ARTIKEL ILMIAH
Oleh:
Ita Mega Wijayanti
21701082114
Oleh:
Ita Mega Wijayanti
Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Islam Malang
Jalan Mayjen Haryono No. 193, Malang
ABSTRAK
Usaha franchise merupakan sistem usaha yang unik dan terbilang sebagai
model usaha kompetitor. Usaha franchise minuman teh adalah salah satu usaha yang
paling menjanjikan dan selalu memiliki daya tarik tersendiri bagi banyak orang.
Berkembangnya usaha franchise ini merupakan salah satu strategi alternatif bagi
franchisee untuk mengembangkan usaha yang lebih murah dan cepat. Melihat hal
tersebut, tidak sedikit orang mulai menjajal usaha waralaba minuman teh. Begitu
banyak booth-booth penjaja minuman teh dengan berbagai inovasinya tersebar di
kawasan Kota Malang diantaranya minuman Teh Racek, Teh Gopek dan Thai Tea.
Dalam memperebutkan konsumen, pelaku usaha memiliki bentuk persaingan usaha
dan strategi persaingan usaha. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif
deskriptif. Kesimpulan dari penelitian ini ialah masih belum tercapainya strategi
persaingan usaha yang membuat usaha semakin diminati karena masih banyak
strategi-strategi persaingan yang belum ada dalam persaingan minuman teh yang
terjadi di kawasan Kota Malang khususnya di Food Court Mall Dinoyo City
(MDC).
Kata Kunci: Strategi Persaingan, Usaha, Minuman Teh, Waralaba (franchise)
METODE PENELITIAN
Pendekatan Penelitian
Penelitian yang berjudul “Strategi Persaingan Usaha Berbasis Waralaba
(Franchise) Minuman Teh Di Kawasan Kota Malang” ini menggunakan
pendekatan kualitatif deskriptif. Bogdan dan Tailor (dalam Moeleong, 2002:112)
menjelaskan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan. Pendekatan kualitatif memiliki
karakteristik bersikap deskriptif. Data yang dikumpukan diperoleh langsung dari
sumbernya (peneliti menjadi bagian dari instrumen). Penelitian ini menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan yang diperoleh melalui
kegiatan wawancara terkait permasalahan mengenai bentuk persaingan usaha, dan
strategi persaingan usaha berbasis waralaba (franchise) minuman teh di kawasan
Kota Malang.
Fokus Penelitian
Fokus dalam penelitian ini meliputi, (1) bentuk persaingan usaha berbasis
waralaba (franchise) minuman teh di kawasan Kota Malang, (2) strategi
persaingan usaha berbasis waralaba (franchise) minuman teh di kawasan Kota
Malang
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat peneliti memperoleh data penelitian.
Penelitian ini berlokasi di Food Court Mall Dinoyo City. Alasan pemilihan lokasi
ini dikarenakan lebih dekat dengan tempat tinggal, mudah dijangkau dan
ekonomis.
PEMBAHASAN
Bentuk Persaingan Usaha Berbasis Waralaba (Franchise) Minuman Teh Di
Kawasan Kota Malang
Waralaba adalah terjemahan dari kata franchise dimana menurut Peraturan
Pemerintah RI No. 16 Tahun 1997, pengertian waralaba adalah suatu bentuk kerja
sama dimana pemberi waralaba memberikan izin kepada penerima waralaba untuk
hak intelektualnya, seperti nama, merek dagang produk dan jasa, dan sistem
operasi usahanya. Berkembangnya bisnis waralaba menjadi minat seseorang untuk
memulai usaha dengan modal usaha yang relatif rendah. Di Kota Malang, bisnis
waralaba mulai berkembang seperti bisnis waralaba minuman teh. Minuman teh
menjadi minuman yang kerap dikonsumsi oleh berbagai kalangan. Rasanya yang
nikmat pun dapat diterima oleh lidah semua orang. Apalagi teh dipercaya
memiliki kandungan yang baik bagi tubuh manusia. Tidak heran, usaha minuman
teh kini mulai menjamur.
