Modul Pembayaran
Modul Pembayaran
6) Validator melakukan validasi SPP secara sistem dan menandatangani SPP jika data
rekaman sesuai dengan hardcopy SPP;
Mencetak SPM;
2) Approver menerima dan memeriksa SPM berikut dokumen pendukung sesuai dengan
ketentuan;
Dalam hal SPM telah diterbitkan SP2D oleh KPPN, satker melakukan pencatatan
SP2D. Pencatatan SP2D dilakukan melalui unggah data nomor
SP2D secara otomatis dari Database SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran
Negara).
SPBy atau Surat Perintah Bayar adalah bukti perintah dari PPK kepada Bendahara
Pengeluaran/BPP untuk mengeluarkan uang persediaan yang dikelola oleh
Bendahara Pengeluaran/BPP sebagai pembayaran kepada pihak yang dituju. SPBy
ini merupakan dokumen dasar untuk pengeluaran kuitansi oleh Bendahara. SPBy
dibuat melalui modul pembayaran oleh Operator, kemudian divalidasi oleh PPK.
1) Pencatatan RPD dilakukan terhadap SPM yang masuk dalam klasifikasi transaksi
besar mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 197/PMK.05/2017 tentang
Rencana Penarikan Dana, Rencana Penerimaan Dana dan Perencanaan Kas wajib
memiliki Rencana Penarikan Dana (RPD) Harian.
3) Deskripsi/Uraian pengeluaran.
2) Operator memilih transaksi yang akan dilakukan koreksi dan mengubah data sesuai
dokumen pendukung;
5) Validator memeriksa SPP Koreksi dan dokumen pendukung kepada sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
7) Validator melakukan validasi secara sistem jika dokumen pendukung sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan data sesuai dengan hardcopy SPP Koreksi;
10) Operator mencetak SPM Koreksi sesuai format SPM yang dikoreksi;
12) Approver melakukan validasi secara sistem dan menandatangani SPM Koreksi;
13) Approver membuat ADK Koreksi dan menandatangani SPM Koreksi, serta
memerintahkan Operator untuk menatausahakan dokumen pendukung;
Untuk penyesuaian sisa pagu DIPA pada SAKTI dilakukan dengan penerbitan
SPM Pengembalian Belanja dengan mekanisme sebagai berikut:
5) Validator melakukan validasi secara sistem jika data rekaman sesuai dengan
UP tunai, yaitu UP yang diberikan dalam bentuk uang tunai diberikan kepada
Bendahara Pengeluaran/BPP melalui rekening BPP yang sumber dananya berasal dari
rupiah murni. Besaran UP tunai sebesar 60% (enam puluh persen) dari besaran UP.
UP kartu kredit pemerintah, yaitu uang muka kerja yang diberikan dalam
bentuk batasan belanja (limit) kredit kepada BPP yang penggunaannya dilakukan
dengan kartu kredit pemerintah untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari
Satker atau membiayai pengeluaran yang menurut sifat dan tujuannya tidak mungkin
dilakukan melalui mekanisme pembayaran LS dengan UP Tunai. Besaran UP kartu
kredit pemerintah sebesar 40% (empat puluh persen) dari besaran UP. KPA mengajukan
UP kepada KPPN sebesar kebutuhan operasional Satker dalam 1 (satu) bulan yang
direncanakan melalui UP. Pemberian UP diberikan paling banyak: Rp 100.000.000
(seratus juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa dibayarkan melalui UP sampai
dengan Rp 2.400.000.000 (dua miliar empat ratus juta rupiah); Rp 200.000.000 (dua
ratus juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa dibayarkan melalui UP di atas
Rp2.400.000.000 (dua miliar empat ratus juta rupiah) sampa1 dengan Rp 6.000.000.000
(enam miliar rupiah); atau Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah) untuk pagu jenis
belanja yang bisa dibayarkan melalui UP di atas Rp6.000. 000.000 (enam miliar
rupiah). KPA dapat mengajukan TUP kepada Kelapa KPPN dalam hal sisa UP pada
BPP tidak cukup tersedia untuk mebiayai kegiatan yang sifatnya mendesak/tidak dapat
ditunda. Syarat penggunaan TUP: Digunakan dan dipertanggungjawabkan paling
lama 1 (satu) bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan; dan Tidak digunakan untuk
kegiatan yang harus dilaksanakan dengan pembayaran LS.
