Etika Profesi Pertambangan
Etika Profesi Pertambangan
Etika Profesi menurut sepengetahuan saya adalah sikap yang menjadikan kepribadian baik
dalam profesi tersebut agar masyarakat menerima peranan seseorang dalam bermusyawarah
terhadap lingkungan sekitar. salah satu contoh : seorang pegawai atau pekerja petugas PLN,
ingin mengecek nilai muatan listrik pada saklar. kemudian pegawai tersebut sebelum memeriksa
saklar, pegeawai tersebut meminta izin kepada pemilik rumah dengan sapaan dan permohonan
izin untuk memeriksa saklar pada pemilik rumah.
dari contoh diatas bukankah cukup jelas, dengan inti penjelasan seputar Etika Profesi si pegawai
PLN menunjukan sikap ramah dan sopan terhadap masyarakat saat pegawai tersebut melakukan
tugas profesinya yaitu pemeriksaan muatan listrik pada saklar tiap rumah dilingkungan
masyarakat.
Kode etik terhadap suatu profesi atau pekerjaan menurut saya yautu sistem norma, nilai-
nilai atau peraturan yang telah di patenkan terhadap suatu perusahaan terhadap
pegawai/lingkungan kerja/lingkungan masyarakat dan tata cara bekerja. salah satu contoh : suatu
perusahaan menegaskan tentang cara bekerja yang baik atau bisa di sebutkan dengan pedoman
"work instruction (W.I)" didalam WI tersebut menjelaskan tentang cara bekerja dengan baik dan
teratur serta aman dari resiko kecelakaan kerja dan semua pegawai diwajibkan untuk mengikuti
prosedur tersebut. kemudian penerapan dalam lingkungan masyarakat, dalam suatu perusahaan
tambang pasti adanya proses peleburan yang berdampak mengeluarkan gas beracun terhadap
lingkungannya, namun aset perusahaan telah merekomendasikan masalah tersebut dengan
melakukann sistem sumber daya udara dalam proses penyaringan udara agar gas tersebut
meminimalisasikan racun yang bersebaran.
dari contoh diatas inti penjelasannya suatu perusahaan pasti membuat suatu peraturan yang
dirangkum dalam pedoman sehingga profesi yang dilakukan pada pegawai-pegawainya tidak
merusak nilai-nilai pencitraan terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.
http://putramhelanus.blogspot.co.id/2014/04/etika-profesi-dan-kode-etik-terhadap.html
Profesional Pertambangan dan
Perlindungan Publik
Budi Santoso
Pasar terbuka Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) resmi berlaku akhir tahun 2015. Indonesia
mulai disibukkan dengan bagaimana melindungi dan mengangkat produk dan jasa nasional ke
dalam zona ekonomi tersebut. Era globalisasi ditandai dengan mulai berkurangnya pengaruh batas
negara. Masyarakat menuntut semua produk dan jasa memenuhi aspek transparansi, standardisasi
dan akuntabilitas. Profesionalisme menjadi tuntutan masyarakat berkaitan dengan semua aspek
tersebut.
Profesional berasal dari kata profesi, pekerjaan yang awalnya hanya terkait dengan pendeta
pelayan masyarakat. Namun, saat ini pemahaman arti profesi telah bergeser dan meluas menjadi
pekerjaan apa pun yang dapat menghidupi (bukan sambilan). Profesimenjadi sebuah pekerjaan
yang menuntut kompetensi atau keahlian tertentu, dan yang memiliki kesadaran moral profesi
atau yang dikenal sebagai etika profesi. Semua pekerjaan dari kelompok terorganisir yang
menyebut dirinya profesional selalu memiliki kode etik, baik profesi insinyur, dokter, atlit,
akuntan dan lain-lain. Mengapa kode etik dalam pekerjaan profesional sangat penting? Karena
dalam menjalankan tugasnya seorang profesional tidak hanya sekedar memenuhi standar minimal
atau memenuhi kebutuhan pasar, namun wajib melampauinya dan memberikan pilihan terbaik
walaupun tidak diminta. Selain itu, pekerjaan keinsinyuran banyak pula melibatkan judgment atau
diskresi pelakunya dalam memberikan hasil kerja terbaik, yang bahkan lebih mengarah kepada
subyektivitas.
