Pendahuluan
Agama yahudi sebagai agama samawi, yakni agama yang diturunkan oleh
Tuhan, dari kata samawi bisa dikatakan sama dengan Islam juga Kristen. Menurut
sejarah yang terungkap, agama yahudi adalah hasil dari keturunan nabi musa as,
dimana islam adalah kaum nabi Muhammad saw dan Kristen adalah kaum nabi
isa as, namun ini adalah segi esensi yang sama sekali tidak bisa disamakan dari
segi apapun. Kesamaan sama sekali tidak berpihak pada setiap agama sekalipun,
walupun sekilasnya memiliki kemiripan yang hampir saja mirip serta perbedaan
yang menjadi dasar bagi umatnya masing-masing.
Tak dapat dipungkiri bahwa Agama yahudi dikenal sebagai agama digdaya
penguasa dunia yang tak kasat mata serta merta pula tak diketahui keberadaan
pastinya, bilamana saat ini mereka sudah mengambil alih sebagian wilayah
palestina, mana mungkin suatu kelompok mampu menguasai suatu wilayah tanpa
persiapan yang matang, sebuah tekad dan sudah menjadi keinginan mereka sejak
dahulu kala. Lain daripada itu, sebuah misi pastilah takkan harap munculnya tanpa
adanya suatu anjuran, perintah maupun ajaran. Sekarang kita beralih pada ajaran
dasar agama yahudi itu sendiri, yang menjadi acuan atas segala yang mereka
laksanakan dan terealisasikan oleh waktu. Lantas bagaimana cara memahami
kitab suci tersebut? Apakah kandungannya? Apakah kitab suci tersebut
mengandung kemurnian ajaran dari Tuhan? Atau hanya buatan makhluk yang tak
sepadan dengan Tuhan?
Kitab suci, dari namanya dapat diketahui bahwa kitab tersebut memiliki
nilai kemurnian serta kesucian tanpa ada hal-hal yang mampu mengotorinya.
Kitab sendiri secara harfiah memiliki makna menulis, tulisan, sesuatu yang
tertulis.1sehingga dapat diambil kesimpulan dari makna tersebut bahwa ia adalah
1 Imam Ibnu Hazmi Andalusy, 2004, Tauratul-l Yahudi, Darul Qolam, Damaskus, h. 24
1
kumpulan tulisan, sedangkan suci sendiri memiliki makna kemurnian tanpa
adanya hal-hal yang mampu mengotorinya jauh dari kekurangan dan kecacatan.2
3 Imam Ibnu Hazmi Andalusy, 2004, Tauratul-l Yahudi, Darul Qolam, Damaskus, h. 24
4 Ibid, h. 24
5 Ibid, h. 32
2
yang mana di dalamnya terkandung peringatan atas kehendak Allah dan wasiat-
wasiatNya.6
Secara umum, penjelasan kitab suci sendiri merupakan kitab yang mejadi
landasan suatu kaum maupun umat yang menganutnya serta menjadi pedoman
atas segala maslahah yang dihadapi suatu kaum, karena begitu agungnya dan
dianggapnya tidak memiliki kesalahan maupun kecacatan sedikit pun maka
disebutlah kitab suci, sebuah kitab suci suatu umat yang berbeda dan beragam atas
pendapat dan pemikiran yang berbeda pula.
Kitab suci seringkali dikaitkan dengan agama, karena memang dari agama
itulah sebuah kitab yang diyakini kesuciannya hadir, oleh karenanya kitab tersebut
adalah kitab yang patut dihormati karena kandungan isinya yang memiliki nilai
penting yang tinggi diturunkan langsung oleh Tuhan. Maka hendaknya seluruh
manusia menjaga kemurniannya, agartak tercemar oleh pemikiran manusia itu
sendiri, karenanya tak melebihi pengetahuan bahkan tak sampai pada
pengetahuanNya.
