapkan seluruh
kebutuhan Unit Rawat Jalan, Unit Rawat Inap serta Unit Gawat Darurat.
Kepala Seksi Mutu Pelayanan Medis bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Pelayanan Medis. Tugas Kepala Seksi Mutu Pelayanan Medis adalah merencanakan,
mengkoordinasikan, serta mengevaluasi seluruh pemantauan, pengawasan dan
pengendalian mutu pelayanan pada Unit Rawat Jalan, Unit Rawat Inap serta Unit
Gawat Darurat.
Kepala Bidang Penunjang Medis bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan
Medis, dan membawahi secara langsung Kepala Seksi Mutu Penunjang Medis. Tugas
Kepala Bidang Penunjang Medis adalah merencanakan, mengkoordinasikan dan
melaksanakan supervisi operasional, mengevaluasi serta menyiapkan seluruh
kebutuhan Unit Apotek, Unit Laboratorium, Unit Radiologi, Unit Fisioterapi, Unit
Rekam Medis, Unit Gizi, Unit Kamar Operasi serta Unit ICU.
Kepala Sub Bagian Umum I bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Administrasi
Umum. Kepala Sub Bagian Umum I mempunyai tugas menyiapkan kebutuhan sumber
daya manusia, fasilitas dan bahan-bahan yang dibutuhkan serta melakukan
penyiapan pemantauan dan pelaksanaan kegiatan sanitasi, pemeliharaan sarana
rumah sakit, pengamanan, serta transportasi rumah sakit.
Kepala Sub Bagian Umum II bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Administrasi
Umum. Kepala Sub Bagian Umum II mempunyai tugas menyiapkan kebutuhan
sumber daya manusia, fasilitas dan bahan-bahan yang dibutuhkan serta melakukan
penyiapan pemantauan dan pelaksanaan kegiatan administrasi, logistik umum, EDP
serta inventaris rumah sakit.
Kepala Bagian Keuangan dan Akuntansi bertanggung jawab kepada Wakil Direktur
Administrasi Umum dan Keuangan. Kepala Bagian Keuangan dan Akuntansi
mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan dan melaksanakan supervisi
operasional, mengevaluasi serta menyiapkan seluruh kebutuhan urusan keuangan,
verivikasi dan anggaran, akuntansi serta piutang untuk menunjang pelayanan rumah
sakit.
Kepala Sub Bagian Keuangan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Keuangan
dan Akuntansi. Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas menyiapkan
kebutuhan sumber daya manusia, fasilitas dan bahan-bahan yang dibutuhkan serta
melakukan penyiapan pemantauan dan pelaksanaan kegiatan keuangan rumah sakit.
Kepala Sub Bagian Verifikasi dan Anggaran bertanggung jawab kepada Kepala Bagian
Keuangan dan Akuntansi. Kepala Sub Bagian Verifikasi dan Anggaran mempunyai
tugas menyiapkan kebutuhan sumber daya manusia, fasilitas dan bahan-bahan yang
Kepala Sub Bagian Akuntansi bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Keuangan
dan Akuntansi. Kepala Sub Bagian Akuntansi mempunyai tugas menyiapkan
kebutuhan sumber daya manusia, fasilitas dan bahan-bahan yang dibutuhkan serta
melakukan penyiapan pemantauan dan pelaksanaan kegiatan akuntansi rumah sakit.
Kepala Sub Bagian Piutang bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Keuangan dan
Akuntansi. Kepala Sub Bagian Piutang mempunyai tugas menyiapkan kebutuhan
sumber daya manusia, fasilitas dan bahan-bahan yang dibutuhkan serta melakukan
penyiapan pemantauan dan pelaksanaan kegiatan piutang rumah sakit.
Kepala Bagian Sumber Daya Manusia bertanggung jawab kepada Wakil Direktur
Administrasi Umum dan Keuangan. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia mempunyai
tugas merencanakan, mengkoordinasikan dan melaksanakan supervisi operasional,
mengevaluasi serta menyiapkan seluruh kebutuhan urusan administrasi kepegawaian
dan diklat untuk menunjang pelayanan Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Bukittinggi.
