Anda di halaman 1dari 17

Lampiran

Peraturan Direktur
Rumah Sakit Khusus Bedah Bina Estetika
Nomor 130/PER/DIR/RSKBE/XII/2018
Tentang Pedoman Pengorganisasian Komite PPA
dan tenaga kesehatan lainnya

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam
suatu kerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Struktur organisasi adalah suatu susunan
dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang terdapat pada suatu perusahaan atau organisasi, dalam
menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi menggambarkan dengan
jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan
aktifitas dan fungsi tersebut di batasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan
horizontal maupun vertikal yang jelas antar bagian.
Organisasi rumah sakit menurut Undang-Undang No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Pasal 33 Ayat 2 disebutkan bahwa paling sedikit terdiri atas kepala rumah sakit, unsur pelayanan medik,
unsur keperawatan dan unsur penunjang medik, komite medik, komite PPA dan tenaga kesehatan lain
dan satuan pemeriksaan internal serta administrasi umum dan keuangan.
Dengan adanya susunan organisasi dalam lingkup rumah sakit maka diharapkan segala kegiatan
pelayanan kesehatan dapat berfungsi dengan baik dan terarah sebagaimana mestinya. Sehingga akan
meningkatkan kualitas akan sumberdaya dari masing-masing pelaksana kesehatan rumah sakit itu
sendiri.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan utama untuk melindungi keselamatan pasien dengan mempertahankan dan meningkatkan
mutu pelayanan melalui mekanisme kredensial staf PPA dan tenaga kesehatan lain di Rumah Sakit
Khusus Bedah Bina Estetika
2. Tujuan Khusus
a. Membantu Unit HRD dalam proses mendapatkan dan memastikan staf PPA dan tenaga kesehatan
lain yang kompeten dan profesional di Rumah Sakit Khusus Bedah Bina Estetika
b. Memberikan panduan mekanisme kredensial bagi para staf PPA dan tenaga kesehatan lain di
Rumah Sakit Khusus Bedah Bina Estetika
c. Merekomendasikan penugasan klinis bagi setiap staf PPA dan tenaga kesehatan lain di Rumah
Sakit Khusus Bedah Bina Estetika
d. Merekomendasikan untuk diterbitkan penugasan kerja klinis bagi setiap PPA dan tenaga
kesehatan lain untuk melakukan pelayanan di Rumah Sakit Khusus Bedah Bina Estetika.

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE PPA DAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA 1


BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

A. Sejarah Rumah Sakit Khusus Bedah Bina Estetika

Berawal pada Tahun 1992, dengan munculnya ide dari dr.Sidik Setiamihardja,SpBp mengenai
perlunya rumah sakit yang bergerak khusus di bidang bedah plastik dengan tujuan memajukan ilmu bedah
plastik di Indonesia dan memberikan pelayanan kesehatan di bidang bedah plastik yang terkini, maka
lahirlah Rumah Sakit Khusus Bedah Bina Estetika dengan unggulan Bedah Plastik pada Tahun 1993. Pada
tanggal 18 Agustus 1993, Rumah Sakit Khusus Bedah Bina Estetika dengan unggulan Bedah Plastik resmi
didirikan. Atas dasar tersebut Bina Estetika diklaim sebagai Rumah Sakit Khusus Bedah dengan unggulan
Bedah Plastik pertama di Indonesia.

Pada perjalanannya, selain melaksanakan praktik bedah plastik, Rumah Sakit Khusus Bedah Bina
Estetika juga menjalin kerjasama dengan instansi pendidikan dalam memajukan ilmu bedah plastik di
Indonesia, hal tersebut dilakukan sebagai bentuk peran aktif Rumah Sakit Khusus Bedah Bina Estetika
dalam memberikan sumbangsih pada keilmuan kesehatan khususnya pada bidang bedah plastik. Dalam
memberikan pelayanan kesehatan, Rumah Sakit Khusus Bedah Bina Estetika juga memberikan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat kurang mampu, dalam hal ini pasien bibir sumbing, langit-langit mulut yang
tidak menyatu, jari tangan yang rapat, dan berbagai macam kasus lainnya.