Pekerjaan seorang profesional melekat secara pribadi, artinya setiap produk pekerjaan
keinsinyuran, selama masih dipergunakan, tanggung gugat dan tanggung jawabnya tetap melekat
pada profesional tersebut walaupun ia sudah berganti perusahaan. Persaingan ke depan tak hanya
sekedar kompetensi tetapi juga integritas. Dengan demikian harapan publik terhadap produk
keinsinyuran tersebut dapat terlindungi. Melalui integritas akan terbangun sebuah reputasi yang
dapat membangkitkan kepercayaan masyarakat, baik terhadap profesi keinsinyuran maupun
terhadap profesional itu sendiri.***
https://pii.or.id/profesional-pertambangan-dan-perlindungan-publik
Pengertian Etika, Profesi, Etika Profesi
dan Kode Etik Profesi
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu “Ethikos” yang berati timbul
dari kebiasaan, adalah cabang utama dari filsafat yang mempelajari nilai atau
kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika
mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk dan
tanggung jawab.
Berikut ini merupakan dua sifat etika, yaitu :
Asosiasi Profesional
Merupakan suatu badan organisasi yang biasanya diorganisasikan oleh
anggota profesi yang bertujuan untuk meningkatkan status para anggotanya.
Ujian Kompetisi
Sebelum memasuki organisasi profesional, biasanya ada persyaratan untuk
lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoretis.
Pelatihan institutional
Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan
istitusional dimana calon profesional mendapatkan pengalaman praktis
sebelum menjadi anggota penuh organisasi. Peningkatan keterampilan
melalui pengembangan profesional juga dipersyaratkan.
Lisensi
Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya
mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.
Otonomi kerja
Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretis mereka
agar terhindar adanya intervensi dari luar.
Kode etik
Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan
prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.
Mengatur diri
Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri tanpa campur
tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih senior, praktisi
yang dihormati, atau mereka yang berkualifikasi paling tinggi.
Pengertian Profesi
Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau keterampilan dari pelakunya. Biasanya
sebutan “profesi” selalu dikaitkan dengan pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh seseorang, akan tetapi tidak
semua pekerjaan atau jabatan dapat disebut profesi karena profesi menuntut keahlian para pemangkunya. Hal ini
mengandung arti bahwa suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang
orang, akan tetapi memerlukan suatu persiapan melalui pendidikan dan pelatihan yang dikembangkan khusus untuk
profesi itu.
Pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam adalah sebuah profesi
sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi.Profesi
memiliki mekanisme serta aturan yang harus dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan kebalikannya, pekerjaan
tidak memiliki aturan yang rumit seperti itu. Hal inilah yang harus diluruskan di masyarakat, karena hampir semua
orang menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama.
1. Tanggung jawab
Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya.
2. Keadilan
3. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.
4. Prinsip Kompetensi,melaksanakan pekerjaan sesuai jasa profesionalnya, kompetensi dan ketekunan
5. Prinsip Prilaku Profesional, berprilaku konsisten dengan reputasi profesi
6. Prinsip Kerahasiaan, menghormati kerahasiaan informasi
Para pakar ilmu kognitif telah menemukan bahwa teknologi mengambil alih fungsi mental manusia, pada saat yang
sama terjadi kerugian yang diakibatkan oleh hilangnya fungsi tersebut dari kerja mental manusia. Perubahan yang
terjadi pada cara berfikir manusia sebagai akibat perkembangan teknologi sedikit banyak berpengaruh terhadap
pelaksanaan dan cara pandang manusia terhadap etika dan norma dalam kehidupannya.
Etika profesi merupakan bagian dari etika sosial yang menyangkut bagaimana mereka harus menjalankan profesinya
secara profesional agar diterima oleh masyarakat.Dengan etika profesi diharapkan kaum profesional dapat bekerja
sebaik mungkin, serta dapat mempertanggungjawabkan tugas yang dilakukan dari segi tuntutan pekerjaannya.