Kepala Sub Bagian Diklat bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Sumber Daya
Manusia. Kepala Sub Bagian Diklat mempunyai tugas menyiapkan kebutuhan sumber
daya manusia, fasilitas dan bahan-bahan yang dibutuhkan serta melakukan
penyiapan pemantauan dan pelaksanaan kegiatan diklat rumah sakit.
Kepala Sub Bagian Customer Service bertanggung jawab kepada Kepala Bagian
Kepala Sub Bagian Pemasaran bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Pemasaran.
Kepala Sub Bagian Pemasaran mempunyai tugas menyiapkan kebutuhan sumber
daya manusia, fasilitas dan bahan-bahan yang dibutuhkan serta melakukan
penyiapan pemantauan dan pelaksanaan kegiatan pemasaran rumah sakit.
Direktur
Wadir
Pelayanan Medis
Kabid
Pelayanan Medis
Ka.Unit Gizi
Unit Gizi
Intern Ekstern
Pembelian
Keuangan
Tekhnisi
Hubungan kerja di Unit Gizi RS Islam Ibnu Sina Bukittinggi terbagi menjadi dua, yaitu:
A. Hubungan Intern
1. Logistik Umum
Kebutuhan alat-alat rumah tangga dan alat tulis kantor di Uni Gizi diperoleh dari
logistik umum dengan prosedur permintaan sesuai SPO.
2. Pembelian Bahan Makanan
Kebutuhan bahan makanan dengan spesifikasi yang telah ditetapkan di Unit Gizi
diperoleh dari bagian pembelian dengan prosedur permintaan sesuai SPO.
3. Keuangan
Kebutuhan keuangan untuk dana belanja harian dan pembayaran supplier di unit
gizi, diperoleh dari bagian keuangan dengan cara mencairkan bon sesuai dengan
prosedur permintaan.
4. Teknisi
Kerusakan peralatan dapur maupun fasilitas yang ada di unit gizi akan dilaporkan
dan akan diajukan perbaikan ke bagian teknisi.
B. Hubungan Ekstern
1. Rekanan
Kebutuhan bahan makanan terutama sumber lauk hewani dengan spesifikasi
yang telah ditetapkan di Unit Gizi diperoleh dari rekanan dengan prosedur
permintaan sesuai SPO.
Dalam upaya perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dari Unit Gizi, dibutuhkan tenaga
yang handal dan tepat. Dalam rangka mendayagunakan tenaga tersebut seefektif
mungkin pada waktu yang tepat, tenaga di Unit Gizi RSI Ibnu Sina Bukittinggi direkrut
dari staf fungsional rumah sakit.
Adapun kualifikasi sumber daya manusia di Unit Gizi Rumah Sakit Islam Ibnu Sina
Bukittinggi adalah sebagai berikut:
Tabel Kualifikasi SDM di Unit Gizi Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Bukittinggi
Kualifikasi
No Jabatan Kebutuhan
Pendidikan Pelatihan
1 Ka.Unit Pendidikan dasar DIII Gizi Pelatihan 1
Gizi dengan Kepemimpinan
Tambahan/pendidikan Pelatihan
a. S1/ DIV Gizi Management
b. S2 Gizi adm RS Gizi RS/PGRS
c. Pengalaman kerja di
RS minimal 5 tahun.
Program orientasi merupakan salah satu program di bidang sumber daya manusia rumah
sakit Islam Ibnu Sina Bukittinggi dalam memberikan pengarahan dan bimbingan serta
persiapan bagi karyawan baru untuk melaksanakan tugas sesuai jenis pekerjaannya.
Program orientasi yang dilakukan mengacu kepada profesionalisme dalam semua aspek
untuk mendorong karyawan baru agar benar-benar terampil dalam bidangnya, memiliki
Ruhul Islam yang utuh dan mampu berdakwah melalui profesinya.