Sama halnya dengan agama Islam dan Kristen, bahwa kitab suci adalah
kitab yang diturunkan oleh Tuhan. Namun, dari berbagai pengertian yang
mewujud dalam perspektif agama yahudi itu sendiri, hanyalah segelintir
pengertian yang memiliki artian inti bahwa kitab suci adalah kitab yang
diturunkan oleh tuhan ,yakni taurat atau dikenal dengan torah maupun dalam
bahasa yunani disebut Pentateuch.7 Torah sendiri berasal dari kata kerja bahasa
ibrani yaitu yarah yang berarti memberi pengajaran, mengajarkan, menunjukkan.
Sehingga kata torah dapat dimaknai sebagai sebuah ajaran maupun instruksi,
ajaran dari ibu, ayah maupun Tuhan.
6 David M. Carr, 2010, An Introduction To The Old Testament: Sacred Text and Imperial Contexts of
the Hebrew Bible, Wiley-Blackwell Publication, UK, H. 3
3
Dalam perspektif islam pun terdapat pengertian daripada taurat yang
diyakini sebagai kitab-kitab Allah SWT dan termasuk dari rukun iman ketiga
setelah malaikat. Sekilas Taurat bermakna syariat, dan ajaran-ajaran agama, 8
dengan artian kitab yang diwahyukan Allah SWT kepada Nabi Musa AS yang
memiliki kandungan syariat serta ajaran-ajarang tentang agama.
Disisi lain, terdapat perselisihan antara Talmud dengan kitab nabi dan
tulisan, karena dalam beberapa referensi, kitab nabi dan tulisan juga merupakan
komentar-komentar atas torah. Sehingga dapat disimpulkan pula bahwa banyak
sekali kitab yang mengandung komentar atas torah. Sebagai cerminan atas umat
yang menganutnya terkenal komentator terhadap Tuhan.
Atas segala aspek yang telah tertera, dapat diambil kesimpulan bahwa
kitab suci menurut agama yahudi disini bukan hanya sekedar kitab yang diturukan
8 David M. Carr, 2010, An Introduction To The Old Testament: Sacred Text and Imperial Contexts of
the Hebrew Bible, Wiley-Blackwell Publication, UK, H. 3
9 Barry L. Bandstra, 2008, Reading The Old Testament: Introduction To The Hebrew Bible Fourth
edition, Cengange Learning, USA, h. 16
10 Michael Coogan, 2008, The Old Testament: A Very Short Introduction, Oxford University Press,
UK, h. 4-6
4
oleh Tuhan, melainkan kitab yang bisa saja dianggap suci dan memiliki
kandungan yang agung sehingga ia masuk kriteria kitab yang suci.
Berbeda cerita dan pandangan dengan islam, bahwa kitab yang benar-
benar suci adalah kitabullah ta’ala, karena merupakan kalamullah yang berisi
tentang segala dasar kehidupan manusia yang menjadi landasan segala maslahah.
Sehingga apapun yang terjadi sudah tertulis di dalamnya, entah yang sudah terjadi
maupun yang akandatang.11
Sehingga dapat diambil kesimpulan pula dalam perspektif islam, bahwa ini
memang benar kitab samawi yang perlu kita imani adanya, namun untuk taurat
yang sekarang ini belum ditemukan kepastian adanya sanad yang berhubung
hingga nabi Musa AS. Dan dapat diketahui pula bahwa memang benar kitab yang
kita jadikan pedoman saat ini memang kitab pelengkap bagi kitab sebelumnya,
11 Ala’uddin Al-Baajiy, 2007, Kitaabun ‘alat-taurah awir-Roddi ‘alal-Yahud ( a Book about The
Torah), Dar Al-Kotob Al-Ilmiyah, Lebanon, h. 4
12 Barry L. Bandstra, 2008, Reading The Old Testament: Introduction To The Hebrew Bible Fourth
edition, Cengange Learning, USA, h. 2-5
13 David M. Carr, 2010, An Introduction To The Old Testament: Sacred Text and Imperial Contexts
of the Hebrew Bible, Wiley-Blackwell Publication, UK, h. 3
5
sebagaimana dijelaskan bahwa kitab taurat hanya menjelaskan dari awal sebelum
bumi diciptakan hingga bumi diciptakan, padahal masih terdapat banyak nabi
lainnya setelahnya.