Profesionalisme
Profesionalisme merupakan komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuannya secara terus
menerus.“Profesionalisme” adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentuk komitmen dari para
anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya.Alam bekerja, setiap
manusia dituntut untuk bisa memiliki profesionalisme karena di dalam profesionalisme tersebut terkandung
kepiawaian atau keahlian dalam mengoptimalkan ilmu pengetahuan, skill, waktu, tenaga, sember daya, serta sebuah
strategi pencapaian yang bisa memuaskan semua bagian/elemen.Profesionalisme juga bisa merupakan perpaduan
antara kompetensi dan karakter yang menunjukkan adanya tanggung jawab moral.
Etika Profesi di Bidang Teknik Mesin
Etika dalam bidang Teknik Mesin yaitu merupakan suatu prinsip-prinsip atau aturan prilaku di dalam bidang Teknik
Mesin yang bertujuan untuk mencapai nilai dan norma moral yang terkandung di dalamnya. Sedangkan Profesi
dalam bidang teknik Mesin dapat diartikan sebagai pekerjaan , namun tidak semua pekerjaan adalah profesi. Sebuah
profesi akan dapat dipercaya dunia industri ketika kesadaran diri kita yang kuat menjunjung tinggi nilai etika
profesi kita di dunia industri maupun di sekitar kita. Jadi dapat di katakan etika profesi yaitu batasan-batasan untuk
mengatur atau membimbing prilaku kita sebagai manusia secara normatif. Kita harus mengetahui apa yang harus
dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Karena semuanya itu sangat berpengaruh bagi kita sebagai
mahasiswa teknik mesin yang seharusnya mempunyai etika yang bermoral baik.
Sebagai insinyur untuk membantu pelaksana sebagai seseorang yang professional dibidang keteknikan supaya tidak
dapat merusak etika profesi diperlukan sarana untuk mengatur profesi sebagai seorang professional dibidangnya
berupa kode etik profesi.Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi tersebut.Kode etik profesi
memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan.Maksudnya bahwa
dengan kode etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dia lakukan dan yang tidak
boleh dilakukan.
Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan.Maksudnya
bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti
pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja
(kalanggan sosial).
Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam
keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau
perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.
Di Indonesia dalam hal kode etik telah diatur termasuk kode etik sebagai seorang insinyur yang disebut kode etik
insinyur Indonesia dalam “catur karsa sapta dharma insinyur Indonesia. Dalam kode etik insinyur terdapat prinsip-
prinsip dasar yaitu:
Sumber :
[1] Brooks, Leonard J. 2007. Etika Bisnis & Profesi, Edisi 5. Penerbit Salemba Empat
[2] http://alfianmuzaki.blogspot.com/2014/10/pengertian-etika-profesi-etika-profesi.html
[3] http://rusman-buru.blogspot.com/2012/06/makalah-etika-profesi-seorang-insinyur.html
[4] http://m-roiful.blogspot.com/2014/10/tugas-3-pengertian-etika-profesi.html
[5] http://www.pendidikanku.net/2015/07/pengertian-etika-pengertian-profesi-pengertian-etika-profesi-
pengertian-profesionalisme.html
Regulasi dan Kode Etik Pertambangan
Sebagai Landasan Menciptakan
Kemandirian dan Kesejahteraan
2 Januari 2014 23:31 Diperbarui: 24 Juni 2015 03:13 586 0 1
Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam yang amat luar biasa.
Kekayaan bioderversitasIndonesia merupakan yang tertinggi kedua di dunia setelah Brazil.
Tingginya tingkat bioderversitasIndonesia ditunjukan dengan adanya 10% dari tanaman
berbunga di dunia, dapat ditemukan di Indonesia, kemudian 12% dari mamalia, 16% dari hewan
reptile, 17% dari burung, 18% dari jenis terumbu karang dan 25% dari hewan laut. Dalam
bidang agriculture Indonesia juga dikenal atas kekayaan tanaman perkebunannya seperti, biji
coklat, karet, kelapa sawit, cengkeh dan bahkan kayu yang banyak menempati urutan atas dari
segi produksinya di dunia. Sumber kekayaan Indonesia tidak terbatas pada kekayaan hayati saja.