Saat ini Rumah Sakit Khusus Bedah Bina Estetika telah memiliki 25 tempat tidur. VVIP memiliki 2
ruangan dengan 2 tempat tidur, VIP memiliki 2 ruangan dengan 5 tempat tidur, Kelas 1 memiliki 4 ruangan
dengan 8 tempat tidur, Kelas 2 memiliki 1 ruangan dengan 3 tempat tidur, Kelas 3 memiliki 1 ruangan
dengan 6 tempat tidur, HCU memiliki 1 ruangan dengan 1 tempat tidur.

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE PPA DAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA 2


BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RUMAH SAKIT

A. VISI
Menjadikan Rumah Sakit Khusus Bedah Bina Estetika sebagai rumah sakit dengan layanan paripurna dan
kualitas terbaik khususnya bagi layanan bedah rekonstruksi dan komestik bagi pasien lokal maupun
internasional.

B. MISI
1. Memberikan layanan dengan memperhatikan standar mutu layanan rumah sakit dengan keselamatan
pasien.
2. Menjadi mitra pemerintah baik lokal maupun internasional dalam membantu meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat Indonesia.

C. FALSAFAH/KEYAKINAN DASAR
1. Percaya pada Tuhan Yang Maha Esa
2. Transparansi
3. Inovatif
4. Pelayanan Kesehatan Modern
5. Perubahan paradigma

D. NILAI-NILAI
a. Profesional
Bekerja sesuai dengan kompetensi atau standar yang didasari oleh etika profesi di bidangnya.
b. Antusias
Semangat dan bergairah untuk menolong sesama.
c. Tanggung Jawab
Menerima segala sesuatu yang menjadi resiko dalam menjalankan kewajibannya.
d. Jujur
Bertutur kata yang sebenarmya.
e. Disiplin
Menjalankan segala sesuatunya dengan tepat.

E. TUJUAN
1. Untuk mencapai Visi dan Misinya, Rumah Sakit Khusus Bedah Bina Estetika harus melaksanakan dan
menunjang pelaksanaan Sistem Kesehatan Nasional dan termasuk Sistem Kesehatan Daerah yang
merupakan kebijakan dan program Pemerintah dibidang kesehatan, dengan menyelenggarakan jasa
pelayanan kesehatan terpadu.
2. Untuk mencapai maksud dan tujuanya, Rumah Sakit Khusus Bedah Bina Estetika melaksanakan
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
 Pelayanan Kesehatan paripurna yang meliputi pelayanan medis, penunjang medis dan
keperawatan.
 Pelayanan dibidang Farmasi dan Alat Kesehatan.

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE PPA DAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA 3


 Penelitian, Pendidikan dan Pelatihan bidang kesehatan.
3. Menjadi rumah sakit yang mampu mewujudkan fungsinya sebagai tempat atau wadah pelayanan
kesehatan kepada pegawai Rumah Sakit dan masyarakat umum.

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE PPA DAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA 4


BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

DIREKTUR

Komite Komite PPA Satuan Pengawas


Komite Medik Komite Mutu RS Team PPI RS
Keperawatan Lainnya Internal

MANAJER MEDIS MANAJER NON MEDIS

KEPALA UNIT KEPALA UNIT KEPALA UNIT KEPALA UNIT KEPALA UNIT
PERAWATAN YANJANG MEDIS UMUM & IPRS HRD KEUANGAN

KOORD. KESLING KOORD. DIKLAT


KOORD. RAWAT INAP KOORD. IGD

KOORD. RUMAH
KOORD. KAMAR BEDAH KOORD. FARMASI TANGGA

KOORD. RAWAT JALAN KOORD. LABORATORIUM KOORD. K3 & CSSU

KOORD. RADIOLOGI
KOORD. TEKNIK & IT

KOORD. GIZI

KOORD. REKAM MEDIS

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE PPA DAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA 5