Melihat hal tersebut, tidak sedikit orang mulai menjajal bisnis waralaba
minuman teh. Begitu banyak booth-booth penjaja minuman teh dengan berbagai
inovasinya tersebar di kawasan Kota Malang. Ada pun merek-merek minuman teh
di Kota Malang yang saat ini sedang berkembang yaitu Teh Racek, Teh Gopek,
dan Teh khas Thailand atau yang lebih dikenal dengan sebutan Thai Tea.
Berdasarkan tingkatan persaingan pasar, bentuk persaingan dapat digolongkan
menjadi empat tingkatan, yaitu:
1. Persaingan bentuk produk (product form competition)
Persaingan bentuk produk merupakan pandangan yang paling sempit,
mengejar segmen pasar yang sama, dan fitur-fitur mereka juga memiliki
kesamaan (Sari, 2017:136). Implikasinya adalah perusahaan harus
meyakinkan pelanggan bahwa merek perusahaan lebih baik daripada merek
yang lain dengan bentuk produk.
2. Persaingan kategori produk (product category competition)
Persaingan kategori produk merupakan tingkatan kedua dari persaingan.
Persaingan ini didasarkan pada produk atau dengan fitur-fitur yang sama.
Kategori produk disebut juga industri (Sari, 2017:136). Implikasinya adalah
perusahaan harus meyakinkan pelanggan bahwa bentuk produknya
merupakan yang terbaik dalam kategorinya.
3. Persaingan generik (generic competition)
Persaingan generik merupakan tingkatan ketiga dari persaingan. Persaingan
ini berfokus pada produk substitusi. Pasar didefinisikan sebagai produk atau
jasa yang memenuhi kebutuhan pelanggan yang sama (Sari, 2017:136).
Implikasinya adalah perusahaan harus meyakini pelanggan bahwa kategori
produknya adalah yang terbaik dan memuaskan kebutuhan.
4. Persaingan anggaran (Budget competition)
Persaingan anggaran merupakan tingkatan persaingan yang paling luas.
Persaingan ini melibatkan semua produk dan jasa yang bersaing untuk
memperebutkan uang dari pelanggan yang sama (Sari, 2017:136).
Implikasinya adalah perusahaan harus meyakinkan pelanggan bahwa manfaat
dari produk generik ini merupakan cara yang paling sesuai untuk
menggunakan anggaran yang ada.
PENUTUP
Simpulan
Dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa bisnis waralaba
(franchise) minuman teh di kawasan Kota Malang menjadi minat seseorang untuk
memulai usaha dengan modal usaha yang relatif rendah. Dalam memperebutkan
konsumen, pelaku usaha memiliki bentuk persaingan usaha dan strategi
persaingan usaha. Bentuk persaingan usaha memiliki empat tingkatan, yaitu
persaingan bentuk produk, persaingan kategori produk, persaingan generik, dan
persaingan anggaran. Sedangkan strategi persaingan yang dilakukan diantaranya
dengan memberikan berbagai macam rasa yang berbeda yaitu rasa buah-buahan,
coklat, dan capucino serta kemasan yang terdiri dari bentuk, warna, gambar, label
yang berpengaruh positif dengan tujuan menarik konsumen.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, terkait dengan penelitian yang dilakukan
serta arah penelitian yang akan datang, maka peneliti memberikan saran sebagai
berikut:
1. Bagi pelaku usaha
a. Untuk strategi harga sebaiknya lebih disesuaikan dengan pelaku usaha
lainnya agar konsumen juga tertarik untuk membeli produk yang dinilai
memiliki harga sesuai budget yang dimilikinya.
b. Untuk strategi promosi sebaiknya pelaku usaha lebih banyak
menyebarkan brosur produk minuman teh secara langsung ke konsumen
sehingga konsumen mengetahui akan produk minuman teh yang dijual.
2. Bagi peneliti lain
Bagi penelitian jika ingin mengkaji, sebaiknya dilakukan lebih mendalam lagi
tentang strategi persaingan usaha berbasis waralaba (franchise), dan
melakukan wawancara lebih mendalam dan lebih lama waktunya sehingga
bisa memberikan kotribusi lebih terhadap segala aspek tentang strategi
persaingan usaha berbasis waralaba (franchise).
DAFTAR RUJUKAN
Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Indeks Kelompok
Gramedia.
Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Sari, Christina Ariadne Sekar. 2017. Teknik Mengelola Produk dan Merek.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.