Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Muhammadiyah adalah sebuah organisasi yang keberadaannya tidak diragukan lagi
perannya dalam perjuangan Indonesia dan juga sebagai gerakan dakwah yang memfokuskan
pada agama Islam. Kyai Ahmad Dahlan selaku pendiri Muhammadiyah menyebarkan agama
Islam dan tidak hanya menyeruh kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Namun juga,
Muhammadiyah menjadi sebuah organisasi yang turt serta membantu bangsa Indonesia lepas
dari cengkeraman penjajah dan mendapatkan Kemerdekaannya.

Sebagai ogranisasi sosial, Muhammadiyah teris dituntut untuk mengembangkan perannya


dalam memperkuat demokrasi, meningkatkan kesekahteraan rakyat, keadilan ekonomi, politik,
dan hukum, mendorong terwujudnya kepastian hukum dan pemberantasan korupsi, menciptakan
keharmonisasi dan kerukunan antar umat beragama, mengatasi kesenjangan ekonomi dan
kesenjangan.

Bagi muhammadiyah, negara adalah sebuah mahkota dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, dan Muhammadiyah merasa ikut andil dalam membentuk kemerdekaan Indonesia
karena jauh sebelum kemerdekaan itu didapat, Muhammadiyah telah ada saat terjadi perdebatan
tentang dasar-dasar negera. Begitu pula, ketika kemerdekaan banyak sekali figur-figur
Muhammadiyah didalam pembahasan dan perdebatan tersebut. Bahkan ketua PP
Muhammadiyah waktu itu Ki Bagoes Hadikoesoemo sangat berjasa dalam menyelamatkan
bangsa dan negara Indonesia. Dalam menjalankannya Muhammadiyah memiliki rencana, dasar
pemikiran dan anggara dasar yang telah ditetapkan dan semua kegiatan yang dilakukan tidak
boleh bertentangan dengan hal tersebut.

Selain itu, Muhammadiyah menyadari bahwa bangsa Indonesia belum sepenuhnya


berdaulat, walaupun memiliki banyak kekayaan dan sumber daya alam yang melimpah. Namun
masih banyak hal harus dilakukan untuk kemajuan bangsa Indonesia. Karena itu,
Muhammadiyah melakukan berbagai hal sebagai bentuk rasa tanggungjawab terhadap NKRI dan
sebagai salah satu pendiri NKRI. Maka dari itu , komitmen konstitusional dalam organisasi
Muhammadiyah. Muhammdiyah dinilai sebagai salah satu organisasi yang memiliki dokumen
keorganisasian, dasar-dasar dan pedoman organisasi yang paling lengkap dan mendasar untuk
dijadikan acuan yang sangat kuat.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka permasalahan yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana khittah Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ?

2. Bagaiamana Muhammadiyah sebagai bagian dari pendiri NKRI ?

3. Bagaimana tanggungjawab Muhammadiyah terhadap NKRI ?

4. Apa bentuk/model peran kebangsaan Muhammadiyah ?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan memahami khittah Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.

2. Untuk mengetahui dan memahami Muhammadiyah sebagai bagian dari pendiri NKRI.

3. Untuk mengetahui dan memahami tanggungjawab Muhammadiyah terhadap NKRI.

4. Untuk mengetahui dan memahami bentuk/model peran kebangsaan Muhammadiyah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Khittah Muhammadiyah Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara


Secara etimologis, kata khittah berasal dari derivasi bahasa Arab yang berarti
rencana, jalan, langkah atau garis (Kamus Al-Munawwir, 1997). Sedangkan secara
terminologis yaitu suatu pikiran untuk melaksanakan perjuangan ideologi atau keyakinan
hidup.

Dari masa ke masa kepemimpinan Muhammadiyah, telah muncul atau lahir


beberapa Khittah. Khittah tersebut disusun dan dibuat berdasarkan perkembangan zaman
yang isinya berdasarkan tujuan Muhammadiyah dan mununjukkan situasi yang merujuk
kepada situasi yang sedang terjadi saat itu. Umunya suatu Khittah memiliki sifat
pembinaan kepemimpinan dan bimbingan untuk berjuang bagi para anggota
Muhammadiyah.