Program orientasi di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Bukittinggi terbagi 2, yaitu:
A. Orientasi Umum
1. Pengertian
Program orientasi umum adalah proses pengenalan secara umum tentang
organisasi rumah sakit, hak dan kewajiban serta tanggung jawab calon karyawan
dilanjutkan dengan pembekalan tentang pasien safety, oleh tim KPRS dan
pencegahan penanggulangan infeksi rumah sakit oleh PPI dan Bantuan Hidup
Dasar serta Ruhul Islam oleh bagian Ruhis.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Agar karyawan baru mengetahui, memahami secara jelas sejarah, falsafah
misi dan tujuan rumah sakit serta peran karyawan untuk mencapainya.
b. Tujuan Khusus
1) Agar karyawan baru memahami secara jelas tentang sejarah, filsafah, misi
dan tujuan rumah sakit Ibnu Sina Bukittinggi.
2) Agar karyawan baru memahami tentang perannya untuk melaksanakan
misi rumah sakit.
3) Agar karyawan memahami tentang hak dan kewajiban serta tanggung
jawabnya.
4) Agar karyawan baru memahami tentang organisasi Rumah Sakit Islam
Ibnu Sina Bukittinggi.
5) Agar karyawan baru memahami tentang lingkungan rumah sakit.
a. Kegiatan Pokok
1) Membuat daftar nama peserta orientasi
2) Koordinasi dengan unit terkait
3) Menyiapkan materi oleh panitia
4) Pre test dan post test
5) Orientasi
b. Materi
1) Keyarsian dan profil rumah sakit oleh direksi
2) Hak dan kewajiban oleh Kabag SDM
3) Ruhul Islam oleh Ka Ruhis
4) Pasien safety dan cuci tangan oleh tim PPIRS
5) BHD oleh tim BHD Rumah Sakit
6) Pengenalan uraian tugas dan SOP oleh unit terkait
4. Cara Pelaksanaan
B. Orientasi Khusus
Program orientasi khusus adalah proses pengenalan seacara khusus tentang
organisasi unit gizi, tanggung jawab, hak dan kewajiban, standar prosedur yang
ada di unit gizi. Orientasi yang ada di unit gizi diberikan kepada ahli gizi dan
pelaksana gizi yang sudah mendapatkan orientasi umum dari bagian diklat.
1. Ahli Gizi
a. Pengertian
Program orientasi khusus adalah proses pengenalan seacara khusus
tentang sistem manajemen sistem penyelenggaraan makanan di unit gizi
hingga manajemen asuhan gizi klinik.
b. Tujuan
1) Tujuan Umum
Agar ahli gizi mengetahui sistem manajemen sistem penyelenggaraan
makanan di unit gizi hingga manajemen asuhan gizi klinik.
2) Tujuan Khusus
Agar ahli gizi sistem perencanaan kebutuhan dan biaya bahan
makanan, pembelian, penerimaan, penyimpanan, persiapan,
pengolahan, hingga pendisitribusian makanan.
2. Pelaksana Gizi
a. Pengertian
Program orientasi khusus adalah proses pengenalan seacara khusus
tentang sistem manajemen sistem penyelenggaraan makanan di unit gizi
b. Tujuan
1) Tujuan Umum
Agar pelaksana gizi mengetahui sistem manajemen sistem
penyelenggaraan makanan di unit gizi.
2) Tujuan Khusus
A. Rapat Rutin
Rapat Rutin diselenggarakan pada:
Waktu : Minggu pertama setiap bulan
Jam : 08.00 s/d selesai
Tempat : Unit Gizi
Peserta : Seluruh Karyawan Unit Gizi
Materi :
1. Evaluasi kinerja unit gizi.
2. Perencanaan dan upaya peningkatan kinerja SDM di unit gizi dan program kerja
3. Rekomendasi dan usulan untuk peningkatan kinerja pelayanan unit gizi
Kelengkapan Rapat : Daftar hadir, notulen rapat, laporan dan komitmen bulanan
B. Rapat Insidentil
Rapat Insidentil diselenggarakan pada :
Waktu : Sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang
perlu dibahas dan diselesaikan segera.
Jam : Sesuai kondisi
Tempat : Unit Gizi
Peserta : Seluruh Karyawan Unit Gizi
Materi : Sesuai dengan masalah yang perlu dibahas.