BAB V
STRUKTUR ORGANISASI KOMITE PPA DAN TENAGA KESEHATAN LAIN

A. VISI KOMITE PPA DAN TENAGA KESEHATAN LAIN RS KHUSUS BEDAH BINA
ESTETIKA
Memastikan PPA dan tenaga kesehatan lain memiliki kewenangan kerja klinis sesuai dengan
standar profesinya

B. MISI KOMITE PPA DAN TENAGA KESEHATAN LAINRS KHUSUS BEDAH BINA
ESTETIKA
1. Menyediakan tenaga kesehatan yang profesional
2. Memastikan tenaga kesehatan bermutu, beretika dan memiliki disiplin profesi
3. Mengembangkan profesionalisme profesi

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE PPA DAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA 6


BAB VI
URAIAN JABATAN

6.1. KETUA KOMITE PPA DAN TENAGA KESEHATAN LAIN


1. Nama jabatan : Ketua Komite
2. Persyaratan jabatan :
a. PPA dan tenaga kesehatan lain
b. Memiliki SIP/SIK (Surat Izin Praktek/ Kerja)
c. Memiliki STR (Surat Tanda Registrasi Tenaga Kesehatan)
d. Memiliki kemampuan administrasi
e. Memiliki klasifikasi pendidikan min D III
f. Sehat jasmani dan rohani.
3. Bertanggung jawab kepada : Direktur
4. Membawahi :
Sub Kredensial dan Sub Mutu dan Etik Profesi
5. Uraian Tugas :
a. Memastikan jalannya proses kredensial
b. Memastikan jalannya proses re-kredensial
c. Memastikan tenaga kesehatan melayani pasien sesuai dengan rincian kewenangan kerja klinis
profesinya
d. Menjalin kerjasama dengan profesi
e. Memastikan PPA dan tenaga kesehatan lain bermutu, beretika dan memiliki disiplin profesi
f. Membuat program kerja komite
6. Tanggung Jawab :
a. Terhadap kinerja PPA dan tenaga kesehatan lain
b. Terhadap mutu, etik dan disiplin profesi

6.2. SUB KOMITE KREDENSIAL


1. Nama jabatan : Sub Kredensial
2. Persyaratan jabatan :
a. PPA dan tenaga kesehatan lain
b. Memiliki SIP/SIK (Surat Izin Praktek/ Kerja)
c. Memiliki STR (Surat Tanda Registrasi Tenaga Kesehatan)
d. Memiliki kemampuan administrasi
e. Memiliki klasifikasi pendidikan min D III
f. Sehat jasmani dan rohani.
3. Bertanggung jawab kepada: Ketua Komite PPA dan tenaga kesehatan lain
4. Wewenang :
Melaksanakan kegiatan kredensial secara adil, jujur dan terbuka secara lintas sektoral dan lintas
fungsi sesuai kebutuhan
5. Uraian Tugas :
a. Mempersiapkan Kewenangan Kerja Klinis mencakup kompetensi sesuai area praktik yang
ditetapkan oleh rumah sakit;

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE PPA DAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA 7


b. Menyusun Kewenangan Kerja Klinis dengan kriteria sesuai dengan persyaratan Kredensial
dimaksud;
c. Melakukan assesmen Kewenangan Kerja Klinis dengan berbagai metode yang disepakati;
d. Memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan rekomendasi memperoleh Penugasan
Kerja Klinis direktur Rumah Sakit;
e. Memberikan rekomendasi Kewenangan Kerja Klinis untuk memperoleh Penugasan Kerja
Klinis dari direktur Rumah Sakit
f. Melakukan pembinaan dan pemulihan Kewenangan Kerja Klinis secara berkala;
g. Melakukan re-kredensial secara berkala sesuai waktu yang di tetapkan
6. Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab terhadap proses kredensial kepada Komite PPA dan tenaga kesehatan lain