Pada dasarnya khittah mengandung “Garis Strategi Perjuangan” yang merupakan


aspek atau unsur dari Ideologi Muhammadiyah. Selain itu, khittah juga mengandung arti
sebagai pemikiran perjuangan yang merupakan tuntunan, pedoman, dan akan kemana arah
perjuangan tersebut. Sehingga dalam hal ini, khittah mempunyai arti yang penting karena
merupakan sebuah landasan pemikiran bagi setiap pemimpin dan yang menjadi anggota
muhammadiyah.

Muhammadiyah adalah Gerakan Islam yang melaksanakan da’wah amar ma’ruf


nahi mungkar dengan maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam
sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah
berpandangan bahwa Agama Islam menyangkut seluruh aspek kehidupan meliputi aqidah,
ibadah, akhlaq dan muamalah dunyawiyah yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan
harus dilaksanakan dalam kehidupan perseorangan maupun kolektif.

Muhammadiyah berpandangan bahwa berkiprah dalam kehidupan bangsa dan


negara merupakan salah satu perwujudan dari misi dan fungsi melaksanakan da’wah amar
ma’ruf nahi mungkar sebagaimana telah menjadi panggilan sejarahnya sejak zaman
pergerakan hingga masa awal setelah kemerdekaan Indonesia.[3]

Muhammadiyah sebagai organisasi sosial-keagamaan (organisasi kemasyarakatan) yang


mengemban misi da’wah amar ma’ruf nahi mungkar senantiasa bersikap aktif dan
kontruktif dalam usaha-usaha pembangunan dan reformasi nasional yang sesuai dengan
khittah (garis) perjuangan serta tidak akan tinggal diam menghadapi kondisi-kondisi kritis
yang dialami oleh bangsa dan negara. Muhammadiyah senatiasa merasa terpanggil untuk
3
berkiprah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan berdasarkan pada khittah
perjuangan sebagai berikut :

1. Muhammadiyah menyakini bahwa politik dalam kehiduapan bangsa dan negara


merupakan salah satu aspek dari ajaran Islam dalam urusan keduniawian yang harus
selalu dimotivasi, dijiwai, dan dibingkai oleh nilai-nilai luhur agama dan moral yang
utama. Karena itu, diperlukan sikap dan moral yang positif dari seluruh warga
Muhammadiyah dalam menjalani kehidupan politik untuk tegaknya kehidupan
berbangsa dan bernegara.

2. Muhammadiyah menyakini bahwa Negara dan usaha-usaha membangun kehidupan


berbangsa dan bernegara, baik melalui perjuangan politik maupun melalui
pengembangan masyarakat, pada dasarnya merupakan wahana yang mutlak diperlukan
untuk membangun di mana nilai-nilai ilahiyah melandasi dan tumbuh subur bersamaan
dengan tegaknya nilai-nilai kebersamaan, keadilan, perdamaian, ketertiban, dan
keadaban untuk terwjudnya “baldatun thayyibatun wa raabun ghafur”.

3. Muhammadiyah memilih perjuangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melalui


usaha-usaha pembinaan atau pemberdayaan masyarakat guna terwujudnya masyarakat
madani yang kuat sebagaimana tujuan Muhammadiyah untuk mewujudkan masyarakat
islam yang sebenar-benarnya. Sedangkan hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan-
kebijakan kenegaraan sebagai proses dan hasil dari fungsi politik pemerintahan akan
ditempuh melalui pendekatan-pendekatan secara tepat dan bijaksana sesuai prinsip-
prinsip perjuangan kelompok kepentingan yang efektif dalam kehidupan Negara yang
demokrastis.

4. Muhammadiyah mendorong secara kritis atas perjuangan politik yang bersifat praktis
atau berorientasi pada kekuasaan untuk dijalankan oleh partai-partai politik dan
lembaga-lembaga formal kenegaraan dengan sebaik-baiknya menuju terciptanya system
politik yang demokratis dan berkeadaban sesuai dengan cita-cita luhur bangasa dan
Negara. Dalam hal ini perjuangan politik yang dilakukan oleh kekuatan-kekuatan politik
hendaknya benar-benar mengedepankan kepentingan rakyat dan tegaknya nilai-nilai
utama sebagaimana yang menjadi semangat dasar dan tujuan didirikannya Negara
Republik Indonesia yang diproklamasikan tahun 1945.