Berbagai daerah di Indonesia juga dikenal sebagai penghasil berbagai bahan tambang. Seperti
petroleum, timah, gas alam, nikel, tambang, bauksit, batu bara, emas dan perak. Kekayaan alam
Indonesia yang melimpah terbentuk oleh beberapa faktor. Dilihat dari faktor astronomi,
Indonesia terletak pada daerah tropis yang memiliki curah hujan tinggi sehingga banyak jenis
tumbuhan yang bisa hidup di Indonesia. Kemudian dilihat dari segi geologi, Indonesia terletak
pada titik pergerakan lempeng tektonik. Sehingga terbentuk pegunungan yang kaya akan
mineral. Daerah perairan di Indoneisa yang kaya akan sumber makanan bagi berbagai jenis
tanaman dan hewan laut, turut serta dalam mendukung berbagai jenis mineral. Kelebihan ini
dapat menjadi tulang punggung perkembangan ekonomi yang berkelanjutan (green
economy) jika dikelola dengan maksimal. Dari modal ini tentunya dapat menjadi senjata
Indonesia dalam menciptakan kemandirian. Pengelolaan sumber daya alam yang ada harus
menjadi perhatian khusus.
Dari banyak kelebihan Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia yang ada, pertambanganlah yang
banyak menjadi sorotan akhir-akhir ini. Pertambangan dinilai menjadi kelebihan Indonesia yang
paling mendatangkan keuntungan (profit center ). Hal ini tampak tidak mengherankan jika
menilik hasil pertambangan Indoneisa sendiri. Contohnya saja tambang emas yang terletak di
Tambangapura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua. Inilah tambang terbesar di dunia, menurut
majalah Mining Internasional pada tahun 2007, tambang ini berpenghasilan $6255 Miliar.
Sahamnya dimiliki oleh PT. Freeport Indonesia. Selain itu juga terdapat PT Newmont Nusa
Tenggara (PTNNT) merupakan perusahaan tambang batu hijau yang terletak di sebelah barat
daya pulau Sumatra, Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa barat Provinsi NTB. Dua
contoh pertambangan diatas merupakan sebagian dari banyak pertambangan yang menjamur di
Indonesia. Adanya pertambangan di Indonesia tidak semerta-merta terbentuk tanpa aturan.
Banyak orang berpendapat bahwa pertambangan hanya menjadi sarana pengelola dalam mencari
keuntungan khususnya bagi penanam modal. Sedangkan pemilik SDA atau stakeholdernya tidak
mendapat profit dalam pengelolaan. Anggapan tersebut nampaknya terlalu sempit dan kurang
objektif tanpa mengetahui, sistematika proes yang mengatur dibalik adanya sebuah
pertambangan dan arti dari pertambangan itu sendiri.
Istilah Pertambangan sangat dekat kaitannya dengan aktivitas sebuah perusahaan. Dimana
sebuah perusahaan berperan dalam menghasilakn sebuat output guna memenuhi harkat hidup
masyarakat. Namun pada perkembangannya sebuah aktivitas perusahaan tidak hanya semerta –
merta diartiakan sebagai “robot produksi” saja. Kini sebuah aktivitas perusahaan dituntut untuk
memberikan aktivitas sosial. Tersirat dengan Istilah lain sering disebut sebagai tanggung jawab
sosial perusahaan terhadap masyarakat disekitar perusahaan. Istilah yang sering digunakan dalam
kaitanya tanggung jawab perusahaan adalah CSR ( Corporate Social Responsibility). Definisi
CSR menurut World Business Council on Sustainable Development adalah komitmen dari
bisis/perusahaan untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan, seraya meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal
dan masyarakat luas. Wacana tanggung jawab sosial perusahaan kini menjadi isu sentral yang
semakin popular dan bahkan ditempatkan pada posisi yang penting. Karena itu banyak pula
kalangan dunia usaha dan pihak – pihak terkait mulai merespon wacana ini, tidak sekedar
mengikuti tren tanpa memahami esensi dan manfaatnya. Program CSR merupakan investasi bagi
perusahaan demi pertumbuhan dan keberlanjutan (sustainability) perusahaan dan bukan lagi
dilihat sebagai sarana biaya (cost centre). Program CSR merupakan komitmen perusahaan untuk
mendukung terciptanya pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
Disisi lain masyarakat mempertanyakan apakah perusahaan yang berorientasi pada usaha
memaksimalkan keuntungan – keuntungan ekonomis memiliki komitmen moral untuk
mendistribusikan keuntungan – keuntungannya dalam membangun masyarakat lokal. Karena
seiring berjalannya waktu masyarakat tidak sekedar menuntut perusahaan untuk menyediakan
barang dan jasa yang diperlukan melainkan juga meuntut untuk bertanggung jawab sosial. Di
Indonesia sendiri sudah terdapat Undang – Undang yang mengatur kaitannya proses
pertambangan dalam aktivitas perusahaan. Aturan tentang CSR telah disahkan Undang-Undang
Nomor 40 tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang
Penanaman Modal, adapun isi Undang-Undang tersebut yaitu:
1.