6.3. SUB MUTU DAN ETIK PROFESI


1. Nama jabatan : Sub Mutu dan Etik Profesi
2. Persyaratan jabatan :
a. PPA dan tenaga kesehatan lain
b. Memiliki SIP/SIK (Surat Izin Praktek/ Kerja)
c. Memiliki STR (Surat Tanda Registrasi Tenaga Kesehatan)
d. Memiliki kemampuan administrasi
e. Memiliki klasifikasi pendidikan min D III
f. Sehat jasmani dan rohani.
3. Bertanggung jawab kepada: Ketua Komite PPA dan tenaga kesehatan lain
4. Wewenang :
Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit tenaga kesehatan, pendidikan berkelanjutan serta
pendampingan.
5. Uraian Tugas :
a. Koordinasi dengan HRD untuk memperoleh data dasar tentang profil tenaga kesehatan di RS
sesuai dengan profesinya berdasarkan jenjang karir;
b. Mengidentifikasi kesenjangan kompetensi yang berasal dari data subkomite Kredensial sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan perubahan standar profesi;
c. Merekomendasikan perencanaan kepada unit yang berwenang;
d. Koordinasi dengan praktisi tenaga kesehatan dalam melakukan pendampingan sesuai
kebutuhan;
e. Melakukan audit PPA dan tenaga kesehatan lain dengan cara:
● Pemilihan topik yang akan dilakukan audit; penetapan standar dan kriteria;
● Penetapan jumlah kasus/sampel yang akan diaudit;
● Membandingkan standar/kriteria dengan pelaksanaan pelayanan;
● Melakukan analisis kasus yang tidak sesuai standar dan kriteria;
● Menerapkan perbaikan;
● Rencana reaudit
6. Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab terkait mutu dan etik profesi kepada Komite PPA dan tenaga kesehatan lain

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE PPA DAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA 8


6.4 SEKRETARIS
1. Nama jabatan : Sekretaris
2. Persyaratan jabatan :
a. Mengerti tentang tugas komite
b. PPA dan tenaga kesehatan lain
c. Memiliki SIP/SIK (Surat Izin Praktek/ Kerja)
d. Memiliki STR (Surat Tanda Registrasi Tenaga Kesehatan)
e. Memiliki kemampuan administrasi
f. Memiliki klasifikasi pendidikan min D III
g. Sehat jasmani dan rohani.
3. Bertanggung jawab kepada : Ketua Komite PPA dan tenaga kesehatan lain
4. Uraian Tugas :
a. Mengikuti rapat komite tenaga kesehatan
b. Membuat undangan rapat komite tenaga kesehatan
c. Membuat notulen rapat

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE PPA DAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA 9


BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

DIVISI DIVISI PENUNJANG DIVISI DIVISI PELAYANAN


KEPERAWATAN MEDIS HRD MEDIS

INTERNAL

PEER GROUP KOMITE PPA DAN TENAGA


KESEHATAN LAIN

EKSTERNAL

ORGANISASI KOMISI
PROFESI AKREDITASI RS

1. Unit Keperawatan
Sebagai mitra kerjasama dalam pelaksanaan pemberi pelayanan kesehatan dan kolaborasi antar profesi
terkait pelayanan pasien
2. Unit HRD
Untuk permintaan dukungan Sumber Daya Manusia sebagai pengganti yang pensiun, mutasi atau
penambahan baru serta dalam kegiatan pengembangan kemampuan atau kompetensi tenaga kesehatan.
3. Unit Pelayanan dan Penunjang Medis
Sebagai mitra kerjasama dalam pelaksanaan pemberi pelayanan kesehatan dan pemberi dukungan dalam
jalannya proses kredensial
4. Peer Group
Sebagai perwakilan profesi yang ditunjuk untuk melakukan kredensial PPA dan tenaga kesehatan lain.
5. Organisasi Profesi
Sebagai bagian dari pelayanan pemberi rekomendasi profesi kepada tenaga kesehatan.
6. Komisi Akreditasi RS
Sebagai badan audit eksternal tenaga kesehatan dalam menjalankan kewenangan kerja klinis profesi