5. Muhammadiyah senantiasa memainkan peranan politiknya sebagai wujud dari da’wah


amar ma’ruf nahi mungkar dengan jalan memengaruhi proses dan kebijakan Negara
agar tetap berjalan sesuai dengan konstitusi dan cita-cita luhur bangsa. Muhammadiyah
secara aktif menjadi kekuatan perekat bangsa dan berfungsi sebagai wahana pendidikan
politik yang sehat menuju kehidupan nasional yang damai dan berkeadaban.

6. Muhammadiyah tidak berafiliasi dan tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan


kekuatan-kekuatan politik atau organisasi manapun. Muhmmadiyah senantiasa
4
mengembangkan sikap positif dalam memandang perjuangan politik dan menjalankan
fungsi kritik sesuai dengan prinsip amar ma’ruf nahi mungkar demi tegaknya system
politik kenegaraan yang demokratis dan berkeadaban.

7. Muhammadiyah memberikan kebebasan kepada setiap anggota persyarikatan untuk


menggunakan hak pilihnya dalam kehidupan politik sesuai hati nurani masing-masing.
Penggunaan hak pilih tersebut harus merupakan tanggungjawab sebgai warga negara
yang dilaksanakan secara rasional dan kritis, sejalan dengan misi dan kepentingan
Muhammadiyah, demi kemaslahatan bangasa dan Negara.

8. Muhammadiyah meminta kepada segenap anggotanya yang aktif dalam politik untuk
benar-benar melaksanakan tugas dan kegiatan politik secara sungguh-sungguh dengan
mengedepankan tanggungjawab (amanah), akhlak mulia (akhlak al-karimah),
keteladanan (uswah hasanah), dan perdamaian (ishlah). Aktivitas politik tersebut harus
sejalan dengan upaya memerjuangkan misi persyarikatan dan melaksanakan da’wah
amar ma’ruf nahi mungkar.

9. Muhammadiyah senantiasa bekerjasama dengan pihak atau golongan manapun


berdasarkan prinsip kebajikan dan kemaslahatan, menjauhi kemudharatan, dan
bertujuan untuk membangun kehidupan berbangsa dan bernegara ke arah yang lebih
baik, maju, demokratis, dan berkeadaban.

Sesungguhnya, dengan atau tanpa Khittah Muhammadiyah telah berada pada jalur yang
benar dan tepat, apabila semuanya dilakukan dengan terfokus, optimal, sungguh-
sungguh dan yang lebih penting adalah dengan mengerahkan segala potensi dan terus
berpegang teguh pada Alquran dan As sunnah. Ketika sesuatu yang kecil dalam gerakan
dakwah Muhammadiyah disatukan dengan banyaknya tangan masyarakat
Muhammadiyah dalam menyangga gerakan Islam ini, Insya Allah akan melahirkan
karya amaliah yang luar biasa.

B. Muhammadiyah Sebagai Bagian Dari Pendiri NKRI


Muhammadiyah merupakan bagian dari pendiri NKRI, hal ini jelas dapat dilihat dari
lahirnya Organisasi Islam yang berdiri sebagai plopor kebangkitan Islam di Indonesia
sejaktahun 1912. Dalam Muhammadiyah sendiri banyak organisasi yang dibentuk untuk
membangun bangsa ini mulai dari masalah keagamaan, pendidikan dan sosial. Salah satu
cotoh dari organisasi kemuhammadiyahan ini yaitu terobosan baru dalam bidang pendidikan
dengan mengadopsi pendidikan berbasis Belanda namun masih berdasarkan pada Islam yang
pada saat itu masih dianggap asing bagi masyarakat di Kauman.

Selain itu kelahiran Muhammadiyah memberikan corak spirit dan cita-cita untuk
perkembangan zaman yang lebih baik sesuai dengan paham Islam yang sesungguhnya.
Adapun sesungguhnya tujuan dari gerakan Muhammadiyah ini yaitu perjuangan untuk

5
kesejahteraan bersama (masyarakat) berdasarkan pada tuntunan Al- Qur’an dan As- Sunnah,
hal inilah yang menjadikan Muhammadiyah menjadi salah satu pendiri dari NKRI karena
cita-cita Muhammadiyah dan Kebangsaan Indonesia ini sama yaitu untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat Indonesia.