TUP harus dipertanggungjawabkan dalam waktu 1 (satu) bulan dan dapat
dilakukan secara bertahap. Dalam hal selama 1 (satu) bulan sejak SP2D TUP diterbitkan
belum dilakukan pengesahan dan pertanggungjawaban TUP, Kepala KPPN
menyampaikan surat teguran kepada KPA. dan apabila TUP memiliki sisa yang tidak
habis digunakan, maka harus disetorkan ke Kas Negara paling lambat 2 (dua) hari kerja
setelah batas waktu berakhir.
secara penuh:
3) Data NRS dan NRK yang diperoleh satker tersebut kemudian dipergunakan
oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sebagi salah satu input (masukan) dalam
pembuatan Resume Tagihan (RT). Resume Tagihan adalah data SPP yang dikirimkan
ke KPPN untuk dicatatkan dalam SPAN. Proses ini digunakan dalam SPAN sebagai
penerapan akuntansi akrual, dimana tagihan yang dikirimkan dicatatkan atau diakui
sebagai hutang (liability). RT yang telah dilengkapi dengan data NRS dan atau NRK
(khusus untuk kontrak), kemudian disampaikan ke KPPN. Dalam RT tersebut, Satker
juga wajib mencantumkan waktu jatuh tempo tagihan (payment term).
6) KPPN menerima dan melakukan pengujian secara sistem, data SPM dengan
datanResume Tagihan dengan mempergunakan NT yang tertera pada SPM.
Tagihan (SPPT) pada hari yang sama atau satu hari setelah penyampaian SPM
ke KPPN. Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) oleh KPPN dilakukan pada
saat tagihan jatuh tempo.
5) Daftar SP2D.
D. Jenis Dokumen Pembayaran
Pembayaran TERMIN kontrak (selain Uang Muka Kontrak dan Release Retensi)
Aplikasi penarikan dana yang diterbitkan oleh KPPN kepada Pemberi PHLN
untuk membayar langsung kepada rekanan/pihak yang dituju.
Pembayaran hak gaji pegawai yang belum dibayar di gaji induk atau gaji susulan
• 223 GAJI SUSULAN
Pembayaran gaji pegawai sebagai susulan atas gaji induk yang sudah terlanjur
atas jasa pelayanan Penerimaan Negara untuk setiap Kode Billing yang berhasil
Pemberian Imbalan Bunga Bea Perolehan atas Tanah dan Bangunan kepada
Wajib Pajak
Uang muka kerja dalam jumlah tertentu yang diberikan kepada Bendahara
Pengeluaran untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari Satker ,atau
Uang muka kerja dalam jumlah tertentu yang diberikan kepada Bendahara
• 313 GUP
Pertanggungjawaban atas UP
• 315 GUP KP
• 411 SPM-KP-PAJAK
• 412 SPM-KP-PBB
• 413 SPM-KP-BPHTB
Pembayaran Kembali Kelebihan Pembayaran Bea Perolehan Hak Atas Tanah
Dan Bangunan
• 414 SPM-P-BMDAB
• 415 SPM-P-BMC
Pengembalian bea masuk dan/atau cukai yang telah dibayar atas impor barang
dan bahan untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang lain dengan tujuan untuk
diekspor.
• 431 SPMKC
• 432 SPMKPE
• 541 BM DTP
• 542 P DTP
Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Atas Pajak Ditanggung Pemerintah
a. Aplikasi
Setiap akan melakukan pembayaran penghasilan PPNPN bulanan, Operator
harus membuat DPP PPNPN dalam aplikasi SAS. Atas proses tersebut akan
terbentuk ADK PPNPN untuk diserahkan ke KPPN bersamaan dengan cetak
SPM, serta ADK Lampiran SPP SAKTI untuk pembuatan SPP.
Aplikasi SAKTI digunakan untuk membuat SPP, SPM sampai terbit SP2D.
Karena jumlah PPNPN dalam satu instansi jumlahnya banyak, maka SPM
yang diajukan adalah SPM LS-Banyak Penerima.
b. Arsitektur