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE PPA DAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA 10


BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

8.1. Definisi
Ketentuan yang mengatur penentuan jumlah kebutuhan PPA dan tenaga kesehatan lain di RS Khusus
Bedah Bina Estetika dengan mempertimbangkan jumlah tenagadan kualifikasi yang diharapkan

8.2. Tujuan
Tujuan dari adanya pola ketenagaan dan kualifikasi personil adalah sebagai berikut:
1. Menentukan rincian kewenangan kerja klinis terhadap staf PPA dan tenaga kesehatan lain
2. Menciptakan PPA dan tenaga kesehatan lain yang professional dan kompeten sesuai standar profesi
3. Evaluasi terhadap mutu, etik dan disiplin profesi

8.3. Jumlah, komposisi dan kualifikasi tenaga kesehatan


Komposisi dan kualifikasi tenaga yang bekerja di RS. Khusus Bedah Bina Estetika adalah sebagai
berikut :

Daftar komposisi & kualifikasi PPA dan tenaga kesehatan lain di RS Khusus Bedah Bina Estetika

No Komposisi tenaga Jumlah Kualifikasi

1 Tenaga Kefarmasian 4 3 orang S1 farmasi apoteker dan 1


orang tenaga teknis farmasi

2 Analis Laboratorium 2 1 orang S1 dan 1 orang D3

3 Rekam Medis 2 1 orang D4 dan 1 orang D3

4 Radiografer 2 1 orang D3 dan 1 orang D4

5 Ahli Gizi 2 1 orang S1 gizi dan 1 orang D4

6. Penata Anestesi 1 1 orang D3

8.4. Perhitungan ketenagaan


Kualifikasi sumber daya manusia tenaga kesehatan di RS Khusus Bedah Bina Estetika terdiri dari
tenaga kefarmasian, analis laboratorium, perekam medis, radiographer, ahli gizi. Dari hasil perhitungan
kebutuhan tenaga yang dihitung dapat dilihat kebutuhan tenaga sebagai berikut :
Tenaga Kefarmasian :
1. Apoteker
Melakukan pekerjaan kefarmasian sesuai standar profesi sebanyak 3 Apoteker

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE PPA DAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA 11


2. Tenaga Teknis Kefarmasian Pelayanan
Melakukan pekerjaan kefarmasian sesuai standar profesi sebanyak 1 Tenaga Teknis Kefarmasian
Analis Laboratorium :
Melakukan pelayanan berdasarkan kewenangan kerja klinis : 2 orang
Perekam Medis:
Melakukan pelayanan berdasarkan kewenangan kerja klinis : 2 orang
Radiografer :
Melakukan pelayanan berdasarkan kewenangan kerja klinis : 2 orang
Ahli Gizi :
Melakukan asuhan gizi dan pelayanan lain sesuai kewenangan kerja klinis: 2 orang
Penata Anestesi :
Melakukan pelayanan berdasarkan kewenangan kerja klinis : 1 orang

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE PPA DAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA 12


BAB IX
KEGIATAN KREDENSIAL

9.1. Pendahuluan
Program kredensial merupakan salah satu kegiatan wajib di Rumah Sakit Khusus Bedah Bina
Estetika bekerja sama dengan Unit HRD dan Unit Penunjang Medis dalam rangka memberikan batasan
kewenangan kerja klinis profesi sesuai dengan peran dan fungsinya.
Tenaga Kesehatan adalahsetiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/ keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis
tertentu dibutuhkan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diadakan program kredensial bagi Tenaga kesehatan
baru dan re-kredensial bagi tenaga kesehatan yang telah habis masa berlaku surat penugasan kerja
klinisnya guna kelancaran dalam bekerja.