Seseorang atau sebuah organisasi yang ikut serta dalam membangun dan mendirikan
NKRI merupakan sebuah kesadaran diri ingin membangun bangsa ini dengan mewujudkan
masa depan bersama dalam sebuah negara yang besar.

Umat Islam Indonesia melalui partai-partai Islam telah terlibat aktif dalam proses
politik. Ini berati penerimaan pada demokrasi tidak lagi menjadi masalah alias sudah final.
Selama ini tokoh- tokoh Organisasi Islam seperti NU, Muhammadiyah, Persis, dan lain- lain
telah dapat bekerja sama dengan pemerintah. Ini menunjukan bahwa demokrasi menjadi
instrument politik bangsa ini untuk mewadahi aspiras- aspirasi politik yang terus
berkembang, dengan demokrasi memungkinkan terjadinya kesepakatan- kesepakatan politik
dicapai guna menjadi keberlanjutan bangsa ini alam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Muhammadiyah merupakan gerakan Islam yang memiliki ideologi yang sama


dengan cita-cita Indonesia, yakni seperangkat paham tentang kehidupan dan strategi
perjuangan untuk mewujudkan cita- cita Bangsa, salah satu Ideologi Muhammadiyah yaitu
ajaran atau ilmu pengetahuan yang secara sistematis dan menyeluruh membahas mengenai
gagasan, cara- cara, angan-angan, atau gambaran dalam pikiran untuk mendapatkan
keyakinan mengenai hidup dan kehidupan yang benar dan tepat berdasarkan tuntunan Al-
Qur’an dan As- Sunnah,[6] salah satu ideologi ini sama halnya dengan tujuan/ cita- cita
bangsa yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan menciptakan keadilan dan kesejahtraan
bagi rakyat Indonesia yang berdasarkan pada tuntunan agama.

Meskipun Muhammadiyah telah menetapkan visinya tentang masyarakat ideal,


namun Muhammadiyah tidak memiliki niat untuk mendirikan negara Islam
Indonesia.Muhammadiyah harus memegang teguh kerangka NKRI dalam konteks
nasionalisme karena beberapa alasan:

1. Muhammadiyah menginginkan kesejahteraan umat (maslahah ummah) sebagai tujuan


utama perjuangan politik Muhammadiyah sebagai partai politik.

2. Muhammadiyah sangat menyadari bahwa gerakan globalisasi mengandung “agenda


baru atau tersembunyi dari para pendukungnya, sehingga Muhammadiyah harus
membangun konsep negara demi kedaulatan negara, bangsa dan wilayah, dan untuk
membentengi negara dari intervensi negara lain sebagai akibat dari ketidakadilan global.

6
C. Tanggungjawab Muhammadiyah Terhadap NKRI
Sebagai bagian terbesar dari Negara Keatuan Republik Iondonesia (NKRI) dan
sebagai salah satu pendirinya, Muhammadiyah merasa punya tanggugjawab. Bagi
Muhammadiyah, penunaian tanggung jawab ini adalah refleksi keimanan dan sekaligus
komitmen kebangsaan. Dan komitmen ini telah dibuktikan oleh Muhammadiyah dengan
ikut andil dalam memajukan kebudayaan dan peradaban pada bangsa ini.

Faktanya dalam segala aspek kehidupan, baik Kehidupan Beragama, Berbangasa


dan Bernegara, Muhammadiyah Telah hadir sebagai Agen Pembaharuan.[8]

Tanggungjawab Muhammadiyah terhadap NKRI dilakukan melalui dengan


memberikan pencerahan, dengan melakukan gerakan pencerdasan dengan mendirikan
sekolah-sekolah seperti SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi diseluruh Indonesia,
peningkatan kualitas kesehatan dengan mendirikan rumah sakit, dan kehidupan sosial serta
pemberdayaan tarap klehidupan ekonomi masyarakat dengan membuat amal-amal usaha
sebagai lapangan pekerjaan bagi warga yang membutuhkan.

