Kemuhammadiyahan
Kemuhammadiyahan
PENDAHULUAN
Bagi muhammadiyah, negara adalah sebuah mahkota dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, dan Muhammadiyah merasa ikut andil dalam membentuk kemerdekaan Indonesia
karena jauh sebelum kemerdekaan itu didapat, Muhammadiyah telah ada saat terjadi perdebatan
tentang dasar-dasar negera. Begitu pula, ketika kemerdekaan banyak sekali figur-figur
Muhammadiyah didalam pembahasan dan perdebatan tersebut. Bahkan ketua PP
Muhammadiyah waktu itu Ki Bagoes Hadikoesoemo sangat berjasa dalam menyelamatkan
bangsa dan negara Indonesia. Dalam menjalankannya Muhammadiyah memiliki rencana, dasar
pemikiran dan anggara dasar yang telah ditetapkan dan semua kegiatan yang dilakukan tidak
boleh bertentangan dengan hal tersebut.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka permasalahan yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah sebagai berikut :
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan memahami khittah Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
2. Untuk mengetahui dan memahami Muhammadiyah sebagai bagian dari pendiri NKRI.
2
BAB II
PEMBAHASAN
4. Muhammadiyah mendorong secara kritis atas perjuangan politik yang bersifat praktis
atau berorientasi pada kekuasaan untuk dijalankan oleh partai-partai politik dan
lembaga-lembaga formal kenegaraan dengan sebaik-baiknya menuju terciptanya system
politik yang demokratis dan berkeadaban sesuai dengan cita-cita luhur bangasa dan
Negara. Dalam hal ini perjuangan politik yang dilakukan oleh kekuatan-kekuatan politik
hendaknya benar-benar mengedepankan kepentingan rakyat dan tegaknya nilai-nilai
utama sebagaimana yang menjadi semangat dasar dan tujuan didirikannya Negara
Republik Indonesia yang diproklamasikan tahun 1945.
8. Muhammadiyah meminta kepada segenap anggotanya yang aktif dalam politik untuk
benar-benar melaksanakan tugas dan kegiatan politik secara sungguh-sungguh dengan
mengedepankan tanggungjawab (amanah), akhlak mulia (akhlak al-karimah),
keteladanan (uswah hasanah), dan perdamaian (ishlah). Aktivitas politik tersebut harus
sejalan dengan upaya memerjuangkan misi persyarikatan dan melaksanakan da’wah
amar ma’ruf nahi mungkar.
Sesungguhnya, dengan atau tanpa Khittah Muhammadiyah telah berada pada jalur yang
benar dan tepat, apabila semuanya dilakukan dengan terfokus, optimal, sungguh-
sungguh dan yang lebih penting adalah dengan mengerahkan segala potensi dan terus
berpegang teguh pada Alquran dan As sunnah. Ketika sesuatu yang kecil dalam gerakan
dakwah Muhammadiyah disatukan dengan banyaknya tangan masyarakat
Muhammadiyah dalam menyangga gerakan Islam ini, Insya Allah akan melahirkan
karya amaliah yang luar biasa.
Selain itu kelahiran Muhammadiyah memberikan corak spirit dan cita-cita untuk
perkembangan zaman yang lebih baik sesuai dengan paham Islam yang sesungguhnya.
Adapun sesungguhnya tujuan dari gerakan Muhammadiyah ini yaitu perjuangan untuk
5
kesejahteraan bersama (masyarakat) berdasarkan pada tuntunan Al- Qur’an dan As- Sunnah,
hal inilah yang menjadikan Muhammadiyah menjadi salah satu pendiri dari NKRI karena
cita-cita Muhammadiyah dan Kebangsaan Indonesia ini sama yaitu untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat Indonesia.
Seseorang atau sebuah organisasi yang ikut serta dalam membangun dan mendirikan
NKRI merupakan sebuah kesadaran diri ingin membangun bangsa ini dengan mewujudkan
masa depan bersama dalam sebuah negara yang besar.
Umat Islam Indonesia melalui partai-partai Islam telah terlibat aktif dalam proses
politik. Ini berati penerimaan pada demokrasi tidak lagi menjadi masalah alias sudah final.
Selama ini tokoh- tokoh Organisasi Islam seperti NU, Muhammadiyah, Persis, dan lain- lain
telah dapat bekerja sama dengan pemerintah. Ini menunjukan bahwa demokrasi menjadi
instrument politik bangsa ini untuk mewadahi aspiras- aspirasi politik yang terus
berkembang, dengan demokrasi memungkinkan terjadinya kesepakatan- kesepakatan politik
dicapai guna menjadi keberlanjutan bangsa ini alam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
6
C. Tanggungjawab Muhammadiyah Terhadap NKRI
Sebagai bagian terbesar dari Negara Keatuan Republik Iondonesia (NKRI) dan
sebagai salah satu pendirinya, Muhammadiyah merasa punya tanggugjawab. Bagi
Muhammadiyah, penunaian tanggung jawab ini adalah refleksi keimanan dan sekaligus
komitmen kebangsaan. Dan komitmen ini telah dibuktikan oleh Muhammadiyah dengan
ikut andil dalam memajukan kebudayaan dan peradaban pada bangsa ini.