9.2. Latar Belakang


Seiring dengan upaya RS Khusus Bedah Bina Estetika untuk menjalankan tujuannya menjadi rumah
sakityang dapat memberikan pelayanan yang optimal dengan cara meningkatkan kualitas dan kuantitas
pelayanan sehingga terwujudnya kepuasan pasien yang optimal.
Dengan bertambahnya kebutuhan akan tenaga kesehatan, maka RS Khusus Bedah Bina Estetika
perlu melakukan kredensial pada tenaga kesehatan guna memenuhi tuntutan tersebut.

9.3. Tujuan
Tujuan dalam kegiatan kredensial ini dibagi menjadi 2 tujuan, sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Memberikan pengetahuan dan gambaran tentang proses kredensial tenaga kesehatan di RS Khusus
Bedah Bina Estetika.

2. Tujuan Khusus
a. Memberi batasan kewenangan klinis sesuai profesinya dalam menjalankan pelayanan ke
pasien
b. Memberi Surat Penugasan Kerja Klinis setelah dilakukannya kredensial dan re-kredensial

9.4. Kegiatan Pokok


- Kegiatan pokok : mengadakan kredensial tenaga teknis kesehatan lain di RS Khusus Bedah Bina
Estetika
- Rincian kegiatan :

1. Menyusun pedoman peningkatan mutu tenaga kesehatan

2. Melakukan kredensial sesuai rincian kewenangan kerja klinis profesi di RS Khusus Bedah Bina
Estetika

3. Melakukan re-kredensial sesuai rincian kewenangan kerja klinis di RS Khusus Bedah Bina Estetika

4. Melakukan Verifikasi Surat Tanda Registrasi dan Surat Ijin Kerja tenaga kesehatan baru

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE PPA DAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA 13


9.5. Cara Melaksanakan Kegiatan
Untuk cara pelaksanaan kegiatan ini dapat dilakukan dengan sebagai berikut:
1. Unit HRD melaporkan tenaga kesehatan baru yang bertugas di unit pelayanan
2. Ketua komite tenaga kesehatan menginformasikan unit untuk pelaksanaan kredensial bagi tenaga
kesehatan baru
3. Tenaga kesehatan melengkapi formulir dan berkas kelengkapan kredensial
4. Sub komite kredensial berkoordinasi dengan peer group untuk penjadwalan kredensial
5. Proses Kredensial dilakukan dan ketua komite PPA dan tenaga kesehatan lain merekomendasikan
untuk penerbitan SPKK (Surat Penugasan Kerja Klinis) ke Direktur Rumah Sakit
6. Direktur Rumah Sakit menerbitkan Surat Penugasan Kerja Klinis (SPKK)

9.6. Sasaran
Sasaran orientasi adalah tenaga kesehatan baru dan tenaga kesehatan lama di Rumah Sakit Khusus
Bedah Bina Estetika.

9.7. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Tahun 2018
No Kegiatan
8 9 10 11 12
1 Pembuatan Surat Proses kredensial
2 Pelaksanaan kredensial / re-kredensial
3 Pembuatan Surat Penugasan Kerja Klinis
4 Pengesahan Surat Penugasan Kerja Klinis

5 Evaluasi kewenangan kerja klinis dan mutu profesi

9.8. Evaluasi Pelaksanaan dan Pelaporan Kegiatan


Untuk evaluasi pelaksanaan dan pelaporan kegiatan yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Setiap membutuhkan tenaga kesehatan baru dilakukan pembuatan evaluasi pelaksanaan kegiatan
2. Setelah selesai pelaksanaan kegiatan kredensial, membuat Surat Penugasan Kerja Klinis yang telah
disahkan direktur .
Program orientasi kepada tenaga kesehatan akan dilaksanakan setiap kali dilakukannyaperekrutan
pegawai baru dan re-kredensial akan dilaksanakan setiap tenaga kesehatan yang telah habis masa
berlaku Surat Penugasan Kerja Klinisnya.