2.
Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber
daya alam wajib melaksanakan tanggu jawab sosial.
3.
Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan
kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang
pelaksanaanya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
4.
Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai
sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
5.
Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
Sedangkan dalam Undang – Undang Penanaman Modal Nomor 25 tahun 2007. Dalam pasal 15
(b) dinyatakan “setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial
perusahaan “. Sanksi – sanksi, diatur dalam pasal 34, berupa sanksi administratif dan sanksi
lainya, diantaranya:
1.
2.
Peringatan tertulis.
3.
4.
5.
Selain kedua Undang – Undang tersebut. Terdapat empat regulasi lain yang menjelaskan tetang
tanggung jawab sosial perusahaan. Pertama, peraturan yang mengikat Badan Usaha Milik
Negara (BUMN), sebagaimana Keputusan Menteri BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program
Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL). PKBL terdiri program yang berkutat dalam usaha kecil
melalui pemberian pinjaman dana bergulir dan pendampingan (disebut Program Kemitraan),
serta program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat sekitar (disebut Program Bina
Lingkungan) dengan dana yang bersumber dari laba BUMN.
Kedua, peraturan CSR bagi perusahaan pengelola Minyak dan Gas (Migas), diatur dalam
Undang – Undang Minyak dan Gas Bumi Nomor 22 Tahun 2001. Dalam Pasal 13 ayat 3 (p)
disebutkan: Kontrak Kerja Sama sebagaimana dimaksud dalam pasal ayat (1) wajib memuat
paling sedikit ketentuan – ketentuan pokok yaitu: (p) pengembangan masyarakat sekitarnya dan
jaminan hak – hak masyarakat adat.
Ketiga, Undang – Undang Nomor 13 tahun 2011 Tentang Penanganan Fakir Miskin, Undang –
Undang ini tidak secara khusus membahas peran dan fungsi perusahaan dalam menangani fakir
miskin, melainkan tedapat klausul dalam pasal 36 ayat 1 “sumber pendanaan dalam penanganan
fakir miskin, meliputi: c. dana yang disisihkan dari perusahaan perseroan. Diperjelas dalam ayat
2 Dana yang disishkan dari perusahaan perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
digunakan sebesar-besarnya untuk penanganan fakir miskin. Sedangkan pada pasal 41 tentang
“Peran Serta Masyarakat”, dalam ayat 3 dijelaskan bahwa “Pelaku usaha sebagaimana
dimaksudkan pada ayat (2) huruf j berperan serta dalam menyediakan dana pengembangan
masyarakat sebagai perwujudan dari tanggung jawab sosial terhadap penaganan fakir miskin”
Keempat, Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 13 tahun 2012 tentang forum tanggungjawab
dunia usaha dalam menyelenggarakan Kesejasteraan Sosial. Kementrian sosial memandang
penting dibentuknya forum CSR pada level Provinsi, sebagai sarana kemitraan antara pemerintah
dengan dunia usaha. Rekomendasi Permensos adalah dibentuknya Forum CSR di tingkat
provinsi beserta pengisian struktur kepengurusan yang dilakukan oleh Gubernur.
Penjelasan tersebut baru ditingkat regulasi pemerintahan saja. Secara intern, dalam penambangan
sendiri terdapat kode etik yang berlaku. Kode edtik penambangan tertuang dalam Indonesian
Mining Services Association (ASPINDO) yakni organisasi independen non politik dan non
profit yang bernaung dibawah KADIN Indonesia (Indonesian Chamber of Commerce &
Industry). Sebagaimana diketahui sektor usaha jasa pertambangan dinyatakan resmi dalam UU
No.4/2009 tentang pertambangan minereal dan batubara khususnya dalam bab XVI pasal 124 s/d
127. Kode etik ASPINDO diuraikan sebagai berikut:
1.
