Anda di halaman 1dari 3

PROSES TERJADINYA PENGLIHATAN

Mengapa manusia dapat berlari? Tentu sebagian kita akan menjawab karena memiliki kaki.
Namun bila anda berpikir kalau jawaban tadi memiliki kebenaran maka anda akan kecewa,
mengapa demikian? Karena tidak semua orang yang memiliki kaki dapat berlari.
Sama hal nya dengan pertanyaan berikut!
“MENGAPA MANUSIA DAPAT MELIHAT SUATU BENDA?”
500 tahun sebelum masehi, masyarakat yunani kuno berpendapat.
Bahwa manusia dapat melihat suatu benda dikarenakan memiliki mata.
Pendapat tersebut didasarkan pada suatu asumsi. Bahwa mata manusia merupakan sumber
cahaya, dan cahaya yang dipancarkan dari dalam bolamata mengalir bagaikan serabut peraba.
Bila serabut peraba itu mengenai suatu benda, maka akan nampaklah benda dalam penglihatan
manusia. Teori itu dikenal dengan Teori Emanasi.
Sampai berabad tahun teori ini terus dipercaya, hingga sampai dating seorang tokoh yang
membantah akan teori ini, siapa dia?
Aristoteles, dialah orang yang membantah teori emanasi, hingga ia membangun sebuah
pertanyaan.
BILA MATA MANUSIA MERUPAKAN SUMBER CAHAYA DAN MEMILIKI SERABUT
PERABA, MENGAPA MANUSIA TIDAK DAPAT MELIHAT BENDA PADA RUANG YANG
KEDAP CAHAYA ?
Maka gugurlah teori Emanasi dan membangkitkan pemikiran baru.
MANUSIA DAPAT MELIHAT SUATU BENDA BUKAN HANYA KARENA MANUSIA
MEMILIKI MATA, TETAPI KARENA ADANYA DUKUNGAN CAHAYA.
Pada awalnya pendapat ini dibenarkan, hingga beberapa fakta menunjukkan hal yang berbeda.
MASIH BANYAK ORANG YANG MEMILIKI MATA DAN BERADA DITEMPAT
TERANG DAN TERBUKA, TETAPI MENGAPA MEREKA TIDAK MAMPU
MELIHAT BENDA YANG ADA DISEKELILINGNYA ?
Maka teori yang dikeluarkan Aristoteles pun tidak lagi di anggap kebenarannya.
Para peneliti abad ini mulai meneliti tentang bagaimana manusia dapat melihat sebuah benda,
dan mereka mengatakan ada 3 syarat saat manusia dapat melihat sebuah benda.
1. Cahaya yang dipancarkan oleh benda yang menjadi objek penglihatan manusia itu harus
dapat memasuki bola mata.

Dalam hal ini setiap benda yang menjadi objek penglihatan manusia itu dianggap sumber cahaya.
Bila benda itu dapat menghasilkan cahaya sendiri maka akan disebut sebagai sumber cahaya
primer. Sebaliknya bila cahaya yang dipancarkan tersebut merupakan hasil pantulan dari sumber
cahaya lainnya maka akan disebut sumber cahaya sekunder.
BILA BENDA LETAKNYA JAUH DARI BOLAMATA, MAKA CAHAYA YANG DIPANCARKAN
OLEH BENDA YANG MENJADI OBYEK PENGLIHATAN MANUSIA ITU DIANGGAP
DATANGNYA SEJAJAR.
Sebaliknya
BILA BENDA LETAKNYA DEKAT DENGAN BOLAMATA, MAKA CAHAYA YANG
DIPANCARKAN OLEH BENDA YANG MENJADI OBYEK PENGLIHATAN MANUSIA ITU
DIANGGAP DATANGNYA MENYEBAR.
2. Sisitem optis bolamata harus cukup kejernihannya da mampu memfokuskan
cahaya/bayangan objek tepat pada retina.
3. Sel-sel reseptor retina sebagai bagian dari system syaraf penglihatan harus mampu
mengubah rangsagan cahaya menjadi impul syaraf dan meneruskannya ke otak untuk
diolah menjadi sensasi penglihatan.

Maka dalam kronologisnya dapat disimpulkan


Sumber cahaya ditangkap oleh sistim optis bola mata dan diteruskan hingga mencapai Retina,
hingga mencapai di Macula Lutea/fovea centralis.
Macula Lutea terdapat Sel-sel Reseptor,
Sel Kerucut yang berfungsi membentuk Visual Acuity dan Colour Vision.
Sel Batang yang berfungsi membentuk lapang pandang (Visual Field) dan penglihatan remang-
remang (Drak Adaptation).
Ketika cahaya menyentuh permukaan Macula Lutea akan muncul reaksi ELEKTROKIMIAWI.
Kemudian Sel Kerucut akan mengubah reaksi itu menjadi inpul saraf dan meneruskannya ke
otak melalui jalur penglihatan (Visual Pathway).
Pada saat cahaya yang sampai ke otak maka akan terjadi yang namanya FUSI. Fusi merupakan
kemampuan otak untuk menggabungkan dua sensai penglihatan menjadi sebuah sensasi
penglihatan binokuler yang tunggal dan streoskopies..
Maka dalam hal ini para ahli menyimpulkan bahwa:
PENGLIHATAN BUKAN TERJADI DI BOLAMATA MELAINKAN DI OTAK.
Proses / Mekanisme Pendengaran pada Telinga Manusia - Semua suara atau bunyi dari luar tubuh
dapat kita dengarkan karena masuk dalam bentuk gelombang suara yang melalui medium
udara. Sebelum telinga kita mendengar bunyi, terlebih dahulu daun telinga akan menangkap dan
mengumpulkan gelombang suara. Selanjutnya, gelombang suara masuk ke dalam liang telinga (saluran
pendengaran) dan ditangkap gendang telinga (membran timpani). Akibatnya, gelombang suara tersebut
terjadi vibrasi (getaran). Getaran ini akan diteruskan menuju telinga tengah melalui tiga tulang kecil
(osikula) yakni tulang martil (maleus), tulang landasan (inkus), dan tulang sanggurdi (stapes). Dari tulang
sanggurdi, getaran diteruskan melalui jendela oval menuju koklea yang berisi cairan. Selanjutnya,
getaran diteruskan menuju jendela bundar dengan arah gerak yang berlawanan . Setelah itu, getaran
akan diterima oleh sel-sel rambut (fonoreseptor) di dalam organ Corti. Getaran dalam cairan koklea
akan menggetarkan membran basiler, dan getaran ini juga akan menyebabkan membran tektorial
ikut bergetar. Getaran akan diubah menjadi impuls saraf, yang selanjutnya dihantarkan saraf auditori
menuju otak. Otak akan memberikan tanggapan, sehingga kita dapat mendengar suara. (Baca juga
: Telinga Manusia)

Anda mungkin juga menyukai