9.9. Pencatatan, pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Dalam pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan yang harus diperhatikan sebagai berikut:
1. Unit kerja wajib mencatat dan melaporkan hasil kegiatan ke Unit HRD
2. Unit HRD memberikan hasil kegiatan tenaga kesehatan dan komite tenaga kesehatan menganalisa
kegiatan tersebut
3. Evaluasi kegiatan program kredensial dan re-kredensial dilaksanakan setiap tenaga kesehatan di RS
Khusus Bedah Bina Estetika

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE PPA DAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA 14


BAB X
PERTEMUAN / RAPAT
10.1. Pengertian
Dalam lingkup Rumah Sakit Khusus Bedah Bina Estetika selalu dilakukan rapat. Pertemuan rapat ini
sangat bermanfaat untuk masing-masing unit guna memberikan informasi dan pengetahuan yang
berhubungan dengan peningkatan pelayanan rumah sakit. Kegiatan rapat ini bisa dilakukan hanya dalam
ruang lingkup komite tenaga kesehatan maupun mitra tenaga kesehatan. Kegiatan rapat ini biasanya
dihadiri oleh seluruh tenaga kesehatan maupuno leh anggota komite tenaga kesehatan.

Kegiatan yang dibahas meliputi banyak kegiatan baik dari pelaporan kewenangan, kebutuhan
peningkatan mutu profesi , maupun berbagai hal yang menyangkut kemajuan tenaga kesehatan. Sehingga
dengan dilakukan rapat rutin ini dapat dilakukan tindak lanjut untuk kendala yang dihadapi di lapangan
maupun program kerja untuk peningkatan mutu profesi.Dalam kegiatan rapat ini dibuat undangan berupa
internal memo, daftar hadir dan notulen hasil rapat yang nantinya dilaporkan Ketua komite Tenaga
Kesehatan dengan tembusan ke Direktur RS Khusus Bedah Bina Estetika.

Kegiatan pertemuan/ rapat internal biasanya dilakukan setiap 1 bulan sekali di hadiri oleh
anggota komite tenaga kesehatan dan rapat khusus dilakukan 3 bulan sekali dihadiri oleh perwakilan
tenaga kesehatan waktu dan hari ditentukan.

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE PPA DAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA 15


BAB XI
PELAPORAN

Pencatatan dan pelaporan kegiatan kredensial diperlukan dalam perencanaan, pemantauan,


pengembangan dan evaluasi tenaga kesehatan untuk peningkatan pelayanan kesehatan terkait profesi. Untuk itu
kegiatan ini harus dilakukan secara cermat dan teliti, karena kesalahan dalam pencatatan dan pelaporan akan
mengakibatkan kesalahan dalam menetapkan suatu tindakan.

11.1. Pencatatan
Pencatatan kegiatan kredensial dilakukan sesuai dengan jenis kegiatannya.
1. Pencatatan terkait mutu, etik dan disiplin profesi
2. Pencatatan hasil Rincian Kewenangan Kerja Klinis
3. Program kerja komite tenaga kesehatan
11.2. Pelaporan
Pelaporan kegiatan kredensial terdiri dari :
1. Pelaporan terkait mutu, etik dan disiplin profesi
2. Pelaporan hasil Rincian Kewenangan Kerja Klinis

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE PPA DAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA 16


BAB X
PENUTUP

Demikianlah Pedoman pengorganisasian Komite PPA dan tenaga kesehatan lain Rumah Sakit Khusus
Bedah Bina Estetika yang sudah kita susun bersama, dengan harapan dapat bermanfaat bagi pembaca dan
pengguna dan juga hendaknya menjadi dasar setiap HRD PPA dan tenaga kesehatan lain khususnya dan HRD
Rumah Sakit Khusus Bedah Bina Estetika pada umumnya dan berharap dapat menjalankan organisasi demi
tercapainya kinerja yang optimal.
Dalam perjalanan waktu, sesuai perkembangan dan tuntutan Pedoman Pengorganisasian ini tentunya akan
kita revisi bila diperlukan

Direktur RS Khusus Bedah Bina Estetika,

Drg. Desak Gede Christina Diah Asita K.D, MARS

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE PPA DAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA 17

Anda mungkin juga menyukai