Kelengkapan rapat : Daftar hadir, notulen rapat, laporan hasil rapat
A. Laporan Harian
Laporan harian yang ada di unit gizi meliputi:
1. Laporan produksi porsi makan
2. Laporan biaya bahan makanan basah
3. Laporan biaya snack karyawan dinas malam
4. Laporan jumlah porsi dan posisi pasien
B. Laporan Bulanan
1. Laporan stock bahan makanan basah dan kering
2. Laporan biaya bahan makanan basah dan kering
3. Laporan produksi porsi makan
4. Laporan jumlah asuhan dan konsultasi gizi
5. Laporan mutu pelayanan
6. Laporan sisa makanan
C. Laporan Tahunan
1. Laporan SDM Unit Gizi
2. Laporan biaya bahan makanan
3. Laporan produksi porsi makan
4. Laporan jumlah asuhan dan konsultasi gizi
5. Laporan inventaris alat
6. Laporan pencapaian program tahunan
Jawablah pertanyaan berikut dengan menyilangi salah satu jawaban yang dianggap
benar!
1. Ilmu gizi adalah :
a. Ilmu yang membahas tentang makanan
b. Ilmu kesehatan makanan
c. Ilmu dan seni yang mempelajari hubungan anatara makanan dan kesehatan
tubuh manusia.
d. Ilmu yang mempelajari cara-cara pengolahan makanan yang baik dan benar.
2. Asuhan Gizi adalah:
a. Kegiatan penyampaian pesan-pesan gizi kepada sekolompok orang.
b. Serangkaian kegiatan yang terstruktur untuk identifikasi kebutuhan gizi dan
kegiatan untuk pemenuhan kebutuhan tersebut.
c. Pendekatan sistematik dalam pemberian pelayanan.
d. Pekerjaan dibidang gizi yang dilaksanakan berdasarkan suatu keilmuan dan
bersifat melayani masyarakat.
3. Data Antropometri untuk menetapkan status gizi adalah, kecuali:
a. Tinggi badan dan Berat badan
b. IMT
c. LILA
d. LALA
4. Angka Metabolisme Basal (AMB) dipengaruhi oleh, Kecuali:
a. Umur
b. Gender
c. TB, BB
d. Aktifitas fisik
5. Rumus menentukan AMB adalah….
a. Semua benar
10. Memotong bahan menjadi potongan yanga lebih tipis dan kecil disebut…..
a. Belah
b. Cincang
c. Iris
13. Bahan makanan yang lebih cepat matang saat direbus adalah…..
a. Toge
b. Daun singkong
c. Wortel
17. Yang dilakukan agar warna buah yang dipotong tidak hitam adalah….
a. Merendam dalam air
b. Merendam dalamair yang di beri sedikit cuka/jeruk nipis
c. Merendam dalam cuka
20. Perbedaan pengolahan sayur acar kuning dengan acar bening adalah pada
bahan….
a. Santan
b. Timun
c. Wortel
SOAL ESSAI
1. Apa yang dimaksud dengan pengolahan makanan?
2. Tujuan pengolahan bahan makanan adalah?
3. Uraikan prosedur kerja pengolahan makanan!
4. Sebutkan dan uraikan metode pemasakan makanan!
5. Apa yang anda lakukan jika masakan anda tidak disukai konsumen?
F. STABILITAS EMOSI 40) Tampak tidak mampu 41) Kadang-kadang terlihat 42) Mampu mengendalikan
mengendalikan diri dan emosional namun masih diri terhadap suatu
mudah terpancing mampu mengendalikan keadaan
keadaan diri
G. KONTAK SOSIAL 43) Tidak menyukai/tertarik 44) Pernah mengikuti 45) Senang mengikuti
kegiatan organisasi kegiatan organisasi berbagai kegiatan
kelompok walaupun hanya organisasi/kelompok
sebagai anggota tanpa mengganggu
aktifitas lain
H. KEPEMIMPINAN 46) Tidak mempunyai 47) Pernah memimpin 50) Pernah memimpin
Pengalaman, pengalaman sebagai suatu organisasi namun beberapa kali suatu
kemampuan pemimpin/tidak berminat dalam ruang lingkup badan atau oragnisasi
koordinasi dengan memimpin orang lain yang besar dalam jangka
(..........................................)