Munir Mughni dalam Muhammadiyah Pintu Gerbang Protestanisme


meungungkapkan bahwa kyai Ahmad Dahlan adalah sosok yang memiliki etika populis
yang sangat peduli pada nasib rakyat yang miskin dan menderita, kyai Ahmad Dahlan
membangun rumah sakit dan membuka sekolah-sekolah yang kesemuanya untuk orang
miskin. Dokter-dokter yang bekerja dirumah sakit tidak hanya berasal dari pribumi sendiri
namun juga dokter-dokter kebangsaan Belanda yang beragama Katolik. Gerakan yang
dilakukan kyai Ahmad Dahlan pada bidang sosial untuk kemajuan Indonesia tanpa
memandang ras, keturunan, bahkan agama apapun.[9]

Dari ungkapan tersebut, dapat kita ketahui bahwa demi kemajuan dan kedaulatan
NKRI, Muhammadiyah melakukan dan membangun banyak infrastruktur yang berguna
untuk masryarakat. Hal ini merupakan bentuk tanggungjawab Muhammadiyah terhadap
NKRI. Muhammmadiyah menjadi sebagai karakteristik moral power yang selalu menjadi
teladan, pelindung, pengayom dan penyelamat bagi masa depan bangsa, negara, agama,
dan umat manusia.

D. Bentuk atau Model Peran Kebangsaan Muhammadiyah


Bentuk atau model Muhammadiyah dikenal sebagai sebuah organisasi Islam yang
yang didalamnya berisikan tentang pembaharuan dalam bidang Keyakian dan Kepribadian
masyarakat tentang nilai-nilai kehidupan yang dianut masyarakat berdasarkan budaya
bangsa.

Adapun peran dari model Muhammadiyah yaitu untuk merubah moral dan karakter
dari bangsa Indonesia yang beragam dengan pembinaan terhadap masyarakat. Selain itu,
peran Muhammadiyah dalam merubah bangsa Indonesia menjadi lebih baik yaitu dengan
7
dengan dibangunnya infrastruktur bagi kepentingan masyarakat baik dalam bidang
pendidikan, kesehatan, sosial dan lain-lain dengan dibangunnya sekolah- sekolah dan
yayasan lainnya. Bentuk dan model Muhammadiyah pada umumnya mengacu pada
kesejahteraan bangsa sesuai dengan dasar-dasar atau pedoman garis perjuangan
Muhammadiyah yaitu menyebarkan dakwah amal ma’ruf nahi munkar atau menyeruh pada
kebaikan.

Adapun bentuk dan model organisasi Muhammadiyah yaitu bersifat impersonal


atau institusional, bukan sekedar himpunan orang-perorangan yang bersifat kelembagaan.
Keunggulan Muhammadiyah terletak pada gerakan melalui organisasi. Organisasi
Muhammadiyah merupakan sebuah instrumen fisik organisasi (body of structure) yang
didalamnya terkandung nilai-nilai dasar, norma, dan strategi perjuangan untuk mencapai
tujuan yakni terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Dalam kiprahnya, Muhammadiyah dituntut untuk meneguhkan dan merevitalisasi


gerakannya keseluruh lapangan kehidupan dengan melakukan pembaharuan sehingga
sesuai dengan Keyakinan dan Kepribadian sebagai pilar kekuatan gerakan pencerahan
peradaban diberbagai lingkungan kehidupan.

Sebagai organisasi Islam, tugas Muhammadiyah yaitu sebagai pelopor nilai-nilai


demokrasi Islam. Karena Islam dan demokrasi memiliki nilai-nilai yang sama yaitu
mengembangkan humanisme, pemerintah yang bersih dan bertanggung jawab, penegakan
supermasi hukum, kesetaraan, keadilan, dan kesejahteraan sosial.