2.
3.
Dalam pelayanan jasa pertambangan harus mengedepankan kejujuran, keadilan dan integritas
serta melaksanakan praktek pertambangan yang baik – good mining practice dan pengelolaan
perusahaan yang baik – good corporate governance.
4.
Selalu dan senantiasa melakukan persaingan yang seahat. Dalam mendapatkan pekerjaan atau
kontrak kerja harus dihindarkan yang menyebabkan persaingan tidak wajar atau melakukan
tender yang tidak adil serta praktek bisnis yang tidak terpuji.
5.
Hanya melakukan pekerjaan sesuai dengan kompetensi teknik, pengalaman dan juga adnya
tenaga ahli yang sesuai dengan kompetensi teknis yang telah disepakati dalam perjanjian kerja
atau kontrak
6.
Membangun dan mengembangkan standar praktis yang baik termasuk juga harus menyediakan
pelayanan dan material yang sesuai dengan standar yang diterima dalam industri pertambangan,
aturan dan hukum yang berlaku serta dilakukan secara kompeten, kesungguhan, perhatian yang
seharusnya dan biaya yang wajar.
7.
Selalu menghindari adanya konflik kepentingan Antara perusahaan dan individu. Selalu
menjunjung transparasi dan menjelaskan kepada pihak yang berkepentingan apabila dalam
pelaksanaan pekerjaan memiliki kemungkinan akan terjadinya konflik kepentingan baik yang
melibatkan perusahaan maupaun karyawan secara langsung ataupun tidak langsung.
8.
Menjaga citra perusahaan jasa pertambangan dan mempromosiakan kepada masyarakat dengan
menjunjung tinggi standar praktek yang baik dengan cara terhormat serta bermartabat.
9.
Mematuhi, melaksanakn kewajiban dan memenuhi standar aturan dan hukum serta selalu
menghormati nilai – nilai dan kepemilikan masyarakat ditempat bekerja atau melakukan
kegiatan.
10.
Membantu dan memberikan informasi dalam penegakan hukum sesuai dengan kemampuan dan
kompetensinya termasuk membantu perusahaann anggota sepenuhnya sesuai dengan peraturan
dan norma yang berlaku. Perusahaan anggota juga diharapkan membantu perusahaan anggota
lainnya sesuai kapasitas yang dimiliki dan sesuai peraturan dan norma yang berlaku.
11.
Setiap perusahaan anggota memiliki kewajiban mengingatkan perusahaan aggota lainnya dalam
kepatuhan terhadap nilai – nilai, norma – norma dan kode yang ditetapkan asosiasi. Bila terjadi
penyimpangan yang dilakukan perusahaan anggota yaitu tidak melakukan kepatuhan atau
melakukan pelanggaran terhadap kode asosiasi, maka wajib melaporkan kepada asosiasi.
Dari regulasi – regulasi yang terbentuk dalam sistematika pertambangan, diharapakan kita
menjadi mengerti akan dunia pertambangan di Indonesia khususnya. Adanya sebuah
pertambangan yang terarahkan akan sangat membantu menciptakan kesejahteraan masyarakat.
Adanya pertambangan juga menguragi tingkat pengangguran di Indonesia. Dari Data Pusat
Statistik (BPS) yang mencatat pada bulan februari 2013 diperoleh angka 1.555.564 orang yang
bekerja di sektor pertambangan dan penggalian. Hal ini tentunya dapat ditingkatkan di tahun
berikutnya. Melalui regulasi yang dibentuk, Pertambangan Indonesia sangat mampu menopang
kemandirian. Konsep kepedulian sosial dan lingkungan yang diatur dalam UU serta kode etik
yang dipegang oleh pertambangan, akan menjadi dasar dalam upaya pertambangan menciptakan
kesejahteraan. Demikian pemaparan penulis kaitannya pertambangan di Indonesia. Salam
sejahtera.