Dari ungkapan tersebut, dapat kita ketahui bahwa demi kemajuan dan kedaulatan
NKRI, Muhammadiyah melakukan dan membangun banyak infrastruktur yang berguna
untuk masryarakat. Hal ini merupakan bentuk tanggungjawab Muhammadiyah terhadap
NKRI. Muhammmadiyah menjadi sebagai karakteristik moral power yang selalu menjadi
teladan, pelindung, pengayom dan penyelamat bagi masa depan bangsa, negara, agama,
dan umat manusia.
Adapun peran dari model Muhammadiyah yaitu untuk merubah moral dan karakter
dari bangsa Indonesia yang beragam dengan pembinaan terhadap masyarakat. Selain itu,
peran Muhammadiyah dalam merubah bangsa Indonesia menjadi lebih baik yaitu dengan
7
dengan dibangunnya infrastruktur bagi kepentingan masyarakat baik dalam bidang
pendidikan, kesehatan, sosial dan lain-lain dengan dibangunnya sekolah- sekolah dan
yayasan lainnya. Bentuk dan model Muhammadiyah pada umumnya mengacu pada
kesejahteraan bangsa sesuai dengan dasar-dasar atau pedoman garis perjuangan
Muhammadiyah yaitu menyebarkan dakwah amal ma’ruf nahi munkar atau menyeruh pada
kebaikan.
Sebagai salah satu ormas Islam modernis terbesar di Indonesia tujuan dari
organisasi Muhammadiyah yaitu bukan hanya memurnikan ajaran-ajaran Islam namun juga
sebagai gerakan pembaharuan untuk kepentingan bangsa serta memperkuat demokrasi
untuk mewujudkan kepastian hukum dan kerukunan antar umat beragama.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan :
8
1. Khittah mengandung “Garis Strategi Perjuangan” yang merupakan aspek atau unsur dari
Ideologi Muhammadiyah. Selain itu, khittah juga mengandung arti sebagai pemikiran
perjuangan yang merupakan tuntunan, pedoman, dan akan kemana arah perjuangan
tersebut. Sehingga dalam hal ini, khittah mempunyai arti yang penting karena merupakan
sebuah landasan pemikiran bagi setiap pemimpin dan yang menjadi anggota
muhammadiyah. Garis-garis perjuangan muhammadiyan yang telah ditetapkan tidak
boleh menyimpang atau bertentangan dari atau dengan asas dan tujuan yang telah disusun
oleh muhammadiyah.
2. Muhammadiyah merupakan bagian dari pendiri NKRI, hal ini jelas dapat dilihat dari
lahirnya Organisasi Islam yang berdiri sebagai plopor kebangkitan Islam di Indonesia
sejaktahun 1912. Dalam Muhammadiyah sendiri banyak organisasi yang dibentuk untuk
membangun bangsa ini mulai dari masalah keagamaan, pendidikan dan sosial.
4. Bentuk dan model organisasi Muhammadiyah yaitu bersifat impersonal atau institusional,
bukan sekedar himpunan orang-perorangan yang bersifat kelembagaan. Keunggulan
Muhammadiyah terletak pada gerakan melalui organisasi. Organisasi Muhammadiyah
merupakan sebuah instrumen fisik organisasi (body of structure) yang didalamnya
terkandung nilai-nilai dasar, norma, dan strategi perjuangan untuk mencapai tujuan yakni
terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya,
B. SARAN-SARAN
Adapun saran yang dapat kami sampaikan adalah kita sebagai warga Muhammadiyah
hendaknya mengetahui dan memahami Khittah Muhammadiyah dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara agar kita tidak menyimpang dari garis perjuangan yang telah
ditetapkan. Selain itu, kita juga harus mengetahui dan memahami Muhammadiyah
merupakan bagian dari pendiri NKRI dan memiliki sebuah tanggungjawab terhadap NKRI
serta memiliki bentuk/ model peran kebangsaan dalam Muhammadiyah.
9
DAFTAR PUSTAKA
Julijanto, Muhammad. 2015. Agama Agenda Demokrasi Dan Perubahan Sosial. Yogyakarta:
DEEPUBLISH
10
Mas, Subhan. 2005. Muhammadiyah Pintu Gerbang Protestanisme. Mojokerto: CV. Al-Hikmah.
Rosyid, Wahyu rosyid. 2011. Peran Muhammadiyah Sebagai Gerakan Pembaharuan Dalam
Mencerahkan Indonesia. Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
http://www.irmangusman.com/satu-abad-dan-peran-kebangsaan-muhammadiyah/ (diakses, 08
mei 2015).
11