Sebagai salah satu ormas Islam modernis terbesar di Indonesia tujuan dari
organisasi Muhammadiyah yaitu bukan hanya memurnikan ajaran-ajaran Islam namun juga
sebagai gerakan pembaharuan untuk kepentingan bangsa serta memperkuat demokrasi
untuk mewujudkan kepastian hukum dan kerukunan antar umat beragama.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan :
8
1. Khittah mengandung “Garis Strategi Perjuangan” yang merupakan aspek atau unsur dari
Ideologi Muhammadiyah. Selain itu, khittah juga mengandung arti sebagai pemikiran
perjuangan yang merupakan tuntunan, pedoman, dan akan kemana arah perjuangan
tersebut. Sehingga dalam hal ini, khittah mempunyai arti yang penting karena merupakan
sebuah landasan pemikiran bagi setiap pemimpin dan yang menjadi anggota
muhammadiyah. Garis-garis perjuangan muhammadiyan yang telah ditetapkan tidak
boleh menyimpang atau bertentangan dari atau dengan asas dan tujuan yang telah disusun
oleh muhammadiyah.

2. Muhammadiyah merupakan bagian dari pendiri NKRI, hal ini jelas dapat dilihat dari
lahirnya Organisasi Islam yang berdiri sebagai plopor kebangkitan Islam di Indonesia
sejaktahun 1912. Dalam Muhammadiyah sendiri banyak organisasi yang dibentuk untuk
membangun bangsa ini mulai dari masalah keagamaan, pendidikan dan sosial.

3. Tanggungjawab Muhammadiyah terhadap NKRI dilakukan melalui dengan memberikan


pencerahan, dengan melakukan gerakan pencerdasan dengan mendirikan sekolah-sekolah
seperti SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi diseluruh Indonesia, peningkatan kualitas
kesehatan dengan mendirikan rumah sakit, dan kehidupan sosial serta pemberdayaan
tarap klehidupan ekonomi masyarakat dengan membuat amal-amal usaha sebagai
lapangan pekerjaan bagi warga yang membutuhkan.

4. Bentuk dan model organisasi Muhammadiyah yaitu bersifat impersonal atau institusional,
bukan sekedar himpunan orang-perorangan yang bersifat kelembagaan. Keunggulan
Muhammadiyah terletak pada gerakan melalui organisasi. Organisasi Muhammadiyah
merupakan sebuah instrumen fisik organisasi (body of structure) yang didalamnya
terkandung nilai-nilai dasar, norma, dan strategi perjuangan untuk mencapai tujuan yakni
terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya,

B. SARAN-SARAN
Adapun saran yang dapat kami sampaikan adalah kita sebagai warga Muhammadiyah
hendaknya mengetahui dan memahami Khittah Muhammadiyah dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara agar kita tidak menyimpang dari garis perjuangan yang telah
ditetapkan. Selain itu, kita juga harus mengetahui dan memahami Muhammadiyah
merupakan bagian dari pendiri NKRI dan memiliki sebuah tanggungjawab terhadap NKRI
serta memiliki bentuk/ model peran kebangsaan dalam Muhammadiyah.

9
DAFTAR PUSTAKA

Akhsrullah. 2015. Khittah Perjuangan Muhammadiyah. Makassar: Pdf

Fahrudin, Fuad. 2006. Agama dan Pendidikan Demokrasi. Yogyakarta: INSEP

Hambali, Hamdan. 2006. ideologi dan strategi muhammadiyah. Yogyakarta: Suara


Muhammadiyah.

Julijanto, Muhammad. 2015. Agama Agenda Demokrasi Dan Perubahan Sosial. Yogyakarta:
DEEPUBLISH
10
Mas, Subhan. 2005. Muhammadiyah Pintu Gerbang Protestanisme. Mojokerto: CV. Al-Hikmah.

Nashir, Haedar. 2015. Memahami Ideologi Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.

Rosyid, Wahyu rosyid. 2011. Peran Muhammadiyah Sebagai Gerakan Pembaharuan Dalam
Mencerahkan Indonesia. Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Isman Gusman. Satu Abad dan Peran Kebangsaan Muhammadiyah. 2012

http://www.irmangusman.com/satu-abad-dan-peran-kebangsaan-muhammadiyah/ (diakses, 08
mei 2015).

[1] http://www.irmangusman.com/satu-abad-dan-peran-kebangsaan-muhammadiyah/ (diakses,


08 mei 2015)

11

Anda mungkin juga menyukai