Hingga saat ini pula, di kalangan umat yahudi belum diketahui pasti
siapakah yang menyusun kitab torah, karena menurut mereka apabila musa as
sendiri yang menulis kemungkinan kecil karena kitab itu sendiri mengisahkan
hingga kematian musa as lantas bagaimana beliau hendak menulis? inilah yang
menjadi permasalan diragukan keaslian daripada taurat yang ada saat ini. Karena
belum adanya kejelasan atas sanad yang jelas kepada nabi musa as.
Kedua, ada penulis dan editor teks kitab tersebut, atas dasar proses
konstruksi lisan kemudian komposisi tertulis lalu dilakukan pengerjaan ulang dan
mengedit, memudahkan revisi-revisi yang dikehendaki. Ketiga, berbagai peristiwa
dan gagasan yang dapat dijadikan rujukan atas dasar referensi yang masuk akal
dengan tujuan memulihkan makna asli teks sebaik mungkin dan diperlukan untuk
memanggil histiograf, arkeolog, sosiolog dan analisis sastra.
Keempat, pembaca teks karena teks takkan berarti apa-apa tanpa pembaca.
Cara membacanya pun beragam tergantung pada latar belakang masing-masing
individual, dimana audiens merupakan faktor penting dalam proses membaca
karna darisana terdapat pengaruh bagaimana makna teks diperoleh. Keempat
komponen inilah yang disebut dengan segitiga hermeneutika. Dimana teks adalah
komponen utama dalam proses pembacaan yang dilengkapi oleh penulis, editor
dan berbagai referensi yang masuk akal.
6
kaumnya Bani Israil. Yang diturunkan di bukit Sinai, dan dimana setelah
kepulangannya sebagian besar kaum sudah berpaling menyembah sapi, seperti
yang dikisahkan dalam Kitab Suci Al-Quran.
1. I am the Lord your God, who brought you out of the land of
Egypt, out of the house of bondage
2. You shall have no other gods before me. You shall not make
yourself a graven image
3. You shall not take the name of the Lord your God in vain
4. Remember the Sabbath day, to keep it holy
5. Honour your father and your mother
6. You shall not kill
7. Youshall not commit adultery
8. You shall not steal
9. You shall not bear false witness against your neighbor
10. You shall not covet your neighbour’s house anything that is
your neighbours. (Exod. 20: 2-17)14
Penutup
14 Joan Comay, 2002, Who’s who In The Old Testament, Routledge, London, h. 290-291
7
Kitab utamanya sendiri adalah tanakh atau perjanjian lama yang mana merupakan
kumpulan daripada tiga kitab, yakni kitab taurat atau torah dalam bahasa ibrani
maupun Pentateuch dalam bahasa yunani, kitab dan kitab tulisan. Dan masih
terdapat pula lain daripada itu tetapi tidak masuk dalam kriteria kitab samawi.
Dari segala penjelasan yang telah tertera, menurut perspektif islam benar
adanya bahwa kitab taurat merupakan kitab samawi karena mengandung
penjelasan sejarah sebelum bumi tercipta hingga kematian Nabi Musa AS. Inilah
yang wajib diimani dalam lingkup rukun iman yang ketiga dan termasuk daripada
salah satu kitabullah.
Daftar Pustaka
Andalusy, Imam Ibnu Hazmi 2004, Tauratul-l Yahudi, Darul Qolam, Damaskus
Carr, David M. 2010, An Introduction To The Old Testament: Sacred Text and
Imperial Contexts of the Hebrew Bible, Wiley-Blackwell Publication, UK
Coogan, Michael 2008, The Old Testament: A Very Short Introduction, Oxford
University Press, UK
8
Al-Baajiy, Ala’uddin 2007, Kitaabun ‘alat-taurah awir-Roddi ‘alal-Yahud ( a
Book about The Torah), Dar Al-Kotob Al-Ilmiyah, Lebanon
Comay, Joan 2002, Who’s who In The Old Testament, Routledge, London